Sabtu, 04 Mei 2013

PENGERTIAN DAN URGENSI MENGKAJI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK



PENGERTIAN DAN URGENSI MENGKAJI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Jika kita memperhatikan sesuatu yang ada disekitar kita, baik kehidupan manusia, binatang, tubuhan, maupun benda annorganik, kita akan melihat satu hal yang abadi yang berupa sebuah perubahahan. Segalanya akan  berubah baik secara lambat ataupun cepat, berwujud penyusutan, pertumbuhan, maupun perkembangan masing - masing menurut  sifat kodratnya masing-masing. Semuanya berubah dan tidak satupun yang abadi kecuali ketidak abadian itu sendiri. Demikian pula dengan kehidupan manusia yang berawal dari telur, kemudian melalui garis pertumbuhan: janin, bayi masa kanak-kanak, pemuda adolesen, orangtua, dan akhirnya meninggal. Semuanya itu menurut garis perkembangan dengan segala variasinya sendiri, menurut irama perkembangannya sendiri - sendiri, karena pada dasarnya secara kodrat setiap anak mempunyai variasi dan irama perkembangan sendiri -sendiri.[1]
Tidak lepas dari perkembangan anak secara psikis dan biologis di atas, sebagai pendidik utama, sosok orang tua dalam mendidik serta upaya pembentukan pribadi anak, seyogyanya perlu dam penting untuk mengetahui dan memahami proses perkembangan yang terjadi dalam diri anak. Hal ini perlu dilakukan agar orang tua mampu mendidik sesuai pola berfikir yang sesuai dengan usia dan kemampuan anak, sehingga anak mampu memahami sejauh yang mereka mampu fahami. Demikian pula dalam sebuah proses pendidikan seorang pengajar harus mampu memahami tingkat kusulitan belajar pada diri anak,sehingga dengan mengetahui pola perkembangan pada peserata didik di harapkan mampu mengatasi masalah – masalah dalam proses pembelajaran, dalam artian apa yang diajarkan sesuai dengan porsinya.

B.     Rumusan Masalah
  1. Apa yang disebut sebagai sebuah perkembangan?
  2. Bagaimana konsep perubahan dalam perkembangan?
  3. Bagaimana manifestasi sebuah perkembangan pada peserta didik?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan
Istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan progesif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman[2]. Seperti yang dikatakan Van Daele “perkembangan berarti perubahan secara kualitatif. Secara sederhana Seifert dan Hoffnung mendefinisikan perkembangan sebagai “long term change in a persons growth, feeling, patterns of thinking, social relationships, and motor skills”. Sementara itu Chaplin mengartikan perkembangan sebagai perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme, mulai dari lahir sampai mati. Menurut Reni Akbar Hawadi, perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan,  sifat dan ciri-ciri yang baru.
Menurut F.J. Monks, pengertian perkembangan menunjuk pada suatu proses kearah yang lebih sempurna dan tidak dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk kepada sifat yang tetap dan tidak dapat diputar kembali. Perkembangan juga dapat diartikan sebagai proses yang kekal dan tetap yang menuju kearah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, beradasarkan pertumbuhan, pematangan dan belajar. Santrock menjelaskan pengertian perkembangan sebagai berikut : ”development is the pattern of change that begin at conception and continous throught the life span. Most development involves growth, although it includes decay (as in death and dying). The pattern of movement is complex because it is product of several processes-biological, cognitive, and socio motional.”
Dalam Dictionary of Psicology dan The Penguin Dictionary of Psyhology, secara luas merinci pengertian perkembangan manusia sebagai berikut:
1.      The Progresive and continous in the organism from birth to death. yaitu perkembangan merupakan perubahan yang progresif dan terus menerus sejak lahir hingga mati.
2.      Growth, yaitu pertumbuhan
3.      Change in the shape and integration of bodily part in the functional parts, perkembangan berarti perubahan dalam bentuk dan penyatuan bagian- bagian yang bersifat jasmani kedalam bagian – bagian yang fungsional
4.      Muturation or the appearance of fundamental pattern of unlearned behavior, perkembangan merupakan kematangan atau kemunculan pola – pola dasar tingkah laku yang bukan hasil belajar.[3]
           
Perkembangan dapat diartikan pula sebagai proses berlangsungnya perubahan – perubahan dalam diri seseorang, yang membawa penyampurnaan dalam kepribadiannya.[4] Dengan demikian, kesimpulan umum yang dapat ditarik dari berbagai definisi di atas adalah bahwa perkembangan tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan didalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ketahap kematangan melaui proses pertumbuhan, pematangan dan belajar.
Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru yang berlangsung dari tahap aktivitas yang sederhana ketahap yang lebih tinggi. Perkembangan itu bergerak secara berangsur-angsur tapi pasti, melalui suatu tahap ke tahap berikutnya, yang kian hari kian bertambah maju, mulai dari masa pembuahan dan berakhir dengan kematian.Hal ini menunjukan bahwa sejak masa konsepsi sampai meninggal dunia, individu tidak pernah statis, melainkan selalu mengalami perubahan-perubahan yang bersifat progresif dan berkesinambungan. Selama masa kanak-kanak sampai menginjak remaja misalnya, ia mengalami perkembangan dalam struktur fisik dan mental, jasmani dan rohani sebagai ciri-ciri dalam memasuki jenjang kedewasaan. Demikian seterusnya, perubahan-perubahan diri individu itu terus berlangsung tanpa henti, meskiipun perkembangannya semakin hari semakin pelan, setelah ia mencapai titik puncaknya. Ini berarti dalam konsep perkembangan juga tercakup makna pembusukan (decay) seperti kematian.
Dalam sebuah perkembangan tentunya terdapat beberapa aspek yang mendukung sebuah perkembangan, aspek – aspek tersebut meliputi:
a.       Perkembangan fisik yaitu perubahan dalam ukuran tubuh, proporsi anggota badan, tampang, dan perubahan dalam fungsi-fungsi dari sistem tubuh seperti perkembangan otak, persepsi dan gerak (motorik), serta kesehatan
b.      Perkembangan kognitif yaitu perubahan yang bervariasi dalam proses berpikir dalam kecerdasan termasuk di dalamnya rentang perhatian, daya ingat, kemampuan belajar, pemecahan masalah, imajinasi, kreativitas, dan keunikan dalam menyatakan sesuatu dengan mengunakan bahasa
c.       Perkembangan sosial-emosional yaitu perkembangan berkomunikasi secara emosional, memahami diri sendiri, kemampuan untuk memahami perasaan orang lain, pengetahuan tentang orang lain, keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain.[5]
Harus dipahami dengan sungguh sungguh bahwa ketiga aspek perkembangan itu merupakan satu kesatuan yang utuh (terpadu), tidak terpisahkan satu sama lain. Setiap aspek perkembangan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh aspek lainnya. Sebagai contoh perkembangan fisik seorang anak seperti meraih, duduk, merangkak, dan berjalan sangat mempengaruh terhadap perkembangan kognitif anak yaitu dalam memahami lingkungan sekitar di mana ia berada. Ketika seorang anak mencapai tingkat perkembangan tertentu dalam berpikir (kognitif) dan lebih terampil dalam bertindak, maka akan mendapat respon dan stimulasi lebih banyak dari orang dewasa, seperti dalam melakukan permaianan, percakapan dan berkomunikasi sehingga anak dapat mencapai keterampilan baru (aspek sosial-emosional). Hal seperti ini memperkaya pengalaman dan pada gilirannya dapat mendorong berkembangnya semua aspek perkembangan secara menyeluruh. Dengan kata lain perkembangan itu tidak terjadi secara sendiri-sendiri.






B. Perubahan Dalam Perkembangan
Seperti yang dijelaskan di atas makna perkembangan pada peserta didik adalah terjadinya perubahan yang besifat terus menerus dari keadaan sederhana ke keadaan yang lebih lengkap, lebih kompleks dan lebih berdiferensiasi (Berk, 2003). Jadi berbicara soal perkembangan peserta didik sama halnya berbicara tentang perubahan. Perubahan pada garis besarnya menunjukkan corak – corak perubahan seperti:
1.      Perubahan Dalam Ukuran
Corak ini tampak nyata dalam aspek jasmaniah, seperti menjadi tambah berat atau tambah tingginya badan. Dan dalam aspek rohani bertambahnya kecakapan berfikir. Dalam corak ini, perkembangan menunjukkan peningkatan – peningkatan baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
2.      Perubahan Dalam Perimbangannya
Corak ini merupakan proses kelangsungan menuju keserasian. Sehingga dalam aspek ini jasmaniah tampak lebih nyata, misalnya perubahan perimbangan antara tinggi kepala dan tinggi badan.
3.      Perubahan Dalam bentuk Lenyapnya ciri – ciri Lama
Corak ini, menunjukkan dalam proses perkembangan pada saat – saat tertentu terjadi hilangnya ciri – ciri tertentu, yang pada saat – saat sebelumnya dimilikinya Pada aspek jasmaniah misalnya, hilingnya bulu – bulu atau rambut – rambut tertentu yang pada saat dilahirkan rambut itu dimilkinya. Beberapa reflek yang dimilki pada waktu bayi sedikit demi sedikit berkurang dan kemudian menghilang.
4.      Perubahan Dalam Bentuk Memperoleh Ciri – ciri Baru
Ciri – cirri pada perubahan ini banyak hubungannya dengan yang sudah dibicarakan di atas. Pada aspek jasmaniah misalnya pada usia delapan tahun mempunyai gigi tetap. Dalam segi kecakapan adalah dicapainya kecakapan – kecakapan baru  misalnya anak mulai dapat berjalan pada sekitar usia 12 bulan.[6]


C. Manifestasi Perkembangan
Pada dasarnya manifestasi perkembangan peserta didik atau individu, dapat di tunjuk dengan munculnya atau hilangnya, bertumbuhnya atau berkurangnya bagian – bagian, fungsi – fungsi, atau sifat – sifat psikofisis, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, yang sampai batas tertentu dapat diamati dan diukur dengan mempergunakan teknik dan instrument yang sesuai appropriate
            Perubahan – perubahan aspek fisik dapat diidentifikasikan relatif lebih mudah manifestasinya, karena dapat dilakukan pengamatan dan pengukuran secara langsung, seperti perkembangan tinggi dan berat badan, tanggal dan tumbuhnya gigi dan sebagainya. Lain halnya dengan segi – segi psikis yang relatif sulit untuk identivikasinya, karena kita hanya dapat mengamati dan sampai batas tertentu mengukur manifestasi perkembangan tersebut secara tidak langsung dalam bentuk atau wujud perilaku yang sebenarnya pula bergantung dan dipengaruhi oleh tingkat – tingkat perkembangan aspek fisiknya.[7] Adapun beberapa bentuk atau wujud perkembangan perilaku tersebut antara lain:
1.      Perkembangan preseptual(pengamatan kurang, pengamatan wujud dan situasi)
2.      Perkembangan penguasaan dan kontrol motorik (koordinasi pengindraan dan gerak)
3.      Perkembangan penguasaan pola–pola keterampilan mental fisik (cerdas, tangkas, dan cermat)
4.      Perkembangan pengetahuan bahasan dan berpikir
5.      Perkembangan menggambar
6.      Perkembangan bermain[8]

D. Analisis kritik
            Dari apa yang telah di jelaskan di atas tentang pengertian dan aspek-aspek perkembangan peserta didik, perlu di garis bawahi. Bahwa tidak semua anak yang usianya sama, belum tentu sama pula tingkat perkembangan yang di capainya baik perkembangan secara fisik, kognitif ataupun social emosionlnya.  Dan tidak hanya pada seorang anak dengan beberapa anak yang usianya sama perkembangannya berbeda, tetapi kepada seseorang anak itu pun ada perbedaan, kadang-kadang cepat kadang-kdang lambat, terkadang juga bisa berhenti untuk beberapa waktu.      Sedangkan  dalam perubahan perimbangannya, kami kurang sependapat dengan apa yang di sebutkan di atas, bahwa corak ini tidak hanya  tampak pada sudut fisik saja. Akan tetapi juga terjadi pada perkembangan mental serta perkembangan sosialnya. Yakni perbandingan antara yang tidak rill, yang khayal dengan hal-hal yang rasional semakin lama semakin besar. Artinya anak-anak masih banyak mengkhayal dan sedikit terdapat realita kepada mereka, tetapi semakin lama akan semakin berubah. Maksudnya banyak realita dan sedikit khayalannya. Sedangkan dalam perkembangan sosialnya, sedikit demi sedikit mereka berubah. Dari bermain sendiri, bermain dengan saudara, bermain dengan anak tetangga, dan kemudian bermain dengan anak-anak lain pada lingkungan yang lebih luas. Jadi, dalam corak perubahan dalam perimbangannya ini, anak-anak tidak hanya berubah dalam bentuk jasmani saja tetapi berubah dalam segi mental dan social anak tersebut.            
       Dalam segi perubahan untuk memperoleh hal-hal yang baru, di atas hanya disebutkan dalam segi jasmani saja, padahal dari segi mental pun berubah. Yakni bertambahnya perbendaharaan kata dan kekayaan bahasanya. Nilai dan norma semakin meningkat. Berbagai pengetahuan akan diperoleh terutama dari lingkungan pendidikan formal. Sebagian besar kegiatan anak adalah untuk memperoleh hal-hal yang baru sebagaimana dapat dilihat pada anak-anak yang setiap hari harus ke sekolah dan setelah pulang sekolah masih harus belajar. Di sini terlihat bahwa proses perkembangan untuk memperoleh hal-hal yang baru, sebagian besar dan untuk waktu yang relatif lama adalah mengenai kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan mental itu sendiri.












 




DAFTAR PUTAKA



§  Sujanto Agus’’Psikologi Perkembangan “Surabaya:Aksara Baru (1986)

§  Makmun, Abin Syamsudin” Psikologi Kependidikan” Bandung;Rosda(2005)

§  Thantowi,Ahmad”Psikologi Pendidikan”Bandung;Angkasa

§  Zaenal Aliminhttp://www.blogger.com

§   Syah,Muhaimin”Psioogi Pendidikan dengan pendekatan Baru”Bandung;Rosdakarya(2000)

§  D.Gunarsa, Singgih,ny.Singgih D.Gunarsa;Psikoogi Perkembangan Anak dan Remaja

§  Elizabeth B. Harlock’’Psikologi Perkembangan”Jakarta; Erlangga(1980)










[1] Agus Sujanto’’Psikologi perkembangan ‘’(cet V ;Surabaya:Aksara Baru,1986),hal. 253.
[2] Elizabeth B. Harlock’’Psikologi Perkembangan(cetV; Jakarta; Erlangga,1980)hal.2
[3] Muhaimin Syah”Psikologi Pendidikan dengan pendekatan Baru”(Bandung;Rosdakarya,2000)hal.41
[4] Singgih D.Gunarsa,ny.singgih D.Gunarsa;Psikoogi Perkembangan Anak dan Remaja
[5] Zaenal Aliminhttp://www.blogger.com
[6] Ahmad Thantowi”Psikologi Pendidikan”(Bandung;Angkasa)hal.28
[7]Abin Syamsudin Makmun” Psikologi Kependidikan”(Bandung;Rosda,2005)hal.79
[8]Agus Sujanto’’Psikologi perkembangan ‘’(cet gan, ;Surabaya:Aksara Baru,1986),hal. 25-43

Tidak ada komentar:

Posting Komentar