Sabtu, 04 Mei 2013

HAL GHAIB



HAL GHAIB

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Ada banyak hal yang tidak pernah dapat dilihat dan ditangkap oleh indera manusia, tetapi harus diyakini keberadaannya, sebagaimana halnya meyakini sesuatu yang benar-benar disaksikan dan dapat diraba oleh indera. Seperti halnya penulis meyakini keberadaan India dan Brazil, walaupun penulis belum pernah berkunjung atau melihat negara tersebut.
Bila masing-masing manusia melihat kepada diri sendiri, niscaya mengetahui bahwa ada hal-hal yang keberadaannya harus diyakini walaupun belum melihatnya bahkan lebih banyak daripada yang sudah pernah dilihat, baik itu berupa kerajaan, negara dan berbagai peristiwa sejarah yang telah terjadi maupun yang sekarang sedang terjadi.[1]
Contoh paling dekat adalah ruh yang menyebabkan masing-masing dari makhluk ini hidup. Siapa yang mengingkari adanya ruh? Tidak seorangpun. Siapa yang dapat mengetahui substansi ruh? Juga tidak seorangpun. Alam yang dapat diketahui dan dapat disaksikan oleh panca indra dinamakan alam syahadah (alam nyata) atau biasa disebut dengan alam jasmani, sedangkan yang tidak nampak oleh indera (alam metafisik) dinamakan alam ghaib atau alam rohani.[2]

B.     Rumusan Masalah
1.            Apa yang dimaksud dengan makhluk ghaib?
2.            Apa saja dalil naqli tentang alam jasmani dan rohani?
3.      Apa saja sifat dan perilaku baik dari kehidupan sahabat Bilal bin Rabah dan Amar bin Yasir, serta sahabat Umar bin Khattab?
4.            Nilai-nilai apa saja yang patut diteladani dari ketiga sahabat tersebut?



C.    Tujuan Penulisan
  1. Menjelaskan pengertian tentang makhluk ghaib.
  2. Menunjukkan dalil dalil naqli tentang alam jasmani dan rohani.
  3. Menguraikan sifat dan perilaku baik dari kehidupan sahabat Bilal bin Rabah dan Amar bin Yasir, serta sahabat Umar bin Khattab
  4. Menjelaskan nilai-nilai apa saja yang patut diteladani dari ketiga sahabat tersebut.


























BAB II
PEMBAHASAN

A.        Alam Jasmani Dan Alam Rohani
1. Pengertian
Tentang alam nyata, semua manusia mempercayai dan membenarkan kebenarannya, bahkan hewan yang bisu saja dengan perasaannya dapat mengetahui keberadaannya. Jadi dalam mempercayai masalah ini tidak ada yang lebih unggul daripada yang lain, karena termasuk dalam ilmu dharuri. Keunggulan hanya ada dalam kepercayaan yang gaib yaitu pada orang yang beriman kepada apa yang tidak dapat ia lihat, namun ia membenarkan keberadaannya serta bersandar kepada kebenaran mengenai hal itu.[3]
Inilah yang menjadi keistimewaan orang-orang yang bertaqwa. Oleh karena itu Allah menjadikan sifat pertama bagi orang-orang yang bertaqwa yang disebutkan di awal QS. Al Baqarah bahwa mereka[4] :
tûïÏ%©!$# tbqãZÏB÷sムÍ=øtóø9$$Î/ tbqãKÉ)ãƒur no4qn=¢Á9$# $®ÿÊEur öNßg»uZø%yu tbqà)ÏÿZムÇÌÈ
      (yaitu) mereka yang beriman] kepada yang ghaib”

2. Dalil-Dalil Tentang Hal Gaib
Dalil yang menerangkan bahwasanya hal-hal ghaib (alam rohani) memang nyata keberadaannya terdapat dalam QS. An Naml: 75
$tBur ô`ÏB 7pt7ͬ!%yñ Îû Ïä!$yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur žwÎ) Îû 5=»tGÏ. AûüÎ7B ÇÐÎÈ
“Tiada sesuatupun yang ghaib di langit dan di bumi, melainkan (terdapat) dalam Kitab yang nyata (Lauhul mahfuzh).”
Dalil yang menerangkan bahwasanya hanya Allahlah yang mengetahui hal-hal ghaib terdapat dalam QS. Al-An’am: 59
*¼çnyYÏãur ßxÏ?$xÿtB É=øtóø9$# Ÿw !$ygßJn=÷ètƒ žwÎ) uqèd 4 ÞOn=÷ètƒur $tB Îû ÎhŽy9ø9$# ̍óst7ø9$#ur 4 $tBur äÝà)ó¡n@ `ÏB >ps%uur žwÎ) $ygßJn=÷ètƒ Ÿwur 7p¬6ym Îû ÏM»yJè=àß ÇÚöF{$# Ÿwur 5=ôÛu Ÿwur C§Î/$tƒ žwÎ) Îû 5=»tGÏ. &ûüÎ7B ÇÎÒÈ
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali dia sendiri, dan dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)"

3. Cara Mempercayai Hal-hal Ghaib
Allah tidak memberikan indera kepada manusia untuk dapat mengetahui hal-hal ghaib, karena alam ini terdiri dari dua unsur, jasmani dan rohani, rasional dan irrasional, nyata dan tidak nyata, terlihat dan tidak terlihat begitu seterusnya berlaku untuk setiap hal.  Tidak ada ketentuan bahwasanya manusia sebagai makhluk yang dikaruniai akal hanya mempercayai yang terlihat oleh kasat mata saja, karena “Laisa kullu maujudun mar’iyyun”.
Dalam hal ini ada beberapa cara Allah untuk memberitahukan hal-hal ghaib kepada manusia:
  1. Melalui ilham, mimpi atau jalan lainya yang tidak bisa direkayasa oleh manusia dan tidak dapat dihasilkan dengan cara ijtihad, lalu ia merasakan dan mengungkapkannya.
  2. Memperdengarkannya tanpa bisa diketahui siapa yang sebenarnya telah mengatakannya, sehingga hal itu sampai ke telinganya yang akhirnya ia dapat mengetahui.
  3. Allah mengutus salah seorang dari makhluk-Nya yaitu malaikat kepada salah seorang dari manusia yang dipilih oleh Allah yaitu Rasul untuk menerima risalah-Nya dan memerintahkannya agar menyampaikan risalah itu kepada manusia.[5] Sebagaimana dijelaskan dalam Qs. Asy-Syura:51
 $tBur tb%x. AŽ|³u;Ï9 br& çmyJÏk=s3ムª!$# žwÎ) $·ômur ÷rr& `ÏB Ç!#uur A>$pgÉo ÷rr& Ÿ@Åöãƒ Zwqßu zÓÇrqãsù ¾ÏmÏRøŒÎ*Î/ $tB âä!$t±o 4 ¼çm¯RÎ) ;Í?tã ÒOŠÅ6ym ÇÎÊÈ
“Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang dia kehendaki. Sesungguhnya dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.”
Hal-hal ghaib yang diberitakan oleh syara’ wajib diimani dan yang mengingkarinya dinyatakan kufur adalah malaikat dan jin, kitab-kitab dan para rasul, hari akhir dan segala kejadian yang berupa hisab, kemudian pahala dan siksa, qada’ dan qadar Allah, berita-berita di dalam Al-Qur’an mengenai penciptaan langit dan bumi, penciptaan manusia dan segala hal yang diberitakan oleh Al-Qur’an.[6]
Macam-macam keghaiban alam, yaitu:
  1. Keghaiban yang tidak diketahui satu manusia tapi diketahui oleh manusia lain. Misalnya kisah Yusuf yang tidak diketahui oleh Nabi Muhammad namun diketahui oleh Yusuf dan saudara-saudaranya karena mereka sendiri yang mengalami peristiwa tersebut.
  2. Kegaiban yang tidak diketahui oleh manusia meskipun ada kemungkinan secara akal mereka dapat mengetahuinya. Seperti halnya peristiwa-peristiwa yang terjadi di bumi sebelum mereka dan berita-berita mengenai makhluk-makhluk yang pernah menghuninya.
  3. Keghaiban yang tidak mungkin dapat diketahui dengan indera, tidak dapat diketahui dengan akal, dan tidak dapat dimengerti hakikatnya dengan imajinasi. Contohnya sifat-sifat Allah dan segala makhluk-Nya yang dighaibkan dari manusia seperti para malaikat, jin, setan, keadaan hari kiamat, serta kejadian-kejadian sesudah hari kiamat.


4. Jin Dan Syetan Atau Iblis
Pengertian Jin adalah makhluk ghaib yang diciptakan Allah SWT dari api yang tidak dapat dilihat dengan panca indera manusia .Jin diperintahkan oleh Allah SWT untuk menjalankan kewajiban, seperti manusia. Mereka ada yang mukmin dan ada pula yang kafir.[7]
Keberadaan jin sebagai makhluk ghaib wajib kita percayai, sebab dengan tegas Allah SWT telah menciptakan makhluk tersebut sebagaimana firman-Nya dalam surat Ar-Rahman ayat 15. Jin ada yang ingkar dan ada yang taat kepada Allah SWT seperti manusia. Jin yang ingkar selalu mengajak manusia ke jalan yang sesat, sedangkan jin yang taat selalu mengajak manusia untuk taat kepada Allah SWT. Pada hari kiamat nanti, makhluk jin juga diminta pertanggung jawabannya sebagaimana manusia.
Pengertian secara harfiah, iblis berarti makhluk yang habis harapan untuk memperoleh rahmat Allah SWT. [8]Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa iblis termasuk golongan jin, lalu ia durhaka terhadap perintah Allah SWT. Iblis sangat sombong ketika Allah memerintahkan untuk bersujud kepada Nabi Adam. Semua Malaikat menaati-Nya kecuali iblis karena iblis menolak perintah Allah SWT, maka iblis diusir dari surga. Akan tetapi ia minta kepada Allah agar diberi umur yang panjang dengan tujuan akan  menyesatkan manusia sampai hari kiamat.
 Adapun kata setan berasal dari bahasa arab, syatinu yang berarti sesat atau jauh. Maksudnya setan itu jauh dari kebaikan atau sesat dari rahmat Allah. Syatinu juga mempunyai arti masuk, karena setan suka masuk ke dalam jiwa manusia untuk menyesatkan manusia agar mengikuti perbuatannya. Setan diciptakn dari api, setan juga termasuk golongan jin. Iblis dan setan itu merupakan musuh bagi manusia yang selalu menyesatkan dari kebenaran.
Adapun ayat–ayat Al-Qur’an yang menerangkan tentang adanya jin, antara lain sebagai berikut:[9]
  1. Jin diciptakan dari api
¨b!$pgø:$#ur çm»uZø)n=yz `ÏB ã@ö6s% `ÏB Í$¯R ÏQqßJ¡¡9$# ÇËÐÈ  
Artinya: Dan kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.(QS Al Hijr:27)
  1. Jin diciptakan untuk beribadah
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur žwÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ  
Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia supaya mereka menyembah-Ku.(QS Az Zariat:56)
  1. Jin mendengarkan Al Qur’an
ö@è% zÓÇrré& ¥n<Î) çm¯Rr& yìyJtGó$# ֍xÿtR z`ÏiB Çd`Ågø:$# (#þqä9$s)sù $¯RÎ) $oY÷èÏÿxœ $ºR#uäöè% $Y7pgx ÇÊÈ  
Artinya: Katakanlah (Hai Muhammad), telah diwahyukan kepadaku bahwasannya sekumpulan jin mendengarkan (Al-Qur’an), lalu mereka berkata, sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-Qur’an yang menajubkan. (QS Al Jin:1)
  1. Ada jin kafir dan ada jin yang islam
$¯Rr&ur $¨ZÏB tbqßJÎ=ó¡ßJø9$# $¨ZÏBur tbqäÜÅ¡»s)ø9$# ( ô`yJsù zNn=ór& y7Í´¯»s9'ré'sù (#÷r§ptrB #Yx©u ÇÊÍÈ   $¨Br&ur tbqäÜÅ¡»s)ø9$# (#qçR%s3sù zO¨YygyfÏ9 $Y7sÜym ÇÊÎÈ  
Artinya: Dan sesungguhnya diantara kami ada yang taat dan ada (pula) yang menyimpang dari kebenaran. Barang siapa yang taat maka itu benar- benar telah memilih jalan yang lurus. Adapun yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi kayu bakar dari neraka jahanam.(QS Al Jin:14-15)
Adapun ayat-ayat Al-Qur’an yang menerangkan tentang iblis dan setan antara lain sebagai berikut:[10]
  1. Iblis termasuk golongan jin
øŒÎ)ur $uZù=è% Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 (#rßßÚó$# tPyŠKy (#ÿrßyf|¡sù HwÎ) }§ŠÎ=ö/Î) tb%x. z`ÏB Çd`Éfø9$# t,|¡xÿsù ô`tã ̍øBr& ÿ¾ÏmÎn/u 3
Artinya: Dan (Ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat, sujudlah kamu kepada Adam, mak sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, lalu ia mendurhakai perintah Tuhannya. (QS Al Kahfi:50)
  1. Iblis merasa lebih baik dari manusia
tA$s% $tB y7yèuZtB žwr& yàfó¡n@ øŒÎ) y7è?ósDr& ( tA$s% O$tRr& ׎öyz çm÷ZÏiB ÓÍ_tFø)n=yz `ÏB 9$¯R ¼çmtGø)n=yzur `ÏB &ûüÏÛ ÇÊËÈ  
Artinya: Iblis berkata, saya lebih baik dari padanya, engkau ciptakan saya dari api, sedangkan dia engkau ciptakan dari tanah. (QS Al A’raf:12)
  1. Setan jin dan setan manusia
y7Ï9ºxx.ur $oYù=yèy_ Èe@ä3Ï9 @cÓÉ<tR #xrßtã tûüÏÜ»ux© ħRM}$# Çd`Éfø9$#ur
Artinya: Dan demikianlah kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin. (QS Al An’am:112)
  1. Setan musuh manusia
( ¨bÎ) z`»sÜø¤±9$# Ç`»|¡SM~Ï9 Arßtã ÑúüÎ7B ÇÎÈ  
Artinya: Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.(QS Yusuf:5)


B. Meneladani Sifat Dan Perilaku Kehidupan Sahabat Umar bin Khattab, Bilal bin Rabbah, dan Ammar bin Yassir.
     
Nama lengkapnya adalah Umar bin Khaththab bin Nufail bin Abdul Izzy bin Rabah bin Qirath bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Luay al-Quraisy al-‘Adawy. Terkadang dipanggil dengan Abu Hafash dan digelari dengan al-Faruq (pembeda antara yang haq dan yang bathil). Ibunya bernama Hantimah binti Hasyim bin al-Muqhirah al-Makhzumiyah.
Umar masuk Islam ketika para penganut Islam kurang lebih sekitar 40 (empat puluh) orang terdiri dari laki-laki dan perempuan.
Keluarga Umar tergolong keluarga kelas menengah, ia bisa membaca dan menulis yang pada masa itu merupakan sesuatu yang jarang. Umar juga dikenal karena fisiknya yang kuat dimana ia menjadi juara gulat di Mekkah. Ia juga terkenal sebagai orang yang sangat keras dan menduduki posisi penting di tengah-tengah kaum kafir quraisy. Akan tetapi di balik sifat kerasnya itu, ia memiliki hati yang sangat lembut. Bahkan ia sering sekali menangis saat mendengar ayat-ayat Al-Qur’an di lantunkan.
Sebelum Islam, sebagaimana tradisi kaum jahiliyah mekkah saat itu, Umar mengubur putrinya hidup-hidup. Sebagaimana yang ia katakan sendiri, "Aku menangis ketika menggali kubur untuk putriku”
Ketika ajakan memeluk Islam dideklarasikan oleh Nabi Muhammad SAW, Umar mengambil posisi untuk membela agama tradisional kaum Quraish (menyembah berhala). Pada saat itu Umar adalah salah seorang yang sangat keras dalam melawan pesan Islam dan sering melakukan penyiksaan terhadap pemeluknya.
Dikatakan bahwa pada suatu saat, Umar berketetapan untuk membunuh Muhammad SAW. Saat mencarinya, ia berpapasan dengan seorang muslim (Nu'aim bin Abdullah) yang kemudian memberi tahu bahwa saudara perempuannya juga telah memeluk Islam. Umar terkejut atas pemberitahuan itu dan pulang ke rumahnya.
Di rumah Umar menjumpai bahwa saudaranya sedang membaca ayat-ayat Al Qur'an (surat Thoha), ia menjadi marah akan hal tersebut dan memukul saudaranya. Ketika melihat saudaranya berdarah oleh pukulannya ia menjadi iba, dan kemudian meminta agar bacaan tersebut dapat ia lihat. Ia kemudian menjadi sangat terguncang oleh isi Al Qur'an tersebut dan kemudian langsung memeluk Islam pada hari itu juga.
Lalu bertambahlah kejayaan Islam dan Kaum Muslimin dengan masuknya Umar bin Khaththab, sebagaimana ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Ibnu Mas’ud, seraya berkata,” Kejayaan kami bertambah sejak masuknya Umar.”.
Riwayat dari Ibnu ‘Asakir telah meriwayatkan dari Ali, dia berkata,” Aku tidak mengetahui seorangpun yang hijrah dengan sembunyi sembunyi kecuali Umar bi al-Khaththab melakukan dengan terang terangan”. Dimana Umar seraya menyandang pedang dan busur anak panahnya di pundak lalu dia mendatangi Ka’bah dimana kaum Quraisy sedang berada di halamannya, lalu ia melakukan thawaf sebanyak 7 kali dan mengerjakan shalat 2 rakaat di maqam Ibrahim.
Kemudian ia mendatangi perkumpulan mereka satu persatu dan berkata,” Barang siapa orang yang ibunya merelakan kematiannya, anaknya menjadi yatim dan istrinya menjadi janda, maka temuilah aku di belakang lembah itu”. Kesaksian tersebut menunjukan keberanian Umar bin Khaththab Radhiyallahu’Anhu.
Pada masa Abu Bakar menjabat sebagai khalifah, Umar merupakan salah satu penasehat kepalanya. Kemudian setelah meninggalnya Abu Bakar pada tahun 634, Umar ditunjuk menggantikannya.
Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat. Umar dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana, alih-alih mengadopsi gaya hidup dan penampilan para penguasa di zaman itu, ia tetap hidup sebagaimana saat para pemeluk Islam masih miskin dan dianiaya. Sebagai seorang khalifah ia juga sangat memerintah dengan sangat adil, dan memberlakukan rakyatnya dengan sangat baik.
Umar bin Khattab dibunuh oleh Abu Lukluk (Fairuz), seorang budak pada saat ia akan memimpin Subuh. Fairuz adalah salah seorang warga Persia yang masuk Islam setelah Persia ditaklukkan Umar. Pembunuhan ini konon dilatarbelakangi dendam pribadi Abu Lukluk (Fairuz) terhadap Umar. Fairuz merasa sakit hati atas kekalahan Persia, yang saat itu merupakan negara digdaya, oleh Umar. Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644 M. Setelah kematiannya jabatan khalifah dipegang oleh Usman bin Affan.

Nilai-nilai yang patut diteladani darinya
Ia adalah sosok yang terkenal cerdas dan paling keras wataknya dikalangan pemuda Quraisy, ia pandai membaca dan menulis. Ia tidak pernah absen mengikuti semua peperangan bersama Rasulllah Shallallahu ’Alaihi Wassalam.
Umar bin Khattab adalah orang yang sangat berani dan satu-satunya sahabat yang berhijrah ke Madinah secara terang-terangan. Ia menantang orang-orang musyrik Quraisy dengan berkata, ”Sesungguhnya aku berniat untuk hijrah, siapa yang ingin ibunya celaka atau anaknya menjadi yatim, maka besok temuilah aku dibelakang lembah ini.”  Akan tetapi, tidak ada seorangpun diantara mereka yang berani menemui Umar.
Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat. Umar dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana, alih-alih mengadopsi gaya hidup dan penampilan para penguasa di zaman itu, ia tetap hidup sebagaimana saat para pemeluk Islam masih miskin dan dianiaya. Sebagai seorang khalifah ia juga sangat memerintah dengan sangat adil, dan memberlakukan rakyatnya dengan sangat baik.
Ia adalah orang pertama yang mengumpulkan orang-orang dalam shalat tarawih, menyinari masjid-masjid di malam bulan ramadhan, dan lainnya. Ia juga ornag pertama yang dijuluki sebagai amirul mu’minin (pemimpin orang-orang beriman).
Umar adalah sosok pemimpin yang sangat mengasihi rakyatnya dan terkenal tegas kepada para pembantunya. Meski Umar orang yang berkarakter keras, tapi kalau mendengar bacaan Al-Qur’an ia sering jatuh pingsan, karena saking takutnya. Ia langsung jatuh pingsan ketika mendengar firman Allah,
#yt/ur Mçlm; šÆÏiB «!$# $tB öNs9 (#qçRqä3tƒ tbqç7Å¡tFøts ÇÍÐÈ  
 ”Dan jelaslah bagi mereka azab dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan.” (Az-Zumar:47)

