Jumat, 26 Oktober 2012

Penulisan Kata (Bahasa Indonesia)



PENULISAN KATA

1.      KATA DASAR

Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan
Misalnya:
Ibu percaya bahwa engkau tahu.
Kantor pajak penuh sesak.
Buku itu sangat tebal.

2.      KATA TURUNAN

a)      Imbuhan(awalan,sisipan,akhiran)ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Misalnya:
Bergelegar
Dikelola
Mempermainkan
b)      Jika bentuk dasar berupa gabungan kata,awalan atau akhiran ditulis serangai dengan kata langsung mengikuti atau mendahuluinaya.
Misalnya:
Bertepuk tangan          garis bawahi
Menganak sungai        sebar luaskan
c)      Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat    awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
Menggarisbawahi
menyebarluaskan
Dilipatgandakan
penghancurleburan
d)     Jika salah satu unsure gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
Adipati                         mahasiswa
Aerodinamika              mancanegara
Awahama                    pancasila
Demoralisasi                purnawirawan
Kolonialisme               tritunggal

CATATAN:
v  Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf capital, diantara kedua unsure itu dituliskan tanda hubung(-).
Misalnya:
Non-Indonesia           pan-Afrikanisme
v  Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan kata dasar, gabungan itu ditulis terpisah.
Misalnya:
Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa             melindungi kita.

3.      BENTUK ULANG

Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan  tanda hubung.
Misalnya:
Anak-anak                               gerak-gerik
Biri-biri                                    huru-hara
Buku-buku                              lauk-pauk

4.      GABUNGAN KATA
  1. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus,unsur-unsurnya ditulis terpisah.
Misalnya:
Duta desar                   mata pelajaran
Orang tua                    simpang empat
Kambing hitam           meja tulis
  1. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian, dapat  ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsure yang bersangkutan.
Misalnya:
Alat pandang-dengar  buku sejarah-baru
Ibu-bapak kami           orang-tua muda
  1. Gabungan kata berikut ditulis serangkai
Misalnya:
Acapkali                   manakala
Adakalanya              manasuka
Akhirulkalam                       mangkubumi.

5.      KATA GANTI-ku, kau-, -mu, dan-nya
Kata ganti ku-dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang  mengikutinya;-
 ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai  dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Apa yang kumiliki boleh kauambil
Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan

6.      KATA DEPAN di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya  kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu                     kata seperti kepada dan daripada.
Misalnya:
Kain itu terletak di dalam lemari
Bermalam semalam di sini
Di mana Siti sekarang?
Mereka ada di rumah
Ia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan
Ke mana saja ia selama ini?
Kita perlu berfikir sepuluh tahun ke depan.
Mari kita berangkat ke pasar
Saya pergi ke sana-sini mencarinya.
Ia datang dari Surabaya kemarin.
CATATAN:
Kata-kata yang dicetak miring di bawah ini ditulis serangkai.
Si Amin lebih tua daripada Si Ahmad.
Kami percaya sepenuhnya kepada kakaknya.
Kesampingkan saja persoalan yang tidak penting itu.
Ia masuk, lalu keluar lagi.
Surat perintah itu dikeluarkan di Jakarta pada tanggal 11 Maret                                  1966.
Bahwa kemari gambar itu.
Kemarilah buku itu.
Semua orang terkemuka di desa itu hadir dalam kenduri itu.

7.      KATA si dan sang
Kata si dan sang  ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya .
Misalnya:
Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.
Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim.

8.      PARTIKEL
  1. Partikel –lah, -kah, dan –lah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Bacalah buku itu baik-baik.
Jakarta adalah ibukota Republik Indonesia
Apakah yang tersirat dalam surat ini?
Siapakah gerangan dia?
Apakah gunanya bersedih hati?
  1. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus.
Hendak pulang pun sudah tak ada kendaraan.
Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah datang ke rumahku.
Jika ayah pergi, adik pun ingin pergi.

.  CATATAN:
Kelompok kata..yang lazim diangga  padu.misalnya:adapun,andaipun,ataupun…..dsb.
  1. Partikel per yang berarti mulai,’demi,’dan,’tiap’ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya.
Misalnya:
Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April
Mereka masuk ke dalam ruangan satu per Saturday
Harga Kain itu Rp.2.000.00 per helai.



BEBERAPA KONSEP DASAR

1)      DEFINISI ISTILAH
Istilah ialah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas                             dalam bidang tertentu.
2)      KATA DASAR PERISTILAHAN
Kata dasar peristilahan ialah bentuk bahasa yang dipakai sebagai  istilah dengan tidak mengalami penurunan bentuk, atau yang dipakai sebagai alas istilah yang berbentuk turunan.
Contoh:
KATA DASAR               BENTUK TURUNAN
Impor                                           pengimpor
Ion                                                pengionan
Kasasi                                           dikasasi
3)      KATA BERIMBUHAN PERISTILAHAN
Kata berimbuhan peristilahan ialah istilah(berbentuk turunan)yang terdiri atas kata dasar dan imbuhan.
Contoh:
Bersistem                         pemolimeran
Pendakwaan                                 tersina-X

4)      GABUNGAN KATA PERISTILAHAN
Gabungan kata peristilahan ialah istilah dari beberapa kata
Misalnya:
Angkatan bersenjata                    daya angkut
Komisaris utama              persegi panjang
Pusat listrik tenaga air


DAFTAR PUSTAKA


*    Lamuddin, finoza. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan mulia.
*    Tanpa pengarang. Ejaan Bahasa Indonesia. Bandung: ITB.
*    Abdul Caer, 2003. Seputar Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar