HAL GHAIB
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ada
banyak hal yang tidak pernah dapat dilihat dan ditangkap oleh indera manusia,
tetapi harus diyakini keberadaannya, sebagaimana halnya meyakini sesuatu yang
benar-benar disaksikan dan dapat diraba oleh indera. Seperti halnya penulis
meyakini keberadaan India
dan Brazil,
walaupun penulis belum pernah berkunjung atau melihat negara tersebut.
Bila
masing-masing manusia melihat kepada diri sendiri, niscaya mengetahui bahwa ada
hal-hal yang keberadaannya harus diyakini walaupun belum melihatnya bahkan
lebih banyak daripada yang sudah pernah dilihat, baik itu berupa kerajaan, negara
dan berbagai peristiwa sejarah yang telah terjadi maupun yang sekarang sedang
terjadi.[1]
Contoh paling
dekat adalah ruh yang menyebabkan masing-masing dari makhluk ini hidup. Siapa
yang mengingkari adanya ruh? Tidak seorangpun. Siapa yang dapat mengetahui
substansi ruh? Juga tidak seorangpun. Alam yang dapat diketahui dan dapat
disaksikan oleh panca indra dinamakan alam syahadah
(alam nyata) atau biasa disebut dengan alam jasmani, sedangkan yang tidak
nampak oleh indera (alam metafisik)
dinamakan alam ghaib atau alam rohani.[2]
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan
makhluk ghaib?
2.
Apa saja dalil naqli tentang
alam jasmani dan rohani?
3.
Apa saja sifat dan perilaku
baik dari kehidupan sahabat Bilal bin Rabah dan Amar bin Yasir, serta sahabat
Umar bin Khattab?
4.
Nilai-nilai apa saja yang patut
diteladani dari ketiga sahabat tersebut?
C.
Tujuan Penulisan
- Menjelaskan pengertian tentang makhluk ghaib.
- Menunjukkan dalil dalil naqli tentang alam jasmani dan rohani.
- Menguraikan sifat dan perilaku baik dari kehidupan sahabat Bilal bin Rabah dan Amar bin Yasir, serta sahabat Umar bin Khattab
- Menjelaskan nilai-nilai apa saja yang patut diteladani dari ketiga sahabat tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Alam Jasmani Dan Alam
Rohani
1. Pengertian
Tentang alam
nyata, semua manusia mempercayai dan membenarkan kebenarannya, bahkan hewan
yang bisu saja dengan perasaannya dapat mengetahui keberadaannya. Jadi dalam
mempercayai masalah ini tidak ada yang lebih unggul daripada yang lain, karena
termasuk dalam ilmu dharuri.
Keunggulan hanya ada dalam kepercayaan yang gaib yaitu pada orang yang beriman
kepada apa yang tidak dapat ia lihat, namun ia membenarkan keberadaannya serta
bersandar kepada kebenaran mengenai hal itu.[3]
Inilah yang
menjadi keistimewaan orang-orang yang bertaqwa. Oleh karena itu Allah
menjadikan sifat pertama bagi orang-orang yang bertaqwa yang disebutkan di awal
QS. Al Baqarah bahwa mereka[4]
:
tûïÏ%©!$# tbqãZÏB÷sã Í=øtóø9$$Î/ tbqãKÉ)ãur no4qn=¢Á9$# $®ÿÊEur öNßg»uZø%yu tbqà)ÏÿZã ÇÌÈ
“ (yaitu) mereka yang
beriman] kepada yang ghaib”
2. Dalil-Dalil Tentang Hal Gaib
Dalil yang
menerangkan bahwasanya hal-hal ghaib (alam rohani) memang nyata keberadaannya
terdapat dalam QS. An Naml: 75
$tBur ô`ÏB 7pt7ͬ!%yñ Îû Ïä!$yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur wÎ) Îû 5=»tGÏ. AûüÎ7B ÇÐÎÈ
“Tiada sesuatupun yang ghaib di langit dan di bumi, melainkan
(terdapat) dalam Kitab yang nyata (Lauhul mahfuzh).”
Dalil yang
menerangkan bahwasanya hanya Allahlah yang mengetahui hal-hal ghaib terdapat
dalam QS. Al-An’am: 59
*¼çnyYÏãur ßxÏ?$xÿtB É=øtóø9$# w !$ygßJn=÷èt wÎ) uqèd 4
ÞOn=÷ètur $tB Îû Îhy9ø9$# Ìóst7ø9$#ur 4
$tBur äÝà)ó¡n@ `ÏB >ps%uur wÎ) $ygßJn=÷èt wur 7p¬6ym Îû ÏM»yJè=àß ÇÚöF{$# wur 5=ôÛu wur C§Î/$t wÎ) Îû 5=»tGÏ. &ûüÎ7B ÇÎÒÈ
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada
yang mengetahuinya kecuali dia sendiri, dan dia mengetahui apa yang di daratan
dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan dia
mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi,
dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam Kitab
yang nyata (Lauh Mahfudz)"
3. Cara Mempercayai Hal-hal Ghaib
Allah tidak
memberikan indera kepada manusia untuk dapat mengetahui hal-hal ghaib, karena
alam ini terdiri dari dua unsur, jasmani dan rohani, rasional dan irrasional,
nyata dan tidak nyata, terlihat dan tidak terlihat begitu seterusnya berlaku
untuk setiap hal. Tidak ada ketentuan
bahwasanya manusia sebagai makhluk yang dikaruniai akal hanya mempercayai yang
terlihat oleh kasat mata saja, karena “Laisa
kullu maujudun mar’iyyun”.
Dalam hal ini
ada beberapa cara Allah untuk memberitahukan hal-hal ghaib kepada manusia:
- Melalui ilham, mimpi atau jalan lainya yang tidak bisa direkayasa oleh manusia dan tidak dapat dihasilkan dengan cara ijtihad, lalu ia merasakan dan mengungkapkannya.
- Memperdengarkannya tanpa bisa diketahui siapa yang sebenarnya telah mengatakannya, sehingga hal itu sampai ke telinganya yang akhirnya ia dapat mengetahui.
- Allah mengutus salah seorang dari makhluk-Nya yaitu malaikat kepada salah seorang dari manusia yang dipilih oleh Allah yaitu Rasul untuk menerima risalah-Nya dan memerintahkannya agar menyampaikan risalah itu kepada manusia.[5] Sebagaimana dijelaskan dalam Qs. Asy-Syura:51
$tBur tb%x. A|³u;Ï9 br& çmyJÏk=s3ã ª!$# wÎ) $·ômur ÷rr& `ÏB Ç!#uur A>$pgÉo ÷rr& @Åöã Zwqßu zÓÇrqãsù ¾ÏmÏRøÎ*Î/ $tB âä!$t±o 4
¼çm¯RÎ) ;Í?tã ÒOÅ6ym ÇÎÊÈ
“Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah
berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir
atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan
seizin-Nya apa yang dia kehendaki. Sesungguhnya dia Maha Tinggi lagi Maha
Bijaksana.”
Hal-hal ghaib
yang diberitakan oleh syara’ wajib diimani dan yang mengingkarinya dinyatakan
kufur adalah malaikat dan jin, kitab-kitab dan para rasul, hari akhir dan
segala kejadian yang berupa hisab, kemudian pahala dan siksa, qada’ dan qadar
Allah, berita-berita di dalam Al-Qur’an mengenai penciptaan langit dan bumi,
penciptaan manusia dan segala hal yang diberitakan oleh Al-Qur’an.[6]
Macam-macam keghaiban alam, yaitu:
- Keghaiban yang tidak diketahui satu manusia tapi diketahui oleh manusia lain. Misalnya kisah Yusuf yang tidak diketahui oleh Nabi Muhammad namun diketahui oleh Yusuf dan saudara-saudaranya karena mereka sendiri yang mengalami peristiwa tersebut.
- Kegaiban yang tidak diketahui oleh manusia meskipun ada kemungkinan secara akal mereka dapat mengetahuinya. Seperti halnya peristiwa-peristiwa yang terjadi di bumi sebelum mereka dan berita-berita mengenai makhluk-makhluk yang pernah menghuninya.
- Keghaiban yang tidak mungkin dapat diketahui dengan indera, tidak dapat diketahui dengan akal, dan tidak dapat dimengerti hakikatnya dengan imajinasi. Contohnya sifat-sifat Allah dan segala makhluk-Nya yang dighaibkan dari manusia seperti para malaikat, jin, setan, keadaan hari kiamat, serta kejadian-kejadian sesudah hari kiamat.
4. Jin Dan Syetan Atau Iblis
Pengertian Jin
adalah makhluk ghaib yang diciptakan Allah SWT dari api yang tidak dapat
dilihat dengan panca indera manusia .Jin diperintahkan oleh Allah SWT untuk
menjalankan kewajiban, seperti manusia. Mereka ada yang mukmin dan ada pula
yang kafir.[7]
Keberadaan jin
sebagai makhluk ghaib wajib kita percayai, sebab dengan tegas Allah SWT telah
menciptakan makhluk tersebut sebagaimana firman-Nya dalam surat Ar-Rahman ayat 15. Jin ada yang ingkar
dan ada yang taat kepada Allah SWT seperti manusia. Jin yang ingkar selalu
mengajak manusia ke jalan yang sesat, sedangkan jin yang taat selalu mengajak
manusia untuk taat kepada Allah SWT. Pada hari kiamat nanti, makhluk jin juga diminta
pertanggung jawabannya sebagaimana manusia.
Pengertian
secara harfiah, iblis berarti makhluk yang habis harapan untuk memperoleh
rahmat Allah SWT. [8]Dalam
Al-Qur’an disebutkan bahwa iblis termasuk golongan jin, lalu ia durhaka
terhadap perintah Allah SWT. Iblis sangat sombong ketika Allah memerintahkan
untuk bersujud kepada Nabi Adam. Semua Malaikat menaati-Nya kecuali iblis
karena iblis menolak perintah Allah SWT, maka iblis diusir dari surga. Akan
tetapi ia minta kepada Allah agar diberi umur yang panjang dengan tujuan
akan menyesatkan manusia sampai hari
kiamat.
Adapun kata setan berasal dari bahasa arab, syatinu yang berarti sesat atau jauh. Maksudnya setan itu jauh dari kebaikan
atau sesat dari rahmat Allah. Syatinu
juga mempunyai arti masuk, karena setan suka masuk ke dalam jiwa manusia untuk
menyesatkan manusia agar mengikuti perbuatannya. Setan diciptakn dari api,
setan juga termasuk golongan jin. Iblis dan setan itu merupakan musuh bagi
manusia yang selalu menyesatkan dari kebenaran.
Adapun ayat–ayat Al-Qur’an yang menerangkan
tentang adanya jin, antara lain sebagai berikut:[9]
- Jin diciptakan dari api
¨b!$pgø:$#ur çm»uZø)n=yz `ÏB
ã@ö6s% `ÏB
Í$¯R ÏQqßJ¡¡9$# ÇËÐÈ
Artinya: Dan kami telah
menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.(QS Al Hijr:27)
- Jin diciptakan untuk beribadah
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur
wÎ)
Èbrßç7÷èuÏ9
ÇÎÏÈ
Artinya: Dan aku tidak
menciptakan jin dan manusia supaya mereka menyembah-Ku.(QS Az Zariat:56)
- Jin mendengarkan Al Qur’an
ö@è%
zÓÇrré& ¥n<Î) çm¯Rr& yìyJtGó$# ÖxÿtR
z`ÏiB Çd`Ågø:$#
(#þqä9$s)sù $¯RÎ) $oY÷èÏÿx
$ºR#uäöè%
$Y7pgx
ÇÊÈ
Artinya: Katakanlah (Hai
Muhammad), telah diwahyukan kepadaku bahwasannya sekumpulan jin mendengarkan
(Al-Qur’an), lalu mereka berkata, sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-Qur’an
yang menajubkan. (QS Al Jin:1)
- Ada jin kafir dan ada jin yang islam
$¯Rr&ur
$¨ZÏB tbqßJÎ=ó¡ßJø9$#
$¨ZÏBur
tbqäÜÅ¡»s)ø9$# ( ô`yJsù
zNn=ór& y7Í´¯»s9'ré'sù (#÷r§ptrB #Yx©u ÇÊÍÈ $¨Br&ur tbqäÜÅ¡»s)ø9$# (#qçR%s3sù zO¨YygyfÏ9 $Y7sÜym ÇÊÎÈ
Artinya: Dan sesungguhnya
diantara kami ada yang taat dan ada (pula) yang menyimpang dari kebenaran.
Barang siapa yang taat maka itu benar- benar telah memilih jalan yang lurus.
Adapun yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi kayu bakar dari
neraka jahanam.(QS Al Jin:14-15)
Adapun ayat-ayat Al-Qur’an yang menerangkan tentang
iblis dan setan antara lain sebagai berikut:[10]
- Iblis termasuk golongan jin
øÎ)ur $uZù=è% Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 (#rßßÚó$# tPyKy
(#ÿrßyf|¡sù HwÎ) }§Î=ö/Î)
tb%x. z`ÏB Çd`Éfø9$#
t,|¡xÿsù ô`tã ÌøBr& ÿ¾ÏmÎn/u 3
Artinya: Dan (Ingatlah) ketika
kami berfirman kepada para malaikat, sujudlah kamu kepada Adam, mak sujudlah
mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, lalu ia mendurhakai
perintah Tuhannya. (QS Al Kahfi:50)
- Iblis merasa lebih baik dari manusia
tA$s% $tB
y7yèuZtB wr& yàfó¡n@ øÎ) y7è?ósDr& ( tA$s% O$tRr& ×öyz çm÷ZÏiB ÓÍ_tFø)n=yz `ÏB
9$¯R ¼çmtGø)n=yzur `ÏB
&ûüÏÛ ÇÊËÈ
Artinya: Iblis berkata, saya
lebih baik dari padanya, engkau ciptakan saya dari api, sedangkan dia engkau
ciptakan dari tanah. (QS Al A’raf:12)
- Setan jin dan setan manusia
y7Ï9ºxx.ur $oYù=yèy_
Èe@ä3Ï9
@cÓÉ<tR
#xrßtã
tûüÏÜ»ux©
ħRM}$#
Çd`Éfø9$#ur
Artinya: Dan demikianlah kami
jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia
dan (dari jenis) jin. (QS Al An’am:112)
- Setan musuh manusia
(
¨bÎ)
z`»sÜø¤±9$# Ç`»|¡SM~Ï9 Arßtã
ÑúüÎ7B
ÇÎÈ
Artinya: Sesungguhnya setan
itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.(QS Yusuf:5)
B. Meneladani Sifat Dan Perilaku Kehidupan Sahabat
Umar bin Khattab, Bilal bin Rabbah, dan Ammar bin Yassir.
Nama lengkapnya adalah Umar bin Khaththab bin Nufail bin Abdul Izzy bin
Rabah bin Qirath bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Luay al-Quraisy al-‘Adawy.
Terkadang dipanggil dengan Abu Hafash dan digelari dengan al-Faruq (pembeda
antara yang haq dan yang bathil). Ibunya bernama Hantimah binti Hasyim bin
al-Muqhirah al-Makhzumiyah.
Umar masuk
Islam ketika para penganut Islam kurang lebih sekitar 40 (empat puluh) orang
terdiri dari laki-laki dan perempuan.
Keluarga Umar
tergolong keluarga kelas menengah, ia bisa membaca dan menulis yang pada masa
itu merupakan sesuatu yang jarang. Umar juga dikenal karena fisiknya yang kuat
dimana ia menjadi juara gulat di Mekkah. Ia juga
terkenal sebagai orang yang sangat keras dan menduduki posisi penting di
tengah-tengah kaum kafir quraisy. Akan tetapi di balik sifat kerasnya itu, ia memiliki hati yang sangat
lembut. Bahkan ia sering sekali menangis saat mendengar ayat-ayat Al-Qur’an di
lantunkan.
Sebelum Islam,
sebagaimana tradisi kaum jahiliyah mekkah saat itu, Umar mengubur putrinya
hidup-hidup. Sebagaimana yang
ia katakan sendiri, "Aku menangis ketika menggali kubur untuk putriku”
Ketika ajakan memeluk Islam dideklarasikan
oleh Nabi Muhammad SAW, Umar mengambil posisi untuk
membela agama tradisional kaum Quraish (menyembah berhala). Pada saat itu Umar adalah salah seorang yang
sangat keras dalam melawan pesan Islam dan sering melakukan penyiksaan terhadap
pemeluknya.
Dikatakan bahwa pada suatu saat, Umar
berketetapan untuk membunuh Muhammad SAW. Saat mencarinya, ia berpapasan dengan
seorang muslim (Nu'aim bin Abdullah) yang kemudian memberi tahu bahwa saudara
perempuannya juga telah memeluk Islam. Umar terkejut atas pemberitahuan itu dan
pulang ke rumahnya.
Di rumah Umar menjumpai bahwa saudaranya sedang membaca ayat-ayat Al Qur'an (surat Thoha), ia menjadi marah akan hal
tersebut dan memukul saudaranya. Ketika melihat saudaranya berdarah oleh
pukulannya ia menjadi iba, dan kemudian meminta agar bacaan tersebut dapat ia
lihat. Ia kemudian menjadi sangat terguncang oleh isi Al Qur'an tersebut dan
kemudian langsung memeluk Islam pada hari itu juga.
Lalu bertambahlah kejayaan Islam dan Kaum Muslimin dengan masuknya Umar bin
Khaththab, sebagaimana ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Ibnu Mas’ud,
seraya berkata,” Kejayaan kami bertambah sejak masuknya Umar.”.
Riwayat dari Ibnu ‘Asakir telah meriwayatkan dari Ali,
dia berkata,” Aku tidak mengetahui seorangpun yang hijrah dengan sembunyi
sembunyi kecuali Umar bi al-Khaththab melakukan dengan terang terangan”.
Dimana Umar seraya menyandang pedang dan busur anak panahnya di pundak lalu dia
mendatangi Ka’bah dimana kaum Quraisy sedang berada di halamannya, lalu ia
melakukan thawaf sebanyak 7 kali dan mengerjakan shalat 2 rakaat di maqam
Ibrahim.
Kemudian ia mendatangi perkumpulan mereka satu persatu dan berkata,” Barang siapa orang yang ibunya merelakan kematiannya,
anaknya menjadi yatim dan istrinya menjadi janda, maka temuilah aku di belakang
lembah itu”. Kesaksian tersebut menunjukan keberanian Umar bin
Khaththab Radhiyallahu’Anhu.
Pada masa Abu Bakar menjabat sebagai khalifah, Umar
merupakan salah satu penasehat kepalanya. Kemudian setelah meninggalnya Abu
Bakar pada tahun 634, Umar ditunjuk menggantikannya.
Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat.
Umar dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana, alih-alih mengadopsi gaya hidup
dan penampilan para penguasa di zaman itu, ia tetap hidup sebagaimana saat para
pemeluk Islam masih miskin dan dianiaya. Sebagai seorang khalifah ia juga
sangat memerintah dengan sangat adil, dan memberlakukan rakyatnya dengan sangat
baik.
Umar bin Khattab dibunuh oleh Abu Lukluk
(Fairuz), seorang budak pada saat ia akan memimpin Subuh. Fairuz adalah salah
seorang warga Persia yang masuk Islam setelah Persia ditaklukkan Umar. Pembunuhan ini
konon dilatarbelakangi dendam pribadi Abu Lukluk (Fairuz) terhadap Umar. Fairuz
merasa sakit hati atas kekalahan Persia, yang saat itu merupakan negara
digdaya, oleh Umar. Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu, 25 Dzulhijjah 23
H/644 M. Setelah kematiannya jabatan khalifah dipegang oleh Usman bin Affan.
Nilai-nilai yang patut diteladani darinya
Ia adalah sosok yang terkenal cerdas dan paling keras
wataknya dikalangan pemuda Quraisy, ia pandai membaca dan menulis. Ia tidak
pernah absen mengikuti semua peperangan bersama Rasulllah Shallallahu ’Alaihi Wassalam.
Umar bin Khattab adalah orang yang sangat berani dan
satu-satunya sahabat yang berhijrah ke Madinah secara terang-terangan. Ia
menantang orang-orang musyrik Quraisy dengan berkata, ”Sesungguhnya aku berniat untuk hijrah, siapa yang ingin ibunya celaka
atau anaknya menjadi yatim, maka besok temuilah aku dibelakang lembah ini.” Akan tetapi, tidak ada seorangpun diantara
mereka yang berani menemui Umar.
Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat.
Umar dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana, alih-alih mengadopsi gaya hidup
dan penampilan para penguasa di zaman itu, ia tetap hidup sebagaimana saat para
pemeluk Islam masih miskin dan dianiaya. Sebagai seorang khalifah ia juga
sangat memerintah dengan sangat adil, dan memberlakukan rakyatnya dengan sangat
baik.
Ia adalah orang pertama yang mengumpulkan orang-orang dalam shalat tarawih,
menyinari masjid-masjid di malam bulan ramadhan, dan lainnya. Ia juga ornag
pertama yang dijuluki sebagai amirul
mu’minin (pemimpin orang-orang beriman).
Umar adalah sosok pemimpin yang sangat mengasihi rakyatnya dan terkenal
tegas kepada para pembantunya. Meski Umar orang yang berkarakter keras, tapi
kalau mendengar bacaan Al-Qur’an ia sering jatuh pingsan, karena saking
takutnya. Ia langsung jatuh pingsan ketika mendengar firman Allah,
#yt/ur Mçlm; ÆÏiB «!$# $tB
öNs9
(#qçRqä3t
tbqç7Å¡tFøts
ÇÍÐÈ
”Dan jelaslah bagi mereka azab
dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan.” (Az-Zumar:47)
2. Bilal bin Rabah Al Habasyi (wafat 20 H/641 M)
Namanya adalah Bilal bin Rabah,
Muazin Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam, memiliki kisah menarik tentang
sebuah perjuangan mempertahankan aqidah. Sebuah kisah yang tidak akan pernah
membosankan, walaupun terus diulang-ulang sepanjang zaman. Kekuatan alurnya
akan membuat setiap orang tetap penasaran untuk mendengarnya.
Bilal lahir di daerah as-Sarah sekitar 43 tahun sebelum hijrah. Ayahnya bernama
Rabah, sedangkan ibunya bernama Hamamah, seorang budak wanita berkulit hitam
yang tinggal di Mekah. Karena ibunya itu, sebagian orang memanggil Bilal dengan
sebutan ibnus-Sauda’ (putra wanita hitam).
Bilal dibesarkan di kota
Ummul Qura (Mekah) sebagai seorang budak milik keluarga bani Abduddar. Saat
ayah mereka meinggal, Bilal diwariskan kepada Umayyah bin Khalaf, seorang tokoh
penting kaum kafir.
Ketika Mekah diterangi cahaya agama baru dan Rasul yang
agung Shalallahu ‘alaihi wasallam mulai mengumandangkan seruan kalimat tauhid,
Bilal adalah termasuk orang-orang pertama yang memeluk Islam. Saat Bilal masuk
Islam, di bumi ini hanya ada beberapa orang yang telah mendahuluinya memeluk
agama baru itu, seperti Ummul Mu’minin Khadijah binti Khuwailid, Abu Bakar
ash-Shiddiq, Ali bin Abu Thalib, ‘Ammar bin Yasir bersama ibunya, Sumayyah,
Shuhaib ar-Rumi, dan al-Miqdad bin al-Aswad.
Bilal merasakan penganiayaan orang-orang musyrik yang lebih
berat dari siapa pun. Berbagai macam kekerasan, siksaan, dan kekejaman mendera
tubuhnya. Namun ia, sebagaimana kaum muslimin yang lemah lainnya, tetap sabar
menghadapi ujian di jalan Allah itu dengan kesabaran yang jarang sanggup
ditunjukkan oleh siapa pun.
Orang Quraisy yang paling banyak menyiksa Bilal adalah
Umayyah bin Khalaf bersama para algojonya. Mereka menghantam punggung telanjang
Bilal dengan cambuk, namun Bilal hanya berkata, “Ahad, Ahad … (Allah Maha
Esa).” Mereka menindih dada telanjang Bilal dengan batu besar yang panas, Bilal
pun hanya berkata, “Ahad, Ahad ….“ Mereka semakin meningkatkan penyiksaannya, namun Bilal
tetap mengatakan, “Ahad, Ahad….”
Suatu ketika, Abu Bakar Rodhiallahu ‘anhu mengajukan
penawaran kepada Umayyah bin Khalaf untuk membeli Bilal darinya. Umayyah
menaikkan harga berlipat ganda. Ia mengira Abu Bakar tidak akan mau
membayarnya. Tapi ternyata, Abu Bakar setuju, walaupun harus mengeluarkan
sembilan uqiyah emas2.
Setelah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam
mengizinkan sahabat-sahabatnya untuk hijrah ke Madinah, mereka segera
berhijrah, termasuk Bilal Rodhiallahu ‘anhu. Setibanya di Madinah, Bilal tinggal satu rumah dengan Abu
Bakar dan ‘Amir bin Fihr
Bilal tinggal di Madinah dengan tenang dan
jauh dari jangkauan orang-orang Quraisy yang kerap menyiksanya. Kini, ia
mencurahkan segenap perhatiannya untuk menyertai Nabi sekaligus kekasihnya,
Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam. Bilal selalu mengikuti Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wasallam ke mana pun beliau pergi. Selalu bersamanya saat
shalat maupun ketika pergi untuk berjihad. Kebersamaannya dengan Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wasallam ibarat bayangan yang tidak pernah lepas dari
pemiliknya.
Ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam selesai membangun
Masjid Nabawi di Madinah dan menetapkan azan, maka Bilal ditunjuk sebagai orang
pertama yang mengumandangkan azan (muazin) dalam sejarah Islam.
Bilal menjadi muazin tetap selama
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam hidup. Selama itu pula, Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wasallam sangat menyukai suara yang saat disiksa dengan
siksaan yang begitu berat di masa lalu, ia melantunkan kata, “Ahad…, Ahad… (Allah Maha Esa).”
Sesaat setelah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi
wasallam mengembuskan napas terakhir, waktu shalat tiba. Bilal berdiri untuk
mengumandangkan azan, sementara jasad Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam
masih terbungkus kain kafan dan belum dikebumikan. Saat Bilal sampai pada
kalimat, “Asyhadu anna muhammadan rosuulullaahi (Aku bersaksi bahwa Muhammad
adalah utusan Allah)”, tiba-tiba suaranya terhenti. Ia tidak sanggup mengangkat
suaranya lagi. Kaum muslimin yang hadir di sana tak kuasa menahan tangis, maka
meledaklah suara isak tangis yang membuat suasana semakin mengharu biru.
Sejak kepergian Rasulullah Sholallahu ‘alaihi
wasallam, Bilal hanya sanggup mengumandangkan azan selama tiga hari. Setiap
sampai kepada kalimat, “Asyhadu anna
muhammadan rosuulullaahi (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan
Allah)”, ia langsung menangis tersedu-sedu. Begitu pula kaum muslimin yang
mendengarnya, larut dalam tangisan pilu.
Karena itu, Bilal memohon kepada Abu Bakar, yang
menggantikan posisi Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam sebagai pemimpin,
agar diperkenankan tidak mengumandangkan azan lagi, karena tidak sanggup
melakukannya.
Bilal adalah salah satu sahabat yang sangat kuat
keimanannya, dan sabar dalam menghadapi segala ujian. Terutama saat menghadapi
cobaan ketika ia menyatakan diri untuk masuk islam.
Nilai-nilai yang patut diteladani darinya
Bilal adalah salah satu sahabat yang sangat kuat
keimanannya, dan sabar dalam menghadapi segala ujian. Terutama saat menghadapi
cobaan ketika ia menyatakan diri untuk masuk islam.
Bilal merasakan penganiayaan orang-orang musyrik yang lebih
berat dari siapa pun. Berbagai macam kekerasan, siksaan, dan kekejaman mendera
tubuhnya. Namun ia, sebagaimana kaum muslimin yang lemah lainnya, tetap sabar
menghadapi ujian di jalan Allah itu dengan kesabaran yang jarang sanggup
ditunjukkan oleh siapa pun.
Orang Quraisy yang paling banyak menyiksa Bilal adalah
Umayyah bin Khalaf bersama para algojonya. Mereka menghantam punggung telanjang
Bilal dengan cambuk, namun Bilal hanya berkata, “Ahad, Ahad … (Allah Maha
Esa).” Mereka menindih dada telanjang Bilal dengan batu besar yang panas, Bilal
pun hanya berkata, “Ahad, Ahad ….“ Mereka semakin meningkatkan penyiksaannya, namun Bilal
tetap mengatakan, “Ahad, Ahad….”
3. Ammar bin Yasir
Nama lengkapnya adalah, Ammar bin Yasir bin
Amir Al-Kinani. Biasa di panggil Abu Yaghzan dan digelari At-Thayib Al-Muthayib
(orang baik) lahir pada tahun 57 sebelum Hijriyah. Ia adalah salah satu di
antara tujuh orang yang menampakkan keislamannya. Dan orang kafir sering
menyiksanya karena keislamannya tersebut.
Ammar salah satu tokoh terkemuka,
keimanannya kepada Allah dan Rasul-Nya sudah tidak di ragukan lagi. Keimanannya
sangat kuat. Hingga Rasul pernag bersabda tentang Ammar ”Iman telah merasuk
pada diri Ammar sampai ke tulang sumsumnya” (HR. Ibnu Nasa’i dan Ibnu Majah)
Umar bi Al-Khattab pernah mengangkatnya menjadi gubernur
Kufah, meski menjabat sebagai gubernur Ammar malah semakin hidup zuhud dan
rendah diri. Tercatat banyak orang yang meriwayatkan hadits dari Ammar,
diantaranya Ali, ibnu Abbas, Abu Musa Al-Asy’ari, Sa’id bin Musayyab, Alqamah,
dan lainnya. Ia meriwayatkan 62 hadits dari Nabi.
Ammar gugur dalam perang Shiffin sebagai syuhid, ketika
ia bergabung bersama pasukan Ali bin Abi Thalib melawan pasukan Muawiyah bin
Abi Sufyan.
Nilai-nilai yang patut diteladani darinya
Ammar salah satu tokoh terkemuka,
keimanannya kepada Allah dan Rasul-Nya sudah tidak di ragukan lagi. Keimanannya
sangat kuat. Hingga Rasul pernag bersabda tentang Ammar ”Iman telah merasuk pada
diri Ammar sampai ke tulang sumsumnya” (HR. Ibnu Nasa’i dan Ibnu Majah).
Ia pernah disiksa oleh kaum Quraisy dengan kejam sehingga
ia terkadang mencaci rasulullah, tapi ia berusaha menenangkannya dan hatinya
tetap iman. Lalu turunlah firman Allah Subhanallahu wa ta’ala,
`tB
txÿ2 «!$$Î/
.`ÏB
Ï÷èt/ ÿ¾ÏmÏZ»yJÎ)
wÎ)
ô`tB
onÌò2é& ¼çmç6ù=s%ur BûÈõyJôÜãB Ç`»yJM}$$Î/
`Å3»s9ur `¨B
yyu° Ìøÿä3ø9$$Î/
#Yô|¹
óOÎgøn=yèsù Ò=Òxî
ÆÏiB «!$# óOßgs9ur ëU#xtã ÒOÏàtã ÇÊÉÏÈ
”Barang siapa yang kafir kepada Allah sesudah dia
beriman(dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal
hatinya tetap tenang dalam beriman(dia tidak berdosa).” (An-Nahl: 106)
DAFTAR PUSTAKA
§
Bunyamin.
2007. Aqidah Dan Akhlak. Jakarta: Yudistira.
§ Ali Thanthawi. 2004. Aqidah Islam “Doktin dan Filosofi”. Solo: Era Intermedia.
§ Mursi, Muhammad Sa’id. 2007. Tokoh-tokoh
Besar Islam Sepanjang Sejarah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar