METODOLOGI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
1.
Pengertian Metodologi Pendidikan Agama
Islam
Abdullah Sigit mengatakan bahwa sesungguhnya cara
atau metode mengajar adalah suatu ‘seni’ dalam hal ini ‘seni mengajar’. Sebagai
suatu seni, tentu saja, metode mengajar harus menimbulkan kesenangan dan
kepuasan bagi anak didik. Kesenangan dan kepuasan merupakan salah satu faktor
yang dapat menimbulkan gairah dan semangat bagi anak didik.
Istilah metode mengajar terdiri atas dua kata yaitu:
metode dan mengajar. Metode atau methode berasal
dari bahasa Yunani yaitu metha+hodos,
metha berarti melalui atau melewati dan hodos
berarti jalan atau cara. Metode berarti jalan atau cara yang harus dilalui
untuk mencapai tujuan tertentu.
Istilah mengajar berasal dari kata ajar ditambah
dengan awalan “me” menjadi mengajar yang berarti menyajikan atau menyampaikan.
Jadi metode mengajar berarti suatu cara yang harus dilalui untuk mencapai bahan
pengajaran agar tercapai tujuan pengajaran.
Istilah metodologi pengajaran terdiri atas dua kata
yaitu metodologi dan pengajaran. Metodologi terdiri dari: metoda dan logi dari kata logos yang berarti ilmu. Jadi,
metodologi ialah suatu ilmu yang membicarakan suatu cara atau jalan yang harus
dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Pengajaran berasal dari kata ajar ditambah
awalan pe dan akhiran an sehingga menjadi kata pengajaran yang
disajikan. Dengan demikian metodologi pengajaran berarti suatu ilmu yang
membicarakan tentang jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan
pengajaran.
Para ahli merumuskan berbagai ta’rif tentang metode mengajar di antaranya sebagai berikut:
(1)
Abd.
Rahman Ghunaimah menta’rifkan bahwa metode mengajar adalah cara-cara yang
praktis dalam mencapai tujuan pengajaran.
(2)
Muhammad
Athiyah Al-Abrasyi menta’rifkan bahwa metode mengajar adalah jalan yang kita
ikuti untuk memberikan pengertian pada murid-murid tentang segala macam materi
dalam berbagai pelajaran.
(3)
Proyek
Pembinaan Perguruan Tinggi Agama, merumuskan pula sebagai berikut: metode
mengajar adalah suatu teknik penyampaian bahan pelajaran kepada murid yang
dimaksudkan agar murid dapat menangkap pelajaran dengan mudah, efektif, dan
dapat dicernakan oleh anak didik dengan baik
2.
Prinsip-prinsip Metode Mengajar
Pendidikan Agama Islam
Langgulung (1986) mengemukakan adanya tiga prinsip
yang mendasari metode mengajar dalam Islam, sebagai berikut: (1) sifat-sifat
metode dan kepentingan yang berkenaan dengan tujuan utama pendidikan Islam yaitu pembinaan
manusia mukmin yang mengaku sebagai hamaba Allah, (2) berkenaan dengan metode
mengajar yang prinsip-prinsipnya terdapat dalam Al-Quran atau disimpulkan
daripadanya, dan (3) membangkitkan motivasi dan adnya kedisiplinan atau dalam
istilah Al-Quran disebut ganjaran (tsawab)
dan hukuman (Iqob).
Pendidikan modern yang diterapkan di negara negara
majuseperti di negara-negara barat didasarkan teori mengajar modern yaitu teaching is the guidance of learning (
mengajar adalah bimbingan kepada anak dalam proses belajar).
Definisi diatas menunjukkan bahwa dalam belajar yang
aktif adalah murid, yang mengalami proses belajar. Guru hanya sebagai
pembimbing, penunjuk jalan dan pemberi motivasi. teori belajar tersebut sangat menghargai
perbedaan individu. Hal itu menyebabkan para siswa diberi kebebasan untuk
belajar sedangkan guru hanya mengarahkan dan merangsang.
Metode pendidikan islam memang sangat menghargai
kebebasan individu, selama kebebasan itu sejalan dengan fitrahnya. Tetapi,
sebaiknya guru harus bertanggung jawab dalam membentuk karakter muridnya. Dia
tidak boleh duduk diam ketika murid-muridnya memilih jalan yang salah.
3.
Faktor-faktor yang Harus Diperhatikan
Dalam Memilih Metode Mengajar
a.
Tujuan
yang hendak dicapai
Pengertian
akan pendidikan itu mutlak perlu, sebab tujuan itulah yang akan menjadi
sasarandan menjadi pengarah tindakan-tindakannya dalam menjalankan fungsinya
sebagai guru. Tujuan pendidikan dan pengajaran juga berfungsi sebagai criteria
bagi pemilihan dan penentuan alat-alat ( termasuk metode) yang akan digunakanya
dalam mengajar.
b.
Peserta
didik
Peserta
didik harus memperhatikan pemilihan metode mengajar, hal ini perlu sebab metode
mengajar itu ada yang menuntut pengetahuan dan kecekatan tertantu, misalnya
metode diskusi menuntut pengetahuan yang cukup banyak ( supaya peserta diskusi dapat mengetahui
serta menilai benar atau salahnya suatu pendapat yang dikemukakan peserta lain)
dan penguasaan bahasa serta ketrampilan mengukakan pendapat.
c.
Bahan
atau materi yang akan diajarkan
Jenis
bahan atau materi yang akan diajarkan merupakan salah satru faktor yang harus
dipertimbangkan dalam penggunaan metode mengajar sebab pada hakikatnya metode
mengajar disamping sebagi alat untuk mencapai tujuan pendidikan, juga merupakan
media untuk menyampaikan bahan atau materi yang pada akhirnya untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan sifat, isi dan bobot materi pelajaran yang akan diajarkan
harus sesuai dengan tingkat kematangan anak dan kemampuannya untuk menerima
bahan atau materi tersebut.
d.
Fasilitas
Yang
termasuk dalam faktor fasilitas antara lain alat peraga, ruang, waktu,
kesempatan, tempat dan alat-alat praktikum, buku-buku, perpustakaan dan
sebagainya. Fasilitas itu turut menentukan metode mengajar yang akan dipakai
oleh guru.
e.
Guru
f.
Situasi
Yang
termasuk situasi adalah keadaan para pelajar (yang menyangkut kelelahan dan
semangat mereka), keadaan suasana, keadaan guru (kelelahan guru), keadaan kelas
lain yang berdekatan dengan kelas yang akan diberi pelajaran dengan metode
tertentu.
g.
Partisipasi
Partisipasi
adalah turut aktif dalam sesuatu kegiatan. Apabila guru ingin agar para pelajar
turut aktif secara merata dalam suatu kegiatan,guru tersebut.
h.
Kebaikan
dan Kelemahan Metode Tertentu
Tidak
ada satu metode yang baik untuk setiap tujuan dalam setiap situasi. Setiap
metode mempunyai kebaikan dan kelemahan. Dengan sifatnya yang poliyalen dan polipraemasi,
guru perlu mengetahui kapan sesuatu metode tepat digunakan dan kapan dia
menggunakan kombinasi dari metode-metode tersebut.
4.
Jenis Metode dan Penggunaannya Dalam
Pendidikan Agama Islam
Dalam mengajar terkandung dua kegiatan pokok, yaitu
kegiatan guru dalam mengajar dan kegiatan murid dalam belajar mengajar pada
umumnya diartikan sebagai usaha guru untuk menciptakan kondisi-kondisi atau
mengatur lingkungan sedemikian rupa sehingga terjadi interaksi antara murid
dengan lingkungannya, termasuk guru, alat pelajaran,kurikulum dan instrument
pendidikan lainnya yang disebut proses belajar sehingga terjadi interaksi antara murid dengan lingkungannya.
Ada berbagai metode dalam proses belajar mengajar, antara lain:
1)
Metode
ceramah
Metode ceramah ialah sebuah bentuk interaksi edukatif
melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru atau pendidik terhadap
sekelompok pendengar (murid). Kelebihan dari penggunaan metode ini adalah: (1)
dalam waktu yang relative singkat, dapat disampaikan bahan
sebanyak-banyaknya;(2) organisasi kelas lebih sederhana, tidak perlu mengadakan
pengelompokan murid seperti pada beberapa metode lainnya; (3) guru dapat
menguasai seluruh kelas dengan mudah, walaupun jumlahnya cukup besar; (4) bila
metode ceramah ini berhasil dilaksanakan, guru dapat membangkitkan semangat
motivasi belajar, kreativitas dan aktivitas yang konstruktif, dan (5)
kelenturan metode ini lebih tampak dalam arti bila waktunya terbatas bahan
dapat disingkat diambil yang penting atau yang pokok. Sedangkan kekurangan atau
kelemahan metode ini adalah: (1) guru agak sulit untuk mengetahui pemahaman
murid terhadap bahan pelajaran yang diberikan, (2) kadangkala, guru hanya
mengajar penyampaian bahan sebanyak-banyaknya sehingga terlihat adanya unsur
pemaksaan dan pemompaan, yang hal ini dari segi edukatif kurang menguntungkan
murid, (3) murid lebih cenderung bersikap pasif dan bahkan kemungkinan besar
kurang tepat dalam menerima dan mengambil simpulan sebab penyampaiannya hanya
dengan lisan, dan (4) kekurangan dan kelemahan metode ceramah lebih terasa
apabila guru kurang memperhatikan aspek-aspek psikologis, didaktis dan murid,
sehingga ceramah akan melantur-lantur dan membosankan. Sebaliknya, dapat
terjadi guru terlalu berlebih-lebihan dalam membangkitkan minat murid dengan
jalan humor sehingga isi bahan (ceramah) menjadi kabur.
Untuk
itu di dalam penggunaannya agar lebih efektif dan efisien, guru perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) bahan pelajaran, lebih-lebih untuk
pendidikan agama, harus disesuaikan dengan taraf kejiwaan anak/murid,
lingkungan social, serta lingkungan kebudayaannya. (2) bahasa yang digunakan
harus memperhatikan ucapan, tempo, melodi, ritme, intonasi dan dinamikanya,
serta diikuti dengan pembawaan mimic yang menarik dan meyakinkan. (3) sikap,
gaya, dan cara berdiri serta penampilan guru harus dapat menampilkan sosok yang
simpatik. (4) menyadari terdapatnya kelemahan-kelemahan metode ceramah,
hendaknya guru mengadakan variasi dengan alat bantu mengajar. (5) tujuan
mengajar (instruksional) harus jelas dan dirumuskan sekhusus-khususnya terlebih
dahulu kemudian menyusun bahan ceramah.
2)
Metode
Tanya Jawab
Metode tanya jawab ialah cara penyampaian pelajaran
dengan jalan guru mengajukan pertanyaan dan murid memberikan jawaban. Atau,
sebaliknya murid bertanya dan guru memberikan jawaban. Dengan demikian,
diharapkan terjadi dialog antara guru dan murid.
Sebagai salah satu bentuk metode interaksi edukatif,
metode tanya jawab mengandung beberapa kelebihan, diantaranya: (1) suasana atau
situasi kelas akan lebih hidup, karena murid dirangsang aktif berpikir dan
menyampaikan pikirannya dengan melalui pemberian jawaban dari pertanyaan guru,
(2) sangat positif untuk melatih keberanian murid untuk mengemukakan pendapatnya
dengan lisan, (3) terdapatnya perbedaan jawaban diantara murid akan membawa
kelas pada situasi diskusi, (4) memberikan dorongan aktivitas dan kesungguhan
murid, dalam arti murid yang biasanya segan mencurahkan perhatian akan lebih
berhati-hati dan aktif mengikuti pelajaran, (5) walaupun prosesnya agak lambat,
secara pasti guru dapat mengontrol pemahaman atau pengertian murid pada masalah
yang dibicarakan, dan (6) bila dibandingkan dengan metode ceramah yang monolog,
metode tanya jawab dapat membangkitkan aktivitas murid.
Sedangkan kelemahan metose tanya jawab terjadi
apabila: (1) adanya perbedaan pendapat/jawaban akan memerlukan waktu yang
banyak untuk menyelesaikannya, (2) kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian
murid, terutama apabila terdapat jawaban-jawaban yang kebetulan menarik perhatian,
(3) relatif memerlukan waktu yang agak lama.
Untuk mengurangi kelemahan tersebut, beberapa saran
yang harus diperhatikan, (1) hendaknya, pertanyaan dipilih sedemikian rupa
sehingga dapat membangkitkan minat, inisiatif dan dapat merangsang murid untuk
bekerjasama, serta mengasosiasikan permasalahan lain, (2) merumuskan tujuan
tanya jawab yang jelas dalam bentuk khusus dan berpusat pada tingkah laku murid
secara realistic, (3) menetapkan kemungkinan pertanyaan-pertanyaan yang akan
dikemukakan dan menentukan alternative jawaban untuk menghindari kemungkinan
terjadinya penyimpangan pokok permasalahan, (4) teknis pengajuan pertanyaan
hendaknya dutujukan kepada seluruh kelas dan memberikan giliran menjawab secara
merata tidak terpusat pada murid tertentu, serta menyediakan kesempatan betanya
balik dari murid kepada guru.
3)
Metode
Diskusi
Metode diskusi sebagai salah satu metode interaksi
edukatif diartikan sebagai metode di dalam mempelajari bahan atau penyampaian
bahan pelajaran dengan jalan mendiskusikannya sehingga menimbulkan pengertian,
pemahaman, serta perubahan tingkah laku murid seperti yang telah dirumuskan
dalam tujuan instruksionalnya. Metode ini dimaksudkan untuk merangsang murid
berpikir dan mengemukakan pendapat serta ikut memberikan sumbangan pikiran
dalam satu masalah bersama. Dalam masalah tersebut, terkandung banyak
alternatif jawaban.
Beberapa keunggulan metode diskusi dapat dilihat
sebagai berikut: (1) situasi dan suasana kelas lebih hidup sebab perhatian murid
terpusat pada masalah atau bahan yang didiskusikan, (2) dapat meningkatkan
prestasi kepribadian individu dan sosial anak, (3) simpulan hasil diskusi mudah
dipahami anak karena anak mengikuti sejak awal, (4) murid terlatih untuk mematuhi
peraturan dan tata-tertib dalam suatu diskusi dan musyawarah, sebagai latiahan
mengikuti diskusi atau musyawarah yang lebih besar forumnya dan yang
sebenarnya.
Namun, diakui pula terdapat beberapa kelamahan dalam
metode diskusi. Hal itu akan terjadi apabila ada murid yang tidak ikut andil
dalam kegiatan diskusi sehingga, bagi mereka diskusi merupakan kesempatan untuk
melepaskan diri dari tanggung jawab. Di samping itu, saran-saran berikut
diharapkan dapat membantu mengurangi kelemahan-kelemahan metode diskusi sebagai
berikut: (1) hendaknya, diusahakan agar setiap murid mendapat giliran berbicara
dan mengemukakan pendapatnya, dan (2) hendaknya diusahakan agar setiap murid
mendengar dan memperhatikan serta
memberikan tanggapan terhadap pendapat murid yang lain.
4)
Metode
Latihan Siap
Metode ini dilaksanakan dengan jalan melatih
anak-anak (murid) terhadap bahan-bahan pelajaran yang diberikan. Penggunaannya
biasanya pada bahan-bahan pelajaran yang
bersifat motoris dan ketrampilan. Dengan melakukan latihan berkali-kali,
terus-menerus secara tertib dan teratur, pengetahuan dan pemahaman dapat
diperoleh dan disempurnakan oleh murid.
Metode tersebut wajar dan tepat digunakan dalam hal:
(1) apabila pelajaran dimaksudkan untuk melatih ulang pelajaran yang sudah
diberikan dan atau yang sedang berlangsung, (2) apabila pelajaran dimaksudkan
untuk melatih keterampilan murid dalam mengerjakan sesuatu dan melatih murid
berpikir cepat, dan (3) apabila dilaksudkan untuk memperkuat daya tanggap murid
terhadap bahan pelajaran.
Beberapa kelebihan metode latih siap antara lain
sebagai berikut: (1) sesuai dengan tujuannya, para murid akan memperolah dan
memiliki pengetahuan kesiapan, (2) dalam waktu yang relative singkat, murid
dengan cepat dapat memperoleh penguasaan dan keterampilan yang diharapkan, dan
(3) menanamkan pada murid terhadap kebiasaan belajar secara rutin dan disiplin.
Dan kelemahannya adalah: (1)menghambat perkembangan dan daya inisiatif murid,
(2) kurang memperhatikan penyesuaiannya dengan lingkungan, (3) membentuk
pengetahuan verbalis dan mekanis.
5)
Metode
Demonstrasi dan Eksperimen
Metode ini sangat membantu murid untuk mengetahui
proses pelaksanaan sesuatu, apa unsure yang terkandung di dalamnya, dan cara
mana yang paling tepat dan sesuai, melalui pengamata induktif. Dengan
pengertian lain metode demonstrasi dan eksperimen adalah suatu metode mengajar
dimana seorang guru atau orang lain yang sengaja diminta atau murid sendiri
memperlihatkan pada seluruh kelas tentang suatu proses atau suatu kaifiyah
melalui sesuatu.
Kelebihan dari metode ini adalah: (1) murid dapat
menghayati dengan sepenuh hatinya mengenai pelajaran yang diberiakan, (2)
memberi pengalaman praktis yang dapat membentuk perasaan dan minat serta
kemampuan murid, (3) perhatian murid lebih terpusat pada apa yang
didemonstrasikan dan pada hal-hal yang diselenggarakan percobaan-percobaan, (4)
melalui metode ini, sekaligus masalah-masalah yang mungkin timbul dalam pikiran
murid langsung dapat terjawab, dan (5) disbanding dengan metode lain, metode
ini mampu mengurangi kesalahan dalam mengambil simpulan dan pengertian karena
murid mengamati langsung terhadap suatu proses. Sedang kelemahannya adalah
sebagai berikut: (1) dalam pelaksanaannya, biasanya memerlukan waktu yang
relative banyak atau panjang, (2) apabila tidak ditunjang dengan peralatan dan
perlengkapan yang memadai atau tidak sesuai dengan kebutuhan maka metode
tersebut kurang efektif, (3) metode tersebut sulit dilaksanakan apabila anak
belum matang untuk mengadakan percobaan, (4) banyak hal yang tidak dapat
didemonstrasikan dan dicobakan dalam kelas, demikian juga halnya dengan
pendidikan agama.
Agar lebih efektif hendaknya: (1) dilakukan atau
diterapkan dalam hal-hal yang bersifat praktis dan urgen dalam kehidupan murid
di masyarakat, (2) diarahkan agar murid-murid dapat memperoleh pengertian dan
pemahaman yang lebih jelas pembentukan sikap serta kecakapan praktis, (3)
diusahakan agar semua murid dapat mengikuti semua kegiatan dengan jelas, dengan
pengaturan ruang dan tempat duduk murid, (4) mengawali penerapan metode dengan
diberikan pengertian sejelas-jelasnya terlebih dahulu mengenai landasan teori
dari apa hal-hal yang akan didemonstrasikan.
6)
Metode
Pemberian Tugas Belajar
Dalam percakapan sehari-hari disebut metode
pekerjaan ruamah adalah metode dimana murid diberi tugas khusus (sehubungan
dengan bahan pelajaran di luar jam-jam pelajaran). dalam pendidikan agama,
metode ini sering digunakan dalam hal-hal yang bersifat praktis.
Bebrapa kelebihannya yaitu: (1) sangat efektif untuk
mengisi waktu luang atau senggang dengan kegiatan yang konstruktif, (2) memupuk
rasa tanggung jawab dalam segala bentuk tugas pekerjaan, (3) member dan
menanamkan kebiasaan pada murid untuk kegiatan belajar, (4) memberiakn tugas
yang bersifat praktis kepada murid. Sedangkan kelemahannya adalah: (1) apabila
tidak memonitor secara baik, tugas yang seharusnya dikerjakan murid dikerjakan
oleh orang lain sehingga murid tidak tahu-mennahu tentang pekerjaan atau
tugasnya, (2) agak sulit memberikan tugas karena perbedaan individual murid
dalam kemampuan dan minat belajarnya, (3) sering terjadi, anak tidak
mengerjakan sendiri tugas yang menjadi tanggung jawabnya karena hanya menyalin atau
meniru tugas pekerjaan temannya, (4) apabila tugas yang diberikan terlalu
banyak atau berat akan dapat mengganggu keseimbangan mental murid.
Agar lebih efektif hendaknya: (1) tugas yang
diberika harus jelas agar sehingga murid mengerti benar apa yang dikerjakannya,
(2) untuk menyelesaikan tugas hendaknya disediakan waktu yang cukup untuk
mengerjakan tugas sehingga dapat dicapai hasil yang baik, (3) diadakan control,
pengawasan dan monitoring atau pemantauan yang sistematis sehingga mendorong murid
mengerjakan tugasnya dengan sungguh-sungguh an bertanggung jawab, (4) bahan
tugas yang diberikan hendaknya bersifat menarik perhatian murid, mendorong
murid untuk mencari, mendalami dan menyampaikan, (5) setaraf dengan kemampuan
murid sehingga ada kesanggupan untuk menyelesaikan tugas tersebut di samping
bersifat praktis juga ilmiah.
7)
Metode
Karyawisata
Murid di bawah bimbingan guru mengunjungi
tempat-tempat tertentu dengan tujuan belajar. Dengan demikian, ada keterkaitan
oleh tujuan dan tugas belajar.
Beebrapa kelebihan metode ini adalah: (1) member
kepuasan terhadap keinginan murid dengan banyak melihat kenyataan, (2) murid
akan bersifat terbuka, objektif, luas wawasannya karena hasil pengetahuan luar
yang diperolehnya akan mempertinggi prestasi kepribadiannya, (3) murid dapat
memperoleh tambahan pengetahuan dan pengalaman melalui karyawisata, sedangkan
guru mendapat kesempatan menjelaskan segala sesuatu kepada murid. Kelemahan
yang ada diantaranya adalah: (1) apabila objek karyawisata tidak sesuai untuk
mencapai tujuan, (2) memerlukan waktu yang cukup panjang sehingga kurang
efisien jika dilihat dari segi waktu yang digunakan, (3) biaya penyelenggaraan
karyawisata merupakan beban tambahan bagi murid.
Agar lebih efisien penggunaan metode ini, hendaknya:
(1) tujuan proses belajar mengajar dirumuskan sejelas mungkin, (2) diadakan
orientasi pendahuluan terlebih dulu mengenai objek atau daerah yang akan
ditinjau, (3) guru menjelaskan terlebih dulu tujuan karyawisata dan
mempersiapkan permasalahan-permasalahan yang harus dipecahkan oleh murid.
8)
Metode
Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok dalam proses belajar mengajar
adalah kelompok kerja dari kumpulan beberapa individu yang bersifat pedagogis
yang di dalamnya terdapat adanya hubungan timbal balik (kerjasama)antara
individu serta saling percaya.
Dilihat dari segi waktu dan cara pembentukan
kelompok metode interaksi ini dibedakan sebagai berikut:
-
Kerja
kelompok jangka pendek (buzz session)
-
Kerja
kelompok jangka menengah
-
Kerja
kelompok jangka panjang
Kebihan metode ini
antara lain: (1) kegiatan kerja kelompok murid-murid akan meningkatkan kualitas
kepribadian, (2) akan timbul persaingan, kompetisi yang sehat dan positif, (3)
murid yang pandai dalam kelompoknya dapat membantu teman-temannya yang kurang
pandai. Sedangkan kelemahannya adalah sebagai berikut: (1) metode ini
memerlukan persiapan yang lebih rumit, (2) apabila terjadi persaingan yang negatif,
hasil pekerjaan dan tugas akan lebih buruk, (3) bagi murid yang malas, akan
tetap pasif dalam kelompok itu dan kemungkinan besar akan mempengaruhi anggota
lainnya.
Disarankan
sebagai berikut: (1) jumlah anggota masing-masing kelompok tidak terlalu besar,
(2) pembentukan kelompok kerja hendaknya dibentuk secara demokratis dengan
mempertimbangkan minat dan kemampuan murid, (3) diperhatikan keseimbangan dan
pemerataan anggota kelompok.
9)
Metode
Sosiodrama atau bermain Peranan
Metode sosiodrama adalah metode mengajar yang
mendemonstrasikan cara tingkah laku dalam hubungan sosial. Sedangkan bermain
peranan menekankan kenyataan dimana para murid diikut sertakan dalam memainkan
peranan di dalam mendemonstrasikan masalah-masalah sosial.
Kebaikan metode ini antara lain: (1) melatih murid
untuk mendramatisasikan sesuatu serta melatih keberanian untuk menjadi peran,
(2) metode tersebut akan menarik perhatian murid sehingga suasana kelas menjadi
hidup, (3) murid dapat menghayati suatu peristiwa sehingga mudah mengambil
simpulan, (4) anak dapat menyusun buah pikiran dengan teratur dan sistematis.
Sedangkan kelemahannya adalah: (1) memerlukan waktu cukup banyak, (2)
memerlukan persiapan yang teliti dan matang, (3) kadang-kadang murid tidak mau
mendramatisasikan sesuatu adegan karena malu dan takut, (4) kita tidak dapat
mengambil simpulan apa-apa apabila pelaksanaan dramatisasi gagal.
10)
Metode
Sistem Regu
Metode ini adalah metode mengajar dimana dua guru
(atau lebih) bekerjasama mengajar sekelompok murid. Metode tersebut banyak
digunakan di perguruan tinggi.
Kelebihan metode ini adalah: (1) pemahaman dan
penguasaan murid terhadap bahan akan lebih luas dan mendalam karena
masing-masing guru memberikan tinjauannya yang sesuai dengan keahliannya, (2)
proses pengajaran berjalanlebih lancar sebab masing-masing pengajar merasa
terikat dan selalu berusaha menjaga nama baik timnya/regunya. Sedangkan
kelemahannya adalah: (1) sebelum tiba giliran mengajar, guru tersebut tidak
memanfaatkan waktunya untuk membuat persiapan/rencana pelajaran dengan lebih
baik, (2) apabila pengajar tidak dapat berintegrasi menjadi satu regu yang
kompak tidak mengenal tanggung jawab kelompok , tidak mempunyai partisipasi
kelompok dll, (3) kemungkinan timbul penilaian negatif para murid terhadap
seorang guru, dengan membandingkannya dengan guru yang lain, sehingga minat dan
perhatian murid menjadi berkurang.
11)
Metode
Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan
mengajak dan memotivasi murid untuk memecahkan masalah dalam kaitannya dengan
kegiatan proses belajar mengajar. Kelebihan metode ini diantaranya: (1) melatih
murid untuk menghadapi situasi yang timbul secara spontan, (2) murid menjadi
lebih aktif dan berinisiatif sendiri serta bertanggung jawab, dan (3)
pendidikan di sekolah relevan dengan kehidupan di masyarakat. Sedangkan
kelemahannya adalah: (1) memerlukan waktu yang cukup lama, (2) murid yang pasif
dan malas akan tertinggal dari temannya, (3) sukar sekali mengorganisasikan
bahan pelajaran denganbaik.
12)
Metode
Proyek/Unit
Metode mengajar dimana bahan pelajaran
diorganisasikan sedemikian rupa sehingga merupakan suatu keseluruhan/kesatuan
bulat yang bermakna dan mengandung suatu pokok masalah.
Kelebihannya adalah: (1) murid memperoleh
pengetahuan yang bulat, (2) murid akan berpandangan luas, (3) murid dan guru
sama-sama aktif, (4) murid dibiasakan bekerja secara ilmiah, (5) pengetahuan
murid menjadi praktis, dan (6) hubungan antara sekolah dan masyarakat terbina
baik. Sedangkan kelemahannya adalah: (1) memakan waktu yang cukup lama, (2) ada
kalanya sukar mendapatkan sumber-sumber yang tepat, (3) pengetahuan dan
kecakapan guru harus cukup dan memadai.
13)
Metode
Mengingat
Metode yang digunakan untuk mengingat kembali
sesuatu yang pernah dibaca dan dipelajari secara benar seperti apa adanya. Ada
empat langkah yang perlu dilakukan yaitu: (1) merefleksi, (2) mengulang, (3) meresitasi,
dan (4) retensi.
14)
Metode
Studi Kasus
Materi pengajaran pendidikan agama Islam banyak yang
memerlukan pendekatan studi kasus (bahsul masail). Metode ini bukan saja
memberikan pengalaman dalam pengambilan keputusan, akan tetapi juga merangsang konseptualisasi
yang didasarkan kasus individu maupun kelompok.Metode ini dapat dilakukan
melalui langkah-langkah sebagai berikut: (1) pemilihan kasus, (2) membaca, (3)
analisis, (4) diskusi.
BAB II
ANALISIS
Mengembangkan metode
pembelajaran tersebut harus berpijak pada karakteristik peserta didik yang belajar,
terutama terkait dengan kemampuan yang telah dikuasai peserta didik, tingkat
Dalam bab ini di jelaskan beberapa metode yang dapat
digunakan oleh para guru untuk memberikan bahan atau materi pelajaran kepada
murid atau anak didik. Seorang guru dapat menggabungkan atau mengkomparasikan
metode sesuai dengan kebutuhan dan materi yang akan diajarkan.
Untuk
menampilkan diri perancang pembelajaran pendidikan agama Islam, ada syarat yang
perlu dipenuhi. Dimaksudkan agar kemampuan sebagai seorang guru Agama Islam tidak begitu saja muncul tanpa
bekal pengetahuan tentang berbagai hal yang terkait dengan setiap langkah
perancangan pembelajaran PAI. Setiap guru sebagai ahli isi dan mampu menjadi
perancang pembelajaran Agama islam sehingga metode pendidikan yang dikembangkan
dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Sebagai
seorang guru harus memiliki kemampuan memahami, menjiwai, dan mengamalkan
nilai-nilai ajaran Islam meliputi kemampuan menjabarkan, mentranformasikan, dan
menginternalisasi nilai-nilai ajaran Islam secara utuh ke dalam dirinya serta
patut menjadi tauladan yang baik, dan mewujudkan dalam perilaku sehari-harinya
seseorang .
Dalam
mengembangkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam bisa menggunakan
metode-metode atau dengan memadukan atau mengembangkan suatu metode sendiri.
Jadi inti kegiatan Pendidikan agama Islam adalah memilih, menetapkan, dan
mengembangkan metode pembelajaran yang cocok dengan kondisi yang ada untuk
mencapai hasil pembelajaran pendidikan agama Islam yang diharapkan. Upaya untuk
memilih, menetapkan dan sosial, kelas sosial dalam struktur masyarakat, jenjang
pendidikan, cara belajar, dll.
DAFTAR PUSTAKA
Darajat,
Zakiyah. Metodologi Pengajaran Agama
Islam, Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/ IAIN Jakarta, 1982
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1999.
Mbulu, Pengajaran Indiidual:
Pendekatan, Metode, dan Media, Pedoman Mengajar Bagi Guru dan Calon Guru, Malang:
Yayasan Elang Mas, 2001
Muhaimin
dkk, Strategi belajar mengajar penerapannya dalam pembelajaran pendidikan
agama, Surabaya: Citra Media, 1996
Zuhairi
dan Abdul Ghofir, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,Malang:
UM Press, 2004
Tidak ada komentar:
Posting Komentar