MANUSIA KEINDAHAN DAN
CINTA KASIH
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Manusia hidup di dunia tidak bisa
terlepas dari berbagai hal yang selalu melekat dengan dirinya. Hal yang selalu
melekat itu meliputi berbagai aspek, baik itu konkret, abstrak. Aspek yang
konkret adalah yang dapat dirasakan oleh panca indra manusia. Manusia bisa melihat, mendengar
meraba, mengecap dan mencium bau. Kelima aspek itu bisa dirasakan manusia
selama panca indra manusia masih normal. Sedangkan aspek yang abstrak adalah
sesuatu yang dirasakan manusia melalui perasaan. Manusia bisa merasakan
bahagia, sedih, cinta, sayang, benci, marah, gelisah dan sebagainya.
Manusia cenderung untuk
selalu mendapatkan sebuah
kepuasan.sehingga manusia selalu inginmerasakan bahagia, cinta, kasih sayang,
dan melihat hal-hal yang bersifat indah. Akibatnya manusia selalu berusaha
untuk mewujudkan keinginan itu bauik secara individu maupun kelompok. Mereka tidak akan puas sebelum mendapatkan
apa yang mereka inginkan.
Berdasarkan permasalahan
diatas penulis akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan keindahan dan cinta
kasih. Sehingga diharapkan nantinya kita mengetahui dan mengerti akan semua
kebutuhan dan pentingnya keindahan dan cinta kasih.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja yang berhubungan dengan
keindahan?
2. Apa saja yang berhubungan dengan cinta
kasih?
TUJUAN
1.
Mengetahui hal-hal yang
berhubungan dengan keindahan
2.
Mengetahui hal-hal yang
berhubungan dengan cinta kasih
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN
KEINDAHAN
Keindahan berasal dari kata indah yang
berarti bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Abdul Kadir Muhammad
menjelaskan bahwa keindahan itu bersifat menyenangkan, menggembirakan, menarik
perhatian, dan tidak membosankan yang melekat pada suatu obyek[1]. Obyek tersebut bersifat konkret , dapat berupa benda, ciptaan,
perbuatan atau keadaan. Manusia berkomunikasi dengan obyek tersebut menggunakan
panca indra dan memberikan penilaian dan penanggapan. Hasil penilaian dan
penanggapan itu disebut nilai, yaitu sifat yang melekat pada obyek:
menyenangkan, menggembirakan, menarik perhatian, dan tidak membosankan.
Selain obyek yang melekat pada manusia, ada obyek yang diluar diri
manusia, yaitu berupa ciptaan manusia dan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Ciptaan
manusia yaitu produk budaya sebagai pantulan rasa keindahan yang ada dalam diri
manusia, yang bersifat relatif karena terbatas oleh tempat dan waktu, misal
pakaian, rumah, dekorasi, lukisan dan tata rias. Sedangkan ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa berupa produk kekuasaan Tuhan yang bersifat mutlak karena diakui oleh
semua orang, misal pendangan alam(lanscape), kecantikan wanita(beautiful
woman), dan kenikmatan suami istri(sexual pleasure)
Indah dalam bahasa Yunani adalah ”aisthesis” kemudian diserap
ke dalam bahasa indonesia menjadi kata estetis yang berarti sifat indah, yaitu
nilai kualitas dari suatu objek. Menurut the Liang Gie dalam bukunya Garis
Besar Estetik (filsafat keindahan), keindahan dalan bahasa inggris diterjemahkan
dengan kata beautiful, Perancis beau, Italia dan Spanyol bello, yang
berasal dari bahasa latin bellum. Akar katanya adalah bonum
artinya kebaikan kemudian mengalami pengecilan bentuk menjadi bonellum
dan terakhir ditulis menjadi bellum. Di dalam bahasa inggris dibedakan
antara istilah beauty (keindahan) dan the beautiful (benda atau
hal yang indah).[2]
Keindahan identik dengan kebenaran.
Keindahanadalah kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai
sifat yang abadi dan mempunyai daya tarik yang terus bertambah. Jika sesuatu
tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Keindahan memiliki kawasan yang
sangat luas seiring dengan perkembangan teknologi, sosial, dan budaya yang
dihasilkan oleh manusia.
Menurut M. Habib Mustopo di dalam bukunya Ilmu
Budaya Dasar keindahan adalah suatu hubungan-hubungan yang formal daripada
pengamatan yang dapat menimbulkan rasa senang (Beauty is unity if formal
relation among our sence perceptions, kata Hebert Read). Keindahan itu
merangsang timbulnya rasa senang tanpa pamrih pada subyek yang melihatnya, dan
bertumpu kepada ciri-ciri yang terdapat pada obyek yang sesuai dengan rasa
senang itu. Tapi apa yang dikatakan Hebert Read itu terbatas pada lahiriah
saja. Padahal keindahan itu selain mencangkup lahiriah juga mencangkup kenikmatan
spiritual.
Berdasarkan penjelasan dari pandangan diatas masih
bayak tokoh-tokoh yang memberikan batasan tentang keindahan[3].
Diantaranya adalah:
1. Leo Tolstoy (Rusia)
Di dalam bahasa Rusia
istilah keindahan diungkapkan dengan kata”krasota” artinya that wich pieases
the sigh yaitu sesuatu yang mendatangkan rasa yang menyenangkan bagi yang yang
melihat dengan mata. Bangsa Rusia tidak memiliki pengertian keindahan dalam
bidang musik. Bagi mereka yang indah adalah yang dapat dilihat oleh mata. Jadi
keindahan adalah sesuatu yang mendatangkan rasa menyenangkan bagi yang melihat.
2. Alexander Baumgarten (Jerman)
Keindahan adalah keseluruhan yang merupakan
susunan yang teratur daripada bagian-bagian, yang antara yang satu dengan yang
lain saling berkaitan erat. (Beauty is on of part in
their manual relations and in their relations to the whole).
3. Sulzer
Yang indah itu hanyalah yang baik. Jika suatu ciptaan belum baik
berarti ciptaan itu belum indah. Keindahan harus dapat memupuk rasa moral, jadi
ciptaan amoral adalah tidak indah, karana tidak dapat digunakan untuk memupuk
rasa moral.
4. Winchelman
Keindahan itu dapat terlepas sama sekali daripada
keindahan.
5. Shaftesbury (Jerman)
Keindahan adalah sesuatu yang memiliki proporsi
yang harmonis. Karena yang proporsinya harmonis itu nyata, maka keindahan itu dapat
disamakan dengan kebikan. Jadi yang indah adalah yang nyata dan yang nyata
adalah yang baik.
6. Humo (Inggris)
Keindahan adalah sesuatu yanmg dapat mendatangkan
rasa senang.
7. Hemsterhuis (Belanda)
Menurut beliau yang indah adalah yang dapat
mendatangkan rasa senang dan itu adalah dalam waktu yang sesingkat-singkatnya
paling banyak memberikan pengamatan-pengamatan yang menyenangkan itu.
8. Emmanuel Kant
Beliau membagi keindahan menjadi dua segi, yaitu
segi subyektif dan segi obyektif.
a). Subyektif
Keindahan adalah sesuatu yang tanpa direnungkan
dan tanpa sangkut paut dengan kegunan praktis, tetapi mendatangkan rasa senang
pada si penghayat.
b). Obyektif
Keserasian dari suatu obyek terhadap tujuan yang
dikandungnya, sejauh obyek ini tidak ditinjau dari segi kegunaan.
9. Al–Ghazali
Keindahan suatu benda terletak di dalam perwujudan
dari kesempurnaan, yang dapat dikenali kembali dan sesuai dengan sifat benda
itu. Setiap benda pasti memiliki perfeksi dan karakteristik, yang berlawanan
dengan itu dalam keadaan tertentu dapat menggantikan perfeksi dan karakteristik
benda lain. Apabila semua sifat-sifat yang mungkin terdapat di dalam sebuah
benda itu merupakan representasi keindahan yang bernilai paling tinggi; apabila
hanya sebagian yang ada, maka benda itu memiliki nilai keindahan sebandinng
dengan nilai-nilai keindahan yang terdapat di dalamnya. Di samping itu Al
Ghazali juga mengemukakan keindahan dengan ”jiwa” (ruh, yang disebut sebagai
”spirit” ,”jantung”, ”pemikiran”,”cahaya”), yang dapat merasakan keindahan
dalam dunia yang lebih dalam (inner world) yaitu nilai-nilai spiritual, moral
dan agama.
Dari berbagai pemaparan diatas dapat disimpulkan
bahwa pengertian keindahan itu bersifat relatif berdasarkan subyeknya. Karena
bersifat relatif, sebaiknya meninjau seni tanpa sangkutnya dengan keindahan.
Kita tidak boleh mengarahkan perasaan keindahan secara sepihak. Misalnya hanya
kepada para seniman klasik, tapi juga kkepada seniman-seniman primitf karena
mereka juga memiliki keindahan yang cukup tingi.
SIFAT KEINDAHAN
1.
Keindahan itu kebaikan
Sifat keindahan bersifat kebaikan (goodness)
artinya setiap yang indah pasti menyenangkan, menggembirakan, menarik perhatian
dan tidak membosankan. Hal ini didasarkan pada unsur rasa yang dimiliki manusia
dengan mempertimbangkan dan dibenarkan oleh akal. Manusia menanggapi suatu
obyek baik berupa perilaku manusia, tutur bahasa yang bersifat abstrak yang
dirasakan dengan nurani dan hasil budaya manusia yang bersifat konkret dengan
indranya. Jadi keindahan itu sama dengan rasa nurani yang ada dalam diri orang
yang melihatnya itu dan dibenarka atau diterima oleh akal manusia.
2.
Keindahan itu keaslian
Keindahan bersifat keaslian (originality), artinya
obyek itu asli dan bukan tiruan.setiap obyek akan dikatakan indah jika asli,
artinya menyenangkan, menggembirakan, menarik perhatian, dan tidak membosankan
bagi yang melihatnya.
3.
Keindahan itu keabadian
Indah berarti keabadian (durability), maksudnya
tidak paernah hilang, dilupakan, ataupun susut. Obyek yang memiliki keindahan
tidak pernah dilupakan orang artinya sifat menyenangkan, menggembirakan,
menarik perhatian dan tidak membosankan itu tidak pernah hilang ataupun susut.
Jika suatu obyek dilupakan orang berarti tidak lagi memiliki keindahan , tapi
keburukan. Keburukan itu tidak menyenangkan, menggembirakan, menarik perhatian,
dan membosankan.
4.
Keindahan itu kewajaran
Keindahan dikatakan wajar (properliness), berarti
tidak berlebihan dan tidak ada kekurangan, menurut apa adanya. Suatu foto
dicetak lebih indah dari aslinya yang tampak justru keburukan. Seorang penyanyi
menyanyi dengan tidak sewajarnya juga terlihat keburukannya.
5.
Keindahan itu kenikmatan
Sifat keindahan adlah kenikmatan (pleasure),
artinya kesenangan yang memberi kepuasan. Melihat sesuatu atau menonton
pertunjukan yang mendatangkan kepuasan adalah keindahan, dan sebaliknya.
6.
Keindahan adalah kebiasaan
Keindahan bersifat kebisaan (habit), artinya
dilakukan berulang-ulang. Suatu hal yang tidak biasa akan menjadi kebiasaan
jika dilakukan berulang-ulang. Seperyi adat oarang timur tidak biasa memkai
pakaian adatnya karena sudah terbiasa memakai model pakaian barat, jadi mereka
menganggap berpakaian ala barat itu indah.
7.
Keindahan itu relatif
Sifat keindahan bersifat relatif
(relative), artinya terikat dengan selera perseorangan, waktu dan
tempat. Misal adalah mode berbusana, jika seseoarang masih senang dengan mode
sebuah pakaian maka pakaian itu akan terlihat indah selama beberapa waktu dan
tempat tertentu. Tapi jika pakaiannya sudah lusuh, maka sudah tidak terlihat
indah lagi sehingga tidak menyenangkan, menggembirakan, menarik perhatian dan
membosankan..
Oleh karena itu, semua obyek yang memiliki sifat kebaikan, keaslian,
keabadian, kewajaran, kenikmatan, dan kebiasaan, memiliki sifat keindahan.
Sifat keindahan suatu obyek selalu menyenangkan, menggembirakan, menarik
perhatian, dan tidak membosankan, tetapi sifat keindahan itu dibatasi oleh
selera perseorangan, waktu, dan tempat.
KEINDAHAN DALAM KEHIDUPAN
Al-Qur`an menjelaskan kepada kita tentang latar
belakang kehadiran umat manusia di muka bumi dan bagaimana seharusnya mereka
hidup, sehingga kehidupan itu sesuai dengan maksud penciptaan tersebut. Al-Qur`an
menjelaskan kewajiban kita kepada Allah dan bagaimana kita akan diberi pahala
sesuai dengan amal perbuatan kita. Al-Qur`an adalah kitab yang Allah turunkan
kepada hamba-hamba-Nya yang mengabdi dengan kasih sayang-menyeru kita pada
keindahan, kebenaran, kesucian, dan kebahagiaan abadi. Kualitas
kesempurnaan Al-Qur`an ini terdapat dalam banyak ayat,
"Sesungguhnya,
pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang berakal.
Al-Qur`an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan
(kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai
petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman." (Yusuf [12]: 111)
"Kitab
(Al-Qur`an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa."
(al-Baqarah [2]: 2)
Al-Qur`an adalah kitab yang ditujukan kepada manusia di segala usia,
sebuah kitab yang berisi semua subjek dasar yang dibutuhkan setiap orang
sepanjang hidup mereka, lelaki atau perempuan. Bentuk-bentuk ibadah, pola pikir
unik bagi setiap muslim, akhlaq terpuji, perilaku mulia yang harus tampak di
wajah saat menghadapi setiap kejadian tak terduga atau pada saat-saat menghadapi
kesulitan, pola hidup yang membimbing jiwa dan raga demi hidup sehat, peristiwa
kematian, peristiwa di saat roh melalui hari perhitungan, lalu surga dan neraka
menanti semua manusia, semua termaktub dalam kitab ini.
Sebagai sumber
yang khas bagi semua jawaban dan penjelasan yang mungkin orang pertanyakan
tentang keselamatan abadi, Al-Qur`an juga mengandung banyak isyarat dan
peringatan penting bagi kehidupan manusia. Allah mengaitkan ciri Al-Qur`an ini
dalam ayat,
"... Dan
Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur`an) untuk menjelaskan segala sesuatu
dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah
diri." (an-Nahl [16]: 89)
Sebaliknya, hanya
mereka yang berimanlah yang hidup sesuai dengan nilai-nilai Al-Qur`an. Karena
itu, Al-Qur`an membimbing mereka dalam cahaya tuntunannya.
Allah menciptakan manusia dan menyampaikan melalui Al-Qur`an jalan
keluar paling tepat serta semua bentuk informasi yang dibutuhkan untuk
menjalani hidup dalam kebaikan kepada semua orang. Karena itu, bila menghadapi
kesulitan, sungguh penting bagi mereka yang beriman untuk merujuk pada
ayat-ayatnya dan penerapan atas tinjauannya. Tak soal apa latar belakang
intelektualitas yang dimiliki seseorang, pengetahuannya tetap saja terbatas,
sebab hanya Allah satu-satunya yang melebihi semua makhluk. Manusia dapat
meraih ilmu pengetahuan hanya dengan perkenan dan kehendak Sang Maha Pencipta.
"Mereka
menjawab, 'Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang
telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui
lagi Mahabijaksana." (al-Baqarah [2]: 32)
Dengan mengacu pada ayat-ayat ini, mereka yang ingin menelusuri satu
kehidupan nan indah di dunia hendaklah melekatkan diri pada prinsip-prinsip
Al-Qur`an. Dengan berbuat demikian, mereka akan meraih "kearifan",
satu kualitas yang hanya dimiliki oleh orang-orang yang senantiasa ingat dan
takut kepada Allah. Kearifan (kebijaksanaan) inilah yang memungkinkan mereka
memperoleh kehidupan paling terhormat, merasakan bahagia dan damai, dan yang
paling penting-meraih tujuan mulia atas keberadaan mereka di bumi. Yang harus
mereka lakukan adalah berserah diri kepada Allah dan Al-Qur`an; menekuni dan
meneliti perintah-perintah dan nasihatnya, mencermati maksudnya, dan
mengamalkannya[4].
PERKEMBANGAN KESENIAN
Keindahan diidentikkan dengan kesenian dalam
kasus-kasus tertentu. Kesenian selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan
seiring dengan pertumbuhan dan
perkembangan manusia sebagai salah satu wujud karya manusia. Kesenian selalu berkembang
seiring dengan berkembangnya zaman. Kesenian mengalami modifikasi, penambahan,
perbaikan sehingga yang dihasilkan oleh kesenian semakin baik dan semakin
indah. Dalam perkembangannya, kesenian dibedakan berdasarkan waktu, lokasi,
tempat dan faham atau aliran.
a). Perkembangan Kesenian atas Dasar Waktu
Perkembangan kesenian atas
dasar waktu dibagi menjadi tiga zaman, yaitu zaman kuno, zaman tengah, dan
zaman modern.
1. Zaman Kuno
Zaman kuno memiliki sifat-sifat tradisional yang khas
dan sederhana sebagaimberiklut:
a.
Meniru alam(mimetic) sehingga
seni sangat mirip atau dipengaruhi oleh alam.
b.
Adanya keselarasan yang
bersifat statis, yaitu keselarasan dengan alam sebagai lingkungannya dan
perkembangannya sangat lambat.
c.
Semboyan yang umum adalah I”art
pour I”art, berarti seni untuk seni yang berarti seni tidak boleh
dikorbankan untuk kepentingan lain, misal untuk dijual atau dipolitisikan
2. Zaman tengah
Zaman tengah adalah zaman
pealihan antara zaman kuno meenuju zaman modern. Sehingga kesenian pada zaman tengah
memiliki sifat-sifat dan ciri-ciri zaman
peralihan. Ciri-ciri kesenian pada zaman tangah misalnya, antara tiruan alam
dan ciptaan manusia, antara statis dan dinamis, dan antara seni untuk keperluan
seni dan seni untuk keperluan manusia.
3. Zaman Modern
Kesenian pada zaman modern
memiliki sifat-sifat yang kontemporer, sehingga hasilnya menjadi lebih beragam.
Ciri-ciri kesenian pada zaman modern adalah sebagai berikut:
a. Kesenian merupakan hasil ekspresi manusia,
di dalam hal ini manusia adalah sebagai homocreator. Manususia bebas
untuk berkreasi dan menciptakan sesuatu sesuai kehandak atau keinginananya dan
sejauh mungkin dari pengaruh kesenian yang bersifat alami.
b.
Adanya
semacam kejutan yang dinamis, jadi kesenian zaman modern bertentangan dengan
sifat keselarasan sebagai sifat dari kesenian zaman kuno. Sehingga manusia dapat menciptakan hal-hal baru yang lebih kreatif
dan inovatif.
c. Kesenian zaman modern memiliki semboyan umum I’art pourt I’art, artinya
bahwa seni untuk manusia. Manusia
mengekspos seni bukan untuk keperluan seni melainkan untuk memenuhi keperluan
manusia yang semakin beraneka ragam. Sehingga pada zaman modern seni dapat
diperjual belikan dan untuk kepentingan politik.
Dalam perkembangannya sejarah budaya atau seni
manusia adalah bersifat maju atau berkembang dari wujud yang sederhana ke arah
wujud yang kompleks, modern dan megah (progresif). Sebaliknya, adakalanya
perkembangan kesenian justru bersifat regresif, yaittu kembali atau membalik dari
wujud yang megah menjadi wujud yang sederhana atau primitif. Misalnya
digunakannya kembali gaya-gaya lama seperti cara berpakaian, peralatan
sehari-hari, rumah dan sebagainya.
Secara umum seni dapat dibagi menjadi tiga
tingkatan, (H. Mustofa Ahmad, Ilmu Budaya Dasar 1999: 71) yaitu:
Pertama, seni dalam
arti sempit atau terbatas, artinya seni hanya dapat dinikmati dengan mata saja
atau telinga saja ( salah satu dari panca indra). Jadi secara visual atau
audio.
Kedua, seni dalam arti luas
adalah seni yang dapat dinikamati secara visual dan audio secara mutlak, moral
dan intelektual. Dalam kasus ini hanya orang-orang yang berpendidikan tinggi
saja yang dapat menikmati seni secara luas, sedangkan masyarakat awam hanya
bisa menikmati seni yang terbatas.
Ketiga, seni dalam
arti estetis murni adalah seni yang harus dipahami secara mendasar, mendalam,
serta membutuhkan kemahiran dalam bidang seni. Umumnya hanya para seniman yang
dapat menghayati dan merasakan dengan catatan penilaian yang mereka berikan
berbada-beda sesuai keyakinan dan sudut pandang atau aliran masing-masing
seniman.
b). Perkembangan Kesenian berdasarkan Tempat atau Lokasi
Perkembangan kesenian berdasarkan tempat dapat
membedakan antara kesenian yang satu dengan yang lainnya. Tapi hal ini juga
tidak dapat terlepas dari faktor waktu. Ada tiga macam kesenian berdasarkan
tempat yaitu, kesenian rakyat, kesenian keraton dan kesenian kota. Kesenian ini
juga disebut sebagai pertunjukan atau teater. Teater adalah suatu bentuk
pengucapan seni yang menggunaka cerita dan dialog dan diperagakan dalam bentuk
gerak dan suara yang disajikan kepada penonton.
Menurut H. Mustofa Ahmad
dalam bukunya Ilmu Budaya Dasar ada tiga jenis perkembangan kesenian
berdasarkan tempat atau lokasi, yaitu:
1. Kesenian rakyat
Kesenian
rakyat adalah seni tertua dan biasanya disebut kesenian tradisional atau
kesenian daerah karena sifatnya masih asli.
Ciri-ciri
kesenian rakyat:
- Merupakan ekspresi kolektif masyarakat tingkt rendah. Mereka sebagai homocreator menciptakan sesuatu yang indah yang sifatnya untuk kebersamaan.
- Sangat sederhana atau rendah menurut istilah teater artistik. Hal ini disebabkan krena pendukungnya memiliki kemampuan dan tingkat kehidupan yang rendah meskipun belum tentu orang miskin.
- Arena yang digunakan untuk pertunjukanadalah lapangan terbuka, lapangan atau halaman yang biasanya digunakan bersama untuk kegiatan sehari-hari.
- Memiliki sifat improvisatoris atu spontan.
- Pada waktu pertunjukan antara pemain dan penonton dapat berkomunikasi secara langsung karena jarak antara pemain dan penonton baik secara fisik maupun sosiologis sangat dekat.
- Jalannya pertunjukkan harus mengikuti buku induk, jika menyimpang berarti terjadi kesalahan. Akibatnya cerita rakyat bersifat statis.
Fungsi kesenian rakyat:
- Untuk hiburan bagi masyrakat pedesaan karena biasanya mereka kekurangan hiburan disebabkanya kesibukan.
- Untuk keperluan upacara adat, karena masyarakat desa biasanya masih kental dengan hal-hal gaib.
- Sebagai media pendidikan informal masyarakat yang berisikan nasehat-nasehat.
- Memberikan kesempatan pada para seniman kesenian rakyat untuk berekspresi dan melestarikannya.
2. Kesenian keraton
Merupakan kesenian yang berkembang dilingkungan
keraton. Jadi hanya di kota-kota dan bersifat tertutup dan tidak untuk rakyat.
Kesenian keraton memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Arena yang digunakan untuk pertunjukan
berupa pendopo yang diper untukkan bagi kalangan bangsawan dan para priyayi
yang merupakan golongan menengah.
b. Kesenian disajikan dalam kemegahan dalam berbagai segi. Hal ini dikarenakan karena raja memiliki
dana yang cukup.
c. Keraton adalah sebagai makrokasmos dan
rakyat adalah sebagai mikrokosmos sehingga wibawa raja lebih terasa.
d. Cerita yang sering ditampilkan adalah
tentang pemerintahan sehingga nilai-ailai aristokratnya lebih menonjol.
e. Pertunjukan bersifat sakral sehingga tidak
ada komunkasi antara pemain dan penonton.
3. Kesenian kota
Merupakan kesenian yang berkembang di masyarakat
kota. Kesenian ini didukung dan digemari oleh penduduk kota. Karena penghasilan
masyarakat yang relatif tinggi maka mereka adalah sebagai konsumer dan kesenian
bersifat komersial. Kesenian kota memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.
Arena yang digunakan adalah
gedung yang tertutup. Yang bisa melihat hanya orang-orang yang bisa membayar.
b. Penyajian kesenian lebih kontemporer
karena kota lebih berpeluang untuk menerima pengaruh luar.
c. Materi yang disajikan adalah cerita yang
yang hidup pada masyarakat yang memiliki banyak problema. Orang yang
berpendidikan tinggi akan cepat tahu apa masalah yang disajikan.
d. Tidak ada komunikasi antara pemain dan
penonton karena pemain memainkan peran yang deskriptif (naskah). Baik buruk pertunjukan
sangat cepat diketahui. Jika penonton antusias berarti penampilannya baik dan
jika sebaliknya.
ALIRAN-ALIRAN KESENIAN
Di depan telah dikemukakan
ada tiga periode perkembangan kesenian. Mulai dari kesenian zaman kuno, zaman
tengah dan zaman modern. Ketiga periode itu memiliki perbedaan yang menjadikan
setiap periode memiliki karaktristik tersendiri. Kesenian kuno masih tergantung
dengan alam sedangkan kesenian modern selalu menampilkan hal-hal yang baru.
Kesenian
yang masih tergantung dengan alam dikenal naturalisme dan realisme, dan yang
merupakan hasil ekspresi manusia disebut dengan ekspresionisme. Kedua aliran tersebut terdapat pada seni
lukis dan seni sastra. Dibawah ini akan dijelaskan tentang aliran-aliran
tersebut.
Seni lukis
Seni
lukis merupakan hasil ekspresi manusia yang dituangkan pada media berupa
kanvas, kain, kertas, dan benda-benda keras yang sekiranya bisa digunakan untuk
melukis. Alat yang digunakan untuk melukis dapat berupa zat cair atau cat
minyak, pastel, bulu dan alat-alat pembatik.
Beberapa
aliran seni lukis:
1. Naif- primitivisme
Adalah aliran seni lukis yang naif
(kekanak-kanakan) dan masih primitif. Peninggalan karya seni yang dihasilkan
berupa lukisan binatang buruan, lukisan cap-cap tangan yang terdapat pada
dinding goa, seperti pada dinding goa Leang-leang di Sulawesi Selatan, goa-goa
di Irian Jaya, dan pada dinding goa Almira Spanyol. Selain karya lukisan,
terdapat juga hiasan-hiasan pada alat-alat perburuan mereka yang berupa
goresan-goresan sederhana. Karya seni yang dihasilkan hanya merupakan ekspresi
perasaan mereka terhadap dunia misterius atau alam gaib yang merupakan simbolis
dari perasaan-perasaan tertentu, seperti perasaan takut, senang dan perdamaian.
Ciri-ciri lain dari seni premitif yaitu goresannya spontannitas, tanpa
perspektif, dan warna-warnanya terbatas pada warna merah, coklat, hitam, dan
putih.
2. Naturalisme
Naturalisme adalah aliran seni lukis yang lebih mengutamakan
keindahan alam. Di Indonesia aliran yang menyebut dirinya realisme ini lahir
pada masa pertama seni indonesia modern (1900-1940) dan mereka mengutamakan
keindahan pemandangan alam. Menurut H. Ahmad Mustofa dalam bukunya Ilmu
Budaya Dasar yang dikutip dari buku Seni Lukis Indonesia Baru, Sebuah
Pengantar, karangan Jim Supangkat ada tiga faktor yang menyebabkan aliran
naturalisme berkembang di indonesia, yaitu:
- Adanya sejumlah pelukis barat yang didatangkan oleh pemerintah belanda untuk mengembangkan aliran tersebut di Indonesia.
- Golongan menengah Belanda di Indonesia yang memesan lukisan alam Indonesia untuk dibawa pulang sebagai kenang-kenangan dari Indonesia.
- Pelukis Indonesia memiliki kegemaran melukis alam yang memberikan suasana romantis.
- Pemesan dekor yang cukup banyak karena pada waktu itu sedang berkembang sandiwara dan foto studio.
3. .Ekspresionisme
Ekspresionisme merupakan aliran dalam seni lukis
yang subyeknya mengutamakan pikiran atau perasaan sang pelukis itu sendiri.
Karena subyeknya bukan alam yang lebih bicara maka yang dicari kaum
ekspresionisme sebagai obyek adalah yang berbicara dan dapat menyalurkan
perasaan atau jiwa sang pelukis.
Ekspresionisme berkembang pada masa kedua seni
lukis Indonesia (19400-1960). Pada masa itu lahir sebuah organisasi dalam seni
lukis yaitu PERSAGI (persatuan ahli gambar Indonesia). Ciri-ciri aliran
ekspresionisme:
a. Pelukis menghadapi obyek mengembangkannya
lalu langsung melukisnya atau sketsa lalu dikembangkan menjadi lukisan.
b. Pelukis cenderung pada subyektiffitas yang
makin besar sehingga sifat fantasinya semakin kuat namun logika fantasi lebih
terlihat daripada logika kenyataan.
c.
Pelukis cenderung pada gaya hias yang dekoratif.
4.
Kubisme
Aliran kubisme
mrrupakan aliran yang mewujudkan lukisan pola kubus. Aliran ini juga
disebut aliran abstrak karena gaya lukisannya semakin abstrak. Hasil lukisan
aliran ini sulit ditangkap masyarakt awam karena pemikira mereka masih terikat
pada hal-hal yang nyata. Namum sebagai homo sapiens manusia siring dengan
perkembangan zaman maka manusia semakin cerdas dan simbolis sehingga dapat
menikmati karya aliran kubisme.
Aliran
ini lahir pada perioda ke tiga (1960-sekarang), terutama sejak lahirnya jurusan
seni rupa di ITB Bandung, Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta.
Tokohnya antara lain Popo Iskandar dosen ITB dengan masterpiece-nya Kucing,
Muchtar Apin dengan Horizon dan Ahmad Sadali dengan Hiasan Berbingkai Emas
5.
Gerakan
seni rupa baru Indonesia
Aliran ini lahir pada tahun 1970-an, dalam
aliran ini suatu hasil karya dapat terlahir secara bebas melalui imajinasi.
Gerakan ini memiliki langkah-langkah yang merupakan gebrakan-gebrakan, yaitu:
a. Membuang
sejauh mungkin imajinasi tentang adanya elemen-elemen khusus dalam seni rupa
seperti elemen lukisan dan gambar. Dalam aliran ini seluruh elemen itu
dikaitkan dengan elemen ruang, gerak dan waktu.
b.
Membuang sikap spesialis dalam
seni rupa yang cenderung membangun bahasa elitis. Sebagai gantinya timbul
anggapan bahwa kekayaan ide lebih utama dari keterampilan dalam menggarap
elemen bentuk.
c.
Mendambakan kemungkinan
berkarya dalam arti mengharapkan keragaman gaya
dalam seni rupa Indonesia.
d. Mencita-citakan seni rupa Indonesia dengan
jalan mengutamakan pengetahuan yang didasari tulisan dan teori orang Indonesia.
e. Mencita-citakan seni rupa yang lebih
hidup.
RENUNGAN, KESERASIAN DAN KEHALUSAN
Perenungan (kontemplasi) menurut istilah adalah
suatu proses meditasi, merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk
mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil penciptaan.
Secara umum perenungan diartikan sebagai aktifitas melihat dengan mata dan atau
dengan pikiran untuk mencari sesuatu di balik yang tampak atau tersirat. Renungan
adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Perenungan
merupakan faktor pendorong untuk menciptakan sesuatu yang indah. Bagi seorang
seniman faktor perenungan lebih dominan daripada orang yang bukan seniman.
Dengan kata lain seorang seniman mampu menciptakan keindahan dan sekaligus
menikmatinya, tetapi orang yang bukan seniman hanya mampu menikmati keindahan
dan tidak mampu menciptakan keindahan karena selera seninya rendah.
Keserasian adalah kemampuan menata sesuatu
yang dapa dinikmati orang lain karena indah. Keserasian dikatakan indah karena
cocok, sesuai, pantas, serta keterpaduan beberapa kualitas. Contohnya,
kemampuan menata dekorasi dalam rumah, rias pengantin dll. Dalam penataan itu
terdapat keterpaduan beberapa kualitas, yaitu ukuran, warna, tata letak,
susunan, macam bahan dalam satu komposisi yang cocok, sesuai dan pantas. Jadi
keserasian adalah sejumlah kualitas yang terdapat pada suatu penataan.
Kehalusan adalah kemampuan menciptakan
sikap, perilaku, perbuatan, tutur kata, atau pun cara berbusana yang menyenangkan,
menarik perhatian dan menggembirakan orang lain. Kehalusan dikatakan indah
karena lemah lembut, rendah hati, sopan santun, baik budi bahasa, beradab, dan
bermoral. Contah dalam pergaulan hidup masyarakat: tidak bersikap sombong,
menanggapi dengan sabar dan tidak emosi dan suka menolong orang lain. Didalam
kehalusan terdapat keterpaduan beberapa kualitas dalam penampilan yang
menyenangkn orang lain. Jadi kehalusan adalah sejumlah nilai moral dan ekstetis
yang terdapat pada seseorang. Nilai moeal dan ekstetis adalah kebaikan dan
kebaikan adalah keindahan.
CINTA DAN KASIH
Pengertian cinta adalah rasa sangat suka (kepada)
atau (rasa) sayang (kepada) atau pun (rasa) sangat kasih atau tertarik hatinya.
Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau menaruh
belas kasihan. Jadi cinta kasih adalah perasaan suka (sayang) kepada seseorang
yang disertai perasaan belas kasihan (W.J.S. Poerwadarwinta Kamus Umum Bahasa
Indonesia).
Cinta dalam bahasa arab ”Al-Hubbu” Yang
bermakna kasih sayang. Menurut Ibnu Hazm cinta adalah hubungan antara
bagian-bagian jiwa yang terbagi-bagi dialam ini dalam unsur-unsurnya yang asli.
Dan menurut kholid jamal cinta adalah perasaan jiwa, perasaan hati, bangkitnya
naluri gelora yang menarik hati yang dicintai dengan semangat, perasaan yang
lemah lembut, tulus, dan dihiasi dengan kebahagiaan.[5]
Walaupun cinta dan kasih mengandung arti
yang hampir sama, keduanya memiliki perbedaan yaitu cinta lebih mengandung
pengertian tentang rasa yang mendalam, sedangkan kasih merupakan ungkapan untuk
mengeluarkan rasa, sifatnya mengarah kepada orang atau yang dicintai. Jadi,
bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan dengan kata
sayang, kata ini mengandung pengertian lebih nyata dalam wujud cinta seorang.
KASIH SAYANG
Kasih sayang menurut W.J.S. Poerwadarwinta
dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah kasih sayang, perasaan cinta
atau perasaan suka kepada seseorang. Ada beberapa macam bentuk kasih sayang
bentuk itu sesuai dengan kondisi penyayang dan yang disayangi.
Dalam kehidupan rumah tangga sayang
merupakan kunci kebahagiaan. Dalam kasih sayang masing-masing pihak dituntut
untuk memiliki tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling
pengertian, saling terbuka sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan
utuh. Jika salah satu unsur itu hilang maka akan mengancam kebahagiaan rumah
tangga.
Cinta ada lima macam, (H. Mustofa Ahmad
1999: 87) yaitu:
1. Cinta kepada Allah
Merupakan
bentuk pemujaan yang tertinggi. Pemujaan tersebut dilakukan manusia sebagai
mahluk relijius yang menitikberatkan kehidupannya kepada yang maha kuasa dengan kesadaran atas kekuasaan dan kemampuan
yang lebih tinggi dari kekuasaan dan kemampuanya, yaitu kekuasaan dan kemampuan
menentukan hidup matinya seluruh mahluk.
2. Cinta diri sendiri
Manusia disamping mencintai sesama manusia juga
perlu mencintai diri sendiri. Maksudnya seseorang harus mengurus diri sendiri
sehingga kebutuhan jasmani dan rohaninya terpenuhi secara wajar.
3. Cinta erotis
Cinta erotis merupakan cinta yang sifatnya
eksklusif (khusus), sehingga sering memperdayakan cinta yang sebenarnya. Hal ini disebabkan letak antara cinta dan nafsu tidak berbeda jauh.
Kasih sayang dalam cinta erotis merupakan kontak seksual yang asli sedangkan
kasih sayang yang ideal adalah bersumber pada cinta.
4. Cinta keibuan
Kasih sayan yang bersumber pada cinta keibuan
terdapat pada cinta seorang ibu terhadap anaknya. Ibu mendapatkan benih janin
dari sang suami, setelah anaknya lahir maka dia akan menmelihara anaknya dengan
hati-hati dan penuh kasih sayang demi keselamtan keturunannya.
5. Cinta persaudaraan
Cinta ini diwujudkan dalam tingkah laku atau
perbuatan manusia. Cinta persaudaraan tidak mengenal batas-batas suku, bangsa
atau agama, semua manusia adalah sama, yaitu sebagai mahluk ciptaan Allah. Atas
cinta yang demikian seseorang tidak mempunyai rasa pamrih untuk berbuat baik
kepada sesama.
KEMESRAAN
Kemesraan berasal dari
kata mesra, yang berarti erat dan karib. Kemesraan berarti hal yang
menggambarkan keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan atau keakraban berarti
keadaan yang mempererat hubungan. Kemesraan bersumber pada rasa cinta kasih dan
merupakan realisasi yang nyata.
Untuk mewujudkan kemesraan yang sempurna maka
diperlukan beberapa langkah, antara lain dengan kontak mata, berbicara, dan
bersentuhan. Dengan begitu maka manusia akan bisa mengetahui lawannya untuk
bercinta dan berkasih sayang. Selain itu juga perlu menggunakan seni mencintai.
Setiap manusia pasti memiliki cara tersendiri untuk mewujudkan kemesraan yang
mereka inginkan.
Filsuf Rusia, Salovjev dalam bukunya ”MAKNA KASIH”
mengatakan ”jika seorang pemuda jatuh cinta pada seorang gadis secara serius,
ia terlempar keluar dari cinta itu sendiri. Ia mulai hidup untuk orang lain.[6]
Ada beberapa tingkatan kemesraan, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1.
Kemesraan
pada tingkat remaja
Kemesraan pada masa remaja meningkat ketika
seorang anak mengalami masa pubertas, yaitu ketika organ kelamin mengalami
ketegangan. Jika seorang remaja tidak hati-hati maka bisa menyababkan ia
terjerumus kedalam jurang nafsu semata. Hal ini karena adanya cinta erotis yang
berlebihan.
2.
Kemesraan dalam rumah tangga
Pada masa lampau perkawinan dilakukan melalui
proses perjodohan yang biasanya bersifat
memaksa. Sehingga sangat sulit untuk mewujudkan kemesraan antar pasangan suami
istri. Tapi seiring berkembangnya zaman tradisi tersebut semakin hilang.
Sekarang seorang remaja bebas menentukan siapa yang menjadi pasangan hidupnya.
Sehingga mereka bisa mewujudakan rasa kemesraan sebagai suami istri. Tapi
adakalanya hubungan sumi istri tidak mesra dan harmonis lagi. Hal ini
disebabkab oleh beberapa faktor, yaitu: faktor fisik, psikis dan faktor sosial.
3.
Kemesraan
lanjut usia
Pendapat lama mengatakan jika orang sudah lanjut
usia maka sudah tidak patut lagi bermesraaan, kebanyakan mereka takut kalau ditertawakan
oleh anak cucunya. Tapi sekarang hal itu sudah tidak sesuai zaman lagi. Justru
lanjut usia harus memelihara kemesraanya. Kemesraan itu dapat diwujudkan dalam
makan, duduk, jalan-jalan,menonton televisi, atau membaca koran bersama.
PEMUJAAN
Pemujaan berasal dari kata
puja. Menurut W.J.S. Poerwadarminta di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia,
puja berarti penghormatan atau memuja dewa-dewa atau berhala. Dalam
perkembangannya pemujaan dapat ditujukan kepada orang yang dicintai, pahlawan,
dan Tuhan Yang Maha Esa.
Pujaan atas dasar cinta
kasih pada umumnya diberikan kepada orang yang pertama kali dicin tai. Jika
orang suka mengobral cinta maka akan sulit membedakan mana cinta pertama dan
cinta terakhir. Selain kepada pujaan hati pujaan juga diberikan kepada
pahlawan. Terutama pahlawan yang gagah berani dan gugur untuk nusa dan
bangsanya. Sehingga ia diabadikan dalam buku sejarah atau lagu
Pemujaan kepada Tuhan
adalah wujud cinta manusia kepada Tuhan. Pemujaan kepada Tuhan adalah inti dari
segala pemujaan, karena manusia tidak pernah terlepas dari campur tangan Tuhan.
Tuhan adalah pencipta segala sesuatu, maka kita wajib untuk menyembahnya.Di
dalam Al –Qur’an di jelaskan dalam beberapa ayat mengenai hal ini, diantaranya
adalah:
a. Surat Al-Furqan ayat 59-60
”Dia yang menciptakan langit dan bumi beserta
apa-apa diantara kedunya dalam enam masa. Kemudian Dia bertahta di dalam
singgasana-Nya. Dia Maha Pengasih, maka bertanyalah kepada-Nya tentang
soal-soal apa yang belum kamu ketahui. Sujudlah kepada Tuhan Yang Maha
Pengasih”
b. Surat
Al-Mukminun ayat 98
”Dan aku berlindung kepada-Mu, Ya Tuhanku, dari
kehadiran mereka didekatku”
c. Surat An-Nur ayat 41
”Apakah engkau tidak tahu bawasanya Allah itu
dipuja oleh segala apa yang ada di langit dan di bumi....”
- Cara pemujan
Pemujaan dapat dilakukan sesuai dengan
kepercayaan, situasi dan kondisi. Umat islam dengan
cara sholat, kristen berdoa di gereja sambil memegang salib, hindu dan budha
semedi dan sebagainya.
- Tempat pemujaan
Umat islam beribadah di masjid, kristen di gereja,
hindu di pura, budha di wihara atau candi, konghuchu di loteng dan orang-orang
tradisional mengadakan ritual di tempat-tempat yang dianggap kramat.
- Berbagai seni sebagai manifestasi pemujaan
Seperti yang telah dikemukakan cinta menimbulkan
daya kreatifitas. Manusia mewujudkan seninya dengan membuat arca, patung, dan
seni tari yang tujuannya adalah untuk memuja Tuhan. Misalnya beberapa tarian di
Bali yang di lakukan untuk ritual keagamaan dan untuk kalangan tertutup.
BAB III
KESIMPULAN
Keindahan adalah segala
sesuatu yang dapat mendatangkan rasa puas pada orang yang merasakan baik dengan
panca indra maupun dengan perasaan nuraninya. Sesuatu dikatakan indah apabila
dapat menyenangkan, menggembirakan, menarik perhatian, dan tidak membosankan
dan didalamnya mengandung unsur kebaikan.
Cinta kasih adalah suatu
hal yang dibutuhkan oleh semua orang baik itu anak kecil maupun orang dewasa.Di
dalam menjalani hidup manusia memerlukan cinta, kasih sayang, kemesraan, dan
pemujaan. Semua itu dapat diwujudkan antara sesama manusia, binatang tumbuhan
dan dengan makhluk lainya, sedangkan wujudnya yang paling penting adalah
hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
DAFTAR PUSTAKA
Ath-Thahir, F. Muhammad. 2005. Biarkan Cinta Bersemi.
Jakarta: Maghirah Pustaka
Widagdho,
Djoko, dkk. 2008. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara
H. Mustofa, Ahmad. 1999. Ilmu
Budaya Dasar. Bandung:
Pustaka Setia
http//www.Harun Yahya-Keindahan dalam Kehidupan
http//www.sukandia.com
M.
Mustopo, Habib. 1983. Ilmu Budaya Dasar. Surabaya: Usaha Nasional
Muhammad, A. Kadir. 2005. Ilmu
Sosial Budaya Dasar. Bandung:
PT. Citra Aditya Bakti
[1] Abdul Kadir Muhammad, Ilmu Soaial Buadaya Dasar, Hlm.111
[2] H. Ahmad Mustofa, Ilmu Budaya Dasar,. Hlm 65
[3] M. Habib Mustopo, Ilmu Budaya Dasar, hlm. 99
[4] http//www. Harun Yahya Internasianal@2005
[5] Fathi Muhammad Ath-Thahir, Biarkan Cinta Bersemi, hlm. 17-18
[6] Drs. Djoko Widagdho, Ilmu Budaya Dasar, hlm.48
Tidak ada komentar:
Posting Komentar