Sabtu, 04 Mei 2013

METODOLOGI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM



METODOLOGI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

1.        Pengertian Metodologi Pendidikan Agama Islam
Abdullah Sigit mengatakan bahwa sesungguhnya cara atau metode mengajar adalah suatu ‘seni’ dalam hal ini ‘seni mengajar’. Sebagai suatu seni, tentu saja, metode mengajar harus menimbulkan kesenangan dan kepuasan bagi anak didik. Kesenangan dan kepuasan merupakan salah satu faktor yang dapat menimbulkan gairah dan semangat bagi anak didik.
Istilah metode mengajar terdiri atas dua kata yaitu: metode dan mengajar. Metode atau methode berasal dari bahasa Yunani yaitu metha+hodos, metha berarti melalui atau melewati dan hodos berarti jalan atau cara. Metode berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu.
Istilah mengajar berasal dari kata ajar ditambah dengan awalan “me” menjadi mengajar yang berarti menyajikan atau menyampaikan. Jadi metode mengajar berarti suatu cara yang harus dilalui untuk mencapai bahan pengajaran agar tercapai tujuan pengajaran.
Istilah metodologi pengajaran terdiri atas dua kata yaitu metodologi dan pengajaran. Metodologi terdiri dari: metoda dan logi dari kata logos yang berarti ilmu. Jadi, metodologi ialah suatu ilmu yang membicarakan suatu cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Pengajaran berasal dari kata ajar ditambah awalan pe dan akhiran an sehingga menjadi kata pengajaran yang disajikan. Dengan demikian metodologi pengajaran berarti suatu ilmu yang membicarakan tentang jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pengajaran.
Para ahli merumuskan berbagai ta’rif tentang metode mengajar di antaranya sebagai berikut:
(1)      Abd. Rahman Ghunaimah menta’rifkan bahwa metode mengajar adalah cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan pengajaran.
(2)      Muhammad Athiyah Al-Abrasyi menta’rifkan bahwa metode mengajar adalah jalan yang kita ikuti untuk memberikan pengertian pada murid-murid tentang segala macam materi dalam berbagai pelajaran.


(3)      Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama, merumuskan pula sebagai berikut: metode mengajar adalah suatu teknik penyampaian bahan pelajaran kepada murid yang dimaksudkan agar murid dapat menangkap pelajaran dengan mudah, efektif, dan dapat dicernakan oleh anak didik dengan baik
2.        Prinsip-prinsip Metode Mengajar Pendidikan Agama Islam
Langgulung (1986) mengemukakan adanya tiga prinsip yang mendasari metode mengajar dalam Islam, sebagai berikut: (1) sifat-sifat metode dan kepentingan yang berkenaan dengan tujuan  utama pendidikan Islam yaitu pembinaan manusia mukmin yang mengaku sebagai hamaba Allah, (2) berkenaan dengan metode mengajar yang prinsip-prinsipnya terdapat dalam Al-Quran atau disimpulkan daripadanya, dan (3) membangkitkan motivasi dan adnya kedisiplinan atau dalam istilah Al-Quran disebut ganjaran (tsawab) dan hukuman (Iqob).
Pendidikan modern yang diterapkan di negara negara majuseperti di negara-negara barat didasarkan teori mengajar modern yaitu teaching is the guidance of learning ( mengajar adalah bimbingan kepada anak dalam proses belajar).
Definisi diatas menunjukkan bahwa dalam belajar yang aktif adalah murid, yang mengalami proses belajar. Guru hanya sebagai pembimbing, penunjuk jalan dan pemberi motivasi. teori belajar tersebut sangat menghargai perbedaan individu. Hal itu menyebabkan para siswa diberi kebebasan untuk belajar sedangkan guru hanya mengarahkan dan merangsang.
