Sabtu, 04 Mei 2013

TAHAPAN PERKEMBANGAN INDIVIDU



TAHAPAN PERKEMBANGAN INDIVIDU
BAB I
PENDAHULUAN

I.I Latar belakang
Masalah moral merupakan masalah yang sekarang ini sangat banyak meminta perhatian, terutama bagi para pendidik, ulama, pemuka masyarakat dan para orang tua. Tidak henti-hentinya kita mendengar berita tentang tindakan kriminalitas yang dilakukan oleh anak-anak, seperti yang terjadi di beberapa daerah yang hampir setiap minggu diberitakan di berbagai media, baik media cetak maupun elektronik. Bagi warga Ibukota bukan suatu hal yang aneh apabila mendengar atau melihat anak-anak sekolah melakukan tawuran yang tidak sedikit menimbulkan sejumlah korban.
            Pendidikan dalam hal ini diartikan secara luas, yaitu sebagai upaya untuk mentransformasikan nilai-nilai, sikap, pengetahuan dan keterampilan tertentu dari generasi sebelumnya kepada generasi berikutnya. Pendidikan merupakan alat strategis untuk membentuk dan mengembangkan nilai, sikap dan moral dari generasi sebelumnya kepada generasi berikutnya. Adapun moral sama dengan etika, atau kesusilaan yang diciptakan oleh akal, adat dan agama, yang memberikan norma tentang bagaimana kita harus hidup. Moral dapat diukur secara subyektif dan obyektif. Kata hati atau hati nurani memberikan ukuran yang subyektif, adapun norma memberikan ukuran yang obyektif.
Anak berhadapan dengan berbagai tipe manusia, tutur kata, gaya hidup, dan tingkah laku moral yang bervariasi. Pola kehidupan masyarakat semakin cenderung individualis, dengan kontrol sosial yang relatif luas. Munculah fenomena baru sebagai model bagi anak yaitu teman sepermainannya, atau tokoh-tokoh serial televisi. Demikian upaya untuk membina ketahanan moral menjadi sesuatu yang tidak dapat ditunda. Ketahanan moral dalam hal ini selain harus bersifat defensif hendaknya juga bersifat generatif. Generatif mengandung arti bahwa seorang anak harus mampu menumbuhkan dan mengembangkan ketahanan moralnya sendiri dari dalam, dari keyakinannya pada prinsip-prinsip ajaran llahi, akal pikirannya dan tradisi yang dijunjung tinggi


I.2 Fokus Pembahasan
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan tahapan perkembangan individu, dapat dirumuskan sebagai berikut
1. Pengertian fase perkembangan
2. Kriteria Penahapan Perkembangan Individu Perkembangan manusia
3. Tugas-tugas Perkembangan Individu
4. Hukum- hukum perkembangan individu
























BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pengertian fase perkembangan
Makna perkembangan pada seorang anak adalah terjadinya perubahan yang besifat terus nenerus dari keadaan sederhana ke keadaan yang lebih lengkap, lebih komleks dan lebih berdiferensiasi.[1] Jadi berbicara soal perkembangan anak yang dibicarakan adalah perubahan.
Dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan tentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola tingkah laku tertentu yang lazim terjadi pada manusia normal. Di samping itu, hal-hal lain yang juga menimbulkan tugas-tugas perkembangan yaitu:
a.       Karena adanya kematangan fisik tertentu pada fase perkembangan tertentu
b.      Karena adanya dorongan cita-cita psikologi manusia yang sedang berkembang itu sendiri
c.       Karena adanya tuntutan kultural masyarakat sekitar
Tahap perkembangan berdasarkan psikologi para ahli yang menggunakan aspek psikologi sebagai landasan dalam menganalisis tahap perkembangan, mencari pengalaman-pengalaman psikologis mana yang khas bagi individu pada umumnya dapat digunakan sebagai masa perpindahan dari fase yang ada ke fase yang lain. Dalam pekembangannya para ahli berpendapat bahwa dalam perkembangan pada umumnya individu mengalami masa-masa kegoncangan. Apabila perkembangan itu dapat dilukiskan sebagai proses evaluasi, maka pada masa kegoncangan itu evaluasi berubah menjadi revolusi. Kegoncangan psikis itu dialami hamper semua orang, karena itu dapat digunakan sebagai perpindahan darimasa satu kemasa yang lain dalam proses perkembangan.
Oswald Kroc mendasarkan pembagian masa perkembangan pada krisis-krisis atau kegoncangan-kegoncangan yang dialami anak dalam proses perkembangannya, yang disebutnya dengan dengan istilah Trotz periode.
Menurutnya sepanjang kehidupan ini terdapat tiga kali masa Trotz yaitu :
a.       Trotz – periode I, anak mengalami masa krisis pertama ketika ia berusia 3 – 5 tahun, masa ini disebut juga asa anak-anak awal.
b.      Trotz – periode II, anak mengalami masa krisis kedua ketika ia berusia 11 – 12 tahun, masa ini termasuk masa kerahasiaan bersekolah.
c.       Trotz – periode III, terjadi pada akhir masa remaja dan lebih tepat disebut dengan masa kematangan diri pada masa kritis.
 Sifat-sifat anak Trotz ini adalah meraja-raja, egosentris, keras kepala, pembangkang dan sebagainya. Hal itu mereka lakukan dengan tujuan memperoleh kebebasan dan perhatian. Memperhatikan periodesasi yang dikemukakan para ahli diatas baik dari segi biologi, didaktis maupun psikologis, maka dalam makalah ini ditulis urutan-urutan periodesasi sebagai berikut :
1. Masa intra – uterin (masa dalam kandungan) dan masa bayi
2. Masa anak kecil
3. Masa anak sekolah
4. Masa remaja
5. Masa dewasa
II.2  Kriteria Penahapan Perkembangan Individu Perkembangan manusia
Sejak konsepsi sampai masa prosesnya terjadi secara bertahap melalui berbagai tahapan perkembangan, dimana dalam setiap tahapan perkembangan ditandai dengan bentuk kehidupan tertentu yang berbeda dengan fase sebelum dan sesudahnya. Untuk memudahkan kita memahami tahapan perkembangan tersebut Ellizabeth Hurlock secara lengkap telah membagi tahapan perkembangan manusia dalam sepuluh tahapan atau masa perkembangan, yaitu:
a.       Masa sebelum lahir (Prenatal) selama 280 hari
b.      Masa bayi baru lahir (new born) 0 – 2 minggu
c.       Masa bayi ( baby hood ) 2 minggu – 2 tahun
d.      Masa kanak-kanak awal (early childhood) 2 – 6 tahun
e.       Masa kanak-kanak akhir (later childhood) 6– 12 tahun
f.       Masa puber (puberty) 12 – 16 tahun
g.      Masa remaja (adolescence) 16 – 21 tahun
h.      Masa dewasa awal (early adulthood) 21– 40 tahun
i.        Masa dewasa madya (middle adulthood) 40 – 60 tahun
j.        Masa usia lanjut (later adulthood) 60 tahun
Dari pembagian tahapan perkembangan diatas berarti bahwa proses pertumbuhan dan perkembangan anak itu berlangsung sejak masa prenatal sampai anak selesai remaja.
II.3  Tugas-tugas Perkembangan Individu (kebiasaan)
Tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada setiap tahapan atau periode kehidupan tertentu. Apabila ia berhasil ia mencapainya maka ia bahagia, tetapi sebaliknya apabila ia gagal akan kecewa dan dicela oleh orang tua atau masyarakatnya serta proses perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan. Menurut Robert Y.Havighust, tokoh yang merumuskan konsep ini mengemukakan banwa yang menjadi sumber dari pada tugas-tugas perkembangan tersebut adalah kematangan fisik, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai-nilai serta aspirasi individu.
 Pembagian tugas-tugas pekembangan serta masing-masing fase atau tahapan adalah sebagai berikut :
1.      Masa bayi dan anak kecil untuk belajar berjalan untuk belajar makan makanan padat untuk belajar berbicara, untuk pelajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh, untuk mencapai stabilitas fisiologi untuk belajar kontak perasaan dengan orang tua, keluarga dan orang-orang luar, untuk belajar mengetahui mana yang benar dan masa yang salah serta mengembangkan kata hati.
2.      Masa anak sekolah untuk belajar ketangkasan, untuk pembentukan sikap yang sehat terhadap diri sendiri sebagai organisme yang sedang tumbuh. Untuk belajar bergaul yang bersahabat dengan anak-anak sebaya, untuk belajar peran jenis kelamin, untuk mengembangkan dasar-dasar kecakapan membaca, menulis dan berhitung, untuk mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan guna keperluan kehidupan sehari-hari. Untuk mengembangkan kata hati moralitas dan skala nilai-nilai. Untuk belajar membebaskan ketergantungan diri dan mengembangkan sikap sehat terhadap kelompok dan lembaga-lembaga.
3.      Masa remaja untuk menerima keadaan jasmaniah dan menggunakannya secara efektif, untuk menerima peranan social jenis kelamin sebagai pria atau wanita, untuk menginginkan dan mencapai perilaku social yang bertanggung jawab social, untuk mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya, untuk belajar bergaul dengan kelompok anak-anak wanita dan anak-anak laki-laki, untuk perkembangan skala nilai untuk secara sadar mengembangkan gambaran dunia yang lebih akurat untuk persiapan mandiri secara ekonomi dan pemilihan dan latihan jabatan untuk mempersiapkan perkawinan dan keluarga Setiap perkembangan manusia berlangsung secara bertahap sejak konsepsi sampai mati. Agar setiap tugas perkembangan, anak dapat menyelesaikan setiap tugas perkembangan dengan baik diperlukan bantuan atau bimbingan yang lebih baik, diperlukan bantuan atau bimbingan yang lebih baik dari pihak pendidik. (orang tua dan guru) oleh karena itu setiap pendidik harus mengetahui tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan anak pada setiap tahap perkembangannya.
II.4 Hukum perkembangan
Bagaimana proses-proses perkembangan berlangsung, apakah berjalan dengan mulus saja, ataukan kadang-kadang terdapat krisis pada waktu-waktu tertentu, apakah ada percepatan-percepatan atau pengulangan-pengulangan, disinilah para ahli bermacam-macam tujuannya sehingga melahirkan berbagai acuan atau hukum-hukum perkembangan yang merupakan lawan dari fakta.
 Menurut Shamrock (1998), teori adalah a coherent set of ideas that help explain data and make predication. A theory contain hypothesis, assumption that can be tasted to determine their accuracy “ jadi sebenarnya teori adalah hipotesis yang belum terbukti atau spekulasi tentang kenyataan yang belum diketahui secara pasti sehingga perlu dikaji lebih lanjut untuk menentukan akurasinya. Apabila dalam pengujian materi itu ternyata benar, maka ia menjadi fakta, setidaknya-tidaknya ada dua peranan penting dari teori perkembangan.[2]yaitu :
a.       Mengorganisir dan memberimakna terhadap fakta-fakta atau gejala-gejala perkembangan
b.      Memberikan pedoman dalam melakukan penelitian dan menghasilkan informasi baru.
Hukum bertahan dan berkembang sendiri teori dan hukum perkembangan itu antara lain adalah :
a.       Dorongan bertahan yang bertujuan untuk memelihara atau mempertahankan diri agar tepat survival.
b.      Dorongan untuk bekembang sendiri, yang bertujuan untuk berkembang sendiri untuk mencari kepandaian, pengalaman, atau pengetahuan baru, yang terlihat dalam tingkah laku konservasi dan bermain.
Kedua dorongan tersebut selalu bekerja sama dalam menggerakkan anak menjalin perkembangannya.
Hukum tempo perkembangan anak satu dengan anak yang lainnya berbeda-beda. Ada yang tingkat perkembangannya serba cepat (cepat merangkak, cepat belajar berjalan,cepat berbicara dan lain-lain) sementara da pula anak yang Nampak selalu lambat dalam mencapai kemampuan-kemampuan tersebut. Cepat atau lambatnya perkembangan anak disamping potensi yang dibawanya sejak lahir, kesehatan dan gizi ikut pula mempengaruhinya.
a)        Hukum sarana perkembangan
            Disamping perkembangan itu mempunyai temponya masing-masing, ada juga yang mempunyai irama tertentu. Berlangsungnya perkembangan fungsi-fungsi pada anak tidaklahs elalu berjalan lurus, teptapi berliku-liku, bisa melompat-lombatdan penuh kegoyangan, kadang-kadang kita saksikan seseorang anak dapat berjalan denganc epat, kemudian tertegun/terhenti, kemudian berlangsung lagi dengan cepat. Ada anak yang kelihatan cepat belajar berbicara dalam beberapa minggu, kemudian waktu-waktu berikutnya terhenti dan ketinggalan jika dibandingkan dengan teman-temannya. Irama perkembangan itu bukan saja berbeda dari anak yang satu degan anak yang lainnya, tetapi yang berbeda atau terjadi antara fungsi yang satu dengan fungsi yang lain pada diri seorang anak. Ada fungsi jasmaninya yang berkembang denga cepat tetapi juga aspek fungsi kejiwaan nampak berjalan dengan lambat. Hal ini dapat kita lihat pada seorang anak yang mulai belajar berjalan, akan kelihatan pada perkembangan berbicaranya agak terhenti, dan jika berjalan itu telah dikuasainya maka perkembangan berbicaranya kelihatan maju lagi dengan cepat. Disini jelas terdapat keadaan seperi seperti kejar-kejaran bagaikan gelombang, pada satu fungsi ada yang menaikkan dan pada fungsi yang lain ada yang terhenti atau turun.



