TOKOH PEMBAHARU MESIR
A.
MUHAMMAD
ABDUH
Nama
lengkapnya adalah Muhamad Abduh bin Hasan Khair Ullah. Lahir di desa Mahallat
Nashr, Gharbiyah, Mesir tahun 1625 H/1849 M. Ayahnya bernama Abduh Khair Allah,
keurunan Turki dan ibunya adalah keturunan Umar ibnul Khatab.
Sejak
kecil Muhammad Abduh didiik oleh ayahnya sendirti. Dan karena kecerdasannya ia
mampu menghafal al-Qur’an kurang dari 3 tahun. Pada umur 14 tahun ia dikirim ke
Thanta untuk belajar bahasa Arab, fiqih, al-Qur’an di sebuah lembaga pendidikan
milik Al-Ahzar. Setelah 2 tahun dia pulang karena merasa bosan karena sistem
belajarnya hanya menghafal tidak memberikan kebebasan berfikir pada murid.
Setelah
menikah pada usia 17 tahun dia disuruh belajar kembali oleh ayahnya. Dia
kembali ke Thanta tapi singgah dulu ke pamannya Syekh Darwisy Khadr untuk
belajar tasawuf. Setelah tiga bulan di Thanta dia pergi ke Al-Ahzar untuk
belajar. Tapi dia kecewa karena metode belajarnya sama dengan di Thanta. Lalu
dia belajar di luar kampus kepada Syekh Hasan at-Tawil. Disini ia belajar
filsafat, matematika dan logika.
Ia
menjadi guru di Al-Ahzar. Dan ia yang pertama melakukan gebrakan perubahan
untuk Al-Ahzar. Menurutnya Al-Ahzar harus berbenah. Mulai dari administrasi dan
pendidikan di dalamnya, termasuk perluasan kurikulum, yang mencangkup ilmu
modern, sehingga Al-Ahzar dapat berdiri menjadi mercusuar dan pelita bagi kaum
muslim modern.
Ia
terpengaruh oleh Jamaluddin al-Afghani. Baginya beliau telah membukakan dunia Islam
di hadapannya, serta masalahnya di zaman modern. Dan beliau yang mendorong Muhammad
Abduh untuk menerbitkan majalah Al-Urwah at-Wutsqa
di Paris sebagai media dakwah mereka. Muhammad Abduh belajar filsafat, ilmu
kalam, ilmu pasti dan ilmu pengetahuan lainnya. Metode diskusi sangat menarik
minatnya.
Sebagai
ulama yang berpengaruh, dia menganjurkan dan membuka pintu ijtihad yang telah
lama dikunci. Meski banyak dikritik, ia tetap menyebarkan pemikiran
pembaruannya. Ia benci ulama fiqih yang hanya sibuk pada masalah furu’ tapi
lupa kepentingan utama umat. Ia berjuang keras melawan khurafat dan memurnikan
akidah.
Beliau
hidup pada masa umat Islam dijajah oleh bangsa Barat sehingga terpisah-pisah.
Disamping kalah dalam hal politik dan militer, pemikiran juga statis. Saat
itulah para pemikir Islam membangkitkan kembali umat Islam dalam berbagai sisi.
Diantaranya adalah jamaluddin al-Afghani.
Selain
sebagai pengajar di Al-Ahzar, Dar al-Ulum dan perguruan Khedevi. Ia juga pernah
menjadi mufti Mesir sebagai hakim agung. Ia selain mengelola majalah al-Urwah at-Wutsqa, ia juga menjadi
pemimpin redaksi koran Waqai al-Mishriyyah
milik pemerintah yang mengupas tentang sosial, politik, agama dan negara.
IDE PEMBAHARUAN
Ide pembaharuan teologisnya di dasari
tiga hal yaitu, kebebasan manusia dalam memilih perbuatan, kepercayaan yang
kuat terhadap Sunnatullah, dan fungsi akal yang sangat dominan dalam menggunakan
kebebasan. Ia menggunakan metode deduksi bahwa manusia adalah makhluk yang
bebas dalam menentukan perbuatannya. Tapi bukan kebebasan tanpa batas. Ada dua
hal yang mendasari perbuatan manusia:
1. Manusia
melakukan perbuatan dengan daya dan kemampuannya
2. Kekuasaan
Allah adalah tempat kembali semua yang terjadi.
Menurutnya
akal berperan penting dalam mencapai pengetahuan hakiki tentang iman. Akal
memiliki kemampuan yang sangat tinggi sehingga mampu mengetahui adanya Tuhan dan
sifat-sifat-Nya, adanya hidup di akhirat, kewajiban terhadap Tuhan, kebaikan
dan kejahatan, serta mengetahui kewajiban membuat hukum. Tapi akal masih
membutuhkan wahyu sebagai petunjuk hidup. Karena wahyu memiliki dua fungsi
utama yaitu menolong akal untuk mengetahui secara rinci mengenai kehidupan
akhirat, dan menguatkan akal agar mampu mendidik manusia untuk hidup secara
damai dalam lingkungan sosialnya.
Beliau
memiliki tiga prinsip dalam hal hukum, al-Quran sebagai sumber syariat,
memerangi taklid, dan berpegang kuat pada akal dalam memahami ayat-ayat Qur’an.
Syariat ada dua macam, pertama qat’i (pasti)
dan setiap muslim wajib mengetahui dan mengamalkan tanpa interprestasi dan
sudah tersebut dal al-Qur’an dan Hadits. Kedua zhanni (tidak pasti), yaitu lapangan ijtihad para mujtahid. Jadi
berbeda pandapat adalah wajar dan merupakan tabiat mnanusia. Orang yang
memiliki ilmu pengetahuan wajib berijtihad dan yang awam wajib bertanya kepada
yang mumpuni dalam hal agama.
Dia
pernah menyarankan para ulama fiqioh untukmembentuk tim tarjih terhadapa
pendapat ulam terdahulu yang bertugas memfilter danmengadakan reinterprestasi
terhadapnya. Bermahzab berarti mencontoh metode ber-istinbath huklum. Beliau
telah mengangkat citra islam dan kualitas umatnya dari keterpurukan dan
keterbelakangan. Ia adalah seoarang mujtahid dan mujadid pada masanya. Hasil
karyanya yang masih dinikmati sampai sekarang adalah risalah al tauhid.
Kumpuilan pidato, pikiran dan ceramahnya telah ditulis oelh muridnya Rasyid
Ridho, bertajuk tafsir al-manar. Beliau meninggal pada tahun 1905. Karyanya tersebar keseluruh pelosok negeri.
Di indonesia pemikirannya brepengaruh pada ormas muhammadiyyah.
B.
MUHAMMAD RASYID RIDHO
Nama
lengakapnya Muhammad Rasyid bnin Ali bin Muhammad syamsuddin lahir di desa
qalmun tripoli-syam, lebanon utar 18 oktober 1865 M. Sejak kecil sudah hafal
al-qur’an dan digembleng secara langsung
dalam ilmu keislaman, seperti tafsir, hadits, fiwqih, dan bahasa arab oleh para
syekh besar di di daerahnya.pendidikan dasar di madrasah al-wathaniyyah
al-islamiyyahdi ntripoli syam dan melanjutkan di beirut sampai meraih gelar
al-alimiyyah.
Sejak
membaca kitab ihya’ ulumuddin karangan al-ghazali ia bhudup dam dunia sufi dan
menganut tarekat naqsabandiyyah. Tapi pada umur 28 tahun ketika tanpa sengaja
menemukan majalah al-urwah at-wutsqa
milik jamaluddin dan muhamad abduh yang concern membangkitkan spirit
modernisasasi pemikiran dan revivalisasi peradaban islam yang tangah tiarap di
koleksi buku ayhnya pemikiran dan pemahamannya tentang islam berubah drastis.
Ia
menjadi sadar bahwa islam tidak hanya berkutat dalam hal rohani, tapi
menyeimbangkan antara duniawi dan ukhrawi, raqsional, dan sangat konsen dalam
mengembangakan peradaban umatnya. Islam diturunkan untyuk jesejahteraan manusia
dan mempersiapkan menusia sebagai khalifah allah yang bertanggung awab
mewujudkan kemakmuran, keadilan, dan kesejahteraan bagi seluruh umat mnausia.
Setelah
jamaluddin wafat tahun 1897, rasyid ridho pergi mesir yuntuk berguru kepada
muhammad abduh. Dengan pertimbangan selain m. Abduh sebagai lokomotif
modernisasi dan reformasi pemikiran islam juga mesir sat kityu dipandang
sebagai ranah untuk mewujudkan ide pembaruan islam eperti yang dipikirkannya.
Setelah
mengabdikan dirinya puluhan tahun demi tecerahkannya umat islam, ia wafat dalam
prjalanan dari suez ke kairo dan dimakamkan di sebelah pemakanaman gurunya
muhammad abduh.
PERJUANGANNYA
Kedatangannya ke mesir membawa
obsesi dam misi besar untuk memajukan peradaban islam. Sesampainya di mesir dia
langsung menyampaikan maksudnya untuk menjadi murid kepada muhammad abduh.
Tidak hanya itu dia langsung menyodorkan proposal aksi dari gerakan modernisasi
dan revivalisasi peradaban yang ingi direalisasikannya bersama sang guru. Di
mesir dia langsung menjadi juru bisara dan figur sentral pada madrasah
pembaharuan muhammad abduh.
Rasyid rdho kemudian memajukan
sarana sebagai ujung tombak perjuangannya kepada muhammad abduh berupa majalah
al-manar. Majalah ini yang nantimnya akan meyuarakan modrnisasi pemikiran islam
sehingga lepas dari kemujudan sekaligus sikap taklid buta terhadap peradaban
barat.
Dia juga yang pertama memotivasi
muhammad abduh untuk menafsirkan alquran kepada khalayak umum dengan metode saperti
ia menulis di majalah urwah at-wutsqa. Kenudian kajiannya berlangsung di masjid
al-ahzar sampai wafatnya dan telah menyelesaikan hingga ayat 125 surat
an-nissa’. Selama itu rasyid ridho mencatat pejelasan-penjelasan dari sang
guru, dan ia tambahkan dengan uraiannari pemikirannya sendiri. Catatan-catatan
itu trelebih dahulu dikoreksi gurunya lalu dipublikasikan dalm majalah al-maar.
Setelah muhammad abduh rasyiud ridho
menambah luas ranah perjuangaanya seirin perkembangan dinamika sosialpolotik
pada masanya. Dan dia lebih beroriantasi pada bidang politik. Ia mulai banyak
menulis tentang masalah khilafah, hubungan turki-arab, intervensi kolonial
barat di dunia arab dan zionisme yang mengancam dunia arab umumnya dan
palestina. Bahkan ia juga menjadi ketua parlemen suriah hingga masuknya
perancis tahun 1920. Ia juga pengagas uutama konferensi ulama se-dunia tentang
revivalisasi kekhilafahan islam pasca runtuhnya khilafah turkiusmani.
Selain
sebagai ulama dai, dan pendidik yang dikenal dalam ilmunya, terutama bidang
tafsir, hadits, sastara, dan sejarah, ia juga penulis yang produktif dan
politikus yang andal.
MAJALAH
AL-MANAR DAN TAFSIR AL-MANAR
Hasil karyanya memang banyak
tapiyahng paling trkenal adalah majalah al-manar dan tafsir al-manar yang
diantara keduanya bagai dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan dengan sang
mujaddid ketika seseorang bicara tentang modernisasi dan reformasi abad 20.
Majalah al-manar adlah mimbar bagi
pemikiran rasyid ridho, muhammad abduh dan pemikir modern lainya sampai empatdasa
warsa. Pertama terbit tahun 17 maret i898 pasca wafatnya al-afghani dalm koran
mingguan lalu berubah menjadi majah bulanan mulai tahun kedua. Misi besar yang
ingin direalisasikan maajalah al-manar dapat dirangkum sebagai berikut:
1. Menyebarluaskan
luaskan risalah dan paham pembaharuan pemikiran keagamaan ke seluruh penjuru
dunia
2. Mengembangkan
metode hidup moderat yang menentang sikap jumud trhadap warisan ulama masa
lampau di satu sisi serta pengekoran buta terjhadap pradaban barat
3. Menerbitkan
ualang artikel yang ernah dimuat di makjalah urwah at-wutsqa
4. Pembebasan
akal dari belenggau taklid
5. Purifikasi
akidah dari segala bentuk praktek yang berbau syirik, bid’ah dan khurafat
6. Membunikan
metode baru dalam menafsirkan al-quan
7. Membentengi
syariat, bahasa arab, dan ilmu islam lainnya dari serangan luar
8. Menyebarkan
fatwa yang menyeimbangkan nash dengan realitas
9. Memahamkan
umat perbedaan antara ajaran agama dengan adat atau kebiasaan
10. Mempertahankan
persatuan dan kesatuan umat sekalipun berbeda bangsa, aliran danmahzab maupaun
tempat tinggal dan mendukung kekhalifahan turki usmani
11. Membendung
misi kristenisasi
12. Membangkitkan
waspada umat terhadap pengekoran buta bangsa arab
13. Penekanan
pada pentingnya metode gradual dalam melakukan proses modernisasi dan reformasi
Tafsir
al-manar merupakan karya yang merefleksikan pandangan progesifnya dalam
memahamial-qur’an yang menjadi samdaran utama menuju revivalisasi umat.ide
modernisasinya dapat diamati dengan interaksinya dengan ayat-ayat kitab suci
ini.
Tafsir
yang ia lakukan hanya sampai spertiga al-qur’an yaitu pada ayat 101 surat yusuf
karena ia wafat. Kemudia penafsiara dilanjutkanoleh syeikh bahjat al-baithar
dan diterbitkan tetap dengan nama rasyid ridho.
Tafsir
yang digunakan dalam tafsir al-manar ini belum pernah digunakan oleh para
muffasir sebelumnya. Secara umum metodeny sebagai berikut:
1. Tidak
terikat pada pendapat-pendaoat ulam asebelumnya
2. Menggunakan
bahasa sederha dan mujdah dipahami namun tetap memelihara keindahan struktur
kalimat dan diiringi uapaya penyinngkapan ketelitian redaksi yang
dipergunakannya
3. Menjadikan
al-qur’an sebagai hakim atau dasardalam melahirkan berbagai ketentuan
daambidang akidah, fiqih, dan bukan sebaliknya
4. Menghindari
perincian yang mendetail terhadap hal-hal yang sudah dianggap memasuki wilayah
mubhamat()masalah yang tidak diuraikan secara rinci dalm al-qur’an dan hadits).
Menurutnya tidak dirincinya secara detail karena perinciannya tidak penting dan
dapat menghambat target utama yaitu memberi petunjuk
5. Menghindari
riwayat –riwayat israiliyyah dalam penafsiran, terutama tentang kisah nabi dan
umat terdahulu
6. Banyak
menjelaskan sunnatullah yang telah digariskan bagi manusia, khusunya aspek
sosial dan alam semesta yang dapat menyadarkan manusia untuk kembali kepada
ajaran allah. Penilis juga memaparkan berbagai undangundag sosial dan faktor
kemajuan maupu kemunduran yang berlaku secara umum terhadap seluruh umat dan
bangsa
7. Membantah
berbagai keraguan dari musuh islam terhadap ajaran al-qur’an dan as-sunnah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar