BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Surat
merupakan salah satu alat untuk berkomunikasi (Pratjito, 1983: 1). Meskipun ada
alat- alat lain seperti telepon, telegram, dan radio, namun alat-alat tersebut
tidak mengurangi pentingya surat dalam bidang komunikasi. Nyatanya berita-
berita yang dikirim dengan alat-alat tersebut masih juga harus dikuatkan dengan
surat.
Penguasaan dalam menulis surat akan
sangat membantu efektifitas anggota organisasi dan organisasi secara
keseluruhan, mengingat surat bersifat rutin dan harus dilakukan sehari-hari.
Sekarang ini masih banyak orang yang merasa kesulitan dalam menulis surat,
terutama dalam menulis surat resmi. Untuk itu, makalah ini membahas bagaimana
cara menulis surat yang baik dan benar.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang dapat
diambil adalah sebagai berikut:
1. Pengertian
surat, jenis surat, klasifikasi surat dan fungsi surat.
2. Macam-macam
bentuk surat resmi
3. Penjelasan
bagian-bagian surat resmi
1.3 Tujuan
Berdasarkan uraian
rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.
Untuk mengetahui pengertian, Jenis, klasifikasi dan fungsi surat.
2.
Untuk mengetahui dan menguasai macam-macam bentuk surat resmi
3. Untuk mengetahui
dan memahami penjelasan bagian-bagian surat resmi.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Pengertian surat menurut Kusuma
(1991: 1)
1.
Arti surat: Umumnya diartikan sebagai alat komunikasi yang dibuat secara tertulis untuk menyampaikan
berita/informasi dari seseorang kepada pihak lain dengan mengikuti aturan dan bentuk tertentu.
2.
Arti surat-menyurat: Ialah aktivitas untuk menyusun konsep surat, mengetik, memeriksa, menandatangani, mengagenda,
sampai mengirim kepada alamat yang
dituju. Disebut juga korespondensi.
3. Isi surat: Sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu maksud, isinya
bermacam- macam, misalnya:
a. menanyakan sesuatu
b. memberikan informasi
c. memberikan perintah
d. melamar pekerjaan
e. mengundang undangan
f. dan lain-lain
2.1.1 Jenis
Surat
Tiga jenis surat menurut Pratjhno
(1983: 13) dan Kusuma (1991:12- 13), yaitu:
1.
Surat pribadi/ perseorangan
2.
Surat resmi dinas
3.
Surat resmi niaga/dagang
1.
Surat pribadi/perseorangan ialah surat yang yang diselenggarakan dalam hubungan kekeluargaan, yaitu antara
teman dengan teman, antara sahabat kenalan,
antara keluarga yang satu dengan yang lain, dan sebagainya.Terasa ada hubungan santai dan intim, yang
kadang-kadang diselingi senda gurau.
2.
Surat dinas ialah surat resmi yang diselenggarakan dalam hubungan kedinasan atau lembaga pemerintahan. Karena sifatnya
resmi, maka terdapat hubungan
yang bersifat lugas dan seperlunya saja. Surat dinas disebut juga surat jabatan.
Yang tergolong surat dinas antara
lain:
a. surat pengumuman
b. surat perintah
c. surat permohonan
d. surat laporan
e. surat peringatan
f. surat panggilan
g. surat keputusan
h. surat tugas
i. surat kuasa
j. surat undangan.
3.
Surat niaga/dagang ialah surat yang berhubungan dengan masalah perniagaan/perdagangan. Yang tergolong
surat niaga/dagang antara lain, yaitu:
- surat permintaan
- penawaran
- surat penawaran jasa
- surat pesanan
- surat tuntutan (claim)
- surat kredit
- surat penagihan
- periklanan
2.1.2 Klasifikasi Surat
Adapun
klasifikasi surat menurut Kusuma (1991:
11- 12) dan Kustiawan (2003: 9- 13)
1. Menurut tujuannya:
a. surat pemberitahuan
b. surat perintah
c. surat permohonan
d.surat susulan
e. surat peringatan
atau teguran
f surat panggilan
g. surat keputusan
h. surat kuasa atau
perjanjian
i. surat pengantar
j. surat pesanan atau
penawaran
2. Menurut sifat isinya:
a. surat dinas
b. surat dagang
c. surat pribadi
3. Menurut bentuknya:
a.
surat biasa
b.
surat pengantar
c. memo
atau nota
d. surat telegram (surat
kawat)
e. surat wesel
4. Menurut prosedurnya:
a. surat masuk
b. surat keluar
5. Menurut jangkauannya
a. surat intern
b. surat ekstern
6. Menurut keamanan isinya:
a. sangat rahasia (vital)
b. rahasia (penting)
c. biasa
7. Menurut penerima surat:
surat biasa
a. surat biasa
surat edaran
b. surat edaran
pengumuman
c.
pengumuman
8. Menurut urgensi/perlunya/pentingnya/tindakan cepat atau segera
penyelesaian surat:
a. kilat
b. amat segera
c. segera
d. biasa
9. Menurut kegunaan surat:
a. Konsep
b. asli
c. lampiran
d. tembusan/copy
e. salinan/kutipan
f.
petikan
10.
Menurut wujud surat:
a.
kartu pos
b.
warkat pos
c.
surat bersampul
d.
memo
e.
nota
f.
telegram
*)
memo dan nota: digunakan dalam surat menyurat intern
instansi/kantor/perusahaan.
2.1.3 Fungsi
Surat
1. Merupakan alat komunikasi yang penting dalam administrasi, karena
merupakan bukti hitam di atas putih
tentang apa yang dikomunikasikan. Terbesar
komunikasi administrasi pada zaman modern ini diadakan dengan surat menyurat (alat komunikasi dan alat
bukti tertulis).
2. Dapat diibaratkan sebagai wakil atau duta dari penulis surat atas
kehadirannya secara pribadi dihadapan
penerima surat, untuk menyampaikan berita, permohonan
dan sejenisnya yang tertulis dalam surat (sebagai duta organisasi).
3. Merupakan indikator atau barometer tentang banyak atau sedikitnya
kegiatan suatu instansi atau
organisasi. Bila sirkulasi surat sedikit berarti kegiatan instansi/organisasi tersebut kecil,
dan sebaliknya.
4. Dengan membaca surat, orang dapat mengetahui atau menilai
kepribadian atau keadaan hati
penulisnya. Dengan kata lain surat mencerminkan kepribadian penulis/pengirim surat.
5. Sebagai pedoman kerja, yaitu untuk membuat keputusan/kebijakan
berikutnya.
6. Sebagai alat pengingat dan alat historis.
7. Sebagai alat pembuktian (tanda bukti)
Karena surat mempunyai beberapa
fungsi, maka hendaknya disusun dengan sebaik-baiknya agar masing-masing fungsi
tersebut mengena pada sasarannya.
Surat yang baik harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
1. Harus ditulis sesuai dengan teknik penyusunan surat yang benar,
yaitu:
a. pemilikan bentuk yang
tepat
b. penyusunan dan
pengetikan bagian-bagian surat yang benar
c. penggunaan kertas
sesuai dengan ketentuan
2. Isi surat harus dinyatakan dengan ringkas, jelas, dan ekplisit.
3. Bahasa yang digunakan harus baik dan benar:
a. mengikuti kaidah Ejaan
Yang Disempurnakan
b. sesuai dengan tata
bahasa dan pemilikan kata yang baku
4.
Bahasa surat harus efektif. Untuk itu bahasa surat harus logis, hemat, cermat, sopan dan menarik.
5.
Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan adalah:
a. memahami kedudukan masalah yang
dikemukakan.
b. memahami peraturan-peraturan yang
berkaitan dengan masalah itu.
d. mengetahui posisi dan bidang tugasnya.
Dalam praktek masih banyak terdapat ketidakcermatan mengenai ketiga
syarat di atas. Perhatikan contoh surat berikut.
SUDIRMAN
Jl. Ngurawan-
547.-
DAMPIT.
Dampit, 23 februari '81.-
Kepada:
Yth. Bp. Pimpinan P. T. Gapermigas
Cabang Malang
di
Malang.-
Nomor : 030/II/bs/'81.-
Lamp. :- . -
Hal : Permohonan tambahan
jatah minyak tanah.-
Dengan hormat,
Dalam rangka kontrak
baru minyak tanah antara pertamina dengan
P.T. Gapermigas
dalam bulan April yang akan datang,
bersama ini kami mohon dapatnya
diberi tambahan jatah minyak tanah sebesar 200 ton/perbulan.
Permohonan tambahan jatah tersebut akan kami
salurkan kedaerah-
daerah Malang Selatan diantaranya
daerah Dampit dan sekitarnya.
Perlu kami beritahukan
disini bahwa pada saat ini jatah yang kami punyai
adalah sebesar 275 ton/per bulan dengan memiliki armada angkutan sebanyak 3 (tiga) buah. Demi untuk memenuhi
kebutuhan akan minyak tanah didaerah
kami, yaitu daerah Dampit dan sekitarnya besar
harapan kami akan terkabulnya
permohonan kami tersebut diatas.
Demikian atas perhatian
dan kebijaksanaan Bapak Pimpinan kami ucapkan
diperbanyak terima kasih.
Hormat kami,
( SUDIRMAN )
Tindasan:
Disampaikan kepada Yth. :
-
Bp. Kepala Penjualan Pertamina
Unit Pemasaran V di-
Surabaya.
-
Bp. Wira Penjualan Pertamina
Rayon III di- Malang.
-
Bp. Kuasa Direksi P.T.
Gapermigas
Jawa Timur di- Surabaya.
-
Arsip.
Dalam surat di atas terdapat
kesalahan ejaan, yaitu :
(1) P.T. seharusnya PT
(2) di- seharusnya di
Malang.- Malang
(3) kedaerah-daerah seharusnya ke daerah-daerah
(4) diantaranya seharusnya di antaranya
(5) disini seharusnya di sini
(6)didaerah seharusnya di daerah
(7)diatas seharusya di atas
(8)di-Surabaya seharusnya di surabaya
Dari data di atas nampak bahwa
penulis surat itu mengacaukan penulisan kata depan di dan awalan di-.
Ingat bahwa kata depan di ditulis terpisah dengan kata yang
mengikutinya, sedangkan awalan di- ditulis terikat dengan kata yang
mengikutinya (lihat EYD, halaman – 231).
Kesalahan penulisan yang lain dalam surat di
atas, yaitu :
( 9) Jl. Ngurawan – 547.- seharusnya
Jalan Ngurawan 547
(10) Dampit, 23 februari
'81 seharusnya
Dampit, 23 Februari 1981
(11) Nomor: 030/II/bs/'81 seharusnya
Nomor: 030/II/bs/1981
(12) Perihal: Permohonan
tambahan
jatah minyak tanah.- seharusnya
Perihal: Permohonan
Tambahan
Jatah Minyak Tanah
(13) Kepada:
Yth. Bp. Pimpinan P.T. Gapermigas
Cabang
Malang
di-
Malang.-
Seharusnya
Kepada:
Yth. Bapak Pimpinan PT Gapermigas
Cabang Malang
Malang
14) ( SUDIRMAN ) seharusnya Sudirman
15. Tindasan: Disampaikan kepada Yth.:
- Bp. Kepala Penjualan Pertamina
Unit Pemasaran V
di-Surabaya.
- Bp. Wira Pejualan Pertamina
Rayon III di-Malang
- Bp. Kuasa Direksi P.T. Gapermigas
Jawa Timur di-surabaya
- Arsip.-
Seharusnya
Tembusan:
- Yth. Bapak Kepala Penjualan pertamina
Unit Pemasaran V di Surabaya
- Yth. Bapak Wira Penjualan Pertamina
Rayon III di Malang
- Yth. Bapak Kuasa Direksi PT Gapermigas
Jawa Timur di Surabaya
(Arsip tidak perlu disebutkan)
Dari segi bahasa terdapat
kekurangan-kekurangan sebagai berikut:
(16) ... bersama ini kami mohon...bukan bersama ini, melainkan
dengan ini, sebab tidak ada surat yang
dilampirkan.
(17) Permohonan tambahan jatah tersebut akan kami salurkan ...
sebaiknya diubah seperti ini:
jatah tambahan tersebut akan saya salurkan ... (dapatkah permohonan disalurkan?)
(18) Demi untuk memenuhi kebutuhan akan minyak... sebaiknya
dikatakan: Untuk memenuhi
kebutuhan minyak...
(19) Demikian atas perhatian dan kebijakan Bapak Pimpinan kami
ucapkan diperbanyak terima
kasih. Sebaiknya kalimat penutup ini diganti: Atas perhatian dan bantuan Bapak, saya ucapkan terima kasih.
(20) ... besar harapan kami akan terkabulnya permohonan kami
tersebut di atas. Sebaiknya kalimat
ini diubah menjadi: ... besar harapan saya permohonan tersebut dapat Bapak kabulkan. Bisa juga dikatakan: ... saya berharap permohonan tesebut dapat Bapak
kabulkan.
Dari segi penyusunan dan pengetikan
bagian-bagian surat terdapat beberapa kekurangan di antaranya ialah:
(21) Kepala surat tidak perlu dituliskan sebab pengirimnya
perseorangan bukan instansi resmi.
(22) Nomor dan nama tempat
serta tanggal ditulis sebaris.
(23) Kata “Kepada” ditulis sebaris dengan “perihal”
(24) Salam “Dengan hormat,” ditulis dua kait dari nama kota.
(25) Salam penutup “Hormat kami,” ditulis dua kait dari baris terakhir kalimat penutup.
(26) Nama terang ditulis empat kait dari salam penutup tanpa tanda
kurung, garis bawah, dan tanpa huruf
kapital.
(27) Tembusan ditulis sebaris dengan nama terang.
(28) Paragraf kedua sebaiknya disatukan dengan paragraf pertama.
Demikian contoh
kekurangan-kekurangan yang umumnya terdapat dalam surat-surat resmi yang
dibuat, baik oleh perseorangan maupun oleh instansi resmi. Dengan mengetahui
kekurangan-kekurangan surat tersebut di atas dapat diperbaiki sebagai berikut.
Nomor : 030/II/bs/1981 Dampit, 23 Februari 1981
Lamp.
: -
Perihal : permohonan tambahan
Kepada
jatah minyak tanah
Yth. Bapak Pimpinan
PT Gapermigas
Cabang Malang
Malang
Dengan
hormat,
Dalam rangka memperbarui kontrak
minyak tanah antara pertamina dan PT Gapermigas dalam bulan April yang akan
datang, dengan ini saya mohon dapat diberi tambahan jatah minyak tanah sebesar
200 ton per bulan. Jatah tambahan tersebut akan saya salurkan ke daerah-daerah
Malang selatan di antaranya daerah Dampit dan sekitarnya.
Perlu saya terangkan bahwa pada saat
ini jatah yang dapat saya peroleh sebesar 275 ton per bulan. Untuk memenuhi
kebutuhan minyak tanah di daerah Dampit dan sekitarnya, saya harap permohonan
tersebut di atas dapat Bapak kabulkan.
Atas perhatian dan bantuan Bapak,
saya ucapkan banyak terima kasih.
Hormat
saya,
Tembusan: Sudirman
1.Yth. Bapak Kepala Penjualan
Pertamina V di Surabaya
2. Yth. Bapak Wira Penjualan
Pertamina Rayon III di Malang
3. Yth. Kuasa Direksi PT Gapermigas
Jawa Timur di Surabaya
2.2 Macam-macam Bentuk Surat Resmi
Bentuk surat ialah susunan letak
bagian-bagian surat. Variasi susunan bagiannya menyebabkan bentuk surat
bermacam-macam. Bentuk surat tertentu
hendaknya
dipilih untuk memperoleh efisiensi kerja yang maksimal.
Dalam surat- menyurat resmi ada 6
bentuk surat, yaitu bentuk:
a.
Lurus penuh (Full Block Style)
b.
Lurus biasa (Block Style)
c.
Setengah lurus I (Semi Block Style)
d.
Setengah lurus II (Official Style)
e.
Lekuk atau takuk (Indented Style)
f.
Paragraf menggantung
Gambar
Jarak dan Bagian- bagian Surat Resmi
(1) (1) Kepala Surat
a (2)
Tanggal
(3)
Nomor
4 cm 2 kait (4) Lampiran
(3) (2)
(5) Hal
(4) (6)
Alamat
(5) (7)
Salam Pembuka
2 kait (8a)
Paragraf Pembuka (6) (8b) Isi Surat (8c)
Paragraf Penutup (9) Salam Pembuka*) 2 kait (10)
Tanda Tangan
(7)
(11)
Nama Terang 2
kait (12)
NIP
(8a) (13) Tembusan
(14)
Cap
2
kait
c (8b) Keterangan:
a. = Kepala Surat
2
kait b. =
Pembukaan
(8c) c. = Isi Surat
3
kait d. = Penutup
(9) *) atau nama jabatan:
Kepala, Direktur,
|
(11)
(13) (12)
Bentuk Lurus Penuh
(1) Keterangan:
Semua bagian surat
diketik mulai dari
margin kiri yang
(2)
sama. Alinea yang
(3) satu dengan yang lain
(4) berjarak satu baris.
(5)
(6)
(7)
(8a)
(8b)
(8c)
(9)
(11)
(12)
(13)
Bentuk Lurus Biasa
(1) Keterangan:
Semua bagian surat
diketik
dari margin kiri
yang sama, kecuali
(3)
(2) tanggal, alamat, salam
(4) penutup,tanda tangan,
(5)
dan nama terang di-
ketik disebelah kanan
(6) (diatur rata). Penge-
tikan
alinea sama se-
perti
bentuk lurus
(7)
penuh
(8a)
(8b)
(8c)
(9)
(10)
(11)
(13) (12)
Bentuk
Setengah Lurus I
(1)
Keterangan:
Semua
bagian surat,
kecuali isi surat, di-
ketik
sama seperti
(3)
(2) bentuk lurus biasa.
(4) Setiap
alinea diketik
(5)
agak menjorok ke-
dalam
dari margin
(6) kiri. Alinea yang satu
dengan yang lain
tidak berjarak.
(7)
(8a)
(8b)
(8c)
(9)
(10)
(11)
(13)
(12)
Bentuk Setengan Lurus II
(1) Keterangan:
Semua bagian surat
diketik sama seperti
bentuk setengah
(3)
(2) lurus I, kecuali alamat
(4)
diketik di margin kiri.
(5)
(6)
(7)
(8a)
(8b)
(8c)
(9)
(10)
(13)
(11)
(12)
Bentuk Lekuk (Takuk)
(1) Keterangan:
Semua bagian surat,
kecuali
alamat, di- ketik
sama seperti (3) (2) bentuk setengah
(4)
lurus I. Alamat di-
(5)
ketik sebagai berikut:
1) baris pertama (6)
(nama orang/pejabat) diketik
mulai dari
margin kiri.
2) baris kedua (nama
(7) jalan) diketik sesudah
(8a) lima ketukan dari
margin kiri
3) baris ketiga diketik
(8b) sesudah lima ketukan
dari
garis nama jalan.
(8c)
(9)
(10)
(11)
(13)
(12)
Bentuk Paragraf Bergantung
(1) Keterangan:
Penulisan tanggal,
hal, salam penutup, (2) dan nama pengirim
(3)
diketik disebelah kiri.
(4)
Sedangkan nomor dan
(5) lampiran diketik di-
sebelah
kanan. Untuk
(6)
penulisan pada awal
paragraf diketik
lurus
di tepi kiri, kemudian
pada baris kedua dan
(7)
selanjutnya ditulis
(8a) menjorok kedalam.
(8b)
(8c)
(9)
(10)
(13)
(11)
(12)
2.3 Penjelasan Bagian-bagian Surat Resmi
a.
Kepala Surat
Kepala Surat
sering disebut kop surat, biasanya diketik disebelah kiri atas. Boleh juga
diketik di tengah-tengah. Kepala surat disusun (biasanya sudah dicetak) dalam
bentuk yang menarik, dan menyebutkan:
1. Nama kantor/jawatan/perusahaan;
2. Alamat;
3. Nomor telepon
4. Nomor kotak pos (jika ada); dan
5. Nama alamat kawat (jika ada).
Dalam Surat
dagang disebutkan juga :
1. Alamat kantor
cabang
2. Nama bankir
3. Nama Usahanya (import
eksport)
4. Gambar-gambar yang
bersifat reklama.
Kepala Surat menunjukkan resminya
sebuah surat. Oleh sebab itu,
jangan memakai blangko surat
Dinas untuk mengirim surat secara pribadi. Kepala surat dapat berfungsi sebagai
alamat pengirim surat.
b. Nama Tempat dan tanggal
- Nama tempat dan tanggal diketik disebelah kiri atas (bentuk lurus
penuh) dan kanan atas (lurus dan Indonesia). Boleh juga diketik
disebelah kanan bawah.
- Nama tempat boleh tidak dicantumkan jika sudah termuat pada kepala
surat. Nama
bulan hendaknya dituliskan dengan huruf
secara lengkap dan di belakang
angka tahun tidak boleh diberi tanda
titik (.)
-
Setelah menulis nama kota hendaknya diberi tanda koma ( ,) selanjutnya tidak perlu menulis tanggal, namun cukup dengan
angka.
Contoh: Malang, 10 Januari 2008
Ingatlah bahwa
tanggal surat itu dibubuhkan segera setelah surat itu ditandatangani oleh yang
berwenang. Tanggal surat berguna untuk mengetahui batas waktu dan cepat
lambatnya penyelesaian hal yang di persoalkan dalam surat itu.
c.
Nomor Surat
Surat resmi hendaknya selalu
diberi nomor, Nomor surat menyebutkan :
1. Nomor urut
surat yang dikirimkan (keluar)
2. Nomor kode surat
3. Tahun; ada kalanya menyebutkan juga kode bendel surat dan bulan.
Nomor kode surat berupa
suatu singkatan nama kantor/organisasi, dsb. Kode bendel surat ditulis dengan huruf besar A, B, C, dst. Nama bulan
ditulis dengan angka romawi.
Angkata tahun sebaiknya ditulis utuh, tidak hanya dua angka terakhir.
Contoh:
No. : 123/UP/C/III/1981
(UP = Urusan Pegawai
C = kode bendel surat yang bersangkut-paut dengan pegawai, dan harus
disimpan di bensel C, tidak
boleh dimasukkan dalam bendel-bendel lain.
Nomor Surat
diketik segaris dengan tanggal, bulan, dan tahun. (bentuk lurus dan Indonesia). Guna nomor surat
ialah :
1.
Memudahkan mengatur
penyimpanannya,
2.
Memudahkan mencarinya kembali,
3.
mengetahui berapa banyaknya
surat yang keluar, dan
4.
mempercepat penyelesaian surat
menyurat (membalas surat)
Nomor dan
tanggal surat menunjukkan kapan surat itu dikirimkan, bukan kapan surat itu
diketik.
d.
Lampiran (Lamp.)
Melampirkan
berarti menyertakan sesuatu dengan yang lain (jika bersama surat yang
dikirimkan itu disertakan surat-surat lain), misalnya :
1.
Salinan ijazah/STTB,
2.
Akta kelahiran/akte kenal
lahir,
3.
Surat berkelakuan baik, dan
4. Surat keterangan kesehatan dari dokter
pemerintah
5. Daftar riwayat hidup
Pada lampiran
dituliskan : lamp. 4 (empat) lembar
Dibelakang
4 perlu dtuliskan huruf empat dalam kurung agar lebih jelas. Jika tidak ada
lampiran (Lamp.) cukup dituliskan :
Lamp. : -
Ingat, jika tidak ada surat yang dilampirkan, jangan digunakan
kalimat pembuka :
Bersama ini kami
beritahukan bahwa kuliah semester I dimulai pada tanggal
15 Agustus
Yang tepat ialah :
Dengan ini
kami beritahukan bahwa kuliah semester I dimulai pada tanggal 15 Agustus
Dalam beberapa perusahaan Bank, jika menulis surat disertai
lampiran, di beri bertanda : ./.
./. Terlampir kami
sampaikan 1 (satu) lembar foto copy surat tanda bukti pengiriman uang.
Catatan
:
Kata helai pada lampiran
tidak berarti jumlah atau banyaknya lembar semata-mata, tetapi juga menunjukkan
isi yang satu. Misalnya dilampirkan sebuah surat berita acara pemilihan Rektor
yang terdiri atas 3 (tiga) helai, pada lampiran dituliskan :
Lamp. : 3 (tiga) eksemplar; bukan :
Lamp. : 3 (tiga) lembar
Pengertian Lamp. : 3 helai adalah tiga buah macam surat yang berbeda
isinya.
e. Hal/Perihal
Bagian ini merupakan pokok isi
atau inti surat. Dengan membaca Hal/perihal. Pembaca secara tepat dapat
mengetahui masalah yang dituliskan dalam surat itu. Pokok isi (hal/perihal)
ditulis secara ringkas, jelas, dan digaris bawahi.
Contoh:
Hal: Penerimaan Calon Pegawai Negeri Baru
Catatan:
1) Hal atau perihal dapat disamakan dengan judul karangan biasa.
Oleh sebab itu, wujud dan cara
menuliskanya sama, yaitu berwujud frase (bukan kalimat)
dan huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar. Tidak ada tanda titik di belakangnya.
2) Dalam surat undangan, sering halnya dituliskan:
Hal: undangan
Ini belum jelas sebab
belum menyebutkan isinya, sebaiknya dituliskan juga isinya, misalnya:
Hal: Undangan rapat
penelitian
3) Ada kalanya pengirim
perlu menunjukkan sifat surat yang dikirimkan. Sifat surat biasanya dituliskan dibawah nomor surat. Boleh
juga dituliskan setelah hal/perihal.
Contoh:
No :1648/AD-1/1981
Sifat : Penting
Lamp. : -
Hal :
Pengisian Kartu Pegawai Negeri
4) Dalam contoh diatas, lamp. selalu
ditempatkan antara No. dan Hal.
Hal
tersebut menyangkut
bahwa tulisan dibelakang lamp. selalu sedikit,
sedangkan
tulisan dibelakang Hal. Bisa terdiri atas beberapa baris.
Contoh:
No. :24/DBSE/1981
Lamp. : 3(tiga) lembar
Hal :
Pebagian Tugas Mengajar
Penjelasan Program S-1 SMA
Penerimaan Mahasiswa Baru Tahun
1981
Ada tiga jenis sifat surat, yaitu:
a. Rahasia
b. Penting
c. Biasa
f. Alamat
Surat
Ada dua macam alamat surat, yaitu:
a. Alamat dalam
b. Alamat luar (pada amplop).
1. Alamat dalam menyebutkan berturut-turut:
a. Nama orang/pejabat
b. Nama jabatan(rektor,dekan, kepala, Dsb)
c. Nama jalan dan no. rumah/gedung, dan
d. Nama kota (tanpa bergaris bawah).
Dalam surat-menyurat resmi, alamat
surat itu dimulai dengan kata “Kepada”
diikuti kata -kata Yang terhormat
(disingkat Yth.). Dibelakang ucapan penghormatan Yth. dituliskan kata
sebutan saudara (disingkat Sdr.), atau Bapak
(jangan disingkat Bp. Atau Bpk.), atau Ibu.
Catatan:
Kata 'Kepada'
digunakan untuk perusahaan atau lembaga yang tidak menyangkut perseorangan.
Kata 'Kepada
Yth.' dan 'Yth.'digunakan untuk seseorang, baik secara pribadimaupun pejabat di
lembaga atau instansi terkait.
Dibelakang kata
sebutan Sdr., atau Bapak, atau Ibu dituliskan nama orang/pejabat//pemimpin,
dsb. Nama orang hendaklah ditulis lengkap. Itu dipandang tidak sopan. Begitu
juga dengan nama Jalan.
Nama kota
biasanya didahului dengan kata depan di. Kata depan di sebagai
pengantar nama kota, ini boleh dihilangkan. Nama kota tidak perlu
digaris bawahi dan tidak bertitik.
Surat ini
hendaknya dialamatkan kepada pejabatannya, bukan nama kantornya. Jika pejabat
itu tidak diketahui dengan pasti namanya(misalnya: rektor, dekat, dsb), maka
dapat dipakai sebutan”kepala” atau pimpinan.
Catatan :
1) sering kita dapatkan penulisan surat seperti dibawah ini :
Kepada Yth.
Sdr. Rektor IKIP
malang
Jalan Semarang 5
Malang
Penulisan Yth. Dibelakang kepada tidak tepat. Ucapan
Yth. Dan nama orang/pejabat yang mendapat penghormatan tidak terpisahkan. Dengan kata lain. Ucapan penghormatan Yth.
Dan nama orang/pejabat itu merupakan satu kelompok.
2) Perhatikan
penulisan alamat dibawah ini :
Kepada : Yth. Sdr. Rektor IKIP
malang
Jalan Semarang 5
Malang
Jadi, kata depan “Kepada” diketik
satu baris dengan pihak yang dituju. Alamat yang dituju diketik satu ketukan
setelah titik dua (:).
3) Kepala alamat Kepada boleh tidak disebutkan. Jadi cukup
dituliskan :
Yth. Sdr. Rektor IKIP malang
Jalan Semarang 5
Malang
Tanpa kepada surat itu sudah jelas kepada siapa surat
itu ditujukan. Dari catatan (b) jelas bahwa contoh alamat pada catatan (a)
tidak tepat. Jika kepala alamat Kepada tidak disebutkan, tidak mungkin alamat
itu dituliskan :
Yth.
Sdr. Rektor IKIP
malang
Jalan Semarang 5
Malang
4) kata sebutan
Bapak atau Saudara boleh tidak di cantumkan contoh :
Kepada
Yth.Rektor IKIP malang
Jalan Semarang 5
Malang
Tidak dicantumkan
kata Bapak atau saudara , bertujuan lebih menunjukkan sifat resmi serta
menghilangkan basa-basi. Sebaliknya, jika surat itu ditujukan kepada
perseorangan ucapan Yth. Yang diikuti kata sebutan bapak atau saudara hendaknya
digunakan. Sejalan dengan catatan (c), Ucapan Yth. Boleh tidak dituliskan,
seperti :
Kepada :
Sdr. Agus Candra
Jalan Sumbersari 86
B
Malang
5) Kata depan
Kepada dipakai didepan yang menunjukkan orang, tidak dipakai didepan nama
kantor/perusahaan, dsb. Jadi, jadi tidak tepat suatu surat di tulis :
Kepada
IKIP malang
Jalan Semarang 5
Malang
6) Perhatikan alamat berikut ini :
Kepada :
Yth. Sdr. Rektor IKIP malang
u.p Sdr. Pembantu
Rektor I
Jalan Semarang 5
Malang
Surat yang dialamatkan kepada rektor itu dimintakan
perhatian atau untuk perhatian (u.p) pembantu rektor 1, sebab
masalah atau hal yang dipaparkan dalam surat itu berkenaan dengan ruang lingkup
tugas pembantu Rektor I. Surat yang dimintakan perhatian pembantu Rektor I itu
perlu diketahui oleh Rektor sebab rektorlah yang bertanggung jawab mengenai
keluar masuknya surat dilembaga itu.
Pengiriman surat menyampaikan masalah yang dimaksudkan
tidak secara langsung kepada pembantu Rektor I, tetapi lewat rektor. Dengan
demikian, Rektor Sebagai pimpinan lembaga, tidak dilewati begitu saja. Itu merupakan
tata cara dalam surat menyurat.
Jika pembantu rektor perlu menjawab surat yang dimaksud,
pada salam penutup dan tanda tangan penanggung jawab harus dituliskan singkat
a.n (atas nama).
Contoh :
a.n rektor IKIP
Malang
Pembantu Rektor I
Agus Candra M.Si
NIP 1302345687
7) dalam surat berganda, yaitu surat yang ditujukan kepada beberapa
alamat dengan isi yang sama, penulisan alamatnya sebagai berikut :
Kepada
Yth. 1. Sdr. Dekan FKSS IKIP Malang
2. Sdr. Dekan FKIS IKIP Malang
3. Sdr. Dekan FIP IKIP Malang
alamat diatas juga bisa dituliskan sebagai berikut :
Kepada
Yth. 1. Sdr. Dekan FKSS
2. Sdr. Dekan FKIS
3. Sdr. Dekan FIP
atau
Kepada
Yth. Para
Sdr. Dekan IKIP Malang
Malang
bukan :
Kepada
Yth. Semua Sdr. Dekan IKIP Malang
Malang
Kata para menunjukkan bayak dan bernilai rasa Hormat.
h) Jika pemasang iklan tidak menyebutkan nama perusahaan dan
alamatnya. Biasanya hanya mencantumkan nomor tromol pos saja. Hal ini bertujuan
untuk menghindari agar pengirim surat tidak berbondong-bondong mendatangi
tempat tersebut. Maka cukup kita tulis nomor iklan atau kode iklan di media
massa serta tromol pos :
Kepada
Kepada
Yth. Pemasang iklan No. IIV-10-890 kotak pos No. 109/JKT. Jakarta
di Harian pagi Pos kota
Tromol pos 9999 JKTP
2. Alamat luar dituliskan
pada amplop yang berukuran 10,5 x 23 cm. Alamat luar itu
disusun berturut-turut sebagai berikut :
a. nama pejabat/Jabatan,
b. nama instansi,
c. nama jalan/gang/nomor rumah bangunan, dan
d. nama kota dan propinsi
(ditulis huruf dengan huruf besar semua
tanpa bergaris bawah).
Posisi
pembubuhan alamat luar semuanya terletak ¼ bagian sebelah kanan bawah amplop.
Huruf K pada kata Kepada teletak tepat dititik tengah omplop
Selain itu, pada amplop juga
dibubuhkan kepala surat, No. Surat, cap dinas (disebelah kiri bawah), dan
teraan.
KILAT dsb. (disebelah kanan atas). Perhatikan!
Ada bermacam-macam
ukuran amplop dinas :
1. berukuran : 9 x 14 cm (minimal)
2. berukuran : 10,5 x 23 cm
(ukuran umum)
3. berukuran : 12 x 23,5 cm
(ukuran maksimal)
Surat yang telah
selesai diketik itu hendaklah dilipat dengan model lipatan ganda
sejajar dengan kepala dan alamat nampak di atas. Hal ini berguna untuk mengetahui
dengan cepat dari mana surat itu dan mencocokkannya dengan alamat luar.
Perhatikan gambar lipatan ganda
sejajar
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT
JENDRAL KEBUDAYAAN Cap Jalan Cilacap 4 Jakarta Telp.
423849
NO. : 555/D/2008 23 Desember 2008
Lamp. : -
Hal : Pengisian Form Kapada
g. Salam pembuka
Salam pembuka merupakan tanda hormat pengirim
Surat sebelum ia berbicara secara tertulis. Tujuannya untuk menekankan kesan
sopan (jika surat kita tulis kepada atasan atau pejabat), atau menekankan kesan
akrab (jika surat kita tulis kepada orang yang setingkat atau di bawah kita).
Salam pembuka biasanya
menggunaka kalimat:
a. Dengan hormat,
b. Assalamualaikum.
War. Wab.,
c. Saudara yang
terhormat,
d. Bapak .... yang
terhormat,
Catatan :
1. Salam pembuka ditulis
segaris dengan baris- baris lainnya.
2. D ibelakang salam pembuka selalu
dibubuhkan tanda koma ( , ), ini merupakan suatu
kebiasaan dalam surat menyurat di Indonesia. Dalam surat menyurat di Amerika, di belakang salam pembuka dibubuhkan tanda titik baca dua (:). Penulisan tanda baca dibelakang salam
pembuka, baik dengan koma ( , ) maupun
titik dua ( , ), hanyalah menurut kebiasaan.
3. Salam pembuka Dengan
hormat dapat dihilangkan. Untuk memenuhi rasa hormat, sebaiknya dimasukkan kedalam kalimat pertama
pembuka surat ; jadi tidak
berdiri sendiri.
Contoh :
Kami beritahukan
dengan hormat bahwa kuliah
periode Agustus 2008 dimulai pada tanggal 1 September 2008.
h. Isi Surat
Isi
surat umumnya terdiri atas tiga bagian, Yaitu :
a. Pembukaan
b. Isi
c. Penutup
1. Pembukaan
Pembukaan disebut juga sebagai kata
pendahuluan. Kalimat ini ditulis setelah salam pembuka. Pembukaan berguna untuk
mengantar dan menarik perhatian pembaca terhadap pokok surat, unuk itu
digunakan kalimat-kalimat pembuka yang sesuai dengan maksud atau tujuan surat.
Perhatikanlah contoh-contoh kalmat pembuka surat berikut ini:
a. Untuk
membalas/menjawab surat yang diterima, dipergunakan kalimat-kalimat pembuka:
1.
Membalas (menjawab) surat
saudara tertanggal 9 September 1981 No. 150/DBSI/1981, dengan ini kami
beritahukan bahwa...
2.
Memenuhi surat Saudara tertanggal
9 September 1981 No. 97/Um/1981, bersama ini kami kirimkan...
3.
Menunjuk surat Saudara
tertanggal.., dengan ini kami beritahukan bahwa...
4.
Berhubung dengan surat lamaran
Saudara tertanggal..., dengan ini kami beritahukan bahwa...
5.
Berkenaan dengan surat Saudara,
tertanggal..., No. ... dengan ini...
6.
Surat Saudara tertanggal...,
No. ...telah kami terima dengan gembira. Sehubungan dengan itu, dengan ini kami
beritahukan bahwa...
b. Untuk
surat-surat yang berisi suatu pemberitahuan, permintaan, pernyataan, dan yang
sejenis dengan itu, dipergunakan kalimat pembuka sebagai berikut:
1. Dengan ini kami beritahukan bahwa...
2. Bersama ini kami sampaikan kepada Saudara...
3. Dengan gembira kami kabarkan kepada Saudara
bahwa...
4. Dengan sangat menyesal kami beritahukan
kepada Saudara bahwa...
5. Dengan ini kami terangkan bahwa...
c.Untuk menunjuk
sesuatu yang menjadi dasar, dipergunakan kalimat pembuka sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil rapat para Ketua Departemen
pada tanggal 9 September 1981, dengan ini diberitahukan
bahwa...
2. Berkenaan dengan surat edaran Inspektur
Jendral Dep. P dan K tertanggal..., No... dengan ini kami
beritahukan bahwa...
3. Sehubungan dengan surat dari Koperti Wilayah
VI tertangal 10 September 1981, No. 65/V/1981, dengan ini
kami minta kesediaan Bapak/Ibu untuk...
4. Sesuai dengan pembicaraan kami pertelpon
dengan Sekretaris Proyek NKK Ditjen Pendidikan Tinggi di Jakarta
tanggal 7 September 1981, dengan ini kami beritahukan bahwa...
d. Untuk
menyatakan tujuan yang akan dilaksanakan dapat dipergunakan kalimat pembuka:
1. dalam rangka memperingati Hari
Pendidikan Nasional 2 mei 1981 IKIP Malang akan mengadakan serangkaian acara
sebagai berikut
2. Dalam usaha
meningkatkan kemampuan dan keterampilan berbahasa Inggris para
Dosen IKIP Malang, Departemen Bahasa dan Sastra Indonesia akan mengadakan kursus kilat
bahasa Inggri, yang akan diselenggarakan...
catatan:
a) dalam
surat-menyurat bahasa indonesia baik resmi maupun pribadi, lebih banyak dipakai
kalimat pasif dari pada kalimat aktif. Bentuk pasif itu dapat dibagi atas dua
macam, yaitu: pelaku I/II + pokok kata kerja, misalnya: kukabarkan, saya
kirimkan, kami beritahukan, kau kabarkan, saudara kirimkan, Bapak beritahukan.
Bentuk di- : di- +
pokok kata kerja+ pelaku III, misalnya: dikabarkannya, diumumkan oleh
pemerintah daerah, diinstruksikan oleh gubernur.
b) Dalam surat
resmi sering dipakai bentuk di- tanpa pelaku.
Contoh:
diumumkan kepada semua mahasiswa
Departemen bahasa dan sastra Indonesia
bahwa...
Diberitahukan dengan hormat bahwa...
Diintruksikan kepada para Kepala
Sekolah bahwa...
c) Kadang-kadang
kita dapatkan kalimat pembuka:
Menarik surat saudara
tertanggal...
pemakaian kata menarik pada
kalimatpembuka memang tidak tepat. Sebaiknya dikatakan:
Menunjuk surat saudara
tetanggal...
2. Isi surat
yang sesungguhnya
Isi surat yang sesungguhnya berisi
sesuatu yang diberitahukan, dikemukakan, ditanyakan, diminta dan sebagainya
yang disampaikan kepada penerima surat (kustiawan, 2003: 53). Isi surat harus
singkat, jelas, hormat, dan sopan.
Untuk menyusun surat yang baik
hendaknya diperlihatkan hal-hal sebagai berikut :
a. Tetapkan dahulu
maksud yang diberitahukan, dikemukakan, ditanyakan, diminta, dan sebagainya
secara jelas.
b. Tetapkan urutan
maksud surat itu secara sistematis dan logis
c. Tuliskan maksud
surat itu dalam alinea-alinea yang jelas
d. Hindarkanlah
pemakaian akronim dan singkatan-singkatan yang belum lazim, lebih-lebih yang
ditulis hanya atas kemauan sendiri.
e. Hendaknya
menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar, sederhana, lugas, sopan, dan
menarik.
f. Hindarkan
pemakaian kata-kata asing dan kata-kata daerah.
g.Hendaknya
memakai bentuk surat yang tepat/cocok dan menarik
diketik
serapi-rapinya, hindarilah ketikan yang bertumpuk-tumpuk.
Dituliskan dengan
ejaan yang betul.
Catatan :
Singkatan Sdr. dipakai
sebagai sapaan yang di ikuti oleh nama
orang atau pejabat,
Misalnya:
Kepada
Yth. Sdr. Santoso
Kata Saudara yang dipakai sebagai
kata ganti orang kedua tidak boleh disingkat Sdr.
Misalnya :
Atas Perhatian Saudara (bukan Sdr.)
kami ucapkan terima kasih
3. Penutup
Surat
Penutup surat dapat dianggap sebagai
kunci isi Surat. Umumnya berisi ucapan terima kasih terhadap semua hal yang
dikemukakan dalam isi surat. Penutup surat ditulis secara singkat dan jelas.
Berikut ini contoh penutup surat sesuai dengan isinya :
a. Untuk
menyatakan rasa terima kasih dapat dipakai kalimat-kalimat penutup :
1. Atas kehadiran Bapak/Saudara,
kami ucapkan terima kasih.
2. Atas perhatian Bapak/Saudara,
kami ucapkan terima kasih.
Catatan :
- Dibelakang kata sapaan Bapak/Ibu/Saudara dibubuhkan tanda koma ( , )
2.
Kata sapaan/kata ganti pada kalimat penutup sama dengan kata ganti
pada kalimat
pembuka. Cobalah perhatikan contoh berikut;
Dengan ini kami mohon bantuan Bapak
ikut serta membina berhasilnya pendidikan putra- putri.
Atas perhatian Bapak, kami ucapkan
terima kasih.
Bukan:
Atas perhatiannya, kami
ucapkan terima kasih.
Pemakain -nya pada ... perhatiannya
tidak tepat, sebab (enklitis) -nya adalah bentuk terikat orang ketiga
tunggal, sedangkan yang dimaksud adalah orang kedua (Bapak/Ibu/Saudara).
b.Untuk
menunjukkan suatu kenyataan yang telah disebutkan sebelumnya, dapat dipakai
kalimat-kalimat penutup sebagai berikut :
- Demikianlah harapan kami dan atas perhatian saudara, kami ucapkan terima kasih.
- Demikianlah surat tugas ini diberikan untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Kata demikianlah menyatakan
sesuatu yang telah disebutkan sebelumnya, misalnya: laporan, penjelasan,
keterangan, pemberitahuan dan sebagainya. Sebaiknya apa yang telah disebutkan
sebelumnya itu, dituliskan dibelakang kata demikian. Jadi belum cukup
hanya dituliskan :
Demikianlah harap maklum
Demikiannlah hendaknya saudara
maklum
c.Untuk menyatakan
suatu harapan dapat dipakai kalimat-kalimat pembuka :
(1) Harapan kami, semoga kerja sama yang
sudah baik ini dapat kita bina dan kita
tingkatkan terus
(2) Mudah- mudahan keterangan- keterangan
yang kam sampaikan di atas berguna
bagi Saudara.
d. Untuk
menyatakan sesuatu yang dinantikan dapat dipakai kalimat penutup :
(1) Sambil menunggu balasan Saudara, kami
ucapkan terima kasih.
(2) Sambil menunggu panggilan Bapak, kami
ucapkan terima kasih
Catatan :
Perhatikan kalimat
penutup berikut ini :
Atas bantuan saudara, kami
haturkan banyak-banyak terima kasih.
Bentuk kami
haturkan (pengaruh bahasa Jawa) sebaiknya jangan digunakan dalam surat
resmi. Kata banyak sudah menunjukkan jamak, tidak perlu di ulang-ulang. Tidak
tepat juga dikatakan :
Atas bantuan saudara, kami ucapakan
diperbanyak terima kasih.
i. Salam Penutup
Salam penutup surat
dinas /formal pemerintah menyebutkan:
1. Nama jabatan/kantornya
2. Tanda tangan
Surat harus
ditandatangani oleh pembuatnya. Untuk mengetahui siapa yang berwenang
menandatangani sebuah surat dalam suatu lembaga atau perusahaan, maka terlebih
dahulu harus diketahui siapa yang bertanggungjawab atas lembaga atau perusahaan
terkait.
Tandatangan
dibubuhkan tepat salam penutup, yaitu di bawah kalimat 'Hormat Saya' atau
'Hormat kami' atau 'Wassalam'. Di bawah tandatangan ditulis nama lengkap.
3. Nama terang
Penulisan nama
lengkap tidak perlu diberi tanda kurung, garis bawah,dan tidak boleh ditulis
dengan huruf kapital. Semua itu menyalahi aturan yang berlaku.
4. NIP (Nomor Induk Pegawai)
Salam penutup
diketik berjarak tiga baris dari kalimat penutup.
Dekan,
Cap Ttd
Prof.
Dr. Imam Su
NIP
130087965
Memperhatikan
bentuk-bentuk dan bagian-bagian surat yang telah diuraikan, susunan surat resmi
akan nampak sebagai bagan berikut :
:
Kepala surat berisi :
:
- nama instansi, organisasi atau perusahaan
: - alamat instansi (kantor yang
bersangkutan)
1. Kepala : - nomor telepon
:
- nomor kotak Pos/Tromol Pos (jika ada)
:
- lambang instansi (Kalau punya)
:
Leher surat berisi :
:
- nama kota dan tanggal*)
:
- alamat yang dituju
2. Leher :
- nomor Surat
:
- lampiran
:
- hal atau Perihal
:
- sifat (kalau diperlukan)
Kata
penyeru/ Dengan hormat*)
:
Badan surat berisi:
:
- kalimat pembuka
3. Badan :
- isi surat
:
- kalimat penutup
kata
penutup/hormat kami*)
: Kaki
surat berisi:
:
- nama instansi/kantor*)
:
- jabatan sipenandatangan
4. Kaki :
- nama jelas sipenandatangan
:
- nomor induk pegawai (NIP) untuk surat dinas
:
- tembusan
*) - nama kota
tidak perlu dicantumkan pada tanggal surat dinakata penyeru dan - kata
penutup tidak dipakai pada surat dinas, tetapi dipakai pada surat pribadi, surat dagang, dan surat resmi dari seseorang
kepada suatu instansi.
- pada kaki surat nama Instansi/ Kantor
tidak dipakai pada surat dinas
2.3.1
Contoh Surat yang Berhubungan dengan Surat Resmi
Contoh- contoh surat berikut ini
disajikan menurut tingkat kesulitan menyusunnya. Misalnya: surat lamarat
pekerjaan, pesan singkat (memo), dan undangan, dll. Untuk itu diperlukan kecakapan
dalam menyusun surat, diantaranya:
a.
memahami masalah atau hal yang akan dituliskan
b.
memahami peraturan- peraturan yang berhubungan dengan itu
c.
mengetahui kedudukan pembuat surat itu, maksudnya kepada siapa surat tersebut
akan disampaikan.
d. menguasai
teknik- teknik menyusun surat yang baik, dan
e.
menguasai pemakaian bahasa yang baik dan benar.
a.
Surat Lamaran Pekerjaan
Surat lamaran pekerjaan biasanya
dibuat berdasarkan sumber lamaran lewat pengumuman, iklan, teman, inisiatif
sendiri dan sebagainya. Dalam hal ini, pelamar perlu menyebutkan sumber lamaran
itu pada alinea pembuka.
Selanjutnya, pada alenia berikutnya
(alinea penghubung) dituliskan kualifikasi dari pelamar yang umumnya meliputi:
- nama lengkap
- tanggal dan tempat lahir
- alamat
- keperibadian,
- pendidikan,
- pengalaman, dan
- keterangan- keterangan lain yang berguna sekali untuk mempertimbangkan diterima atau tidaknya lamaran itu.
Syarat- syarat (administratif) yang
diminta dan keterangan- keterangan lain dilampirkan bersama dengan surat
lamaran.
Ada beberapa hal lain yang perlu
diperhatikan dalam membuat surat lamaran, yaitu:
- dalam surat lamaran tulisan harus jelas, tidak ada coretan atau bekas hapusan. Dan jika ditulis dengan tangan harus menggunakan kertas bergaris ukuran Folio.
pelamar
menyebutkan dirinya bukan dengan kata ganti “Kami” melainkan “Saya”; dan
menyebut pejabat/pemimpin suatu kantor/instansi perusahaan dengan kata sapaan
“Bapak”, bukan “Saudara”.
Contoh
menulis surat lamaran pekerjaan berdasarka iklan
Iklan di Harian Jawa Pos, 10
Desember 2008
Surabaya,
11 Desember 2008
Lampiran:
4 (empat) lembar
Hal
: Permohonan Pekerjaan
Kepada:
Yth. Pemasang Iklan di Jawa Pos
Tanggal,
10 Desember 2008
Jalan
Ngagel Jaya Selatan 2000B
Surabaya
Dengan
hormat,
Sesuai dengan iklan Bapak di harian
Jawa Pos tanggal 10 Desember 2008, yang menyatakan bahwa dibutuhkan tenaga
merketing dan teknisi sofwer akunting, maka bersama ini saya:
nama :
Suyanto
tempat, tanggal lahir : Surabaya, 1 April 1985
pendidikan terakhir : Sarjana
jenis kelamin : Laki- laki
agama : Islam
alamat : Jl. Wilis 23 Surabaya
mengajukan lamaran pekerjaan pada
perusahaan Bapak sesuai dengan jabatan yang ditawarkan dan ijazah yang saya
miliki.
Untuk kelengkapan persyaratan yang
dibutuhkan, bersama ini saya lampirkan:
- daftar riwayat hidup
- salinan ijazah terakhir
- salinan sertifikat Kursus Computer
- pas photo
Atas kebijaka Bapakndan terkabulnya
permohonan ini, saya mengucapkan terimakasih.
Hormat
saya,
ttd
Suyanto
Lampiran yang Menyertai Surat Lamaran
Surat lamaran pekerjaan tidak boleh
dikirim sendirian. Artinya, bahwa disamping surat lamaran, harus disertai
dengan lampiran- lampiran. Lampiran utama yang tidak boleh diabaikan adalah
Daftar Riwayat Hidup dan Ijazah Terakhir. Sedangkan lain- lainnya seperti pas
foto, SKKB, sertifikat, surat keterangan dokter, surat keterangan pengalaman
kerja bukanlah suatu yang dianggap mutlak. Namun jika ada dan diperlukan, bisa
disertakan.
Lampiran tersebut ialah:
1.
Daftar Riwayat Hidup
Daftar riwayat hidup disebut juga curriculum
vitae. Daftar riwayat hidup merupakan syarat utama bagi perusahaan untuk
mengetahui pribadi pelamar.
2.
Foto Copy Ijazah Terakhir
3.
Pas Foto Terbaru
4.
Surat Keterangan Kelakuan Baik (SKKB)
5.
Surat Keterangan Doktor
6.
Surat Keterangan Orang Tua
7.
Surat Pengalaman Kerja
8.
Surat Pernyataan.
b.
Memo (pesan singkat)
Memo merupakan pesan ringkas, yakni pesan yang
ditulis seseorang dengan singkat, jelas, dan mudah untuk dipahami (wikipedia,
15 November 2008, http://id.wikipedia.org/wiki/memo). Menurut pemakaiannya,
memo ada yang bersifat resmi dan bersifat pribadi (tidak resmi). Memo bersifat
resmi dipakai sebagai surat pernyataan dalam hubungan resmi dari seorang
pimpinan kepada bawahannya. Memo bersifat pribadi dipakai sebagai nota surat
pernyataan tidak resmi antar teman
saudara atau orang lain yang memiliki hubungan akrab.
Ciri-ciri Memo
1. Surat khusus yang dibuat khusus untuk keperluan dalam
kantor atau organisasi
2. Dilihat dari peredarannya, sebuah
kantor atau organisasi dapat menyampikan memo
secara horizontal maupun secara vertikal
3. Penyampian secara horizotal
merupakan penyampian memo kepada pihak yang memiliki
jabatan satara
4. Penyampian secara vertikal merupakan
penyampaian memo dari atasan kepada bawahan
atau sebaliknya untuk mengingatkan atau memerintahkan sesuatu
5. Merupa bentuk komuikasi yang berisi
saran, arahan, atau penerangan mengenai sesuatu
hal
6. Memiliki bagian surat yang lebih
sederhana dibandingkan dengan surat resmi pada
umumnya, terutama dalam isi surat.
7. Karena pedarannya yang terbatas,
memo biasanya tidak mencantumkan identitas
kantor, seperti nama kantor, nomor telepon,
faksimili, dan kode pos, secara lengkap.
Ciri-ciri bentuk Memo terdiri atas dua bagian:
1. Kepala Memo
a.
Penerima
b. Pengirim
c. Perihal dan tanggal pengirim
d. Paraf dan nama terang pengirim
Susunan memo dan
penjelasannya :
1. susunan memo terdiri atas:
a. kepala memo
- tulisan memo ditemptkan ditengah lembar isi naskah
- nama pengirim memo ditempatkan disebelah kiri atas naskah dinas
- nama pejabat dan alamat yang dituju ditempatkan disebelah bawah nama pegirim
b. isi memo memuat
pemberitahuan atas sesuatu permasalah
c. bagian akhir memo
memuat tanda tangan dan pembuat memo
2. Penanda tanganan dan penggunaan kop naskah dinas
a.
memo dibuat di atas kertas ukuran folio dengan mengunakan:
- kop naskah dinas gubernur bagi memo yang dipergunakan oleh gubernur dengan lambang negara berwarna hitam.
- Kop naskah dinas perangkat daerah yang bersangkutan
b. memo diparaf atau
ditanda tangani oleh pembuat memo
c. pembuat memo dapat
diketik atau cukup ditulis tangan
Perhatikanlah format memo
berikut!
MEMO (1) Keterangan :
(2)
(1) Kepala
memo
(3)
(2) Penulis memo
(4) (3) Pihak yang dituju
(4) Isi pesan-pesan
(5) (5) Tanggal penulisan
(6) (6) Identitas jabatan
(7) Tanda tangan
(7) (8) Nama penulis
(8)
Contoh:
PT. BUKTI BARISAN
Jalan Hasanuddi No. 14 Bandung
Dari : Direktur Utama
Kepada : Kepala Bagian
Personalia
Kami minta tolong
kepegawaian
secepatnya.
Terima kasih.
03 April 2008
Direktur Utama,
ttd
Danu Wijaya
Layanan
pesan singkat juga merupakan layanan yang dilaksanakan melalui telepon genggam
untuk mengirim atau menerima pesan-pesan pendek. Layanan pesan singkat ini
terkenal dengan istilah SMS (Short Message Service).
Untuk
menghemat tempat dan mengetiknya mudah, biasanya pesan SMS disingkat-singkat.
Akan tetapi, kendala kesulitan sekarang sudah teratasi karena banyak telepon
genggam yang memiliki kamus.
c.
Surat Undangan
Persatuan Mahasiswa Gresik
PERMAGRES
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG
Periode 2007-2008
Nomor
: 01/PMG-UIN MLG/A-1/XII/2008
Hal : Undangan
Kepada Yth. Khorun Nisak
Di
Tempat
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Salam silaturrahmi kami sampaikan semoga Allah
SWT senantiasa
melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semu, Amin....
Sehubungan akan
diadakannya acara “Ta'aruf PERMAGRES”
UIN
Malang, maka kami mengharap kehadiran
Saudara/i pada:
Hari/Tanggal : Sabtu – minggu / 20 – 21
Desember 2008
Waktu : 12.00 WIB
Tempat
: Kota Baru
Demikian surat undangan ini kami sampaikan,
dan atas perhatian
saudara/i kami mengucapkan terima kasih.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb
Malang, 03 Desember 2008
PANITIA TA'ARUF PERMAGRES
UIN Malang 2007 – 2008
Ketua Sekretaris
ttd ttd
Fuad Amsyari Shohihah
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari pembahasan di atas, makalah ini
dapat disimpulkan:
1.
a. Arti surat: Umumnya diartikan sebagai alat komunikasi yang dibuat secara tertulis untuk menyampaikan
berita/informasi dari seseorang kepada pihak lain
dengan mengikuti aturan dan bentuk tertentu.
b. Arti surat-menyurat:
Ialah aktivitas untuk menyusun konsep surat, mengetik, memeriksa, menandatangani, mengagenda, sampai mengirim
kepada alamat yang
dituju. Disebut juga korespondensi.
c. Isi surat: Sebagai alat
untuk menyampaikan sesuatu maksud, isinya bermacam-macam,
misalnya:
a. menanyakan sesuatu
b. memberikan informasi
c. memberikan perintah
d. melamar pekerjaan
e. mengundang undangan
f. dan lain-lain
2.
Jenis Surat ialah:
a. Surat pribadi
b. Surat dinas
c. Surat niaga/dagang
3.
Klasisifikasi Surat
a. Menurut tujuaanya
- Surat pemberitahuan - Surat panggilan
- Surat perintah - Surat keputusan
- Surat permohonan - Surat
kuasa/perjanjian
- Surat laporan - Surat pengantar
- Surat susulan - Surat pesanan
- Surat peringatan/teguran
b. Menrut sifat isinya
-
Surat dunas
- Surat dagang
- Surat pribadi
c. Menurut bentuknya
- Surat biasa - Surat telegram
- Surat pengantar - Surat wesel
- Memo/nota
d. Menurut prosedurnya
- Surat masuk
- Surat keluar
e. Menurt jangkauannya
- Surat intern
- Surat ekstern
f. Menurt keamanan isinya
- Surat rahasia
- Rahasia
- Biasa
g. Menurut penerima surat
- Surat biasa
- Surat edaran
- Pengumuman
h. Menurut urgensi penyelesaian surat
- Kilat -
Segera
- Amat segera - biasa
i. Menurut kegunaan surat
- Konsep -
Tembusan/copy
- Asli -
Salinan/kutipan
- Lampiran - Petikan
j. Menurut wujud Surat
- Kartu pos - Memo
- Warkat pos - Nota
- Surat bersampul - Telegram (Surat kawat)
4.
Fungsi surat
a.
Merupakan alat komunikasi yang penting dalam administrasi, karena merupakan bukti hitam di atas putih
tentang apa yang dikomunikasikan. Terbesar
komunikasi administrasi pada zaman modern ini diadakan dengan surat menyurat (alat komunikasi dan alat
bukti tertulis).
b. Dapat diibaratkan sebagai wakil atau duta dari penulis surat atas
kehadirannya secara pribadi dihadapan
penerima surat, untuk menyampaikan berita, permohonan
dan sejenisnya yang tertulis dalam surat (sebagai duta organisasi).
c. Merupakan indikator atau barometer tentang banyak atau sedikitnya
kegiatan suatu instansi atau
organisasi. Bila sirkulasi surat sedikit berarti kegiatan instansi/organisasi tersebut kecil,
dan sebaliknya.
d. Dengan membaca surat, orang dapat mengetahui atau menilai
kepribadian atau keadaan hati penulisnya.
Dengan kata lain surat mencerminkan kepribadian penulis/pengirim surat.
e. Sebagai pedoman kerja, yaitu untuk membuat keputusan/kebijakan
berikutnya.
f. Sebagai alat pengingat dan alat historis.
g.
Sebagai alat pembuktian (tanda bukti)
5. Surat yang baik
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Harus ditulis sesuai dengan teknik penyusunan surat yang benar,
yaitu:
a. pemilikan bentuk yang
tepat
b. penyusunan dan
pengetikan bagian-bagian surat yang benar
c. penggunaan kertas
sesuai dengan ketentuan
b. Isi surat harus dinyatakan dengan ringkas, jelas, dan ekplisit.
c. Bahasa yang digunakan harus baik dan benar:
a. mengikuti kaidah Ejaan
Yang Disempurnakan
b. sesuai dengan tata
bahasa dan pemilikan kata yang baku
d.
Bahasa surat harus efektif. Untuk itu bahasa surat harus logis, hemat, cermat, sopan dan menarik.
e.
Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan adalah:
a. memahami kedudukan masalah yang
dikemukakan.
b. memahami peraturan-peraturan yang
berkaitan dengan masalah itu.
d. mengetahui posisi dan bidang tugasnya.
6.
Format/ bentuk surat
a. Lurus penuh (Full block style)
b. Lurus biasa (Block style)
c. Setengah Lurus I (Semi block style)
d. Setengah lurus II (Official style)
e. Lekuk atau takuk (Indented style)
f. Paragraf bergantung
7.
Bagian-bagian surat resmi
a. Kepala surat
b. Nama tempat dan tanggal
c. Nomor
d. Lampiran
e. Hal/perihal
f. Alamat
g.Salam pembuka
h. Isi (tubuh) surat
i. Salam penutup
j. Tembusan
3.2 Saran
Dengan
mempelajari makalah ini dengan baik dan benar, diharapkan penulis/pembaca dapat memahami dan mampu
membuat surat dengan baik dan benar
karena surat merupakan sesuatu yang harus dihadapi dalam aktifitas organisasi
sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Kustiawan,nanang.
2003. Membuat Surat Dinas/Surat Resmi. Surabaya: Pustaka Media.
S.H.,
Pratjihto. 1983. Penuntun Surat-Menyurat Jabatan. Bandung: Djambatan.
Marhijanto,
Drs. Bambang. . Membuat Surat-surat
Resmi dan Lamran Pekerjaan. Surabaya:
Arkola.
Kusuma,
A. Halik. P, 1991. Dikat Bahasa Indonesia. Malang: IAIN Malang.
Wikipedia.
2008. Memo, (Online),
(http://id.wikipedia.org/wiki/Memo,
diakses 15 November 2008).
Arsipjatim.
2008. Susunan Memo, (Online),
(http://www.arsipjatim.go.id/web/uploadFile/TBARSIPDINAMIS/Badan %20Arsip%20Propinsi%20Jawa%20Timur/takah%20memo.pdf,
diakses 22 Desember 2008).