2. Bilal bin Rabah Al Habasyi (wafat 20 H/641 M)

Namanya adalah Bilal bin Rabah, Muazin Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam, memiliki kisah menarik tentang sebuah perjuangan mempertahankan aqidah. Sebuah kisah yang tidak akan pernah membosankan, walaupun terus diulang-ulang sepanjang zaman. Kekuatan alurnya akan membuat setiap orang tetap penasaran untuk mendengarnya.
Bilal lahir di daerah as-Sarah sekitar 43 tahun sebelum hijrah. Ayahnya bernama Rabah, sedangkan ibunya bernama Hamamah, seorang budak wanita berkulit hitam yang tinggal di Mekah. Karena ibunya itu, sebagian orang memanggil Bilal dengan sebutan ibnus-Sauda’ (putra wanita hitam).
Bilal dibesarkan di kota Ummul Qura (Mekah) sebagai seorang budak milik keluarga bani Abduddar. Saat ayah mereka meinggal, Bilal diwariskan kepada Umayyah bin Khalaf, seorang tokoh penting kaum kafir.
Ketika Mekah diterangi cahaya agama baru dan Rasul yang agung Shalallahu ‘alaihi wasallam mulai mengumandangkan seruan kalimat tauhid, Bilal adalah termasuk orang-orang pertama yang memeluk Islam. Saat Bilal masuk Islam, di bumi ini hanya ada beberapa orang yang telah mendahuluinya memeluk agama baru itu, seperti Ummul Mu’minin Khadijah binti Khuwailid, Abu Bakar ash-Shiddiq, Ali bin Abu Thalib, ‘Ammar bin Yasir bersama ibunya, Sumayyah, Shuhaib ar-Rumi, dan al-Miqdad bin al-Aswad.
Bilal merasakan penganiayaan orang-orang musyrik yang lebih berat dari siapa pun. Berbagai macam kekerasan, siksaan, dan kekejaman mendera tubuhnya. Namun ia, sebagaimana kaum muslimin yang lemah lainnya, tetap sabar menghadapi ujian di jalan Allah itu dengan kesabaran yang jarang sanggup ditunjukkan oleh siapa pun.
Orang Quraisy yang paling banyak menyiksa Bilal adalah Umayyah bin Khalaf bersama para algojonya. Mereka menghantam punggung telanjang Bilal dengan cambuk, namun Bilal hanya berkata, “Ahad, Ahad … (Allah Maha Esa).” Mereka menindih dada telanjang Bilal dengan batu besar yang panas, Bilal pun hanya berkata, “Ahad, Ahad ….“ Mereka semakin meningkatkan penyiksaannya, namun Bilal tetap mengatakan, “Ahad, Ahad….”
Suatu ketika, Abu Bakar Rodhiallahu ‘anhu mengajukan penawaran kepada Umayyah bin Khalaf untuk membeli Bilal darinya. Umayyah menaikkan harga berlipat ganda. Ia mengira Abu Bakar tidak akan mau membayarnya. Tapi ternyata, Abu Bakar setuju, walaupun harus mengeluarkan sembilan uqiyah emas2.
Setelah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam mengizinkan sahabat-sahabatnya untuk hijrah ke Madinah, mereka segera berhijrah, termasuk Bilal Rodhiallahu ‘anhu. Setibanya di Madinah, Bilal tinggal satu rumah dengan Abu Bakar dan ‘Amir bin Fihr
Bilal tinggal di Madinah dengan tenang dan jauh dari jangkauan orang-orang Quraisy yang kerap menyiksanya. Kini, ia mencurahkan segenap perhatiannya untuk menyertai Nabi sekaligus kekasihnya, Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam. Bilal selalu mengikuti Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam ke mana pun beliau pergi. Selalu bersamanya saat shalat maupun ketika pergi untuk berjihad. Kebersamaannya dengan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam ibarat bayangan yang tidak pernah lepas dari pemiliknya.
Ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam selesai membangun Masjid Nabawi di Madinah dan menetapkan azan, maka Bilal ditunjuk sebagai orang pertama yang mengumandangkan azan (muazin) dalam sejarah Islam.
Bilal menjadi muazin tetap selama Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam hidup. Selama itu pula, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam sangat menyukai suara yang saat disiksa dengan siksaan yang begitu berat di masa lalu, ia melantunkan kata, “Ahad…, Ahad… (Allah Maha Esa).”
Sesaat setelah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam mengembuskan napas terakhir, waktu shalat tiba. Bilal berdiri untuk mengumandangkan azan, sementara jasad Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam masih terbungkus kain kafan dan belum dikebumikan. Saat Bilal sampai pada kalimat, “Asyhadu anna muhammadan rosuulullaahi (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah)”, tiba-tiba suaranya terhenti. Ia tidak sanggup mengangkat suaranya lagi. Kaum muslimin yang hadir di sana tak kuasa menahan tangis, maka meledaklah suara isak tangis yang membuat suasana semakin mengharu biru.
Sejak kepergian Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam, Bilal hanya sanggup mengumandangkan azan selama tiga hari. Setiap sampai kepada kalimat, “Asyhadu anna muhammadan rosuulullaahi (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah)”, ia langsung menangis tersedu-sedu. Begitu pula kaum muslimin yang mendengarnya, larut dalam tangisan pilu.
Karena itu, Bilal memohon kepada Abu Bakar, yang menggantikan posisi Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam sebagai pemimpin, agar diperkenankan tidak mengumandangkan azan lagi, karena tidak sanggup melakukannya.
Bilal adalah salah satu sahabat yang sangat kuat keimanannya, dan sabar dalam menghadapi segala ujian. Terutama saat menghadapi cobaan ketika ia menyatakan diri untuk masuk islam.


Nilai-nilai yang patut diteladani darinya
Bilal adalah salah satu sahabat yang sangat kuat keimanannya, dan sabar dalam menghadapi segala ujian. Terutama saat menghadapi cobaan ketika ia menyatakan diri untuk masuk islam.
Bilal merasakan penganiayaan orang-orang musyrik yang lebih berat dari siapa pun. Berbagai macam kekerasan, siksaan, dan kekejaman mendera tubuhnya. Namun ia, sebagaimana kaum muslimin yang lemah lainnya, tetap sabar menghadapi ujian di jalan Allah itu dengan kesabaran yang jarang sanggup ditunjukkan oleh siapa pun.
Orang Quraisy yang paling banyak menyiksa Bilal adalah Umayyah bin Khalaf bersama para algojonya. Mereka menghantam punggung telanjang Bilal dengan cambuk, namun Bilal hanya berkata, “Ahad, Ahad … (Allah Maha Esa).” Mereka menindih dada telanjang Bilal dengan batu besar yang panas, Bilal pun hanya berkata, “Ahad, Ahad ….“ Mereka semakin meningkatkan penyiksaannya, namun Bilal tetap mengatakan, “Ahad, Ahad….”
3. Ammar bin Yasir
Nama lengkapnya adalah, Ammar bin Yasir bin Amir Al-Kinani. Biasa di panggil Abu Yaghzan dan digelari At-Thayib Al-Muthayib (orang baik) lahir pada tahun 57 sebelum Hijriyah. Ia adalah salah satu di antara tujuh orang yang menampakkan keislamannya. Dan orang kafir sering menyiksanya karena keislamannya tersebut.
Ammar salah satu tokoh terkemuka, keimanannya kepada Allah dan Rasul-Nya sudah tidak di ragukan lagi. Keimanannya sangat kuat. Hingga Rasul pernag bersabda tentang Ammar ”Iman telah merasuk pada diri Ammar sampai ke tulang sumsumnya” (HR. Ibnu Nasa’i dan Ibnu Majah)
Umar bi Al-Khattab pernah mengangkatnya menjadi gubernur Kufah, meski menjabat sebagai gubernur Ammar malah semakin hidup zuhud dan rendah diri. Tercatat banyak orang yang meriwayatkan hadits dari Ammar, diantaranya Ali, ibnu Abbas, Abu Musa Al-Asy’ari, Sa’id bin Musayyab, Alqamah, dan lainnya. Ia meriwayatkan 62 hadits dari Nabi.
Ammar gugur dalam perang Shiffin sebagai syuhid, ketika ia bergabung bersama pasukan Ali bin Abi Thalib melawan pasukan Muawiyah bin Abi Sufyan.

Nilai-nilai yang patut diteladani darinya
Ammar salah satu tokoh terkemuka, keimanannya kepada Allah dan Rasul-Nya sudah tidak di ragukan lagi. Keimanannya sangat kuat. Hingga Rasul pernag bersabda tentang Ammar ”Iman telah merasuk pada diri Ammar sampai ke tulang sumsumnya” (HR. Ibnu Nasa’i dan Ibnu Majah).
Ia pernah disiksa oleh kaum Quraisy dengan kejam sehingga ia terkadang mencaci rasulullah, tapi ia berusaha menenangkannya dan hatinya tetap iman. Lalu turunlah firman Allah Subhanallahu wa ta’ala,
`tB txÿŸ2 «!$$Î/ .`ÏB Ï÷èt/ ÿ¾ÏmÏZ»yJƒÎ) žwÎ) ô`tB on̍ò2é& ¼çmç6ù=s%ur BûÈõyJôÜãB Ç`»yJƒM}$$Î/ `Å3»s9ur `¨B yyuŽŸ° ̍øÿä3ø9$$Î/ #Yô|¹ óOÎgøŠn=yèsù Ò=ŸÒxî šÆÏiB «!$# óOßgs9ur ëU#xtã ÒOŠÏàtã ÇÊÉÏÈ  
”Barang siapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman(dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman(dia tidak berdosa).” (An-Nahl: 106)   

















DAFTAR PUSTAKA

§          Bunyamin. 2007. Aqidah Dan Akhlak. Jakarta: Yudistira.
§     Ali Thanthawi. 2004. Aqidah Islam “Doktin dan Filosofi”. Solo: Era Intermedia.
§     Mursi, Muhammad Sa’id. 2007. Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   



[1] Syaikh Ali Thanthawi, Aqidah Islam “Doktin dan Filosofi”, Era Intermedia, Solo, 2004, hal. 16.
[2] Ibid, hal.147.
[3] Ibid.
[4] Ibid.
[5] Ibid, hal.148.
[6] Ibid, hal.150.
[7] Bunyamin,Akidah akhlak, Yudistira,Jakarta,2006.hal 117
[8] Ibid,hal 119
[9] Ibid,hal 118
[10] Ibid, hal 119-120

Tidak ada komentar:

Posting Komentar