Jumat, 26 Oktober 2012

Kata dan Istilah (Bahasa Indonesia)



BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

      Negara Indonesia terdiri berbagai macam bahasa. Diantaranya adalah bahasa jawa, melayu, Indonesia, batak, madura dan berbagai macam bahasa daerah lainnya. Dari setiap bahasa itupun terdiri dari berbagai cara ekspresi pengucapan dan penulisan. Untuk memudahkan dalam berkomunikasi dan menyatukan rakyat-nya maka pemerintah menetapkan satu bahasa pemersatu yaitu Bahasa Indonesia.
      Bahasa Indonesia terdiri dari berbagai unsur. Diantaranya adalah kata dan istilah. Baik kata dan istilah yang berasal dari bahasa Indonesia sendiri maupun yang diserap dari bahasa asing. Kata dan istilah tersebut dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarka cara penulisan maupun pengucapan. Karena hal tersebut akan sangat berpengaruh pada klausa maupun kalimat yang dibentuk.
      Berdasarkan permasalahan diatas, penulis akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan kata dan istilah. Baik pengunaan, macam, perbedaan serta konsep penggunaannya dalam tata Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sehingga diharapkan dalam aplikasiya tidak terjadi kesalahan yang fatal.

1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep dan perbedaan kata dan istilah?
2. Apa saja maam-macam kata?
3. Bagaimana prisip penggunaan kata dan istilah dalam karya imiah?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui konsep dan perbedaan kata dan istilah.
2. Mengetahui macam-macam kata.
3. Mengetahui prinsip penggunaan kata dan istilah dalam karya ilmiah.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Konsep Kata dan Istilah

Kata merupakan unsur penting dalam kegiatan menulis, lebih-lebih dalam menulis ilmiah. Pentingnya kata dapat dilihat dari segi perwujudannya dan dari segi jumlah keterampilan berbahasa yang memerlukannya. Dilihat dari segi perwujudannya, kata merupakan unsur terkecil pembawa konsep. Mengingat menulis pada hakikatnya adalah penyampain konsep/ide, maka pembawa konsep merupakan hal yang sangat penting. Bahkan dapat dikatakan keberadaannya mutlak diperlukan. Kekeliruan penggunaan kata berarti keliru pula konsep yang akan disampaikan. Pentingnya kata juga dapat dilihat dari banyaknya kegiatan berbahasa yang memerlukannya. Semua keterampilan berbahasa (menyimak, membaca, menulis, dan bebicara) memerlukan kata bahkan berfikir dan melamun pun memerlukan kata. (Bahasa Indonesia Ilmiah 1995: 23)
Kata adalah satuan bentuk terkecil (dari kalimat) yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai makna, kata-kata yang terbentuk dari gabungan huruf atau gabungan morfem; atau gabungan huruf dengan morfem, baru kita akui sebagai kata bila bentuk itu mempunyai makna. (Komposisi Bahasa Indonesia 2007: 76)
Pada hakikatnya istilah juga kata, tetapi mempunyai ciri-ciri tertentu yang berbeda dengan kata pada umumnya. Istilah ialah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna, konsep proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. (Bahasa Indonesia Ilmiah 1995: 23)

2.2  Perbedaan Kata dan Istilah

Perbedaan kata dan istilah dapat dikemukakan berikut ini:
1)   Kata dapat bermakna ganda, sedangkan istilah tidak bermakna ganda. Kata tubuh sebagai kata dapat bermakna: (1) keseluruhan jasad manusia atau binatang, (2) bagian badan yang terutama, (3) diri sendiri. Istilah misalnya, tata bahasa, fonem, morfem (tidak bermakna ganda).
2) Makna kata bergantung pada konteks, makna istilah bebas konteks.
       Kata bunga dapat bermakna:
(1)  Bagian tumbuh-tumbuhan: di kebun banyak bunga.
(2)  Yang paling cantik: gadis itu bunga desanya.
(3)  Imbalan atas piutang: ia meminjam uang dengan bunga 5 % per bulan.
3)    Istilah bersifat internasional, mempunyai konsep yang universal dalam ilmu yang bersangkutan. Misalnya, hidrogen, oksigen, tifus, influenza.
4)    Istilah biasanya otentik, dalam arti tidak sama dengan kata-kata sehari-hari.
       Contohnya dalam hal berikut:
       Istilah                                    Kata sehari-hari
       Prakiraan                               perkiraan
       renik, mikro                           kecil

2.3  Macam Kata

Secara tradisional pembagian kelas atau jenis kata di dalam bahasa-bahasa yang besar di dunia, termasuk bahasa indonesia, umumnya terdiri atas sepuluh jenis kata, yaitu: kata benda (nominal), kerja (verba), sifat (adjektiva), ganti (pronominal), keterangan (adverbia), bilangan (numeralia),  sambung (konjungsi), sandang (artikel), seru (interjeksi), depan (preposisi). (Komposisi Bahasa Indonesia 2007: 77)

Pembagian kata atas sepuluh jenis yang dilakukan oleh para ahli bahasa tentulah didasari pertimbangan yang matang dan didukung oleh alasan yang kuat. Dalam Bahasa Indonesia, nama jenis-jenis kata itu pun sudah dikenal luas. Harus diakui bahwa pembagian kata yang dipopulerkan oleh Sutan  Takdir Alisjahbana dan diikuti oleh sejumlah penulis tata bahasa indonesia, cukup berpengaruh dan cukup lama mendominasi bidang morfologi bahasa indonesia.
Sementara itu, ilmu bahasa indonesia termasuk morfologi, terus berkembang. Sejauh ini, sudah cukup banyak ahli bahasa yang membagi kata atas beberapa macam disertai argumentasinya masing-masing. Pembagian kelas kata bahasa indonesia yang paling mutakhir adalah diajukan oleh Tim Depdikbud RI yang terdapat di dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (edisi perdana 1988).
Kata dikelompokkan ke dalam lima jenis yaitu:
1)    Verba (kata kerja)
2)    Ajektiva (kata sifat)
3)    Adverbia (kata keterangan)
4)    Rumpun kata benda, yang beranggotakan:
Nomina (kata benda/kata nama)
Pronomina (kata ganti)
Numeralia (kata bilangan)
5)    Rumpun kata tugas, yang beranggotakan:
Preposisi (kata depan)
Konjungtor (kata sambung)
Interjeksi (kata seru)
Artikel (kata sandang)
Partikel

1.    Kata Kerja (VERBA)

Adalah kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan, proses, dan keadaan yang bukan merupakan sifat. Kata kerja pada umumnya berfungsi sebagai predikat dalam kalimat. (Komposisi Bahasa Indonesia
Ciri kata kerja ada tiga:
1)    Dapat diberi aspek waktu, seperti akan, sedang, dan telah.
       Contoh:
       (akan) mandi
       (sedang) tidur
       (telah) pergi
2)    Dapat diingkari dengan kata tidak.
       Contoh:
       (tidak) makan
       (tidak) pulang
       (tidak) tidur
3)    Dapat diikuti oleh gabungan kata dengan menambahkan  KB (kata benda) atau KS (kata     sifat). Kata tulis, pergi, bicara, lihat, menulis, bepergian, berbicara, melihat, tergolong sebagai kata kerja karena jika digabungkan dengan kedua bentuk kombinasi diatas akan tercipta arti yang jelas. Seperti penggabungan dibawah ini:
       tulis + dengan pena (KB)                      menulis + dengan cepat (KS)
       pergi + dengan adik (KB)                      bepergian+dengan gembira (KS)
       bicara + dengan dosen (KB)                  berbicara + dengan fasih (KS)
       lihat + dengan mata (KB)                      melihat + dengan jelas (KS)
Dalam contoh diatas tampak bentuk kata kerja ada dua macam: (1) kata kerja asal yaitu kata kerja yang dapat bediri sendiri di dalam kalimat tanpa bantuan afiks, misalnya tulis, pergi, bicara, lihat; (2) kata kerja turunan yaitu kata kerja yang mempunyai afiks; misalnya menulis, bepergian, berbicara, melihat.
Selain bentuk-bentuk diatas, ada pula bentuk kata kerja atau verba yang lain, diantaranya:
a)    Verba reduplikasi atau verba berulang dengan atau tanpa pengimbuhan; miisalnya makan-makan, batuk-batuk, berlari-lari, dsb.
b)    Verba majemuk, yaitu verba yang terbentuk melalui proses penggabungan kata yang tidak membentuk idiom; misalnya terjun payung, temu wicara, tatap muka, mengambing-hitamkan;
c)    Verba berpreeposisi, yaitu verba intransitif yang selalu diikuti oleh preposisi tertentu; misalnya tahu akan, berdiskusi tentang, cinta pada, sejalan dengan, terdiri dari, menyesal atas, tergolong sebagai.

2.    Kata sifat (Adjektiva)

Adalah kata yang menerangkan sifat, keasaan, watak, tabiat orang/binatang/suatu benda.(Komposisi Bahasa Indonesia 2007: 80)
Kata sifat dibagi menjadi dua:
a.    Kata sifat bentuk tunggal
       Ciri-ciri:
1)    Dapat diberi keterangan pembanding seperti lebih, kurang dan paling
       Contoh: lebih baik, kurang indah, paling bodoh
2)    Dapat diberi keterangan penguat seperti sangat, benar, sekali.
       Contoh: sangat mahal, murah benar, indah sekali.
3)    Dapat diingkari dengan kata ingkar tidak.
       Contoh: tidak benar, tidak sehat.

Kata sifat tunggal dapat dibagi menjadi lima kelompok:
1)    Keadaan atau situasi
       Contoh: aman, gawat.
2)    Warna
       Contoh: merah, hijau, biru.
3)    Ukuran
       Contoh: tinggi, pendek.
4)    Perasaan atau sikap
       Contoh: malu, bahagia, sedih.
5)    Indera
       Contoh: harum, manis, pedas.
           
b.    Kata sifat berimbuhan
Dibentuk dari sufiksnya dan diserap dari bahasa asing, seperti bahasa inggris dan bahasa arab, selain akhiran tersebut ada dua kombinasi afiks yang membentuk kata sifat, yaitu konfiks dengan bentuk dasar kata ulang (reduplikasi).(Komposisi Bahasa Idonesia 2007: 81)
Seperti tabel dibawah ini:
Bentuk
Afiks
Contoh
sufiks
-al
-i
-iah
-if
-ik
-is
-er
-wi
formal, nasional
abadi, hewani
ilmiah, lahiriah
aktif, fiktif, reaktif
magnetik, elektronik
praktis, egois
komplementer
manusiawi, surgawi
konfiks
ke-+-an
(dengan reduplikasi)

se-+-nya
(dengan reduplikasi)

me-+-kan
(dengan reduplikasi)
kekanak-kanakan, keinggris-inggrisan

sebaik-baiknya, sepandai-pandainya


membesar-besarkan

3.    Kata keterangan (adverbia)

Adalah kata yang memberi keterangan pada verba, adjektiva, nominal predikatif, atau kalimat (Tanda Bahasa Baku Bahasa Indonesia 1988: 223). Ada beberapa type:
1.    Adverbia menerangkan verba
Contoh: Saya ingin segera melukis.
2.    Adverbia menerangkan adjektiva
Contoh: Pemandangannya sangat indah.
3.    Adverbia menerangkan nomina predikatif
Contoh: Ayah Ani hanya sebagai pegawai kantor biasa.
4.    Adverbia menerangkan kalimat secara keseluruhan
Contoh: Sepertinya Adik bahagia.

4.    Kata benda (nomina)

Adalah kata yang  mengacu pada suatu benda, kata disebut juga istilah kata nama (nomina).Kata benda berfungsi sebagai subyek, obyek, pelengkap, dan keterangan dalam kalimat.(Komposisi Bahasa Indonesia 2007: 82)
Ciri kata benda ada dua:
1)    Dapat diingkari dengan kata bukan
Contoh: gula  (bukan gula), saya  (bukan saya).
2)      Dapat diikuti oleh gabungan kata yang +KS (kata sifat) atau yang sangat + (kata sifat)
Contoh:  pohon + yang rindang (KS); kekasih + yang sangat cantik (KS)

       Kata benda berimbuhan

Bentuk
Afiks
Contoh
prefiks
ke-
pe-
ter-
Ketua, kekasih
Petinju, pembela
Tersangka, tertuduh
sufiks
-an
-in
-wan
Pikiran, timbangan
Hadirin, muslimn
Ilmuwan, karyawan
infiks
-em-
-el-
-er-
-in-
Kemuning, kemilau
Telunjuk, telapak
Serabut, seruling
Kinerja, kinasih
konfiks
ke-+-an
pe-+-an
Kehidupan, keterangan
Pegunungan, pembelian

5.    Kata ganti (pronomina)

Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu kepada nomina lain (Tata Baku Bahasa Indonesia, 1998: 273). Pronomina dibagi menjadi dua:
1.    Pronomina persona: untuk mengacu kepada orang
2.    Pronomina penanya: untuk menanyakan benda orang atau baarang), yaitu: apa, siapa, mana, kapan, dst.
3.    Pronomina penyapa: Bu, Pak, Dok, Prof.
4.    Pronomina penunjuk: ini, itu, anu.

       Kata ganti ku, mu, nya

Ditulis serangkai dengan kata yang mendahului atau yang mengikuti.(Bahasa Indonesia Ilmiah 1995: 13)
Contoh:
Apa yang kubawa boleh kau pinjam.
              Temanku, temanmu, dan temannya bekumpul disini.

6.         Kata Bilangan (numeralia)

Adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya orang, binatang, barang, dan lain-lain.(Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia 1998: 301)
Numeralia berfungsi untuk menghitung benda dan angka-angka.
Contoh  :    tiga                                para (dosen, mahasiswa)
                   ketiga                            satu-satu
                   tiga bersaudara              banyak (orang, uang)
                   berlima                          setengah
                   puluhan                         dua lusin
                   berjuta-juta                    dua setengah
@   Angka digunakan untuk menyatakan lambang atau nomor.
Yang lazim digunakan adalah angka Arab dan angka Romawi.           
       Angka Arab: 0,2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, .
       Angka Romawi: І, П, Ш, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L(50), C(100)
@   Angka digunakan untuk menyatakan (1) ukuran panjang, berat, dan isi, (2) satuan waktu, dan (3) nilai uang.
       Contoh:
10 kilogram beras                                   5 liter air
3 meterkain                                         1 jam 15 menit
pukul 12.00                                         tahun 2001
Rp.10.000,00
@   Penulisan lambang dengan huruf .
       Contoh:
       11 sebelas                                               112 seratus dua belas
2/3 dua sepertiga                                    1/10 sepersepuluh
@   Penulisan kata bilangan tingkat.
       Contoh:
       bab III atau bab ke-3 atau bab ketiga.
       abad XX atau abad ke-20 atau abad kedua puluh.
@   Penulisan kata bilangan yang mendapat akhiran –an.
       Contoh:
       tahun 90-an atau sembilan puluhan.
@   Di dalam dokumen resmi bilangan perlu ditulis dengan angka dan huruf  sekaligus dalam teks.
       Contoh:
Telah diterima uang sebesar  Rp.5.000,00 (lima ribu rupiah).

7.    Kata Sandang

Kata sandang si dan sang ditulis secara terpisah dari kata yang mengikutinya. Contoh:
                        Si pemilik kebun sedang sakit.
                        Sang Raja berburu bersama para pengawalnya.

8.    Partikel

1.    Partikel lah, ksh,dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contoh: siapakah yang telah makan tadi?
2.    Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.Kecuali pada kelompok yang sudah dianggap pandu (seperti adapun, bagaimanapun). Contoh: Sepucuk surat pun tak pernah datang.
3.    Partikel per yang berarti mula, demi, dan tiap ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendampinginya. Contoh: Satu per satu mereka masuk ruangan ini.

9.    Kata Depan (Preposisi)

Adalah kata tugas yang selalu berada didepan kata benda, kata sifat, atau kata kerja untuk membentuk gabungan kata depan (frasa preposisional).
Contoh:
di kantor                                pada hari ini
dengan cepat                        buat tamu
oleh pegawai
tentang hal itu

10.  Kata Sambung (Konjungsi)

Konjungsi adalah kata tugas yang berfungsi menghubungkan dua kata atau dua kalimat.kata sambung disebut juga konjungtor.Konjungtor dibagi menjadi dua, yaitu:
1)    Konjungsi antar kata
       Contoh:
...antara hidup dan mati.
       ....oleh Presiden atau Wakil Presiden.
2)    Konjungsi antar kalimat
       Contoh:
       Situasi memang sudah membaik. akan tetapi kita harus tetap waspada.
       Aku tidak sependapat dengan Kamu. meskipun begitu Aku tidak memaksamu.

11.   Kata Seru (interjeksi)

Kata seru atau interjeksi adalah kata tugas yang dipakai untuk mengungkapkan seruan hati seperti rasa kagum, sedih, heran, dan jijik. Kata seru dipakai di dalam kalimat seruan atau kalimat perintah (imperatif).
Contoh:
Ayo, maju terus pantang mundur!
Ih, bau benar kamar mandi itu!

2.4  Prinsip Penggunaan Kata dan Istilah dalam Karya Ilmiah

Karya ilmiah adalah sebuah karya yang berupa laporan tertulis. Maka dalam penyampaian bahasanya (penggunaan kata dan istilah) harus dipilih yang mudah untuk dimengerti, sehingga para pembaca bisa mengerti isi karya ilmiah tersebut.

 

 

BAB III

PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Kata dan istilah adalah unsur dari tata bahasa Indonesia. Kedua unsur itu mempunyai beberapa perbedaan. Para ahli juga membagi kata kedalam beberapa kelompok. Kata dan istilah sangat penting dalam membuat berbagai karya tulis ilmiah. Banyak orang terkadang tidak memperhatikan cara menulis kata atau memasukkan istilah dalam karya tulisnya. Sehingga hasilnya kurang begitu baik.

3.2  Saran

1.    Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk hal tulis menulis agar lebih berhati-hati.
2.    Semoga dapat membantu bagi pembuat karya ilmiah dalam menuliskan kata maupun istilah.




DAFTAR PUSTAKA

Hadi Wijoyo, Purbo. ______. Kata dan Istilah IPTEK. Bandung. ITB.
Lamuddin, Finoza. 2007. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta : Insan Mulia.
Mansoer, Muksolihin. 1993. Peristilahan. Bandung. ITB.
Rofi’uddin, Ahmad. 1995. Bahasa Indonesia Ilmiah. Malang. IKIP Malang.
Samsuri. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar