Jumat, 26 Oktober 2012

Manusia Keindahan dan Cinta Kasih



MANUSIA KEINDAHAN DAN CINTA KASIH

BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
            Manusia hidup di dunia tidak bisa terlepas dari berbagai hal yang selalu melekat dengan dirinya. Hal yang selalu melekat itu meliputi berbagai aspek, baik itu konkret, abstrak. Aspek yang konkret adalah yang dapat dirasakan oleh panca indra manusia. Manusia bisa melihat, mendengar meraba, mengecap dan mencium bau. Kelima aspek itu bisa dirasakan manusia selama panca indra manusia masih normal. Sedangkan aspek yang abstrak adalah sesuatu yang dirasakan manusia melalui perasaan. Manusia bisa merasakan bahagia, sedih, cinta, sayang, benci, marah, gelisah dan sebagainya.
            Manusia cenderung untuk selalu  mendapatkan sebuah kepuasan.sehingga manusia selalu inginmerasakan bahagia, cinta, kasih sayang, dan melihat hal-hal yang bersifat indah. Akibatnya manusia selalu berusaha untuk mewujudkan keinginan itu bauik secara individu maupun kelompok. Mereka tidak akan puas sebelum mendapatkan apa yang mereka inginkan.
            Berdasarkan permasalahan diatas penulis akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan keindahan dan cinta kasih. Sehingga diharapkan nantinya kita mengetahui dan mengerti akan semua kebutuhan dan pentingnya keindahan dan cinta kasih.

RUMUSAN MASALAH
1.      Apa saja yang berhubungan dengan keindahan?
2.      Apa saja yang berhubungan dengan cinta kasih?

TUJUAN
1.      Mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan keindahan
2.      Mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan cinta kasih


BAB II
PEMBAHASAN

PENGERTIAN KEINDAHAN
            Keindahan berasal dari kata indah yang berarti bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Abdul Kadir Muhammad menjelaskan bahwa keindahan itu bersifat menyenangkan, menggembirakan, menarik perhatian, dan tidak membosankan yang melekat pada suatu obyek[1]. Obyek tersebut bersifat konkret , dapat berupa benda, ciptaan, perbuatan atau keadaan. Manusia berkomunikasi dengan obyek tersebut menggunakan panca indra dan memberikan penilaian dan penanggapan. Hasil penilaian dan penanggapan itu disebut nilai, yaitu sifat yang melekat pada obyek: menyenangkan, menggembirakan, menarik perhatian, dan tidak membosankan.
Selain obyek yang melekat pada manusia, ada obyek yang diluar diri manusia, yaitu berupa ciptaan manusia dan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Ciptaan manusia yaitu produk budaya sebagai pantulan rasa keindahan yang ada dalam diri manusia, yang bersifat relatif karena terbatas oleh tempat dan waktu, misal pakaian, rumah, dekorasi, lukisan dan tata rias. Sedangkan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa berupa produk kekuasaan Tuhan yang bersifat mutlak karena diakui oleh semua orang, misal pendangan alam(lanscape), kecantikan wanita(beautiful woman), dan kenikmatan suami istri(sexual pleasure)
Indah dalam bahasa Yunani adalah ”aisthesis” kemudian diserap ke dalam bahasa indonesia menjadi kata estetis yang berarti sifat indah, yaitu nilai kualitas dari suatu objek. Menurut the Liang Gie dalam bukunya Garis Besar Estetik (filsafat keindahan), keindahan dalan bahasa inggris diterjemahkan dengan kata beautiful, Perancis beau, Italia dan Spanyol bello, yang berasal dari bahasa latin bellum. Akar katanya adalah bonum artinya kebaikan kemudian mengalami pengecilan bentuk menjadi bonellum dan terakhir ditulis menjadi bellum. Di dalam bahasa inggris dibedakan antara istilah beauty (keindahan) dan the beautiful (benda atau hal yang indah).[2]
Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahanadalah kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai sifat yang abadi dan mempunyai daya tarik yang terus bertambah. Jika sesuatu tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Keindahan memiliki kawasan yang sangat luas seiring dengan perkembangan teknologi, sosial, dan budaya yang dihasilkan oleh manusia.
Menurut M. Habib Mustopo di dalam bukunya Ilmu Budaya Dasar keindahan adalah suatu hubungan-hubungan yang formal daripada pengamatan yang dapat menimbulkan rasa senang (Beauty is unity if formal relation among our sence perceptions, kata Hebert Read). Keindahan itu merangsang timbulnya rasa senang tanpa pamrih pada subyek yang melihatnya, dan bertumpu kepada ciri-ciri yang terdapat pada obyek yang sesuai dengan rasa senang itu. Tapi apa yang dikatakan Hebert Read itu terbatas pada lahiriah saja. Padahal keindahan itu selain mencangkup lahiriah juga mencangkup kenikmatan spiritual.
Berdasarkan penjelasan dari pandangan diatas masih bayak tokoh-tokoh yang memberikan batasan tentang keindahan[3]. Diantaranya adalah:

1.      Leo Tolstoy (Rusia)
            Di dalam bahasa Rusia istilah keindahan diungkapkan dengan kata”krasota” artinya that wich pieases the sigh yaitu sesuatu yang mendatangkan rasa yang menyenangkan bagi yang yang melihat dengan mata. Bangsa Rusia tidak memiliki pengertian keindahan dalam bidang musik. Bagi mereka yang indah adalah yang dapat dilihat oleh mata. Jadi keindahan adalah sesuatu yang mendatangkan rasa menyenangkan bagi yang melihat.



2.      Alexander Baumgarten (Jerman)
Keindahan adalah keseluruhan yang merupakan susunan yang teratur daripada bagian-bagian, yang antara yang satu dengan yang lain saling berkaitan erat. (Beauty is on of part in their manual relations and in their relations to the whole).

3.      Sulzer
Yang indah itu hanyalah yang baik. Jika suatu ciptaan belum baik berarti ciptaan itu belum indah. Keindahan harus dapat memupuk rasa moral, jadi ciptaan amoral adalah tidak indah, karana tidak dapat digunakan untuk memupuk rasa moral.

4.      Winchelman
Keindahan itu dapat terlepas sama sekali daripada keindahan.

5.      Shaftesbury (Jerman)
Keindahan adalah sesuatu yang memiliki proporsi yang harmonis. Karena yang proporsinya harmonis itu nyata, maka keindahan itu dapat disamakan dengan kebikan. Jadi yang indah adalah yang nyata dan yang nyata adalah yang baik.

6.      Humo (Inggris)
Keindahan adalah sesuatu yanmg dapat mendatangkan rasa senang.

7.      Hemsterhuis (Belanda)
Menurut beliau yang indah adalah yang dapat mendatangkan rasa senang dan itu adalah dalam waktu yang sesingkat-singkatnya paling banyak memberikan pengamatan-pengamatan yang menyenangkan itu.

8.      Emmanuel Kant
Beliau membagi keindahan menjadi dua segi, yaitu segi subyektif dan segi obyektif.
a). Subyektif
Keindahan adalah sesuatu yang tanpa direnungkan dan tanpa sangkut paut dengan kegunan praktis, tetapi mendatangkan rasa senang pada si penghayat.
b). Obyektif
Keserasian dari suatu obyek terhadap tujuan yang dikandungnya, sejauh obyek ini tidak ditinjau dari segi kegunaan.
9.      Al–Ghazali
Keindahan suatu benda terletak di dalam perwujudan dari kesempurnaan, yang dapat dikenali kembali dan sesuai dengan sifat benda itu. Setiap benda pasti memiliki perfeksi dan karakteristik, yang berlawanan dengan itu dalam keadaan tertentu dapat menggantikan perfeksi dan karakteristik benda lain. Apabila semua sifat-sifat yang mungkin terdapat di dalam sebuah benda itu merupakan representasi keindahan yang bernilai paling tinggi; apabila hanya sebagian yang ada, maka benda itu memiliki nilai keindahan sebandinng dengan nilai-nilai keindahan yang terdapat di dalamnya. Di samping itu Al Ghazali juga mengemukakan keindahan dengan ”jiwa” (ruh, yang disebut sebagai ”spirit” ,”jantung”, ”pemikiran”,”cahaya”), yang dapat merasakan keindahan dalam dunia yang lebih dalam (inner world) yaitu nilai-nilai spiritual, moral dan agama.
Dari berbagai pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian keindahan itu bersifat relatif berdasarkan subyeknya. Karena bersifat relatif, sebaiknya meninjau seni tanpa sangkutnya dengan keindahan. Kita tidak boleh mengarahkan perasaan keindahan secara sepihak. Misalnya hanya kepada para seniman klasik, tapi juga kkepada seniman-seniman primitf karena mereka juga memiliki keindahan yang cukup tingi.

SIFAT KEINDAHAN

1.                  Keindahan itu kebaikan
Sifat keindahan bersifat kebaikan (goodness) artinya setiap yang indah pasti menyenangkan, menggembirakan, menarik perhatian dan tidak membosankan. Hal ini didasarkan pada unsur rasa yang dimiliki manusia dengan mempertimbangkan dan dibenarkan oleh akal. Manusia menanggapi suatu obyek baik berupa perilaku manusia, tutur bahasa yang bersifat abstrak yang dirasakan dengan nurani dan hasil budaya manusia yang bersifat konkret dengan indranya. Jadi keindahan itu sama dengan rasa nurani yang ada dalam diri orang yang melihatnya itu dan dibenarka atau diterima oleh akal manusia.

2.                  Keindahan itu keaslian
Keindahan bersifat keaslian (originality), artinya obyek itu asli dan bukan tiruan.setiap obyek akan dikatakan indah jika asli, artinya menyenangkan, menggembirakan, menarik perhatian, dan tidak membosankan bagi yang melihatnya.

3.                  Keindahan itu keabadian
Indah berarti keabadian (durability), maksudnya tidak paernah hilang, dilupakan, ataupun susut. Obyek yang memiliki keindahan tidak pernah dilupakan orang artinya sifat menyenangkan, menggembirakan, menarik perhatian dan tidak membosankan itu tidak pernah hilang ataupun susut. Jika suatu obyek dilupakan orang berarti tidak lagi memiliki keindahan , tapi keburukan. Keburukan itu tidak menyenangkan, menggembirakan, menarik perhatian, dan membosankan.

4.                  Keindahan itu kewajaran
Keindahan dikatakan wajar (properliness), berarti tidak berlebihan dan tidak ada kekurangan, menurut apa adanya. Suatu foto dicetak lebih indah dari aslinya yang tampak justru keburukan. Seorang penyanyi menyanyi dengan tidak sewajarnya juga terlihat keburukannya.

5.                  Keindahan itu kenikmatan
Sifat keindahan adlah kenikmatan (pleasure), artinya kesenangan yang memberi kepuasan. Melihat sesuatu atau menonton pertunjukan yang mendatangkan kepuasan adalah keindahan, dan sebaliknya.
6.                  Keindahan adalah kebiasaan
Keindahan bersifat kebisaan (habit), artinya dilakukan berulang-ulang. Suatu hal yang tidak biasa akan menjadi kebiasaan jika dilakukan berulang-ulang. Seperyi adat oarang timur tidak biasa memkai pakaian adatnya karena sudah terbiasa memakai model pakaian barat, jadi mereka menganggap berpakaian ala barat itu indah.

7.                  Keindahan itu relatif
Sifat keindahan bersifat relatif  (relative), artinya terikat dengan selera perseorangan, waktu dan tempat. Misal adalah mode berbusana, jika seseoarang masih senang dengan mode sebuah pakaian maka pakaian itu akan terlihat indah selama beberapa waktu dan tempat tertentu. Tapi jika pakaiannya sudah lusuh, maka sudah tidak terlihat indah lagi sehingga tidak menyenangkan, menggembirakan, menarik perhatian dan membosankan..

Oleh karena itu, semua obyek yang memiliki sifat kebaikan, keaslian, keabadian, kewajaran, kenikmatan, dan kebiasaan, memiliki sifat keindahan. Sifat keindahan suatu obyek selalu menyenangkan, menggembirakan, menarik perhatian, dan tidak membosankan, tetapi sifat keindahan itu dibatasi oleh selera perseorangan, waktu, dan tempat.

KEINDAHAN DALAM KEHIDUPAN
Al-Qur`an menjelaskan kepada kita tentang latar belakang kehadiran umat manusia di muka bumi dan bagaimana seharusnya mereka hidup, sehingga kehidupan itu sesuai dengan maksud penciptaan tersebut. Al-Qur`an menjelaskan kewajiban kita kepada Allah dan bagaimana kita akan diberi pahala sesuai dengan amal perbuatan kita. Al-Qur`an adalah kitab yang Allah turunkan kepada hamba-hamba-Nya yang mengabdi dengan kasih sayang-menyeru kita pada keindahan, kebenaran, kesucian, dan kebahagiaan abadi. Kualitas kesempurnaan Al-Qur`an ini terdapat dalam banyak ayat,
"Sesungguhnya, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang berakal. Al-Qur`an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman." (Yusuf [12]: 111)
"Kitab (Al-Qur`an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa." (al-Baqarah [2]: 2)
Al-Qur`an adalah kitab yang ditujukan kepada manusia di segala usia, sebuah kitab yang berisi semua subjek dasar yang dibutuhkan setiap orang sepanjang hidup mereka, lelaki atau perempuan. Bentuk-bentuk ibadah, pola pikir unik bagi setiap muslim, akhlaq terpuji, perilaku mulia yang harus tampak di wajah saat menghadapi setiap kejadian tak terduga atau pada saat-saat menghadapi kesulitan, pola hidup yang membimbing jiwa dan raga demi hidup sehat, peristiwa kematian, peristiwa di saat roh melalui hari perhitungan, lalu surga dan neraka menanti semua manusia, semua termaktub dalam kitab ini.
Sebagai sumber yang khas bagi semua jawaban dan penjelasan yang mungkin orang pertanyakan tentang keselamatan abadi, Al-Qur`an juga mengandung banyak isyarat dan peringatan penting bagi kehidupan manusia. Allah mengaitkan ciri Al-Qur`an ini dalam ayat,
"... Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur`an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri." (an-Nahl [16]: 89)
Sebaliknya, hanya mereka yang berimanlah yang hidup sesuai dengan nilai-nilai Al-Qur`an. Karena itu, Al-Qur`an membimbing mereka dalam cahaya tuntunannya.
Allah menciptakan manusia dan menyampaikan melalui Al-Qur`an jalan keluar paling tepat serta semua bentuk informasi yang dibutuhkan untuk menjalani hidup dalam kebaikan kepada semua orang. Karena itu, bila menghadapi kesulitan, sungguh penting bagi mereka yang beriman untuk merujuk pada ayat-ayatnya dan penerapan atas tinjauannya. Tak soal apa latar belakang intelektualitas yang dimiliki seseorang, pengetahuannya tetap saja terbatas, sebab hanya Allah satu-satunya yang melebihi semua makhluk. Manusia dapat meraih ilmu pengetahuan hanya dengan perkenan dan kehendak Sang Maha Pencipta.
"Mereka menjawab, 'Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana." (al-Baqarah [2]: 32)
Dengan mengacu pada ayat-ayat ini, mereka yang ingin menelusuri satu kehidupan nan indah di dunia hendaklah melekatkan diri pada prinsip-prinsip Al-Qur`an. Dengan berbuat demikian, mereka akan meraih "kearifan", satu kualitas yang hanya dimiliki oleh orang-orang yang senantiasa ingat dan takut kepada Allah. Kearifan (kebijaksanaan) inilah yang memungkinkan mereka memperoleh kehidupan paling terhormat, merasakan bahagia dan damai, dan yang paling penting-meraih tujuan mulia atas keberadaan mereka di bumi. Yang harus mereka lakukan adalah berserah diri kepada Allah dan Al-Qur`an; menekuni dan meneliti perintah-perintah dan nasihatnya, mencermati maksudnya, dan mengamalkannya[4].

PERKEMBANGAN KESENIAN
            Keindahan diidentikkan dengan kesenian dalam kasus-kasus tertentu. Kesenian selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan seiring  dengan pertumbuhan dan perkembangan manusia sebagai salah satu wujud karya manusia. Kesenian selalu berkembang seiring dengan berkembangnya zaman. Kesenian mengalami modifikasi, penambahan, perbaikan sehingga yang dihasilkan oleh kesenian semakin baik dan semakin indah. Dalam perkembangannya, kesenian dibedakan berdasarkan waktu, lokasi, tempat dan faham atau aliran.
a). Perkembangan Kesenian atas Dasar Waktu
            Perkembangan kesenian atas dasar waktu dibagi menjadi tiga zaman, yaitu zaman kuno, zaman tengah, dan zaman modern.
1.      Zaman Kuno
Zaman kuno memiliki sifat-sifat tradisional yang khas dan sederhana sebagaimberiklut:
a.       Meniru alam(mimetic) sehingga seni sangat mirip atau dipengaruhi oleh alam.
b.      Adanya keselarasan yang bersifat statis, yaitu keselarasan dengan alam sebagai lingkungannya dan perkembangannya sangat lambat.
c.       Semboyan yang umum adalah I”art pour I”art, berarti seni untuk seni yang berarti seni tidak boleh dikorbankan untuk kepentingan lain, misal untuk dijual atau dipolitisikan

2.      Zaman tengah
Zaman tengah adalah zaman pealihan antara zaman kuno meenuju zaman modern. Sehingga kesenian pada zaman tengah memiliki  sifat-sifat dan ciri-ciri zaman peralihan. Ciri-ciri kesenian pada zaman tangah misalnya, antara tiruan alam dan ciptaan manusia, antara statis dan dinamis, dan antara seni untuk keperluan seni dan seni untuk keperluan manusia.

3.      Zaman Modern
Kesenian pada zaman modern memiliki sifat-sifat yang kontemporer, sehingga hasilnya menjadi lebih beragam. Ciri-ciri kesenian pada zaman modern adalah sebagai berikut:
a.       Kesenian merupakan hasil ekspresi manusia, di dalam hal ini manusia adalah sebagai homocreator. Manususia bebas untuk berkreasi dan menciptakan sesuatu sesuai kehandak atau keinginananya dan sejauh mungkin dari pengaruh kesenian yang bersifat alami.
b.      Adanya semacam kejutan yang dinamis, jadi kesenian zaman modern bertentangan dengan sifat keselarasan sebagai sifat dari kesenian zaman kuno. Sehingga manusia dapat menciptakan hal-hal baru yang lebih kreatif dan inovatif.
c.       Kesenian zaman modern memiliki semboyan umum I’art pourt I’art, artinya bahwa seni untuk manusia. Manusia mengekspos seni bukan untuk keperluan seni melainkan untuk memenuhi keperluan manusia yang semakin beraneka ragam. Sehingga pada zaman modern seni dapat diperjual belikan dan untuk kepentingan politik.

Dalam perkembangannya sejarah budaya atau seni manusia adalah bersifat maju atau berkembang dari wujud yang sederhana ke arah wujud yang kompleks, modern dan megah (progresif). Sebaliknya, adakalanya perkembangan kesenian justru bersifat regresif, yaittu kembali atau membalik dari wujud yang megah menjadi wujud yang sederhana atau primitif. Misalnya digunakannya kembali gaya-gaya lama seperti cara berpakaian, peralatan sehari-hari, rumah dan sebagainya.
Secara umum seni dapat dibagi menjadi tiga tingkatan, (H. Mustofa Ahmad, Ilmu Budaya Dasar 1999: 71) yaitu:
Pertama, seni dalam arti sempit atau terbatas, artinya seni hanya dapat dinikmati dengan mata saja atau telinga saja ( salah satu dari panca indra). Jadi secara visual atau audio.
 Kedua, seni dalam arti luas adalah seni yang dapat dinikamati secara visual dan audio secara mutlak, moral dan intelektual. Dalam kasus ini hanya orang-orang yang berpendidikan tinggi saja yang dapat menikmati seni secara luas, sedangkan masyarakat awam hanya bisa menikmati seni yang terbatas.
Ketiga, seni dalam arti estetis murni adalah seni yang harus dipahami secara mendasar, mendalam, serta membutuhkan kemahiran dalam bidang seni. Umumnya hanya para seniman yang dapat menghayati dan merasakan dengan catatan penilaian yang mereka berikan berbada-beda sesuai keyakinan dan sudut pandang atau aliran masing-masing seniman.

b). Perkembangan Kesenian berdasarkan Tempat atau Lokasi
Perkembangan kesenian berdasarkan tempat dapat membedakan antara kesenian yang satu dengan yang lainnya. Tapi hal ini juga tidak dapat terlepas dari faktor waktu. Ada tiga macam kesenian berdasarkan tempat yaitu, kesenian rakyat, kesenian keraton dan kesenian kota. Kesenian ini juga disebut sebagai pertunjukan atau teater. Teater adalah suatu bentuk pengucapan seni yang menggunaka cerita dan dialog dan diperagakan dalam bentuk gerak dan suara yang disajikan kepada penonton.
            Menurut H. Mustofa Ahmad dalam bukunya Ilmu Budaya Dasar ada tiga jenis perkembangan kesenian berdasarkan tempat atau lokasi, yaitu:
1.      Kesenian rakyat
      Kesenian rakyat adalah seni tertua dan biasanya disebut kesenian tradisional atau kesenian daerah karena sifatnya masih asli.
      Ciri-ciri kesenian rakyat:
  1. Merupakan ekspresi kolektif masyarakat tingkt rendah. Mereka sebagai homocreator menciptakan sesuatu yang indah yang sifatnya untuk kebersamaan.
  2. Sangat sederhana atau rendah menurut istilah teater artistik. Hal ini disebabkan krena pendukungnya memiliki kemampuan dan tingkat kehidupan yang rendah meskipun belum tentu orang miskin.
  3. Arena yang digunakan untuk pertunjukanadalah lapangan terbuka, lapangan atau halaman yang biasanya digunakan bersama untuk kegiatan sehari-hari.
  4. Memiliki sifat improvisatoris atu spontan.
  5. Pada waktu pertunjukan antara pemain dan penonton dapat berkomunikasi secara langsung karena jarak antara pemain dan penonton baik secara fisik maupun sosiologis sangat dekat.
  6. Jalannya pertunjukkan harus mengikuti buku induk, jika menyimpang berarti terjadi kesalahan. Akibatnya cerita rakyat bersifat statis.
Fungsi kesenian rakyat:
  1. Untuk hiburan bagi masyrakat pedesaan karena biasanya mereka kekurangan hiburan disebabkanya kesibukan. 
  2. Untuk keperluan upacara adat, karena masyarakat desa biasanya masih kental dengan hal-hal gaib.
  3. Sebagai media pendidikan informal masyarakat yang berisikan nasehat-nasehat.
  4. Memberikan kesempatan pada para seniman kesenian rakyat untuk berekspresi dan melestarikannya.
2.      Kesenian keraton
Merupakan kesenian yang berkembang dilingkungan keraton. Jadi hanya di kota-kota dan bersifat tertutup dan tidak untuk rakyat. Kesenian keraton memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Arena yang digunakan untuk pertunjukan berupa pendopo yang diper untukkan bagi kalangan bangsawan dan para priyayi yang merupakan golongan menengah.
b.       Kesenian disajikan dalam kemegahan dalam berbagai segi. Hal ini dikarenakan karena raja memiliki dana yang cukup.
c.       Keraton adalah sebagai makrokasmos dan rakyat adalah sebagai mikrokosmos sehingga wibawa  raja lebih terasa.
d.      Cerita yang sering ditampilkan adalah tentang pemerintahan sehingga nilai-ailai aristokratnya lebih menonjol.
e.       Pertunjukan bersifat sakral sehingga tidak ada komunkasi antara pemain dan penonton.
3.      Kesenian kota
Merupakan kesenian yang berkembang di masyarakat kota. Kesenian ini didukung dan digemari oleh penduduk kota. Karena penghasilan masyarakat yang relatif tinggi maka mereka adalah sebagai konsumer dan kesenian bersifat komersial. Kesenian kota memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Arena yang digunakan adalah gedung yang tertutup. Yang bisa melihat hanya orang-orang yang bisa membayar.
b.      Penyajian kesenian lebih kontemporer karena kota lebih berpeluang untuk menerima pengaruh luar.
c.       Materi yang disajikan adalah cerita yang yang hidup pada masyarakat yang memiliki banyak problema. Orang yang berpendidikan tinggi akan cepat tahu apa masalah yang disajikan.
d.      Tidak ada komunikasi antara pemain dan penonton karena pemain memainkan peran yang deskriptif (naskah). Baik buruk pertunjukan sangat cepat diketahui. Jika penonton antusias berarti penampilannya baik dan jika sebaliknya.

ALIRAN-ALIRAN KESENIAN
            Di depan telah dikemukakan ada tiga periode perkembangan kesenian. Mulai dari kesenian zaman kuno, zaman tengah dan zaman modern. Ketiga periode itu memiliki perbedaan yang menjadikan setiap periode memiliki karaktristik tersendiri. Kesenian kuno masih tergantung dengan alam sedangkan kesenian modern selalu menampilkan hal-hal yang baru.
            Kesenian yang masih tergantung dengan alam dikenal naturalisme dan realisme, dan yang merupakan hasil ekspresi manusia disebut dengan ekspresionisme. Kedua aliran tersebut terdapat pada seni lukis dan seni sastra. Dibawah ini akan dijelaskan tentang aliran-aliran tersebut.

Seni lukis
      Seni lukis merupakan hasil ekspresi manusia yang dituangkan pada media berupa kanvas, kain, kertas, dan benda-benda keras yang sekiranya bisa digunakan untuk melukis. Alat yang digunakan untuk melukis dapat berupa zat cair atau cat minyak, pastel, bulu dan alat-alat pembatik.
      Beberapa aliran seni lukis:      
1.      Naif- primitivisme
Adalah aliran seni lukis yang naif (kekanak-kanakan) dan masih primitif. Peninggalan karya seni yang dihasilkan berupa lukisan binatang buruan, lukisan cap-cap tangan yang terdapat pada dinding goa, seperti pada dinding goa Leang-leang di Sulawesi Selatan, goa-goa di Irian Jaya, dan pada dinding goa Almira Spanyol. Selain karya lukisan, terdapat juga hiasan-hiasan pada alat-alat perburuan mereka yang berupa goresan-goresan sederhana. Karya seni yang dihasilkan hanya merupakan ekspresi perasaan mereka terhadap dunia misterius atau alam gaib yang merupakan simbolis dari perasaan-perasaan tertentu, seperti perasaan takut, senang dan perdamaian. Ciri-ciri lain dari seni premitif yaitu goresannya spontannitas, tanpa perspektif, dan warna-warnanya terbatas pada warna merah, coklat, hitam, dan putih.

2.      Naturalisme
Naturalisme adalah aliran seni lukis yang lebih mengutamakan keindahan alam. Di Indonesia aliran yang menyebut dirinya realisme ini lahir pada masa pertama seni indonesia modern (1900-1940) dan mereka mengutamakan keindahan pemandangan alam. Menurut H. Ahmad Mustofa dalam bukunya Ilmu Budaya Dasar yang dikutip dari buku Seni Lukis Indonesia Baru, Sebuah Pengantar, karangan Jim Supangkat ada tiga faktor yang menyebabkan aliran naturalisme berkembang di indonesia, yaitu:
  1. Adanya sejumlah pelukis barat yang didatangkan oleh pemerintah belanda untuk mengembangkan aliran tersebut di Indonesia.
  2. Golongan menengah Belanda di Indonesia yang memesan lukisan alam Indonesia untuk dibawa pulang sebagai kenang-kenangan dari Indonesia.
  3. Pelukis Indonesia memiliki kegemaran melukis alam yang memberikan suasana romantis.
  4. Pemesan dekor yang cukup banyak karena pada waktu itu sedang berkembang sandiwara dan foto studio.

3.      .Ekspresionisme
Ekspresionisme merupakan aliran dalam seni lukis yang subyeknya mengutamakan pikiran atau perasaan sang pelukis itu sendiri. Karena subyeknya bukan alam yang lebih bicara maka yang dicari kaum ekspresionisme sebagai obyek adalah yang berbicara dan dapat menyalurkan perasaan atau jiwa sang pelukis.
Ekspresionisme berkembang pada masa kedua seni lukis Indonesia (19400-1960). Pada masa itu lahir sebuah organisasi dalam seni lukis yaitu PERSAGI (persatuan ahli gambar Indonesia). Ciri-ciri aliran ekspresionisme:
a.       Pelukis menghadapi obyek mengembangkannya lalu langsung melukisnya atau sketsa lalu dikembangkan menjadi lukisan.
b.      Pelukis cenderung pada subyektiffitas yang makin besar sehingga sifat fantasinya semakin kuat namun logika fantasi lebih terlihat daripada logika kenyataan.
c.       Pelukis cenderung pada gaya hias yang dekoratif.

4.            Kubisme
Aliran kubisme  mrrupakan aliran yang mewujudkan lukisan pola kubus. Aliran ini juga disebut aliran abstrak karena gaya lukisannya semakin abstrak. Hasil lukisan aliran ini sulit ditangkap masyarakt awam karena pemikira mereka masih terikat pada hal-hal yang nyata. Namum sebagai homo sapiens manusia siring dengan perkembangan zaman maka manusia semakin cerdas dan simbolis sehingga dapat menikmati karya aliran kubisme.
   Aliran ini lahir pada perioda ke tiga (1960-sekarang), terutama sejak lahirnya jurusan seni rupa di ITB Bandung, Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta. Tokohnya antara lain Popo Iskandar dosen ITB dengan masterpiece-nya Kucing, Muchtar Apin dengan Horizon dan Ahmad Sadali dengan Hiasan Berbingkai Emas

5.            Gerakan seni rupa baru Indonesia
Aliran ini lahir pada tahun 1970-an, dalam aliran ini suatu hasil karya dapat terlahir secara bebas melalui imajinasi. Gerakan ini memiliki langkah-langkah yang merupakan gebrakan-gebrakan, yaitu:
a.        Membuang sejauh mungkin imajinasi tentang adanya elemen-elemen khusus dalam seni rupa seperti elemen lukisan dan gambar. Dalam aliran ini seluruh elemen itu dikaitkan dengan elemen ruang, gerak dan waktu.
b.      Membuang sikap spesialis dalam seni rupa yang cenderung membangun bahasa elitis. Sebagai gantinya timbul anggapan bahwa kekayaan ide lebih utama dari keterampilan dalam menggarap elemen bentuk.
c.       Mendambakan kemungkinan berkarya dalam arti mengharapkan keragaman gaya dalam seni rupa Indonesia.
d.      Mencita-citakan seni rupa Indonesia dengan jalan mengutamakan pengetahuan yang didasari tulisan dan teori orang Indonesia.
e.       Mencita-citakan seni rupa yang lebih hidup.

RENUNGAN, KESERASIAN DAN KEHALUSAN
Perenungan (kontemplasi) menurut istilah adalah suatu proses meditasi, merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil penciptaan. Secara umum perenungan diartikan sebagai aktifitas melihat dengan mata dan atau dengan pikiran untuk mencari sesuatu di balik yang tampak atau tersirat. Renungan adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Perenungan merupakan faktor pendorong untuk menciptakan sesuatu yang indah. Bagi seorang seniman faktor perenungan lebih dominan daripada orang yang bukan seniman. Dengan kata lain seorang seniman mampu menciptakan keindahan dan sekaligus menikmatinya, tetapi orang yang bukan seniman hanya mampu menikmati keindahan dan tidak mampu menciptakan keindahan karena selera seninya  rendah.
Keserasian adalah kemampuan menata sesuatu yang dapa dinikmati orang lain karena indah. Keserasian dikatakan indah karena cocok, sesuai, pantas, serta keterpaduan beberapa kualitas. Contohnya, kemampuan menata dekorasi dalam rumah, rias pengantin dll. Dalam penataan itu terdapat keterpaduan beberapa kualitas, yaitu ukuran, warna, tata letak, susunan, macam bahan dalam satu komposisi yang cocok, sesuai dan pantas. Jadi keserasian adalah sejumlah kualitas yang terdapat pada suatu penataan.
Kehalusan adalah kemampuan menciptakan sikap, perilaku, perbuatan, tutur kata, atau pun cara berbusana yang menyenangkan, menarik perhatian dan menggembirakan orang lain. Kehalusan dikatakan indah karena lemah lembut, rendah hati, sopan santun, baik budi bahasa, beradab, dan bermoral. Contah dalam pergaulan hidup masyarakat: tidak bersikap sombong, menanggapi dengan sabar dan tidak emosi dan suka menolong orang lain. Didalam kehalusan terdapat keterpaduan beberapa kualitas dalam penampilan yang menyenangkn orang lain. Jadi kehalusan adalah sejumlah nilai moral dan ekstetis yang terdapat pada seseorang. Nilai moeal dan ekstetis adalah kebaikan dan kebaikan adalah keindahan.

CINTA DAN KASIH
Pengertian cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada) atau pun (rasa) sangat kasih atau tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau menaruh belas kasihan. Jadi cinta kasih adalah perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai perasaan belas kasihan (W.J.S. Poerwadarwinta Kamus Umum Bahasa Indonesia).
Cinta dalam bahasa arab ”Al-Hubbu” Yang bermakna kasih sayang. Menurut Ibnu Hazm cinta adalah hubungan antara bagian-bagian jiwa yang terbagi-bagi dialam ini dalam unsur-unsurnya yang asli. Dan menurut kholid jamal cinta adalah perasaan jiwa, perasaan hati, bangkitnya naluri gelora yang menarik hati yang dicintai dengan semangat, perasaan yang lemah lembut, tulus, dan dihiasi dengan kebahagiaan.[5]
Walaupun cinta dan kasih mengandung arti yang hampir sama, keduanya memiliki perbedaan yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam, sedangkan kasih merupakan ungkapan untuk mengeluarkan rasa, sifatnya mengarah kepada orang atau yang dicintai. Jadi, bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan dengan kata sayang, kata ini mengandung pengertian lebih nyata dalam wujud cinta seorang.

KASIH SAYANG
Kasih sayang menurut W.J.S. Poerwadarwinta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah kasih sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Ada beberapa macam bentuk kasih sayang bentuk itu sesuai dengan kondisi penyayang dan yang disayangi.
Dalam kehidupan rumah tangga sayang merupakan kunci kebahagiaan. Dalam kasih sayang masing-masing pihak dituntut untuk memiliki tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh. Jika salah satu unsur itu hilang maka akan mengancam kebahagiaan rumah tangga.
Cinta ada lima macam, (H. Mustofa Ahmad 1999: 87) yaitu:
1.      Cinta kepada Allah
      Merupakan bentuk pemujaan yang tertinggi. Pemujaan tersebut dilakukan manusia sebagai mahluk relijius yang menitikberatkan kehidupannya kepada yang maha kuasa  dengan kesadaran atas kekuasaan dan kemampuan yang lebih tinggi dari kekuasaan dan kemampuanya, yaitu kekuasaan dan kemampuan menentukan hidup matinya seluruh mahluk.
2.      Cinta diri sendiri
Manusia disamping mencintai sesama manusia juga perlu mencintai diri sendiri. Maksudnya seseorang harus mengurus diri sendiri sehingga kebutuhan jasmani dan rohaninya terpenuhi secara wajar.
3.      Cinta erotis
Cinta erotis merupakan cinta yang sifatnya eksklusif (khusus), sehingga sering memperdayakan cinta yang sebenarnya. Hal ini disebabkan letak antara cinta dan nafsu tidak berbeda jauh. Kasih sayang dalam cinta erotis merupakan kontak seksual yang asli sedangkan kasih sayang yang ideal adalah bersumber pada cinta.
4.      Cinta keibuan
Kasih sayan yang bersumber pada cinta keibuan terdapat pada cinta seorang ibu terhadap anaknya. Ibu mendapatkan benih janin dari sang suami, setelah anaknya lahir maka dia akan menmelihara anaknya dengan hati-hati dan penuh kasih sayang demi keselamtan keturunannya.
5.      Cinta persaudaraan
Cinta ini diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan manusia. Cinta persaudaraan tidak mengenal batas-batas suku, bangsa atau agama, semua manusia adalah sama, yaitu sebagai mahluk ciptaan Allah. Atas cinta yang demikian seseorang tidak mempunyai rasa pamrih untuk berbuat baik kepada sesama.
KEMESRAAN
            Kemesraan berasal dari kata mesra, yang berarti erat dan karib. Kemesraan berarti hal yang menggambarkan keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan atau keakraban berarti keadaan yang mempererat hubungan. Kemesraan bersumber pada rasa cinta kasih dan merupakan realisasi yang nyata.
Untuk mewujudkan kemesraan yang sempurna maka diperlukan beberapa langkah, antara lain dengan kontak mata, berbicara, dan bersentuhan. Dengan begitu maka manusia akan bisa mengetahui lawannya untuk bercinta dan berkasih sayang. Selain itu juga perlu menggunakan seni mencintai. Setiap manusia pasti memiliki cara tersendiri untuk mewujudkan kemesraan yang mereka inginkan.
Filsuf Rusia, Salovjev dalam bukunya ”MAKNA KASIH” mengatakan ”jika seorang pemuda jatuh cinta pada seorang gadis secara serius, ia terlempar keluar dari cinta itu sendiri. Ia mulai hidup untuk orang lain.[6]
Ada beberapa tingkatan kemesraan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.            Kemesraan pada tingkat remaja
Kemesraan pada masa remaja meningkat ketika seorang anak mengalami masa pubertas, yaitu ketika organ kelamin mengalami ketegangan. Jika seorang remaja tidak hati-hati maka bisa menyababkan ia terjerumus kedalam jurang nafsu semata. Hal ini karena adanya cinta erotis yang berlebihan.
2.             Kemesraan dalam rumah tangga
Pada masa lampau perkawinan dilakukan melalui proses perjodohan  yang biasanya bersifat memaksa. Sehingga sangat sulit untuk mewujudkan kemesraan antar pasangan suami istri. Tapi seiring berkembangnya zaman tradisi tersebut semakin hilang. Sekarang seorang remaja bebas menentukan siapa yang menjadi pasangan hidupnya. Sehingga mereka bisa mewujudakan rasa kemesraan sebagai suami istri. Tapi adakalanya hubungan sumi istri tidak mesra dan harmonis lagi. Hal ini disebabkab oleh beberapa faktor, yaitu: faktor fisik, psikis dan faktor sosial.


3.            Kemesraan lanjut usia
Pendapat lama mengatakan jika orang sudah lanjut usia maka sudah tidak patut lagi bermesraaan, kebanyakan mereka takut kalau ditertawakan oleh anak cucunya. Tapi sekarang hal itu sudah tidak sesuai zaman lagi. Justru lanjut usia harus memelihara kemesraanya. Kemesraan itu dapat diwujudkan dalam makan, duduk, jalan-jalan,menonton televisi, atau membaca koran bersama.

PEMUJAAN
            Pemujaan berasal dari kata puja. Menurut W.J.S. Poerwadarminta di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, puja berarti penghormatan atau memuja dewa-dewa atau berhala. Dalam perkembangannya pemujaan dapat ditujukan kepada orang yang dicintai, pahlawan, dan Tuhan Yang Maha Esa.
            Pujaan atas dasar cinta kasih pada umumnya diberikan kepada orang yang pertama kali dicin tai. Jika orang suka mengobral cinta maka akan sulit membedakan mana cinta pertama dan cinta terakhir. Selain kepada pujaan hati pujaan juga diberikan kepada pahlawan. Terutama pahlawan yang gagah berani dan gugur untuk nusa dan bangsanya. Sehingga ia diabadikan dalam buku sejarah atau lagu
            Pemujaan kepada Tuhan adalah wujud cinta manusia kepada Tuhan. Pemujaan kepada Tuhan adalah inti dari segala pemujaan, karena manusia tidak pernah terlepas dari campur tangan Tuhan. Tuhan adalah pencipta segala sesuatu, maka kita wajib untuk menyembahnya.Di dalam Al –Qur’an di jelaskan dalam beberapa ayat mengenai hal ini, diantaranya adalah:
a.       Surat Al-Furqan ayat 59-60
Dia yang menciptakan langit dan bumi beserta apa-apa diantara kedunya dalam enam masa. Kemudian Dia bertahta di dalam singgasana-Nya. Dia Maha Pengasih, maka bertanyalah kepada-Nya tentang soal-soal apa yang belum kamu ketahui. Sujudlah kepada Tuhan Yang Maha Pengasih”
b.        Surat Al-Mukminun ayat 98
Dan aku berlindung kepada-Mu, Ya Tuhanku, dari kehadiran mereka didekatku
c.       Surat An-Nur ayat 41
Apakah engkau tidak tahu bawasanya Allah itu dipuja oleh segala apa yang ada di langit dan di bumi....”
  1. Cara pemujan
Pemujaan dapat dilakukan sesuai dengan kepercayaan, situasi dan kondisi. Umat islam dengan cara sholat, kristen berdoa di gereja sambil memegang salib, hindu dan budha semedi dan sebagainya.
  1. Tempat pemujaan
Umat islam beribadah di masjid, kristen di gereja, hindu di pura, budha di wihara atau candi, konghuchu di loteng dan orang-orang tradisional mengadakan ritual di tempat-tempat yang dianggap kramat.
  1. Berbagai seni sebagai manifestasi pemujaan
Seperti yang telah dikemukakan cinta menimbulkan daya kreatifitas. Manusia mewujudkan seninya dengan membuat arca, patung, dan seni tari yang tujuannya adalah untuk memuja Tuhan. Misalnya beberapa tarian di Bali yang di lakukan untuk ritual keagamaan dan untuk kalangan tertutup.







BAB III
KESIMPULAN

            Keindahan adalah segala sesuatu yang dapat mendatangkan rasa puas pada orang yang merasakan baik dengan panca indra maupun dengan perasaan nuraninya. Sesuatu dikatakan indah apabila dapat menyenangkan, menggembirakan, menarik perhatian, dan tidak membosankan dan didalamnya mengandung unsur kebaikan.
            Cinta kasih adalah suatu hal yang dibutuhkan oleh semua orang baik itu anak kecil maupun orang dewasa.Di dalam menjalani hidup manusia memerlukan cinta, kasih sayang, kemesraan, dan pemujaan. Semua itu dapat diwujudkan antara sesama manusia, binatang tumbuhan dan dengan makhluk lainya, sedangkan wujudnya yang paling penting adalah hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.

















DAFTAR PUSTAKA


Ath-Thahir, F. Muhammad. 2005. Biarkan Cinta Bersemi. Jakarta: Maghirah Pustaka

Widagdho, Djoko, dkk. 2008. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara

H. Mustofa, Ahmad. 1999. Ilmu Budaya Dasar. Bandung: Pustaka Setia
http//www.Harun Yahya-Keindahan dalam Kehidupan

http//www.sukandia.com

M. Mustopo, Habib. 1983. Ilmu Budaya Dasar. Surabaya: Usaha Nasional

Muhammad, A. Kadir. 2005. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti











[1] Abdul Kadir Muhammad, Ilmu Soaial Buadaya Dasar, Hlm.111
[2] H. Ahmad Mustofa, Ilmu Budaya Dasar,. Hlm 65
[3] M. Habib Mustopo, Ilmu Budaya Dasar, hlm. 99
[4] http//www. Harun Yahya Internasianal@2005
[5] Fathi Muhammad Ath-Thahir, Biarkan Cinta Bersemi, hlm. 17-18
[6] Drs. Djoko Widagdho, Ilmu Budaya Dasar, hlm.48

Tidak ada komentar:

Posting Komentar