Metode pendidikan islam memang sangat menghargai kebebasan individu, selama kebebasan itu sejalan dengan fitrahnya. Tetapi, sebaiknya guru harus bertanggung jawab dalam membentuk karakter muridnya. Dia tidak boleh duduk diam ketika murid-muridnya memilih jalan yang salah.
3.        Faktor-faktor yang Harus Diperhatikan Dalam Memilih Metode Mengajar
a.    Tujuan yang hendak dicapai
Pengertian akan pendidikan itu mutlak perlu, sebab tujuan itulah yang akan menjadi sasarandan menjadi pengarah tindakan-tindakannya dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Tujuan pendidikan dan pengajaran juga berfungsi sebagai criteria bagi pemilihan dan penentuan alat-alat ( termasuk metode) yang akan digunakanya dalam mengajar.


b.    Peserta didik
Peserta didik harus memperhatikan pemilihan metode mengajar, hal ini perlu sebab metode mengajar itu ada yang menuntut pengetahuan dan kecekatan tertantu, misalnya metode diskusi menuntut pengetahuan yang cukup banyak     ( supaya peserta diskusi dapat mengetahui serta menilai benar atau salahnya suatu pendapat yang dikemukakan peserta lain) dan penguasaan bahasa serta ketrampilan mengukakan pendapat.
c.    Bahan atau materi yang akan diajarkan
Jenis bahan atau materi yang akan diajarkan merupakan salah satru faktor yang harus dipertimbangkan dalam penggunaan metode mengajar sebab pada hakikatnya metode mengajar disamping sebagi alat untuk mencapai tujuan pendidikan, juga merupakan media untuk menyampaikan bahan atau materi yang pada akhirnya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan sifat, isi dan bobot materi pelajaran yang akan diajarkan harus sesuai dengan tingkat kematangan anak dan kemampuannya untuk menerima bahan atau materi tersebut.
d.   Fasilitas
Yang termasuk dalam faktor fasilitas antara lain alat peraga, ruang, waktu, kesempatan, tempat dan alat-alat praktikum, buku-buku, perpustakaan dan sebagainya. Fasilitas itu turut menentukan metode mengajar yang akan dipakai oleh guru.
e.    Guru
f.     Situasi
Yang termasuk situasi adalah keadaan para pelajar (yang menyangkut kelelahan dan semangat mereka), keadaan suasana, keadaan guru (kelelahan guru), keadaan kelas lain yang berdekatan dengan kelas yang akan diberi pelajaran dengan metode tertentu.
g.    Partisipasi
Partisipasi adalah turut aktif dalam sesuatu kegiatan. Apabila guru ingin agar para pelajar turut aktif secara merata dalam suatu kegiatan,guru tersebut.
h.    Kebaikan dan Kelemahan Metode Tertentu
Tidak ada satu metode yang baik untuk setiap tujuan dalam setiap situasi. Setiap metode mempunyai kebaikan dan kelemahan. Dengan sifatnya yang poliyalen dan polipraemasi, guru perlu mengetahui kapan sesuatu metode tepat digunakan dan kapan dia menggunakan kombinasi dari metode-metode tersebut.

4.        Jenis Metode dan Penggunaannya Dalam Pendidikan Agama Islam
Dalam mengajar terkandung dua kegiatan pokok, yaitu kegiatan guru dalam mengajar dan kegiatan murid dalam belajar mengajar pada umumnya diartikan sebagai usaha guru untuk menciptakan kondisi-kondisi atau mengatur lingkungan sedemikian rupa sehingga terjadi interaksi antara murid dengan lingkungannya, termasuk guru, alat pelajaran,kurikulum dan instrument pendidikan lainnya yang disebut proses belajar sehingga terjadi  interaksi antara murid dengan lingkungannya. Ada berbagai metode dalam proses belajar mengajar, antara lain:
1)        Metode ceramah
Metode ceramah ialah sebuah bentuk interaksi edukatif melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru atau pendidik terhadap sekelompok pendengar (murid). Kelebihan dari penggunaan metode ini adalah: (1) dalam waktu yang relative singkat, dapat disampaikan bahan sebanyak-banyaknya;(2) organisasi kelas lebih sederhana, tidak perlu mengadakan pengelompokan murid seperti pada beberapa metode lainnya; (3) guru dapat menguasai seluruh kelas dengan mudah, walaupun jumlahnya cukup besar; (4) bila metode ceramah ini berhasil dilaksanakan, guru dapat membangkitkan semangat motivasi belajar, kreativitas dan aktivitas yang konstruktif, dan (5) kelenturan metode ini lebih tampak dalam arti bila waktunya terbatas bahan dapat disingkat diambil yang penting atau yang pokok. Sedangkan kekurangan atau kelemahan metode ini adalah: (1) guru agak sulit untuk mengetahui pemahaman murid terhadap bahan pelajaran yang diberikan, (2) kadangkala, guru hanya mengajar penyampaian bahan sebanyak-banyaknya sehingga terlihat adanya unsur pemaksaan dan pemompaan, yang hal ini dari segi edukatif kurang menguntungkan murid, (3) murid lebih cenderung bersikap pasif dan bahkan kemungkinan besar kurang tepat dalam menerima dan mengambil simpulan sebab penyampaiannya hanya dengan lisan, dan (4) kekurangan dan kelemahan metode ceramah lebih terasa apabila guru kurang memperhatikan aspek-aspek psikologis, didaktis dan murid, sehingga ceramah akan melantur-lantur dan membosankan. Sebaliknya, dapat terjadi guru terlalu berlebih-lebihan dalam membangkitkan minat murid dengan jalan humor sehingga isi bahan (ceramah) menjadi kabur.
Untuk itu di dalam penggunaannya agar lebih efektif dan efisien, guru perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) bahan pelajaran, lebih-lebih untuk pendidikan agama, harus disesuaikan dengan taraf kejiwaan anak/murid, lingkungan social, serta lingkungan kebudayaannya. (2) bahasa yang digunakan harus memperhatikan ucapan, tempo, melodi, ritme, intonasi dan dinamikanya, serta diikuti dengan pembawaan mimic yang menarik dan meyakinkan. (3) sikap, gaya, dan cara berdiri serta penampilan guru harus dapat menampilkan sosok yang simpatik. (4) menyadari terdapatnya kelemahan-kelemahan metode ceramah, hendaknya guru mengadakan variasi dengan alat bantu mengajar. (5) tujuan mengajar (instruksional) harus jelas dan dirumuskan sekhusus-khususnya terlebih dahulu kemudian menyusun bahan ceramah.
2)        Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab ialah cara penyampaian pelajaran dengan jalan guru mengajukan pertanyaan dan murid memberikan jawaban. Atau, sebaliknya murid bertanya dan guru memberikan jawaban. Dengan demikian, diharapkan terjadi dialog antara guru dan murid.
Sebagai salah satu bentuk metode interaksi edukatif, metode tanya jawab mengandung beberapa kelebihan, diantaranya: (1) suasana atau situasi kelas akan lebih hidup, karena murid dirangsang aktif berpikir dan menyampaikan pikirannya dengan melalui pemberian jawaban dari pertanyaan guru, (2) sangat positif untuk melatih keberanian murid untuk mengemukakan pendapatnya dengan lisan, (3) terdapatnya perbedaan jawaban diantara murid akan membawa kelas pada situasi diskusi, (4) memberikan dorongan aktivitas dan kesungguhan murid, dalam arti murid yang biasanya segan mencurahkan perhatian akan lebih berhati-hati dan aktif mengikuti pelajaran, (5) walaupun prosesnya agak lambat, secara pasti guru dapat mengontrol pemahaman atau pengertian murid pada masalah yang dibicarakan, dan (6) bila dibandingkan dengan metode ceramah yang monolog, metode tanya jawab dapat membangkitkan aktivitas murid.
Sedangkan kelemahan metose tanya jawab terjadi apabila: (1) adanya perbedaan pendapat/jawaban akan memerlukan waktu yang banyak untuk menyelesaikannya, (2) kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian murid, terutama apabila terdapat jawaban-jawaban yang kebetulan menarik perhatian, (3) relatif memerlukan waktu yang agak lama.
Untuk mengurangi kelemahan tersebut, beberapa saran yang harus diperhatikan, (1) hendaknya, pertanyaan dipilih sedemikian rupa sehingga dapat membangkitkan minat, inisiatif dan dapat merangsang murid untuk bekerjasama, serta mengasosiasikan permasalahan lain, (2) merumuskan tujuan tanya jawab yang jelas dalam bentuk khusus dan berpusat pada tingkah laku murid secara realistic, (3) menetapkan kemungkinan pertanyaan-pertanyaan yang akan dikemukakan dan menentukan alternative jawaban untuk menghindari kemungkinan terjadinya penyimpangan pokok permasalahan, (4) teknis pengajuan pertanyaan hendaknya dutujukan kepada seluruh kelas dan memberikan giliran menjawab secara merata tidak terpusat pada murid tertentu, serta menyediakan kesempatan betanya balik dari murid kepada guru.
3)        Metode Diskusi
Metode diskusi sebagai salah satu metode interaksi edukatif diartikan sebagai metode di dalam mempelajari bahan atau penyampaian bahan pelajaran dengan jalan mendiskusikannya sehingga menimbulkan pengertian, pemahaman, serta perubahan tingkah laku murid seperti yang telah dirumuskan dalam tujuan instruksionalnya. Metode ini dimaksudkan untuk merangsang murid berpikir dan mengemukakan pendapat serta ikut memberikan sumbangan pikiran dalam satu masalah bersama. Dalam masalah tersebut, terkandung banyak alternatif jawaban.
Beberapa keunggulan metode diskusi dapat dilihat sebagai berikut: (1) situasi dan suasana kelas lebih hidup sebab perhatian murid terpusat pada masalah atau bahan yang didiskusikan, (2) dapat meningkatkan prestasi kepribadian individu dan sosial anak, (3) simpulan hasil diskusi mudah dipahami anak karena anak mengikuti sejak awal, (4) murid terlatih untuk mematuhi peraturan dan tata-tertib dalam suatu diskusi dan musyawarah, sebagai latiahan mengikuti diskusi atau musyawarah yang lebih besar forumnya dan yang sebenarnya.
Namun, diakui pula terdapat beberapa kelamahan dalam metode diskusi. Hal itu akan terjadi apabila ada murid yang tidak ikut andil dalam kegiatan diskusi sehingga, bagi mereka diskusi merupakan kesempatan untuk melepaskan diri dari tanggung jawab. Di samping itu, saran-saran berikut diharapkan dapat membantu mengurangi kelemahan-kelemahan metode diskusi sebagai berikut: (1) hendaknya, diusahakan agar setiap murid mendapat giliran berbicara dan mengemukakan pendapatnya, dan (2) hendaknya diusahakan agar setiap murid mendengar dan memperhatikan  serta memberikan tanggapan terhadap pendapat murid yang lain.
4)        Metode Latihan Siap
Metode ini dilaksanakan dengan jalan melatih anak-anak (murid) terhadap bahan-bahan pelajaran yang diberikan. Penggunaannya biasanya pada bahan-bahan  pelajaran yang bersifat motoris dan ketrampilan. Dengan melakukan latihan berkali-kali, terus-menerus secara tertib dan teratur, pengetahuan dan pemahaman dapat diperoleh dan disempurnakan oleh murid.
Metode tersebut wajar dan tepat digunakan dalam hal: (1) apabila pelajaran dimaksudkan untuk melatih ulang pelajaran yang sudah diberikan dan atau yang sedang berlangsung, (2) apabila pelajaran dimaksudkan untuk melatih keterampilan murid dalam mengerjakan sesuatu dan melatih murid berpikir cepat, dan (3) apabila dilaksudkan untuk memperkuat daya tanggap murid terhadap bahan pelajaran.
Beberapa kelebihan metode latih siap antara lain sebagai berikut: (1) sesuai dengan tujuannya, para murid akan memperolah dan memiliki pengetahuan kesiapan, (2) dalam waktu yang relative singkat, murid dengan cepat dapat memperoleh penguasaan dan keterampilan yang diharapkan, dan (3) menanamkan pada murid terhadap kebiasaan belajar secara rutin dan disiplin. Dan kelemahannya adalah: (1)menghambat perkembangan dan daya inisiatif murid, (2) kurang memperhatikan penyesuaiannya dengan lingkungan, (3) membentuk pengetahuan verbalis dan mekanis.
5)        Metode Demonstrasi dan Eksperimen
Metode ini sangat membantu murid untuk mengetahui proses pelaksanaan sesuatu, apa unsure yang terkandung di dalamnya, dan cara mana yang paling tepat dan sesuai, melalui pengamata induktif. Dengan pengertian lain metode demonstrasi dan eksperimen adalah suatu metode mengajar dimana seorang guru atau orang lain yang sengaja diminta atau murid sendiri memperlihatkan pada seluruh kelas tentang suatu proses atau suatu kaifiyah melalui sesuatu.
Kelebihan dari metode ini adalah: (1) murid dapat menghayati dengan sepenuh hatinya mengenai pelajaran yang diberiakan, (2) memberi pengalaman praktis yang dapat membentuk perasaan dan minat serta kemampuan murid, (3) perhatian murid lebih terpusat pada apa yang didemonstrasikan dan pada hal-hal yang diselenggarakan percobaan-percobaan, (4) melalui metode ini, sekaligus masalah-masalah yang mungkin timbul dalam pikiran murid langsung dapat terjawab, dan (5) disbanding dengan metode lain, metode ini mampu mengurangi kesalahan dalam mengambil simpulan dan pengertian karena murid mengamati langsung terhadap suatu proses. Sedang kelemahannya adalah sebagai berikut: (1) dalam pelaksanaannya, biasanya memerlukan waktu yang relative banyak atau panjang, (2) apabila tidak ditunjang dengan peralatan dan perlengkapan yang memadai atau tidak sesuai dengan kebutuhan maka metode tersebut kurang efektif, (3) metode tersebut sulit dilaksanakan apabila anak belum matang untuk mengadakan percobaan, (4) banyak hal yang tidak dapat didemonstrasikan dan dicobakan dalam kelas, demikian juga halnya dengan pendidikan agama.
Agar lebih efektif hendaknya: (1) dilakukan atau diterapkan dalam hal-hal yang bersifat praktis dan urgen dalam kehidupan murid di masyarakat, (2) diarahkan agar murid-murid dapat memperoleh pengertian dan pemahaman yang lebih jelas pembentukan sikap serta kecakapan praktis, (3) diusahakan agar semua murid dapat mengikuti semua kegiatan dengan jelas, dengan pengaturan ruang dan tempat duduk murid, (4) mengawali penerapan metode dengan diberikan pengertian sejelas-jelasnya terlebih dahulu mengenai landasan teori dari apa hal-hal yang akan didemonstrasikan.
6)        Metode Pemberian Tugas Belajar
Dalam percakapan sehari-hari disebut metode pekerjaan ruamah adalah metode dimana murid diberi tugas khusus (sehubungan dengan bahan pelajaran di luar jam-jam pelajaran). dalam pendidikan agama, metode ini sering digunakan dalam hal-hal yang bersifat praktis.
Bebrapa kelebihannya yaitu: (1) sangat efektif untuk mengisi waktu luang atau senggang dengan kegiatan yang konstruktif, (2) memupuk rasa tanggung jawab dalam segala bentuk tugas pekerjaan, (3) member dan menanamkan kebiasaan pada murid untuk kegiatan belajar, (4) memberiakn tugas yang bersifat praktis kepada murid. Sedangkan kelemahannya adalah: (1) apabila tidak memonitor secara baik, tugas yang seharusnya dikerjakan murid dikerjakan oleh orang lain sehingga murid tidak tahu-mennahu tentang pekerjaan atau tugasnya, (2) agak sulit memberikan tugas karena perbedaan individual murid dalam kemampuan dan minat belajarnya, (3) sering terjadi, anak tidak mengerjakan sendiri tugas yang menjadi tanggung jawabnya karena hanya menyalin atau meniru tugas pekerjaan temannya, (4) apabila tugas yang diberikan terlalu banyak atau berat akan dapat mengganggu keseimbangan mental murid.
Agar lebih efektif hendaknya: (1) tugas yang diberika harus jelas agar sehingga murid mengerti benar apa yang dikerjakannya, (2) untuk menyelesaikan tugas hendaknya disediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas sehingga dapat dicapai hasil yang baik, (3) diadakan control, pengawasan dan monitoring atau pemantauan yang sistematis sehingga mendorong murid mengerjakan tugasnya dengan sungguh-sungguh an bertanggung jawab, (4) bahan tugas yang diberikan hendaknya bersifat menarik perhatian murid, mendorong murid untuk mencari, mendalami dan menyampaikan, (5) setaraf dengan kemampuan murid sehingga ada kesanggupan untuk menyelesaikan tugas tersebut di samping bersifat praktis juga ilmiah.

7)        Metode Karyawisata
Murid di bawah bimbingan guru mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan tujuan belajar. Dengan demikian, ada keterkaitan oleh tujuan dan tugas belajar.
Beebrapa kelebihan metode ini adalah: (1) member kepuasan terhadap keinginan murid dengan banyak melihat kenyataan, (2) murid akan bersifat terbuka, objektif, luas wawasannya karena hasil pengetahuan luar yang diperolehnya akan mempertinggi prestasi kepribadiannya, (3) murid dapat memperoleh tambahan pengetahuan dan pengalaman melalui karyawisata, sedangkan guru mendapat kesempatan menjelaskan segala sesuatu kepada murid. Kelemahan yang ada diantaranya adalah: (1) apabila objek karyawisata tidak sesuai untuk mencapai tujuan, (2) memerlukan waktu yang cukup panjang sehingga kurang efisien jika dilihat dari segi waktu yang digunakan, (3) biaya penyelenggaraan karyawisata merupakan beban tambahan bagi murid.
Agar lebih efisien penggunaan metode ini, hendaknya: (1) tujuan proses belajar mengajar dirumuskan sejelas mungkin, (2) diadakan orientasi pendahuluan terlebih dulu mengenai objek atau daerah yang akan ditinjau, (3) guru menjelaskan terlebih dulu tujuan karyawisata dan mempersiapkan permasalahan-permasalahan yang harus dipecahkan oleh murid.
8)        Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok dalam proses belajar mengajar adalah kelompok kerja dari kumpulan beberapa individu yang bersifat pedagogis yang di dalamnya terdapat adanya hubungan timbal balik (kerjasama)antara individu serta saling percaya.
Dilihat dari segi waktu dan cara pembentukan kelompok metode interaksi ini dibedakan sebagai berikut:
-          Kerja kelompok jangka pendek (buzz session)
-          Kerja kelompok jangka menengah
-          Kerja kelompok jangka panjang
Kebihan metode ini antara lain: (1) kegiatan kerja kelompok murid-murid akan meningkatkan kualitas kepribadian, (2) akan timbul persaingan, kompetisi yang sehat dan positif, (3) murid yang pandai dalam kelompoknya dapat membantu teman-temannya yang kurang pandai. Sedangkan kelemahannya adalah sebagai berikut: (1) metode ini memerlukan persiapan yang lebih rumit, (2) apabila terjadi persaingan yang negatif, hasil pekerjaan dan tugas akan lebih buruk, (3) bagi murid yang malas, akan tetap pasif dalam kelompok itu dan kemungkinan besar akan mempengaruhi anggota lainnya.
Disarankan sebagai berikut: (1) jumlah anggota masing-masing kelompok tidak terlalu besar, (2) pembentukan kelompok kerja hendaknya dibentuk secara demokratis dengan mempertimbangkan minat dan kemampuan murid, (3) diperhatikan keseimbangan dan pemerataan anggota kelompok.
9)        Metode Sosiodrama atau bermain Peranan
Metode sosiodrama adalah metode mengajar yang mendemonstrasikan cara tingkah laku dalam hubungan sosial. Sedangkan bermain peranan menekankan kenyataan dimana para murid diikut sertakan dalam memainkan peranan di dalam mendemonstrasikan masalah-masalah sosial.
Kebaikan metode ini antara lain: (1) melatih murid untuk mendramatisasikan sesuatu serta melatih keberanian untuk menjadi peran, (2) metode tersebut akan menarik perhatian murid sehingga suasana kelas menjadi hidup, (3) murid dapat menghayati suatu peristiwa sehingga mudah mengambil simpulan, (4) anak dapat menyusun buah pikiran dengan teratur dan sistematis. Sedangkan kelemahannya adalah: (1) memerlukan waktu cukup banyak, (2) memerlukan persiapan yang teliti dan matang, (3) kadang-kadang murid tidak mau mendramatisasikan sesuatu adegan karena malu dan takut, (4) kita tidak dapat mengambil simpulan apa-apa apabila pelaksanaan dramatisasi gagal.

10)    Metode Sistem Regu
Metode ini adalah metode mengajar dimana dua guru (atau lebih) bekerjasama mengajar sekelompok murid. Metode tersebut banyak digunakan di perguruan tinggi.
Kelebihan metode ini adalah: (1) pemahaman dan penguasaan murid terhadap bahan akan lebih luas dan mendalam karena masing-masing guru memberikan tinjauannya yang sesuai dengan keahliannya, (2) proses pengajaran berjalanlebih lancar sebab masing-masing pengajar merasa terikat dan selalu berusaha menjaga nama baik timnya/regunya. Sedangkan kelemahannya adalah: (1) sebelum tiba giliran mengajar, guru tersebut tidak memanfaatkan waktunya untuk membuat persiapan/rencana pelajaran dengan lebih baik, (2) apabila pengajar tidak dapat berintegrasi menjadi satu regu yang kompak tidak mengenal tanggung jawab kelompok , tidak mempunyai partisipasi kelompok dll, (3) kemungkinan timbul penilaian negatif para murid terhadap seorang guru, dengan membandingkannya dengan guru yang lain, sehingga minat dan perhatian murid menjadi berkurang.
11)    Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan mengajak dan memotivasi murid untuk memecahkan masalah dalam kaitannya dengan kegiatan proses belajar mengajar. Kelebihan metode ini diantaranya: (1) melatih murid untuk menghadapi situasi yang timbul secara spontan, (2) murid menjadi lebih aktif dan berinisiatif sendiri serta bertanggung jawab, dan (3) pendidikan di sekolah relevan dengan kehidupan di masyarakat. Sedangkan kelemahannya adalah: (1) memerlukan waktu yang cukup lama, (2) murid yang pasif dan malas akan tertinggal dari temannya, (3) sukar sekali mengorganisasikan bahan pelajaran denganbaik.
12)    Metode Proyek/Unit
Metode mengajar dimana bahan pelajaran diorganisasikan sedemikian rupa sehingga merupakan suatu keseluruhan/kesatuan bulat yang bermakna dan mengandung suatu pokok masalah.
Kelebihannya adalah: (1) murid memperoleh pengetahuan yang bulat, (2) murid akan berpandangan luas, (3) murid dan guru sama-sama aktif, (4) murid dibiasakan bekerja secara ilmiah, (5) pengetahuan murid menjadi praktis, dan (6) hubungan antara sekolah dan masyarakat terbina baik. Sedangkan kelemahannya adalah: (1) memakan waktu yang cukup lama, (2) ada kalanya sukar mendapatkan sumber-sumber yang tepat, (3) pengetahuan dan kecakapan guru harus cukup dan memadai.
13)    Metode Mengingat
Metode yang digunakan untuk mengingat kembali sesuatu yang pernah dibaca dan dipelajari secara benar seperti apa adanya. Ada empat langkah yang perlu dilakukan yaitu: (1) merefleksi, (2) mengulang, (3) meresitasi, dan (4) retensi.
14)    Metode Studi Kasus
Materi pengajaran pendidikan agama Islam banyak yang memerlukan pendekatan studi kasus (bahsul masail). Metode ini bukan saja memberikan pengalaman dalam pengambilan keputusan, akan tetapi juga merangsang konseptualisasi yang didasarkan kasus individu maupun kelompok.Metode ini dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: (1) pemilihan kasus, (2) membaca, (3) analisis, (4) diskusi.


BAB II
ANALISIS

Mengembangkan metode pembelajaran tersebut harus berpijak pada karakteristik peserta didik yang belajar, terutama terkait dengan kemampuan yang telah dikuasai peserta didik, tingkat
Dalam bab ini di jelaskan beberapa metode yang dapat digunakan oleh para guru untuk memberikan bahan atau materi pelajaran kepada murid atau anak didik. Seorang guru dapat menggabungkan atau mengkomparasikan metode sesuai dengan kebutuhan dan materi yang akan diajarkan.
Untuk menampilkan diri perancang pembelajaran pendidikan agama Islam, ada syarat yang perlu dipenuhi. Dimaksudkan agar kemampuan sebagai seorang guru  Agama Islam tidak begitu saja muncul tanpa bekal pengetahuan tentang berbagai hal yang terkait dengan setiap langkah perancangan pembelajaran PAI. Setiap guru sebagai ahli isi dan mampu menjadi perancang pembelajaran Agama islam sehingga metode pendidikan yang dikembangkan dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Sebagai seorang guru harus memiliki kemampuan memahami, menjiwai, dan mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam meliputi kemampuan menjabarkan, mentranformasikan, dan menginternalisasi nilai-nilai ajaran Islam secara utuh ke dalam dirinya serta patut menjadi tauladan yang baik, dan mewujudkan dalam perilaku sehari-harinya seseorang .
Dalam mengembangkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam bisa menggunakan metode-metode atau dengan memadukan atau mengembangkan suatu metode sendiri. Jadi inti kegiatan Pendidikan agama Islam adalah memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode pembelajaran yang cocok dengan kondisi yang ada untuk mencapai hasil pembelajaran pendidikan agama Islam yang diharapkan. Upaya untuk memilih, menetapkan dan sosial, kelas sosial dalam struktur masyarakat, jenjang pendidikan, cara belajar, dll.

DAFTAR PUSTAKA

Darajat, Zakiyah. Metodologi Pengajaran Agama Islam, Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/ IAIN Jakarta, 1982
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999.
Mbulu, Pengajaran Indiidual: Pendekatan, Metode, dan Media, Pedoman Mengajar Bagi Guru dan Calon Guru, Malang: Yayasan Elang Mas, 2001
Muhaimin dkk, Strategi belajar mengajar penerapannya dalam pembelajaran pendidikan agama, Surabaya: Citra Media, 1996
Zuhairi dan Abdul Ghofir, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,Malang: UM Press, 2004

Tidak ada komentar:

Posting Komentar