BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penulisan makalah
merupakan salah satu ciri pokok kegiatan perguruan tinggi. Melalui pembuatan
makalah, anggota masysarakat akademika pada suatu perguruan tinggi dapat
mengkomunikasikan informasi baru, gagasan, kajian, dan atau hasil penelitian.
Makalah menyajikan masalah dengan melalui proses berfikir deduktif dan induktif
(Indradi, 2003: 78). Makalah disusun biasanya untuk melengkapi tugas-tugas
ujian mata kuliah tertentu atau untuk memberikan saran pemecahan tentang suatu
masalah secara ilmiah.
Penulisan
makalah tentu saja diperlukan teknik-teknik ataupun metode agar makalah bisa
menjadi teratur dan sempurna. Oleh karena itu teknik penulisan makalah sangat
penting sekali untuk membantu kegiatan belajar mahasiswa.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka rumusan masalah makalah ini sebagai berikut:
1.
Pengertian dan ciri pokok makalah
2.
Jenis-jenis makalah
3.
Bagian-bagian makalah
4.
Aturan penulisan makalah
|
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas,
maka tujuan makalah ini sebagai berikut:
1.
Agar dapat mengetahui pengertian dan ciri-ciri makalah
2.
Supaya mengetahui jenis-jenis makalah
3.
Agar dapat mengetahui dan memahai bagian makalah
4.
Agar dapat mengetahui bagaimana aturan penulisan
makalah
|
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan
Ciri Pokok Makalah
Pada
umumnya makalah merupakan karya tulis yang memerlukan studi, baik secara
langsung ataupun tidak langsung Papera (annijat, 2005: 35). Menurut Indardi
(2003: 103-102) makalah adalah karangan ilmiah yang menyajikan suatu masalah
dan pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif.
Makalah
ditulis dengan menggunakan bahasa yang lugas dan tegas. Jika dilihat dari
bentuknya, makalah adalah bentuk karangan ilmiah yang paling sederhana apabila
dibandingkan dengan jenis karangan ilmiah yang lain (Indardi, 2003:104). Sebuah
makalah yang dibuat oleh pejabat dan disampaikan dalam pertemuan atau rapat
disebut kertas kerja. Sedangkan makalah yang dibuat oleh pembelajar atau
mahasiswa guna memenuhi tugas sebagai hasil karya tulis lebih dikenak dengan paper
(Annijat, 2005: 35).
|
Dalam
penulisan makalah, penulis harus secara jujur harus menyebutkan rujukan
terhadap pikiran yang diambil dari sumber lain. Annijat(2005: 35) menyatakan
pengambilan sumber lain yang tidak disertai rujukan dapat dikatakan sebagai
plagiat (pencurian)
2.2 Jenis-jenis
Makalah
Berdasarkan
penalarannya, makalah dapat dibedakan atas: makalah deduktif, makalah induktif,
makalah campuran (Annijat, 2005: 35). Makalah deduktif merupakan makalah yang
disajikan berdasarkan kajian teoristis (studi pusaka) yang relevan dengan
masalah atau topik yang dibahas (Saukah dkk, 2000: 50). Makalah induktif
merupakan makalah yang disusun berdasarkan data empiris yang diperoleh dari
lapangan yang relevan dengan masalah yag dibahas (Annijat, 2005: 35). Sedangkan
makalah campuran merupakan makalah yang penulisannnya didasarkan pada kajian
teoritis digabungkan dengan kata empiris yang relevan dengan masalah yang
dibahas (Saukah dkk, 2000: 50). Dalam pelaksanaannya makalah yang sering
digunakan adalah jenis makalah deduktif.
Saukah
(2005: 50) berpendapat sebagai berikut.
Dari segi jumlah
halaman, dapat dibedakan makalah panjang dan
makalah pendek. Makalah panjang adalah makalah yang jumlah halamannya
lebih dari 20 halaman. Bagian ini menyajikan ketentuan tentang penulisan
makalah panjang, sedangkan ketentuan tentang penulisan makalah pendek pada
dasarnya sama dengan ketentuan penulisan artikel non-penelitian, kecuali
abstrak dan kata kunci yang tidak harus ada.
2.3 Bagian-bagian
dan Hal-hal yang Termuat Dalam Makalah
|
2.3.1 Bagian awal
Pada
bagian awal ini terdiri dari tiga item yaitu halaman judul, daftar isi, Daftar
tabel dan gambar (jika ada).
A.
Halaman Sampul
Hal-hal yang harus ada bagian sampul adalah judul makalah, keperluan
atau maksud ditulisnya makalah, nama penulis makalah, dan tempat serta waktu
penulisan makalah. Keperluan atau maksud penulisan makalah dapat berupa, misal,
Untuk memenuhi tugas matakuliah yang dibina oleh dosen X. Tempat dan
waktu yang dimaksud dapat berisi nama lembaga (universitas, fakultas, dan
jurusan), bulan dan tahun.
B.
Daftar Isi
Daftar isi berfungsi memberikan panduan dan gambaran tentang garis
besar isi makalah. Melalui daftar isi, pembaca akan dapat dengan mudah
menemukan bagian-bagian yang membangun makalah. Daftar isi dipandang perlu jika
makalah panjang lebih dari 20 halaman (Saukah dkk, 2000: 51).
C. Daftar Tabel dan Gambar (jika ada)
Penulisan daftar tabel dan gambar dilakukan dengan cara sebagai
berikut. Indentitas tabel dan gambar (yang berupa nomor dan nama) dituliskan
secara lengkap. Jika tabel dan gambar lebih dari satu buah, sebaiknya penulisan
daftar tabel dilakukan secara terpisah; tetapi jika dalam makalah hanya terdapat
sebuah tabel atau gambar,sebaiknya daftar tabel atau gambar disatukan dengan
daftar isi makalah (Saukah dkk, 2000: 51).
|
2.3.2 Bagian Isi
Bagian inti terdiri atas tiga unsur pokok, yaitu pendahuluan, teks
utama, dan penutup. Ada tiga macam penulisan yang dapat dignakan dalam menulis
makalah. (Saukah dkk, 2000: 51).
A. Pendahuluan
Bagian pendahuluan berisi penjelasan tentang latar balakang penulisan
makalah, masalah atau topik bahasan beserta batasannya, dan tujuan penulisan
makalah.
1. Latar Belakang
Penulisan Makalah
Latar belakang, berisi hal-hal yang berupa alasan mengapa makalah ini
perlu ditulis (Annijat, 2005: 36). Penulisan bagian latar belakang dapat
dilakukan dengan berbagai cara diantaranya:
1.
Dimulai dengan hal umum yang sudah kita ketahui
bersama. Kemudian dilanjuatkan dengan paparan yang menunjukkan bahwa hal itu
selamanya terjadi.
2.
Dimulai dari kutipan pendapat orang terkemuka, slogan,
dan ungkapan yang selanjutnya dihubungkan dengan revrensinya dengan topik yang
dibahas.
3.
Dimulai dengan pertanyaan yang retoris yang
diperkirakan dapat mengantarkan pembaca pada masalah atau ropik yang akan
dibahas dalam makalah
2. Masalah atau
Topik Pembahasan
|
Pembatasan topik makalah dapat dilakukan sebagai berikut:
1.
Letakkan topik pada posisi sentral
dan ajukan pertanyaan apakah topik dapat dirinci.
2.
Daftarlah rincian-rincian topik
itu dan pilihlah salah satu rincian topik tersebut untuk diangkat ke dalam
masalah
3.
Ajukan pertanyaan apakah rincian
topik yang telah dipilih dapat dirinci lagi.
3. Tujuan
Penulisan Makalah
Penulisan tujuan makalah dimaksudkan bukan untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh seseorang dan yang sejenis dengan itu, tetapi lebih mengarah
pada yang ingin dicapai dengan penulisan makalah tersebut (Saukah dkk, 2000:
53).
D. Teks utama
Bagian teks utama makalah berisi tentang
pembahasan topik-topik makalah. Jika dalam makalah dibahas tiga topik,
misalnya, maka ada tiga pembahasan dalam pembagian teks utama
Teknik perangkian bahan
dalam pembahasan topik beserta subtropiknya.
1.
Mulailah dengan ide yang sederhana menuju pada hal
yang kompleks
2.
Gunakan teknik metafor, kiasan, perumpamaan,
penganalogian, dan perbandingan.
3.
Gunakan teknik diagram klasifikasi
4.
gunakan tenik contoh-contoh
|
E. Penutup
Bagian penutup berisi kesimpulan atau
rangkuman pembahasan dan saran-saran (jika memang diperlukan). Penulisan bagian
penutup makalah dapat dilakukan dengan menggunakan teknik berikut.
1.
Penegasan kembali atau ringkasan dari pembahasan yang
telah dilakukan, tanpa diikuti kesimpulan. Hal ini dilakukan karena masih belum
bahan untuk memberiakn kesimpulan terhadap masalah yang dibahas, atau dimaksud
agar pembaca menarik kesimpulan sendiri.
2. Menarik kesimpulan dari apa yang telah
dibahas pada teks utama makalah.
2.3.3 Bagian akhir
Pada bagian akhir berisi daftar rujukan dan lampiran-lampiran.
2.4 Sistematika
Penulisan
Bagian ini berisi petunjuk yang berkaitan dengan sistematika penulisan,
cara membuat judul, cara merujuk, dan
menulis daftar rujukan, bahasa dan ejaan,
serta ukuran kertas dan lain sebagainya.
2.4.1 Halaman
sampul
Annijat (2005: 36-37) menyatakan cara membuat judul ada empat kriteria yaitu:
|
1. Judul harus mencerminkan isi
2. Judul sebaiknya dinyataka dalam bentuk frasa atau klausa (tidak
diakhiri dengan titik).
3. Juduk harus menarik pembaca untuk mengetahui
isinya
4. Judul makalah hendaknya singkat dan jelas
(antar 5 sampai 15 kata)
2.4.2 Daftar isi
Penulisan daftar isi dilakukan denga ketentuan: judul bagian makalah
ditulis dengan menggunakan huruf kecil (kecuali awal kata selain kata tugas
ditulis dengan huruf besar), Penulisan judul bagian dan judul subbagian
dilengkapi dengan nomor tempat pemuatannya dalam makalah. Penulisan daftar isi
dilakukan dengan menggunakan spasi tunggal dan jarak antarbagian 2 spasi
(Saukah dkk, 2000: 51).
2.4.3 Bagian inti
Penulisan
dengan menggunakan angka (Romawi dan atau arab)
1.
Penulisan
dengan menggunakan angka yang dikombinasikan dengan abjad.
2.
Penulisan tanpa
menggunakan angka ataupun abjad
Penulisan pada bagian inti makalah adalah sebagai
berikut.
Penulisan judul bab yang
berpangkat 1 dilakukan dengan cara ditulis dengan huruf besar semua, blod, dan
nitempatkan ditengah. Peringkat-peringkat selanjutnya dinyatakan dengan
angka-angka sebagai berikut.
1.
|
2.
Peringkat 3 ditandai dengan angka tiga digit yang
dipisahkan dengan titik, tetapi tidak diakhiri dengan titik, dan dinulai dari
tepi kiri. Judul subbab ditulis dengan huruf besar-kecil dan bold.
3.
Peringkat 4
ditandai dengan angka empat digit yang dipisahkan dengan titik, tetapi tidak
diakhiri dengan titik, dan dinulai dari tepi kiri. Judul subbab ditulis dengan
huruf besar-kecil dan bold.
4.
Peringkat 4
ditandai dengan angka empat digit yang dipisahkan dengan titik, tetapi tidak
diakhiri dengan titik, dan dinulai dari tepi kiri. Judul subbab ditulis dengan
huruf besar-kecil dan bold.
5.
Butiran uraian atau contoh dibedakan atas butir
hierarkis dan butir nonhierarkis.
2.4.4 Pendahuluan
Penulisan
bagian pendahuluan dapat dilakukan dengan dua cara berikut.
A.
Setiap unsur dari bagian pendahuluan ditonjolkan dan
disajikan sebagai subbagian (Saukah dkk, 2000: 51). Jika penulisan makalah
dilakukan dengan menggunakan angka maka dapat dijumpai judul subbagian seperti
berikut:
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Masalah atau topik bahasan
1.3 Tujuan penulisan makalah
|
2.4.5 Cara Merujuk
Kutipan
Cara merujuk dan menulis daftar
rujukan mempunyai beberapa tahapan. Cara merujuk dilakukan dengan menggunakan
nama akhir dan tahun di antara tanda kurung. Untuk merujuk kutipan dibedakan
menjadi empat cara yaitu kutipan kurang dari 40 kata, kutipan 40 kata atau
lebih, kutipan tak langsung, kutipan yang telah dikutip di suatu sumber lain.
A. Cara merujuk
kutipan kurang dari 40 kata
Kutipan yang berisi kurang dari 40 kata ditulis di
antara tanda kutip (”...”) sebagai bagian yang terpadu dalan teks utama, dan
nomor halaman harus disebutkan. Nama pengarang dapat ditulis secara terpadu
dalam teks atau menjadi satu dengan tahun dan nomor halaman di dalam kurung.
Contoh namaa pengarang
disebut dalan teks secara terpadu.
Nasution
(2001: 54) menyimpulkan ” Masih banyak mahasiwa maupun dosen yang tidak bisa
berbahasa indonesia dengan baik dan benar”.
Contoh nama pengarang
disebut bersama dalam tahun penerbitan dan nomor halaman.
Simpulan
dari penelitian tersebut adalah ”Masih banyak mahasiwa maupun dosen yang tidak
bisa berbahasa indonesia dengan baik dan benar” (Nasution,2001: 54)
|
B. Cara Merujuk Kutipan
40 kata atau lebih
Kutipan yang berisi 40 kata atau
lebih ditulis tanpa tanda kutip secara terpisah dari teks yang mendahului, ditulis 1,2 cm dari garis tepi sebelah kiri
dan kanan, dan diketik dengan spasi tunggal. Nomor halaman juga harus ditulis.
Sumiati (1997: 22) berpendapat
sebagai berikut.
Ejaan adalah keseluruhan aturan
tatatulis suatu bahasa baik yang menyangkut lambang bunyi, penulisan kalimat,
maupun penggunaan tanda baca. Ejaan bahasa Indonesia yang kit pakai sekarang
ini menganut sistempenulisan fenomenis. Maksudnya Ejaan tersenut berusaha
melambangkan sebuah fonem dengan sebuah huruf.
Jika dalam kutipan
terdapat paragraf baru lagi, garis baru dimulai 1,2 cm disisi tepi kiri garis
teks kutipan.
C. Cara Merujuk Kutipan
Tak Langsung
Seperti halnya dalam penulisan kutipan
langsung, dalam penulisan kutipan tidak langsung ini juga ada dua cara.
Perbedaan yang terletak bahwa tidak ada perbedaan mencantumkan nomor halaman
serta tidak perlu menambahkan tanda petik dalam kutipannya. Guna memperjelas
pemahaman bacalah contoh berikut ini.
Contoh nama pengarang yang
disebut lebih awal:
Gudat (2001) Mengungkapkan
bahwa tidak ada perbedaan pemberian upah pada karyawan pakaian anak-anak dan
dewasa di PT AWAMI Malang .
Contoh penulisan yang menuliskan kutipan terlebih dahulu:
Tidak ada perbedaan
pemberian upah pada karyawan pakaian anak-anak dan dewasa di PT AWAMI Malang (Gudat,
2001).
|
D. Cara Merujuk Kutipan Yang Telah Dikutip di Suatu
Sumber Lain
Ada kalanya
orang ingin mengutip pendpat orang lain, tetapi pendapat tersebut tidak bisa
ditemukan dalam buku aslinya, melainkan hanya terdapat dalam buku orng lain
lagi. Hal tersebut juga disebut sumber sekunder, yaitu tidak langsung dari buku aslinya. Dalm
teknik penulisannya kedua nama tetp perlu dimasukan, untuk menunjukan ungkapan
tersebut merupakan pendapat siapa dan dari buku siapa pendapat atau ungkapan
tersebut dikutip. Hal tersebut hanya boleh dilakukan apabila sumberaslinya
betul-betul sulit diketemukan, atau hanya diizinkan dalam kondisi darurat saja.
Contoh:
Brotowijoyo
(dalam arifin, 1983: 41) Menyatakan bahwa ”karangan ilmiah adalah karang ilmu
pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penilisan yang
baik dan benar”.
Contoh diatas menunjukakan bahwa
pengertian karangan ilmiah tersebut diambil dari pendapat brotowijiyo tetapi
pendapat tersebut ditemukan dalam buku karangan Arifin. Jadi dalam daftar
pustaka hanya nama arifin yang muncul dan tidak perlu mencantumkan nama
Brotowijoyo.
2.4.6 Cara menulis Daftar Rujukan
|
Contoh satu pengarang:
Arifin, E.Zaenal. 1983. Penulisan
Karang Ilmiah. Jakarta: Gramedia.
Contoh oleh dua pengarang:
Aris, Nugroho dan Suhartimi, siti. 2000. Panduan Laporan Penelitian.
Yogyakarta: Kanisius.
Contoh rujukan dari koran
tanpa penulis
Jawa Pos. 22 April, 1995. Wanita Kelas
Bawah Lebih Mandiri. hlm.3.
Contoh rujukan
dari internet berupa artikel dari jurnal
Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya.
Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online), Jilid 5, No. 4, (http://ww.malang.ac.id, diakses 20 Januari
2000).
2.4.7 Percetakan
A. Kertas dan Bidang Pengetikan
Kertas yang dipergunakan
adalah jenis HVS putih, ukuran A4 (21,0 cm x 29,7), kuarto (21 cm x 28 cm)
minimal 60 gram. Bidang pengetikan berjarak 4 cm dari tepi kiri kertas dan 3 cm
dari tepi atas, tepi kanan dan tepi bawah kertas. Tiap halaman hendaknya tidak
berisi lebih dari 26 baris (untuk teks dengan spasi ganda). Sebuah paragraf
hendaknya tidak dimulai pada bagian halaman yang hanya memuat kurang dari tiga
baris.
|
2.4.7 Ukuran Huruf
dan Spasi
Bagaian-bagian suatu bab dalam makalah menggunakan ukuran
huruf yang berbeda. Ukuran 12 point untuk judul bab, judul subbab, teks induk,
lampiran, dan daftar rujukan. Spasi dalam makalah menggunakan spasi ganda,
kecuali daftar rujukan dicetak dengan spasi tunggal.
|
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Makalah
merupakan salah satu ciri pokok kegiatan perguruan tinggi. Melalui pembuatan
makalah, anggota masysarakat akademika pada suatu perguruan tinggi dapat
mengkomunikasikan informasi baru, gagasan, kajian, dan atau hasil penelitian.
Makalah disusun biasanya untuk
melengkapi tugas-tugas ujian mata kuliah tertentu atau untuk memberikan saran
pemecahan tentang suatu masalah secara ilmiah.
|
DAFTAR PUSTAKA
Indardi, Agustinus. 2003. Cermat Berbahasa
Indonesia. Malang: Dioma.
Saukah, dkk. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Malang: Universtas Negeri Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar