PENGERTIAN DAN URGENSI MENGKAJI
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Jika kita memperhatikan sesuatu yang ada disekitar kita,
baik kehidupan manusia, binatang, tubuhan, maupun benda annorganik, kita akan
melihat satu hal yang abadi yang berupa sebuah perubahahan. Segalanya akan berubah baik secara lambat ataupun cepat,
berwujud penyusutan, pertumbuhan, maupun perkembangan masing - masing
menurut sifat kodratnya masing-masing.
Semuanya berubah dan tidak satupun yang abadi kecuali ketidak abadian itu
sendiri. Demikian pula dengan kehidupan manusia yang berawal dari telur,
kemudian melalui garis pertumbuhan: janin, bayi masa kanak-kanak, pemuda
adolesen, orangtua, dan akhirnya meninggal. Semuanya itu menurut garis perkembangan
dengan segala variasinya sendiri, menurut irama perkembangannya sendiri -
sendiri, karena pada dasarnya secara kodrat setiap anak mempunyai variasi dan
irama perkembangan sendiri -sendiri.[1]
Tidak lepas dari perkembangan anak secara psikis dan
biologis di atas, sebagai pendidik utama, sosok orang tua dalam mendidik serta
upaya pembentukan pribadi anak, seyogyanya perlu dam penting untuk mengetahui
dan memahami proses perkembangan yang terjadi dalam diri anak. Hal ini perlu
dilakukan agar orang tua mampu mendidik sesuai pola berfikir yang sesuai dengan
usia dan kemampuan anak, sehingga anak mampu memahami sejauh yang mereka mampu
fahami. Demikian pula dalam sebuah proses pendidikan seorang pengajar harus
mampu memahami tingkat kusulitan belajar pada diri anak,sehingga dengan
mengetahui pola perkembangan pada peserata didik di harapkan mampu mengatasi
masalah – masalah dalam proses pembelajaran, dalam artian apa yang diajarkan
sesuai dengan porsinya.
B.
Rumusan Masalah
- Apa yang disebut sebagai sebuah perkembangan?
- Bagaimana konsep perubahan dalam perkembangan?
- Bagaimana manifestasi sebuah perkembangan pada peserta didik?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perkembangan
Istilah
perkembangan berarti serangkaian perubahan progesif yang terjadi sebagai akibat
dari proses kematangan dan pengalaman[2]. Seperti yang dikatakan Van Daele “perkembangan berarti perubahan
secara kualitatif. Secara sederhana Seifert dan Hoffnung
mendefinisikan perkembangan sebagai “long term change in a persons growth,
feeling, patterns of thinking, social relationships, and motor skills”.
Sementara itu Chaplin mengartikan perkembangan sebagai perubahan yang
berkesinambungan dan progresif dalam organisme, mulai dari lahir sampai mati.
Menurut Reni Akbar Hawadi, perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan
proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas
kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang
baru.
Menurut F.J.
Monks, pengertian perkembangan menunjuk pada suatu proses kearah yang lebih
sempurna dan tidak dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk kepada sifat
yang tetap dan tidak dapat diputar kembali. Perkembangan juga dapat diartikan
sebagai proses yang kekal dan tetap yang menuju kearah suatu organisasi pada
tingkat integrasi yang lebih tinggi, beradasarkan pertumbuhan, pematangan dan
belajar. Santrock menjelaskan pengertian perkembangan sebagai berikut : ”development
is the pattern of change that begin at conception and continous throught the
life span. Most development involves growth, although it includes decay (as in
death and dying). The pattern of movement is complex because it is product of
several processes-biological, cognitive, and socio motional.”
Dalam
Dictionary of Psicology dan The Penguin Dictionary of Psyhology, secara luas
merinci pengertian perkembangan manusia sebagai berikut:
1.
The Progresive and
continous in the organism from birth to death. yaitu perkembangan merupakan
perubahan yang progresif dan terus menerus sejak lahir hingga mati.
2.
Growth, yaitu pertumbuhan
3.
Change in the shape and
integration of bodily part in the functional parts, perkembangan berarti
perubahan dalam bentuk dan penyatuan bagian- bagian yang bersifat jasmani
kedalam bagian – bagian yang fungsional
4.