b)  Hukum Masa Peka
Yang dimaksud dengan masa peka adalah suatu masa dimana suatu fungsi berada pada perkembangan yang baik dan pesat, jika dibandingkan dengan masa-masa lainnya. Setiap fungsi hanya mengalami sekali saja datanya masa peka. Oleh karena itu harus dilayani dan diberi kesempatan untuk berkembang dengan sebaik-baiknya. Hanya saja untuk mengetahui datangnya masa peka itu tidaklah mudah, kecuali apabila kita rajin memperhatikan perubahan tingkah laku anak setiap hari. Sebagai contoh : masa peka untuk berjalan umumnya pada tahun kedua, masa peka untuk menggambar pada tahun kelima, masa peka untuk perkembangan ingatan logis pada tahun 12 atau 13 dan sebagainya. Montessori pernah mengembangkan sistem pendidikan kearah penemuan masa peka pada anak didik. Di sekolah Montessori disediakan berbagai macam permainanan anak dan anak diberinya kebebasan memilih sendiri permainan yang dia sukai. Apabila minat anak Nampak kearah pada permainan tertentu, lalu dicari dan ditentukan bahwa anak tersebut sudah peka terhadap suatu fungsi.

















BAB III
ANALISIS MATERI

Setelah kita amati dalam tahapan perkembangan individu maka dapat diperoleh suatu analisis bahwa:
Dalam berbagai literatur kita dapati berbagai pendekatan dalam menentukan tahapan perkembangan individu, diantaranya adalah pendekatan didaktis. Dalam hal ini, tahapan perkembangan individu dengan menggunakan pendekatan didaktis, sebagai berikut :
Ø  Masa Usia Pra Sekolah
Masa Usia Pra Sekolah terbagi dua yaitu (1) Masa Vital dan (2) Masa Estetik[3]
1.      Masa Vital; pada masa ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Untuk masa belajar pada tahun pertama dalam kehidupan individu , Freud menyebutnya sebagai masa oral (mulut), karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan merupakan alat untuk melakukan eksplorasi dan belajar.Pada tahun kedua anak belajar berjalan sehingga anak belajar menguasai ruang, mulai dari yang paling dekat sampai dengan ruang yang jauh. Pada tahun kedua umunya terjadi pembiasaan terhadap kebersihan. Melalui latihan kebersihan, anak belajar mengendalikan impuls-impuls atau dorongan-dorongan yang datang dari dalam dirinya.
2.      Masa Estetik; dianggap sebagai masa perkembangan rasa keindahan. Anak bereksplorasi dan belajar melalui panca inderanya. Pada masa ini panca indera masih sangat peka.
Ø  Masa Usia Sekolah Dasar
Masa Usia Sekolah Dasar disebut juga masa intelektual, atau masa keserasian bersekolah pada umur 6-7 tahun anak dianggap sudah matang untuk memasuki sekolah. Masa Usia Sekolah Dasar terbagi dua, yaitu :
(a) masa kelas-kelas rendah dan
(b) masa kelas tinggi.
Ciri-ciri pada masa kelas-kelas rendah (6/7 – 9/10 tahun) :
a)   Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi.
b)   Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional.
c)   Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.
d)  Membandingkan dirinya dengan anak yang lain.
e)   Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.
Pada masa ini (terutama usia 6 – 8 tahun) anak menghendaki nilai angka rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
Ciri-ciri pada masa kelas-kelas tinggi (9/10-12/13 tahun) :
a)   Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.
b)  Amat realistik, rasa ingin tahu dan ingin belajar.
Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata pelajaran khusus sebagai mulai menonjolnya bakat-bakat khusus.
Sampai usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas usia ini pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya.
Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat mengenai prestasi sekolahnya.
Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam permainan itu mereka tidak terikat lagi dengan aturan permainan tradisional (yang sudah ada), mereka membuat peraturan sendiri.
Ø  Masa Usia Sekolah Menengah
Masa usia sekolah menengah bertepatan dengan masa remaja, yang terbagai ke dalam 3 bagian yaitu :
1.      Masa remaja awal; biasanya ditandai dengan sifat-sifat negatif, dalam jasmani dan mental, prestasi, serta sikap sosial,
2.      Masa remaja madya; pada masa ini mulai tumbuh dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya. Pada masa ini sebagai masa mencari sesuatu yang dipandang bernilai, pantas dijunjung dan dipuja.
3.      Masa remaja akhir; setelah remaja dapat menentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah tercapai masa remaja akhir dan telah terpenuhi tugas-tugas perkembangan pada masa remaja, yang akan memberikan dasar bagi memasuki masa berikutnya yaitu masa dewasa.
Ø  Masa Usia Kemahasiswaan (18-25 tahun)
Masa ini dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal atau dewasa madya, yang intinya pada masa ini merupakan pemantapan pendirian hidup.



























DAFTAR PUSTAKA

Desmita, Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006.
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. PT. Remaja Rosdakarya. 2005
Sarwo, Sarlito Wirawan. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta; Bulan Bintang, 1984.




[1] Brek, grow up of student.2003, hal:46
[2] Miller,1993
[3] Syamsu yusuf, Psikologi Pendidikan, 2008;word press.com

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK



PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengertian tumbuh berbeda dengan pengertian berkembang seringkali orang mempersepsikan keduanya dengan pengertian yang sama. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada material sesuatu yang ada sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan.perubahan kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi besar, dari sedikit menjadi banyak dan sebagainya. Tetapi hal ini sebenarnya tidak berarti bahwa pertumbuhan ini itu hanya berlaku pada hal-hal yang bersifat kuantitatif, karena tidak semuanya material itu bersifat kuantitatif
Perkembangan merupakan suatu perubahan. Perubahan ini tidak bersifat kuantitatif melainkan kualitatif. perkembangan tidak ditekankan pada segi material melainkan pada segi fungsional, dari uraian ini dapat diartikan bahwa perkembangan adalah perubahan kualitatif dari fungsi-fungsi, dimana perubahan fungsi-fungsi disini disebabkan oleh adanya proses pertumbuhan material yang memungkinkan adanya fungsi itu dan disamping itu disebabkan karena perubahan tingkah laku hasil belajar. Dengan demikian kita boleh merumuskan pengertian perkembangan sebagai perubahan kualitatif dari setiap fungsi kepribadian akibat dari pertumbuhan dan belajar.
B. Rumusan Permasalahan
  1. Apa pengertian pertumbuhan dan perkembangan?
  2. Apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan?
  3. Bagaimana fase-fase perkembangan Individu ?












BAB II

PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pertumbuhan
            Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada material sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantatif ini dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi besar, dari sedikit menjadi banyak dan sebagainya. Tetapi hal ini sebenarnya tidak berarti bahwa pertumbuhan ini itu hanya berlaku pada hal-hal yang bersifat kuantitatif, karena tidak semuanya material itu kuantitatif. Material dapat terdiri dari bahan-bahan kuantitatif seperti atom, sel, kromosom, molekul dan lain-lain. Material dapat pula terdiri dari kualitatif seperti kesan, keinginan, ide, gagasan nilai dan lain sebagainya. Jadi material itu dapat terdiri dari kualita ataupun kuantita. Kenyataan inilah yang yang barangkali membuat orang mengalami kesulitan dalam membedakan antara pertumbuhan dan perkembangan. Salah satu kelengahan orang adalah menyebut pertumbuhan material kualitatif sebagai perkembangan.[1]
            Dari uraian diatas dapat kita rumuskan arti pertumbuhan pribadi sebagai perubahan kuantitatif pada material pribadi sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Material pribadi seperti seperti : sel, kromosom, butir darah, rambut, lemak tulang, tidak dapat dikatakan berkembang melainkan tumbuh. Begitu juga material pribadi  seperti ; kesan, keinginan, ide, pengetahuan, nilai selama tidak dihubungkan dengan fungsinya tidak dapat dikatakan berkembang, melainkan tumbuh.
            Peristiwa pertumbuhan pribadi manusia bertolak dari peristiwa awal hereditas. Manusia terbentuk dari material yang lemah. Material yang dimaksudkan adalah material genetik. Pertumbuhan genetik manusia tidak jauh berbeda dengan pertumbuhan genetik hewan, karena keduanya merupakan organisme, setiap organisme tumbuh dari keadaan sederhana dengan satu sel tunggal menjadi banyak sel dan membentuk organisme yang bersusunan sangat kompleks. Pertumbuhan pada masing-masing individu dalam segi proses terdapat hal umum yang sama, tetapi dalam hal-hal yang khusus belum tentu sama.
1.            Hukum-hukum pertumbuhan
  1. Pertumbuhan adalah kuantitatif serta kualitatif.
Pertumbuhan mencakup dua aspek perubahan, yaitu perubahan kuantitatif dan perubahan kualitatif. Perubahan kuantitatif mencakup " devision" dan perbanyakan kromosom, sel-sel, penambahan jumlah seperti gigi, rambut pembesaran material jasmaniah. Hal yang demikian yang dinamakan sebagai "tumbuh". Disamping itu ada perubahan kualitatif yang mencakup penyempurnaan struktur fisiologis' penyiapan fungsi-fungsi pada setiap bagian tubuh dan sebagainya, dan kejadian semacam itu yang di sebut " bertumbuh".[2]
      Antara tumbuh dan bertumbuh terdapat perbedaan peristiwa namun keduanya terjadi secara sambung menyambung dan saling menunjang. Dengan demikian dalam pertumbuhan terjadi dua proses yang hampir bersamaan, yaitu proses pertumbuhan sendiri dan proses pematangan. Pertumbuhan dapat diamati misal dengan adanya penambahan besar tubuh, sedang pematangan dapat ditandai dengan adanya perubahan struktur tubuh beserta fungsi-fungsinya.
  1. Pertumbuhan Merupakan Suatu Proses Yang Berkesinambungan Dan Teratur
Pertumbuhan merupakan peristiwa yang berkesinambungan, mulai dari keadaan sederhana sampai pada keadaan yang kompleks. Dimana manusia tumbuh terus menerus melalui urutan-urutan yang teratur di dalam organismenya, misal pertumbuhan bayi yang awalnya lemah kemudian tumbuh menjadi orang yang kuat yang terjadi secara berkesinambungan dan berurutan. Sehingga hal itu menunjukkan bahwa pertumbuhan merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan teratur dan tentu saja pertumbuhan perlu dibantu dengan kegiatan latihan atau belajar.
  1. Tempo Pertumbuhan Tidak Sama
Urutan pertumbuhan tidak bergerak dalam waktu yang konstan, disamping itu indikator-indikator kematangan tidak muncul dalam saat-saat yang teratur, adakalanya pertumbuhan berlangsung dengan cepat namun adakalanya pertumbuhan berlangsung lambat.

  1. Taraf perkembangan berbagai aspek petumbuhan berbeda-beda.
Tidak semua aspek pertumbuhan seperti fungsi jasmani, bahasa dan kapasitas intelektual berkembang dengan taraf yang sama dalam waktu yang sama.
  1. Kecepatan Serta Pola Pertumbuhan Dapat Dimodifikasi Oleh Kondisi-Kondisi Dari  Dalam Maupun Dari Luar.
Meskipun dorongan untuk tumbuh adalah kuat dan meskipun pola-pola pertumbuhan adalah sudah tertentu pada semua pihak, namun kecepatan dan pola pertumbuhan dapat berubah tergantung kepada lingkungan yang menunjang kebutuhan dasar individu. Kondisi internal seperti gizi, aktivitas, istirahat tekanan kejiwaan, dan lain sebagainya sangat menentukan kecepatan pertumbuhan serta keterlibatan potensi-potensi pertumbuhan pada individu.
Lingkungan dimana individu hidup sangat mempengaruhi kecepatan dan keterlibatan potensi-potensi pertumbuhan pada individu. Apabila kondisi lingkungan eksternal adalah positif, maka pertumbuhan akan lebih cepat dan keterlibatan potensi-potensi pertumbuhan akan semakin luas.
  1. Masing-Masing Individu Tumbuh Dengan Caranya Sendiri
Tidak semua individu mengalami pertumbuhan dengan cara yang sama, ini terbukti, bahwa beberapa ada yang tinggi, beberapa yang lain pendek, ada yang gemuk ada pula yang kurus dan sebagainya.
Keunikan pertumbuhan pada asing-masing individu antara lain disebabkan
1.                  perbadaan kondisi lingkungan internal
2.                  perbedaan kondisi lingkungan eksternal
3.                  perbedaan materi hereditas
4.                  perbedaan aktifitas
5.                  perbedaan kondisi fisiologis seperti cacat fisik
6.                  perbedaan usia
7.                  perbedaan jenis kelamin dan
8.                  perbedaan hasil belajar

  1. Pertumbuhan Adalah Kompleks Dan Semua Aspeknya Saling Berhubungan
Banyak kegagalan yang dialami oleh para ahli dalam menemukan hubungan timbal balik dalam pertumbuhan individu yang disebabkan karena pertumbuhan sendiri merupakan suatu proses yang kompleks, sedangkan bebagai aspek yang menunjang pertumbuhan itu saling berhubungan. Kita tidak mungkin mengenal anak secara fisik tanpa dibarengi dengan pengenalan tentang apa yang difikir dan dirasakan oleh anak.
2.      Aspek-Aspek Yang Mempengaruhi Pertumbuhan
            Pertumbuhan yang menyangkut perubahan material dan struktur fisiologis, sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek tertentu yang mana aspek-aspek tersebut saling berhubungan.
Adapun aspek-aspek yang mempengaruhi pertumbuhan meliputi:[3]
  1. Anak Sebagai Keseluruhan
Anak sebagai keseluruhan tumbuh oleh kondisi dan interaksi Dari setiap aspek kepribadian yang ia miliki. Intelek anak berhubungan dengan kesehatan jasmaninya, dimana kesehatan jasmaninya juga dipengaruhi oleh emosi-emosinya, sedangkan emosi-emosinya dipengaruhi dan seterusnya, yang intinya pertumbuhan anak, baik fisik, intelektual, maupun sosial sangat ditentukan oleh latar belakang keluarganya, latar belakang pribadinya dan aktivitas sehari-hari.
  1. Umur Mental Anak Mempengaruhi Pertumbuhannya
Umur mental akan mempengaruhi kapasitas mentalnya, dimana kapasitas mental anak menentukan prestasi belajarnya, hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang erat antara prestasi belajar dan pertumbuhan atau tingkat kematangan anak.
  1. Permasalahan Tingkah Laku Berhubungan Dengan Pola-Pola Pertumbuhan
Pertumbuhan menimbulkan situasi-situasi tertentu yang menimbulkan problem-problem tingkah laku. Anak-anak dengan berbagai tingkatan pertumbuhannya sering menimbulkan problem-problem kususnya nantinya dalam proses pengajaran.
  1. Penyesuaian pribadi dan social mencerminkan dinamika pertumbuhan.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada anak akibat pertumbuhan dan setelah dihadapkan dengan tantangan kultural masyarakat terutama harapan-harapan orang tua, guru-guru dan teman sebayanya tercermin didalam penyesuainnya didalam kehidupan sosialnya.
B.     Pengertian Perkembangan
Perkembangan merupakan suatu perubahan dan perubahan ini tidak bersifat kuantitatif melainkan kualitatif. Perkembangan tidak ditekankan pada segi material melainkan pada segi fungsional, dari uraian ini dapat diartikan bahwa perkembangan adalah perubahan kualitatif dari fungsi-fungsi. Perubahan fungsi-fungsi disini adalah disebabkan oleh adanya proses pertumbuhan material yang memungkinkan adanya fungsi itu dan disamping itu disebabkan karena perubahan tingkah laku hasil belajar. Dengan demikian kita boleh merumuskan pengertian perkembangan pribadi sebagai perubahan kualitatif dari setiap fungsi kepribadian akibat dari pertumbuhan dan belajar.
Fungsi-fungsi kepribadian manusia berhubungan dengan aspek jasmaniah dan aspek kejiwaan. Fungsi-fungsi kepribadian yang jasmaniah misalnya:
  1. Fungsi motorik pada bagian-bagian tubuh
  2. Fungsi sensoris pada alat-alat indra
  3. Fungsi neurotik pada sistem syaraf.
  4. Fungsi Seksual pada bagian tubuh-tubuh yang erotis.
  5. Fungsi Pernafasan pada alat pernafasan
  6. Fungsi Peredaran darah pada jantung
  7. Fungsi Pencernaan makanan pada alat pencernaan.
Sedang fungsi-fungsi kepribadian yang bersifat kejiwaan:
  1. Fungsi perhatian
  2. Fungsi pengamatan
  3. Fungsi tanggapan
  4. Fungsi ingatan
  5. Fungsi fantasi
  6. Fungsi pikiran
  7. Fungsi perasaan
  8. Fungsi kemampuan.
Setiap fungsi yang disebutkan diatas baik yang jasmaniah maupun yang kejiwaan dapat mengalami perubahan yang tidak secara kuantitatif melainkan lebih bersifat kualitatif.
1.      Prinsip Perkembangan
Ciri perkembangan menunjukkan gejala yang relatif teratur sehingga terjadinya pola perkembangan sistematik, atas dasar hal tersebut para ahli merumuskan dalam bentuk prinsip-prinsip perkembangan antara lain:[4]
  1. Perkembangan merupakan fungsi jasmaniah dan kejiwaan yang berlangsung dalam proses satu kesatuan yang menyeluruh.
  2. Setiap individu mempunyai kecepatan perkembangan.
  3. Perkembangan seseorang, baik secara keseluruhan maupun setiap aspek tidak konstan melainkan berirama.
  4. Proses perkembangan berlangsung secara berkesinambungan.
  5. Antara aspek perkembangan yang satu dengan aspek perkembangan yang lain saling berkaitan secara signifikan.
  6. Perkembangan berlangsung dari pola yang bersifat umum ke khusus.
  7. Perkembangan dipengaruhi hereditas dan lingkungan.
  8. Memiliki fungsi kepribadian yang bersifat jasmaniah
2.      Hukum Perkembangan
Hukum perkembangan dalam kepribadian dalam perkembangan meliputi:
a.                               Perkembangan bersifat kualitatif.
b.                              Perkembangan sangat dipengaruhi oleh proses dari hasil belajar.
c.                               Usia ikut mempengaruhi perkembangan.
d.      Masing-masing individu mempunyai tempo perkembangan yang berbeda beda.
e.       Dalam keseluruhan periode perkembangan.
f.       Setiap spesies perkembangan individu mengikuti pola umum yang sama.
g.      Perkembangan dipengaruhi lingkungan pendidikan, untuk itu harus melakukan usah-usaha seperti menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, memotivasi kegiatan anak untuk belajar dan membimbing perkembangan anak kearah perkembangan yang optimal..
3.      Faktor – Faktor Yang mempengaruhi Perkembangan
            Dalam mempelajari perkembangan manusia diperlukan adanya perhatian khusus seperti;[5]
  1. Proses pematangan, khususnya pematangan kognitif
  2. Proses belajar
  3. Pembawaan atau bakat
Adapun mengenai faktor – faktor yanga mempengaruhi perkembangan siswa para ahli berbeda pendapat. Untuk lebih jelasnya, berikut ini penyusun paparkan aliran-aliran yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan siswa yaitu;
  1. Aliran Nativisme
Nativisme (Nativisme) adalah sebuah doktrin filosofis yang berpengaruh besar tehadap pemikir psikologis. Tokoh utama aliran ini bernama Arthur Schopenhuer (1788-1860) seorang filosof Jeman. Penganut aliran ini berkeyakinan bahwa perkembangan menusia itu ditentukan oleh pembawaannya sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa. Sebagai contoh, jika sepasang orang tua ahli musik, maka anak-anak yang mereka lahirkan akan menjadi pemusik pula. Harimau hanya akan melahirkan harimau tak akan melahirkan domba, pembawaan dan bakat orang tua selalu berpengaruh mutlak terhadap perkembangan kehidupan anak–anaknya. Diantara ahli yang dipandang sebagai natives adalah Noam A. Chonsky seorang ahli linguistik yang sangat terkenal menganggap bahwa perkembangan penguasaan bahasa pada manusia tidak dapat dijelaskan semata – mata oleh proses belajar, tetapi juga yang lebih penting oleh adanya ”Biological Predisposition” (kecenderungan biologis) yang dibawa sejak lahir.
  1. Aliran Empirisisme
Aliran empirisme (Empiricism) dengan tokoh utama John Lock (1632 - 1704). Doktrin aliran ini yang sangat popular adalah “Tabula Rasa” sebuah istilah bahasa latin yang berarti batu tulis kosong atau lembaran kosong (blank Slate atau Blank Tablet). Doktrin ini menekankan arti penting pengalaman, lingkungan, dan pendidikan dalam arti perkembangan mnausia itu, semata – mata tergantung pada pengalaman pendidikannya, sedangkan bakat pembawaan sejak lahir di anggap tidak ada pengaruhnya, Dalam hal ini, para penganut empirisisme menganggap bahwa setiap anak lahir seperti tabula rasa, dalam keadaan kosong, tidak punya kemampuan dan bakat apa-apa.
  1. Aliran Konvergensi
Aliran Konvergensi (Convergence) marupakan gabungan antara aliran empirisme dan aliran Nativisme. Aliran ini, menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Tokoh utama aliran ini, adalah Louis Wiliam Stern (1871 -  1938) Seorang filosof dan psikolog jerman. Dalam menetapkan faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia dan para ahli yang mengikutinya tidak hanya berpegang pada lingkungan atau pengalaman, juga tidak berpegang pada pembawaan saja, tetapi berpegang pada kedua faktor yang sama pentingnya itu. Faktor pembawaan tidak berarti apa-apa jika tanpa factor pengalaman. Demikian pula sebaliknya, faktor pengalaman tanpa faktor pengalaman tidak mampu mengembangkan manusia yang sesuai dengan harapan.
Berdasarkan uraian mengenai aliran-aliran doktrin filosofis yang berhubungan dengan proses perkembangan diatas, penyusun berkesimpulan bahwa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil perkembangan siswa pada dasarnya terdiri atas dua macam:
1)      Faktor Intern
Faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri.
2)      Faktor Eksternal
Hal–hal yang datang atau ada di luar diri siswa yang meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman interaksi siswa tersebut dengan lingkungannya.
C.    Fase-fase perkembangan manusia
Fase-fase perkembangan meliputi:[6]
1.                                                                        Perkembangan Fase Bayi dan Kanak – kanak
            Masa Bayi (Infancy atau Baby Hood) berlangsung sejak seorang individu manusia dilahirkan dari rahim ibunya sampia berusia sekitar 1 tahun. Sedangkan masa kanak-kanak (Early child hood) adalah masa perkembangan berikutnya yakni dari usia antara 5 atau 6 tahun. Perkembangan biologis pada masa ini berjalan pesat, akan tetapi secara sosiologis ia masih terikat oleh lingkungan keluarganya. Oleh karena itu, fungsionalisasi lingkungan keluarga pada fase ini penting sekali untuk mempersiapkan anak terjun kedalam lingkungan yang lebih luas terutama lingkungan sekolah.
a.                                     Perkembangan fase anak – anak
Masa anak – anak (Late child hood) berlangsung antara usia 6-12 tahun dengan ciri -ciri sebagai berikut:
1)      Memiliki dorongan untuk keluar dari rumah dan memasuki kelompok sebaya (Peer Grop)
2)      Keadaan fisik yang memungkinkan anak memasuki dunia permainan dan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan jasmani
3)      Memiliki dorongan mental untuk memasuki dunia konsep, logika, simbol, dan komunikasi yang luas
b.                                    Perkembangan Fase Remaja
Masa Remaja (Adoles cance) menurut ahli psikologi terdiri atas sub-sub perkembangan sebagai berikut
1)      Sub Perkembangan Prepuber selama kurang lebih 2 tahun selama masa puber
2)      Sub Perkembangan Puber selama 3,5 sampai 3 setengah tahun
3)      Sub perkembangan Post puber, yakni saat perkembangan biologis sudah lambat tetapi masih terus berlangsung pada bagian-bagian organ tertentu.
Proses perkembangan pada masa ini, lazimnya berlangsung kurang lebih selama 11 tahun,mulai usia 12 – 21 pada wanita dan 13 – 22 tahun pada pria. Perkembangan pada masa ini terkenal penuh dengan persoalan dan kesukaran. Hal ini di karenakan pada fase ini, individu berada di persimpangan jalan antara anak – anak dan dewasa. Dengan demikian dapat di pastikan sesuatu yang berada pada masa transisi  hampir pasti menimbulkan gejolak, benturan dan goncangan yang kadang – kadang dapat mengakibatkan sangat buruk dan fatal.
c.                                     Perkembangan Dewasa
Masa dewasa awal (Early adulthood) merupakan fase perkembangan saat seseorang mulai masa dewasa, yakni usia 21 – 40 tahun. Sebelum memasuki masa ini, seseorang terlebih dahulu memasuki masa ambang dewasa (late adolescance) atau masa masa remaja akhir yang lazimnya berlangsung 21 atau 22 tahun. Namun, menurut pengamat para ahli, pada masa post puber proses perkembangan organ–organ jasmaniah tertentu, terus berlangsung meskipun sangat lamban hingga 24 tahun.
d.                                    Perkembangan Setengah Baya
Masa setengah baya (middle age) merupakan masa yang berlangsung antara 40 sampai 60 tahun. Pada kalangan tertentu, pada pria dan wanita yang sudah pada usia 40 tahun ke atas sering dijuluki sebagai orang yang sedang mengalami masa pubertas kedua.Dikalangan kaum wanita biasanya tampak gejala depresi, cepat tersinggung, cemas dan khawatir kehilangan kasih sayang anak-anaknya yang sudah mulai beranjak dewasa. Selain itu, wanita setengah baya juga acap kali merasa cemas akan kehilangan suami karena monopous yang pada umumnya diiringi timbulnya tanda – tanda garis ketuaan pada bagian tertentu pada tubuhnya.
e.                                     Perkembangan Fase setelah Tua
Masa Tua (old age) fase terahir kehidupan manusia. Masa berlangsung antara usia 60 tahun sampai menghembuskan nafas terahir. Mereka yang sudah menginjak masa 60 tahun keatas dalam psikologi disebut sensescence (masa tua) pada umumnya ditandai perubahan kemampuan motorik yang semakin merosot, yang diantaranya  menurunnya kekuatan otot-otot tangan dan otot-otot yang menyangkut seluruh tubuh. Oleh karena itu biasanya orang tua sering merasa lelah, dan untuk mengembalikan kelelahannya cenderung lebih lama daripada ketika masa mudanya.
Sigmund freud menekankan bahwa kehidupan pribadi manusia pada dasarnya adalah libido seksualitas. pembentukan pribadi seseorang terjadi dari lahir sampai usia 20 tahun. Freud mengemukakan adanya enam tahapan perkembangan fisiologis manusia yakni sebagai berikut:[7]
1)      Tahap oral (umur 0 sampai sekitar satu tahun) dalam tahap ini, mulut bayi merupakan daerah utama dari aktifitas yang dinamis pada manusia.
2)      Tahap anal (antara umur 1 sampai 3 tahun) dalam tahap ini, dorongan dan aktifitas gerak individu lebih banyak terpusat pada fungsi pembuangan kotoran.
3)      Tahap falish ( antara umur 3-5 tahun) dalam tahap ini alat kelamin merupakan daerah perhatian yang penting dalam pendorong aktivitas.
4)      Tahap latent ( antara umur 5 tahun sampai 12-13 tahun) dalam tahap ini dorongan aktivitas dan pertumbuhan cenderung bertahan dan istirahat dalam arti tidak meningkatkan kecepatan pertumbuhan.
5)      Tahap puberitas (antara umur 12-13 tahun sampai 20 tahun) Dalam tahap ini, dorongan aktif kembali, kelenjar endokrin tumbuh cepat dan berfungsi mempercepat pertumbuhan kearah kematangan.
6)      Tahap general (setelah umur 20 tahun dan seterusnya ) Dalam tahap ini, pertumbuhan general merupakan dorongan penting bagi tingkah laku seseorang.
Freud secara menyeluruh kurang menjelaskan mengenai pertumbuhan dan perkembangan secara persosiologi, tetapi dalam perkembangan individu ia lebih menjurus kepada sudut pandang seksualitas. Gesel dan Amtruda mengungkapkan tahapan secara berurutan tentang perkembangan fisiologi manusia dari awal prenatal sampai umur 5 tahun sebagai berikut.[8]
1)      Tahap konsepsi (1minggu setelah pembuahan) dalam tahap ini sperma memasuki ovum dan dalam proses pertumbuhan terjadi pula pengorganisasian sel germinal.
2)      Tahap embrionik (1-8 minggu) setelah ovum dimasuki oleh saraf dari ibu, terjadilah sistem saraf terjadi pula pembentukan fungsi preunel.
3)      Tahap fetal (2-2,5 bulan) terjadi pembentukan fungsi informasi dan komunikasi dengan sensivitas oral.
4)      Tahap perluasan fetal (2,5-3,5 bulan) dalam tahap ini terjadi perluasan pembentukan fungsi vital dengan perkembangannya system saraf dan jaringan otak.
5)      Tahap perkembangan reflek (3,5 -4 bulan) fungsi reflek mulai berkembang
6)      Tahap perkembangan alat pernapasan (4-4,5 bulan) dalam tahap ini terjadi perkembangan fungsi pernapasan pada bayi prenatal.
7)      Tahap perkembangan fungsi tangan (4,5 bulan s.d. 5 bulan) tangan dan jari-jari bayi mulai bergerak.
8)      Tahap perkembangan fungsi leher ( 5 bulan sampai 6 bulan) dalam tahap ini, terjadi percepatan gerakan dan refleks pada leher.
9)      Tahap perkembangan fungsi otonomik ( 6 bulan sampai bayi lahir) dengan semakin lengkapnya pertumbuhan material tubuh bayi, dalam tahap ini berkembanglah fungsi otonomi dengan pengendalian fisokimiawi.
10)  Tahap kelahiran ( umur 0 sampai 1 bulan) dalam tahap ini, perkembangan fungsi-fungsi vegetatif menjadi sangat pesat.
11)  Tahap perkembangan fungsi penglihatan (umur 1 bulan), bayi mulai dapat melihat benda-benda di alam sekitarnya dan hal ini akan berlangsung sampai umur 4 bulan.
12)  Tahap keseimbangan kepala (4-7 bulan) dalam tahap ini gerakan kepala semakin seimbang.
13)  Tahap perkembangan fungsi tangan (7 - 10 bulan) dalam tahap ini gerakan tangan anak semakin terarah dan semakin kuat sehingga bayi dapat memegang dan menangkap sesuatu dengan tangannya.
14)  Tahap perkembangan fungsi otot dan anggota badan ( 10 bulan - 1 tahun) dalam tahap ini anak mengalami perkembangan berangsur-angsur dalam, duduk, merayap dan merangkak.
15)  Tahap perkembangan fungsi kaki (1-1,5 tahun) anak mulai dapat berdiri dan berjalan.
16)  Tahap perkembngan fungsi verbal (1,5-2 tahun) anak mulai dapat menirukan dan mengucapkan kata-kata dan pernyataan singkat.
17)  Tahap perkembangan toilet ( 2-3 tahun) anak dapat mulai belajar kencing dan buang air besar tanpa bantuan orang lain.
18)  Tahap perkembngan fungsi bicara (3-4 tahun) anak mulai berbicara secara jelas dan berarti.
19)  Tahap belajar matematik (4-5 tahun) anak mulai belajar matematik sederhana.
20)  Tahap sosialitas (5-7 tahun) anak mulai dapat belajar bergaul dengan teman-teman sebayanya.
21)  Tahap intelektual ( 7-12 tahun) fungsi ingatan imajinasi dan pikiran pada anak mulai berkembang anak mulai mengenal secara objektif. Dan mulai berpikir kritis.
22)  Tahap pubertas (12-17 tahun) pertumbuhan dan perkembangan fungsi kelenjar endokrin terutama kelenjar sel germinal sangat mempengaruhi perkembangan tingkah laku manusia.
23)  Tahap pematangan fisiologis ( antara 17-20 tahun keatas) pertumbuhan fisik anak menuju tahap pematangan fisiologis, semua jasmaniahnya berkembang menjadi seimbang.
Menurut Jean Jacques Rousseau perkembangan fungsi dan kapasitas kejiwaan manusia berlangsung dalam lima tahap sebagai berikut.
1)      Tahap masa perkembangan masa bayi (sejak lahir-2 tahun) dalam tahap ini, perkembamngan pribadi didominasi oleh perasaan. Perasaan senang ataupun tidak senang menguasai diri bayi, sangat dipengaruhi oleh perasaan. Perasan ini tumbuh dengan sendirinnya, melainkan berkembang sebagai akibat dari adannya reaksi bayi terhadap stimulus lingkungannya.
2)      Tahap perkembangan masa kanak-kanak (2-12 tahun), dalam tahap ini, perkembangan pribadi anak di mulai dengan semakin berkembangnya fungsi indra anak untuk mengadakan pengamatan. Perkembangan fungsi ini memperkuat fungsi pengamatan pada anak, bahwa dapat dikatakan bahwa perkermbangan setiap aspek kejiwaan anak pada masa ini sangat di dominasi  oleh pengamatan.
3)      Tahap perkembangan pada masa preadolesen (12-15 tahun) tahap ini ditandai perkembangan fungsi penalaran intelektual pada anak sangat didominansi dengan pertumbuhan system saraf serta fungsi pikirannya anak mulai kritis dalam menangapi suatu ide atau pengetahuan dari orang lain.
4)      Perkembangan pada masa adolesen (15-20 tahun) dalam tahap perkembangan ini kualitas kehidupan manusia diwarnai oleh dorongan seksual yang kuat berhubung dengan berkembangnya keinginan dan emosi yang dominan dalam pribadi manusia maka dalam, masa ini sering mengalami guncangan serta ketegangan dalam jiwa.
5)      Masa pematangan diri diatas umur (20 tahun keatas ) dalam tahap ini perkembangan fungsi kahendak mulai dominan orang mulai dapat membedakan adannya tiga macam tujuan hidup pribadi yaitu pemuasan keinginan pribadi, pemuasan keinginan kelompok, pemuasan keinginan masyarakat, dengan kemampuan ini manusia tumbuh berkembang menuju kematangan untuk hidup berdiri sendiri dan bertanggung jawab.
Menurut Oswald Kroch secara umum terdapat dua keguncangan selama perkembangan pri badi yaitu masa perkembangan anak.
1)      Umur 3/4 tahun dimana anak mulai menemukan "akunya".
2)      Usia Pubertas dimana anak laki-laki mulai umur 12 tahun sedangkan anak perempuan lebih awal yakni mulai umur 10 tahun.
Masa kegoncangan tersebut oleh Oswal Kroch di sebut Trotzperiods. Tahapan utama perkembangan pribadi secara pribadi adalah sebagai berikut:
1)      Masa kanak-kanak awal, yakni perkembangan sejak lahir sampai masa Trotz pertama.
2)      Masa bersekolah yakni setelah masa Trostz yang kedua
3)      Masa kematangan yakni masa Trotz kedua sampai akhir masa remaja.
Dari beberapa pendapat termasuk yang menguraikan pertumbuhan atau perkembangan fIsiologis masa prenatal dapat dikemulakan disini tahap-tahap perkembangan secara luas yang meliputi tahap-tahap sebagai berikut:.
1)      Kematangsn Prenatal (2,5-9 bulan "bukan prenatal" ).
2)      Perkembangan vital (sejak lahir -2 tahun)
3)      Tahap perkembangan ingatan (2 -3 tahun)
4)      Tahap perkembangan kekuatan dan imajinasi (3 -4 tahun).
5)      Tahap perkembangan Pengamatan (4-6 tahun)
6)      Tahap perkembangan Intelektual (6 -12 tahun).
7)      Tahap perkembangan Praremaja (13 -16 tahun).
8)      Tahap perkembangan Remaja (16 -20 tahun).
9)      Tahap perkembangan Dewasa 













KESIMPULAN

Pertumbuhan diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada suatu material sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Yang dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi besar, dari sedikit menjadi banyak dan sebagainya.
Perkembangan merupakan suatu perubahan yang tidak bersifat kuantitatif melainkan kualitatif. Atau dapat diartikan perkembangan adalah perubahan kualitatif dari fungsi-fungsi, yang disebabkan oleh adanya proses pertumbuhan material yang memungkinkan adanya fungsi itu serta disebabkan karena perubahan tingkah laku hasil belajar. Dengan demikian kita boleh merumuskan pengertian perkembangan sebagai perubahan kualitatif dari setiap fungsi kepribadian akibat dari pertumbuhan dan belajar.
Mengenai beberapa penjelasan rentang usia serta ciri-ciri dalam fase- fase pertumbuhan dan perkembangan para tokoh memiliki beberapa perbedaan dalam hal menyebutkan ciri-ciri pada fase-fase tersebut. Tapi secara umum intinya mempunyai persepsi yang sama dimana pada hakekatnya antara pertumbuhan dan perkembangan berjalan secara seimbang dan saling memiliki kaitan yang tak terpisahkan.






















DAFTAR PUSTAKA

Muhibbin Syah, M.Ed Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru,
Bandung: Rosdakarya. 2000

Elizabeth B.Hurlock Psikilogi perkembangan Jakarta, Erlangga Edisi kelima.2001

H. Djali, Psikologi pendidikan, Jakarta: PT.Bumi aksara. 2007

Abdul wahid dan Mustaqim Psikologi pendidikan Jakarta: Rineka Cipta.1991


[1]Abdul wahid dan Mustaqim Psikologi pendidikan Jakarta; Rineka cipta,1991
[2] Ibid hlm 27
[3] Ibid hlm 30
[4] H, Djali, Psikologi pendidikan, Jakarta: PT.Bumi aksara 2007
[5] Syah Muhibuddin,m.ed Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru Bandung:PT. Remaja Rosda karya.2000
[6] ibid hlm 50
[7] ibid hlm 22
[8] ibid hlm 23