Muturation or the
appearance of fundamental pattern of unlearned behavior, perkembangan merupakan
kematangan atau kemunculan pola – pola dasar tingkah laku yang bukan hasil
belajar.[3]
Perkembangan
dapat diartikan pula sebagai proses berlangsungnya perubahan – perubahan dalam
diri seseorang, yang membawa penyampurnaan dalam kepribadiannya.[4] Dengan demikian, kesimpulan umum yang
dapat ditarik dari berbagai definisi di atas adalah bahwa perkembangan tidak
terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan
didalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus
menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang
dimiliki individu menuju ketahap kematangan melaui proses pertumbuhan,
pematangan dan belajar.
Perkembangan
menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru yang berlangsung dari
tahap aktivitas yang sederhana ketahap yang lebih tinggi. Perkembangan itu
bergerak secara berangsur-angsur tapi pasti, melalui suatu tahap ke tahap
berikutnya, yang kian hari kian bertambah maju, mulai dari masa pembuahan dan berakhir
dengan kematian.Hal ini menunjukan bahwa sejak masa konsepsi sampai meninggal
dunia, individu tidak pernah statis, melainkan selalu mengalami
perubahan-perubahan yang bersifat progresif dan berkesinambungan. Selama masa
kanak-kanak sampai menginjak remaja misalnya, ia mengalami perkembangan dalam
struktur fisik dan mental, jasmani dan rohani sebagai ciri-ciri dalam memasuki
jenjang kedewasaan. Demikian seterusnya, perubahan-perubahan diri individu itu
terus berlangsung tanpa henti, meskiipun perkembangannya semakin hari semakin
pelan, setelah ia mencapai titik puncaknya. Ini berarti dalam konsep
perkembangan juga tercakup makna pembusukan (decay) seperti kematian.
Dalam sebuah
perkembangan tentunya terdapat beberapa aspek yang mendukung sebuah perkembangan,
aspek – aspek tersebut meliputi:
a.
Perkembangan fisik yaitu
perubahan dalam ukuran tubuh, proporsi anggota badan, tampang, dan perubahan
dalam fungsi-fungsi dari sistem tubuh seperti perkembangan otak, persepsi dan
gerak (motorik), serta kesehatan
b.
Perkembangan kognitif yaitu
perubahan yang bervariasi dalam proses berpikir dalam kecerdasan termasuk di
dalamnya rentang perhatian, daya ingat, kemampuan belajar, pemecahan masalah,
imajinasi, kreativitas, dan keunikan dalam menyatakan sesuatu dengan mengunakan
bahasa
c.
Perkembangan sosial-emosional
yaitu perkembangan berkomunikasi secara emosional, memahami diri sendiri,
kemampuan untuk memahami perasaan orang lain, pengetahuan tentang orang lain,
keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain.[5]
Harus dipahami dengan sungguh sungguh bahwa ketiga aspek
perkembangan itu merupakan satu kesatuan yang utuh (terpadu), tidak terpisahkan
satu sama lain. Setiap aspek perkembangan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
aspek lainnya. Sebagai contoh perkembangan fisik seorang anak seperti meraih,
duduk, merangkak, dan berjalan sangat mempengaruh terhadap perkembangan
kognitif anak yaitu dalam memahami lingkungan sekitar di mana ia berada. Ketika
seorang anak mencapai tingkat perkembangan tertentu dalam berpikir (kognitif)
dan lebih terampil dalam bertindak, maka akan mendapat respon dan stimulasi
lebih banyak dari orang dewasa, seperti dalam melakukan permaianan, percakapan
dan berkomunikasi sehingga anak dapat mencapai keterampilan baru (aspek
sosial-emosional). Hal seperti ini memperkaya pengalaman dan pada gilirannya
dapat mendorong berkembangnya semua aspek perkembangan secara menyeluruh.
Dengan kata lain perkembangan itu tidak terjadi secara sendiri-sendiri.
B. Perubahan
Dalam Perkembangan
Seperti yang
dijelaskan di atas makna perkembangan pada peserta didik adalah terjadinya
perubahan yang besifat terus menerus dari keadaan sederhana ke keadaan yang
lebih lengkap, lebih kompleks dan lebih berdiferensiasi (Berk, 2003). Jadi
berbicara soal perkembangan peserta didik sama halnya berbicara tentang
perubahan. Perubahan pada garis besarnya menunjukkan corak – corak perubahan
seperti:
1.
Perubahan Dalam Ukuran
Corak ini tampak nyata dalam aspek
jasmaniah, seperti menjadi tambah berat atau tambah tingginya badan. Dan dalam
aspek rohani bertambahnya kecakapan berfikir. Dalam corak ini, perkembangan
menunjukkan peningkatan – peningkatan baik secara kuantitatif maupun
kualitatif.
2.
Perubahan Dalam Perimbangannya
Corak ini merupakan proses kelangsungan
menuju keserasian. Sehingga dalam aspek ini jasmaniah tampak lebih nyata,
misalnya perubahan perimbangan antara tinggi kepala dan tinggi badan.
3.
Perubahan Dalam bentuk
Lenyapnya ciri – ciri Lama
Corak ini, menunjukkan dalam proses
perkembangan pada saat – saat tertentu terjadi hilangnya ciri – ciri tertentu,
yang pada saat – saat sebelumnya dimilikinya Pada aspek jasmaniah misalnya,
hilingnya bulu – bulu atau rambut – rambut tertentu yang pada saat dilahirkan
rambut itu dimilkinya. Beberapa reflek yang dimilki pada waktu bayi sedikit
demi sedikit berkurang dan kemudian menghilang.
4.
Perubahan Dalam Bentuk
Memperoleh Ciri – ciri Baru
Ciri – cirri pada perubahan ini banyak
hubungannya dengan yang sudah dibicarakan di atas. Pada aspek jasmaniah
misalnya pada usia delapan tahun mempunyai gigi tetap. Dalam segi kecakapan
adalah dicapainya kecakapan – kecakapan baru
misalnya anak mulai dapat berjalan pada sekitar usia 12 bulan.[6]
C.
Manifestasi Perkembangan
Pada dasarnya
manifestasi perkembangan peserta didik atau individu, dapat di tunjuk dengan
munculnya atau hilangnya, bertumbuhnya atau berkurangnya bagian – bagian,
fungsi – fungsi, atau sifat – sifat psikofisis, baik secara kuantitatif maupun
kualitatif, yang sampai batas tertentu dapat diamati dan diukur dengan
mempergunakan teknik dan instrument yang sesuai appropriate
Perubahan
– perubahan aspek fisik dapat diidentifikasikan relatif lebih mudah
manifestasinya, karena dapat dilakukan pengamatan dan pengukuran secara
langsung, seperti perkembangan tinggi dan berat badan, tanggal dan tumbuhnya
gigi dan sebagainya. Lain halnya dengan segi – segi psikis yang relatif sulit
untuk identivikasinya, karena kita hanya dapat mengamati dan sampai batas
tertentu mengukur manifestasi perkembangan tersebut secara tidak langsung dalam
bentuk atau wujud perilaku yang sebenarnya pula bergantung dan dipengaruhi oleh
tingkat – tingkat perkembangan aspek fisiknya.[7] Adapun beberapa bentuk atau wujud perkembangan perilaku tersebut
antara lain:
1.
Perkembangan
preseptual(pengamatan kurang, pengamatan wujud dan situasi)
2.
Perkembangan penguasaan dan
kontrol motorik (koordinasi pengindraan dan gerak)
3.
Perkembangan penguasaan
pola–pola keterampilan mental fisik (cerdas, tangkas, dan cermat)
4.
Perkembangan pengetahuan
bahasan dan berpikir
5.
Perkembangan menggambar
D. Analisis
kritik
Dari apa yang telah di jelaskan di atas tentang pengertian
dan aspek-aspek perkembangan peserta didik, perlu di garis bawahi. Bahwa tidak
semua anak yang usianya sama, belum tentu sama pula tingkat perkembangan yang
di capainya baik perkembangan secara fisik, kognitif ataupun social
emosionlnya. Dan tidak hanya pada
seorang anak dengan beberapa anak yang usianya sama perkembangannya berbeda,
tetapi kepada seseorang anak itu pun ada perbedaan, kadang-kadang cepat
kadang-kdang lambat, terkadang juga bisa berhenti untuk beberapa waktu. Sedangkan
dalam perubahan perimbangannya, kami kurang sependapat dengan apa yang
di sebutkan di atas, bahwa corak ini tidak hanya tampak pada sudut fisik saja. Akan tetapi
juga terjadi pada perkembangan mental serta perkembangan sosialnya. Yakni
perbandingan antara yang tidak rill, yang khayal dengan hal-hal yang rasional
semakin lama semakin besar. Artinya anak-anak masih banyak mengkhayal dan
sedikit terdapat realita kepada mereka, tetapi semakin lama akan semakin
berubah. Maksudnya banyak realita dan sedikit khayalannya. Sedangkan dalam
perkembangan sosialnya, sedikit demi sedikit mereka berubah. Dari bermain
sendiri, bermain dengan saudara, bermain dengan anak tetangga, dan kemudian
bermain dengan anak-anak lain pada lingkungan yang lebih luas. Jadi, dalam
corak perubahan dalam perimbangannya ini, anak-anak tidak hanya berubah dalam
bentuk jasmani saja tetapi berubah dalam segi mental dan social anak
tersebut.
Dalam segi perubahan
untuk memperoleh hal-hal yang baru, di atas hanya disebutkan dalam segi jasmani
saja, padahal dari segi mental pun berubah. Yakni bertambahnya perbendaharaan
kata dan kekayaan bahasanya. Nilai dan norma semakin meningkat. Berbagai
pengetahuan akan diperoleh terutama dari lingkungan pendidikan formal. Sebagian
besar kegiatan anak adalah untuk memperoleh hal-hal yang baru sebagaimana dapat
dilihat pada anak-anak yang setiap hari harus ke sekolah dan setelah pulang
sekolah masih harus belajar. Di sini terlihat bahwa proses perkembangan untuk
memperoleh hal-hal yang baru, sebagian besar dan untuk waktu yang relatif lama
adalah mengenai kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan mental itu sendiri.
DAFTAR
PUTAKA
§ Sujanto Agus’’Psikologi Perkembangan “Surabaya:Aksara Baru (1986)
§ Makmun, Abin Syamsudin” Psikologi Kependidikan”
Bandung;Rosda(2005)
§ Thantowi,Ahmad”Psikologi Pendidikan”Bandung;Angkasa
§ Zaenal Aliminhttp://www.blogger.com
§ Syah,Muhaimin”Psioogi Pendidikan dengan
pendekatan Baru”Bandung;Rosdakarya(2000)
§ D.Gunarsa, Singgih,ny.Singgih D.Gunarsa;Psikoogi Perkembangan
Anak dan Remaja
§ Elizabeth B. Harlock’’Psikologi Perkembangan”Jakarta; Erlangga(1980)
[1] Agus Sujanto’’Psikologi perkembangan ‘’(cet V ;Surabaya:Aksara
Baru,1986),hal. 253.
[2] Elizabeth B. Harlock’’Psikologi Perkembangan(cetV; Jakarta; Erlangga,1980)hal.2
[3] Muhaimin Syah”Psikologi Pendidikan dengan pendekatan Baru”(Bandung;Rosdakarya,2000)hal.41
[4] Singgih D.Gunarsa,ny.singgih D.Gunarsa;Psikoogi Perkembangan Anak
dan Remaja
[5] Zaenal Aliminhttp://www.blogger.com
[6] Ahmad Thantowi”Psikologi Pendidikan”(Bandung;Angkasa)hal.28
[7]Abin Syamsudin Makmun” Psikologi Kependidikan”(Bandung;Rosda,2005)hal.79
[8]Agus Sujanto’’Psikologi perkembangan ‘’(cet gan, ;Surabaya:Aksara
Baru,1986),hal. 25-43
Tidak ada komentar:
Posting Komentar