PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pengertian tumbuh berbeda
dengan pengertian berkembang seringkali orang mempersepsikan keduanya dengan
pengertian yang sama. Pertumbuhan
dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada material sesuatu yang ada sebagai
akibat dari adanya pengaruh lingkungan.perubahan kuantitatif ini dapat berupa
pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi
besar, dari sedikit menjadi banyak dan sebagainya. Tetapi hal ini sebenarnya
tidak berarti bahwa pertumbuhan ini itu hanya berlaku pada hal-hal yang
bersifat kuantitatif, karena tidak semuanya material itu bersifat kuantitatif
Perkembangan merupakan suatu perubahan. Perubahan ini
tidak bersifat kuantitatif melainkan kualitatif. perkembangan tidak ditekankan
pada segi material melainkan pada segi fungsional, dari uraian ini dapat
diartikan bahwa perkembangan adalah perubahan kualitatif dari fungsi-fungsi, dimana
perubahan fungsi-fungsi disini disebabkan oleh adanya proses pertumbuhan
material yang memungkinkan adanya fungsi itu dan disamping itu disebabkan
karena perubahan tingkah laku hasil belajar. Dengan demikian kita boleh
merumuskan pengertian perkembangan sebagai perubahan kualitatif dari setiap
fungsi kepribadian akibat dari pertumbuhan dan belajar.
B. Rumusan Permasalahan
- Apa pengertian pertumbuhan dan perkembangan?
- Apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan?
- Bagaimana fase-fase perkembangan Individu ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan dapat diartikan
sebagai perubahan kuantitatif pada material sesuatu sebagai akibat dari adanya
pengaruh lingkungan. Perubahan kuantatif ini dapat berupa pembesaran atau
pertambahan dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi besar, dari sedikit
menjadi banyak dan sebagainya. Tetapi hal ini sebenarnya tidak berarti bahwa
pertumbuhan ini itu hanya berlaku pada hal-hal yang bersifat kuantitatif,
karena tidak semuanya material itu kuantitatif. Material dapat terdiri dari
bahan-bahan kuantitatif seperti atom, sel, kromosom, molekul dan lain-lain. Material
dapat pula terdiri dari kualitatif seperti kesan, keinginan, ide, gagasan nilai
dan lain sebagainya. Jadi material itu dapat terdiri dari kualita ataupun
kuantita. Kenyataan inilah yang yang barangkali membuat orang mengalami
kesulitan dalam membedakan antara pertumbuhan dan perkembangan. Salah satu
kelengahan orang adalah menyebut pertumbuhan material kualitatif sebagai
perkembangan.[1]
Dari uraian diatas
dapat kita rumuskan arti pertumbuhan pribadi sebagai perubahan kuantitatif pada
material pribadi sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Material
pribadi seperti seperti : sel, kromosom, butir darah, rambut, lemak tulang,
tidak dapat dikatakan berkembang melainkan tumbuh. Begitu juga material pribadi
seperti ; kesan, keinginan, ide,
pengetahuan, nilai selama tidak dihubungkan dengan fungsinya tidak dapat
dikatakan berkembang, melainkan tumbuh.
Peristiwa
pertumbuhan pribadi manusia bertolak dari peristiwa awal hereditas. Manusia
terbentuk dari material yang lemah. Material yang dimaksudkan adalah material
genetik. Pertumbuhan genetik manusia tidak jauh berbeda dengan pertumbuhan
genetik hewan, karena keduanya merupakan organisme, setiap organisme tumbuh
dari keadaan sederhana dengan satu sel tunggal menjadi banyak sel dan membentuk
organisme yang bersusunan sangat kompleks. Pertumbuhan pada masing-masing
individu dalam segi proses terdapat hal umum yang sama, tetapi dalam hal-hal
yang khusus belum tentu sama.
1.
Hukum-hukum pertumbuhan
- Pertumbuhan adalah kuantitatif serta kualitatif.
Pertumbuhan mencakup dua
aspek perubahan, yaitu perubahan kuantitatif dan perubahan kualitatif.
Perubahan kuantitatif mencakup " devision" dan perbanyakan kromosom,
sel-sel, penambahan jumlah seperti gigi, rambut pembesaran material jasmaniah.
Hal yang demikian yang dinamakan sebagai "tumbuh". Disamping itu ada
perubahan kualitatif yang mencakup penyempurnaan struktur fisiologis' penyiapan
fungsi-fungsi pada setiap bagian tubuh dan sebagainya, dan kejadian semacam itu
yang di sebut " bertumbuh".[2]
Antara tumbuh dan bertumbuh terdapat perbedaan peristiwa namun
keduanya terjadi secara sambung menyambung dan saling menunjang. Dengan
demikian dalam pertumbuhan terjadi dua proses yang hampir bersamaan, yaitu
proses pertumbuhan sendiri dan proses pematangan. Pertumbuhan dapat diamati
misal dengan adanya penambahan besar tubuh, sedang pematangan dapat ditandai
dengan adanya perubahan struktur tubuh beserta fungsi-fungsinya.
- Pertumbuhan Merupakan Suatu Proses Yang Berkesinambungan Dan Teratur
Pertumbuhan merupakan
peristiwa yang berkesinambungan, mulai dari keadaan sederhana sampai pada
keadaan yang kompleks. Dimana manusia tumbuh terus menerus melalui
urutan-urutan yang teratur di dalam organismenya, misal pertumbuhan bayi yang
awalnya lemah kemudian tumbuh menjadi orang yang kuat yang terjadi secara
berkesinambungan dan berurutan. Sehingga hal itu menunjukkan bahwa pertumbuhan
merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan teratur dan tentu saja
pertumbuhan perlu dibantu dengan kegiatan latihan atau belajar.
- Tempo Pertumbuhan Tidak Sama
Urutan pertumbuhan tidak
bergerak dalam waktu yang konstan, disamping itu indikator-indikator kematangan
tidak muncul dalam saat-saat yang teratur, adakalanya pertumbuhan berlangsung
dengan cepat namun adakalanya pertumbuhan berlangsung lambat.
- Taraf perkembangan berbagai aspek petumbuhan berbeda-beda.
Tidak semua aspek
pertumbuhan seperti fungsi jasmani, bahasa dan kapasitas intelektual berkembang
dengan taraf yang sama dalam waktu yang sama.
- Kecepatan Serta Pola Pertumbuhan Dapat Dimodifikasi Oleh Kondisi-Kondisi Dari Dalam Maupun Dari Luar.
Meskipun dorongan untuk
tumbuh adalah kuat dan meskipun pola-pola pertumbuhan adalah sudah tertentu
pada semua pihak, namun kecepatan dan pola pertumbuhan dapat berubah tergantung
kepada lingkungan yang menunjang kebutuhan dasar individu. Kondisi internal
seperti gizi, aktivitas, istirahat tekanan kejiwaan, dan lain sebagainya sangat
menentukan kecepatan pertumbuhan serta keterlibatan potensi-potensi pertumbuhan
pada individu.
Lingkungan dimana individu
hidup sangat mempengaruhi kecepatan dan keterlibatan potensi-potensi
pertumbuhan pada individu. Apabila kondisi lingkungan eksternal adalah positif,
maka pertumbuhan akan lebih cepat dan keterlibatan potensi-potensi pertumbuhan
akan semakin luas.
- Masing-Masing Individu Tumbuh Dengan Caranya Sendiri
Tidak semua individu
mengalami pertumbuhan dengan cara yang sama, ini terbukti, bahwa beberapa ada
yang tinggi, beberapa yang lain pendek, ada yang gemuk ada pula yang kurus dan
sebagainya.
Keunikan pertumbuhan pada
asing-masing individu antara lain disebabkan
1.
perbadaan kondisi lingkungan
internal
2.
perbedaan kondisi lingkungan
eksternal
3.
perbedaan materi hereditas
4.
perbedaan aktifitas
5.
perbedaan kondisi fisiologis
seperti cacat fisik
6.
perbedaan usia
7.
perbedaan jenis kelamin dan
8.
perbedaan hasil belajar
- Pertumbuhan Adalah Kompleks Dan Semua Aspeknya Saling Berhubungan
Banyak kegagalan yang
dialami oleh para ahli dalam menemukan hubungan timbal balik dalam pertumbuhan individu
yang disebabkan karena pertumbuhan sendiri merupakan suatu proses yang
kompleks, sedangkan bebagai aspek yang menunjang pertumbuhan itu saling
berhubungan. Kita tidak mungkin mengenal anak secara fisik tanpa dibarengi dengan
pengenalan tentang apa yang difikir dan dirasakan oleh anak.
2.
Aspek-Aspek Yang Mempengaruhi
Pertumbuhan
Pertumbuhan yang
menyangkut perubahan material dan struktur fisiologis, sangat dipengaruhi oleh
aspek-aspek tertentu yang mana aspek-aspek tersebut saling berhubungan.
Adapun aspek-aspek yang mempengaruhi pertumbuhan meliputi:[3]
- Anak Sebagai Keseluruhan
Anak sebagai keseluruhan
tumbuh oleh kondisi dan interaksi Dari setiap aspek kepribadian yang ia miliki.
Intelek anak berhubungan dengan kesehatan jasmaninya, dimana kesehatan jasmaninya
juga dipengaruhi oleh emosi-emosinya, sedangkan emosi-emosinya dipengaruhi dan
seterusnya, yang intinya pertumbuhan anak, baik fisik, intelektual, maupun
sosial sangat ditentukan oleh latar belakang keluarganya, latar belakang
pribadinya dan aktivitas sehari-hari.
- Umur Mental Anak Mempengaruhi Pertumbuhannya
Umur mental akan
mempengaruhi kapasitas mentalnya, dimana kapasitas mental anak menentukan
prestasi belajarnya, hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang erat
antara prestasi belajar dan pertumbuhan atau tingkat kematangan anak.
- Permasalahan Tingkah Laku Berhubungan Dengan Pola-Pola Pertumbuhan
Pertumbuhan menimbulkan
situasi-situasi tertentu yang menimbulkan problem-problem tingkah laku.
Anak-anak dengan berbagai tingkatan pertumbuhannya sering menimbulkan
problem-problem kususnya nantinya dalam proses pengajaran.
- Penyesuaian pribadi dan social mencerminkan dinamika pertumbuhan.
Peristiwa-peristiwa yang
terjadi pada anak akibat pertumbuhan dan setelah dihadapkan dengan tantangan kultural
masyarakat terutama harapan-harapan orang tua, guru-guru dan teman sebayanya
tercermin didalam penyesuainnya didalam kehidupan sosialnya.
B.
Pengertian Perkembangan
Perkembangan merupakan suatu perubahan dan perubahan
ini tidak bersifat kuantitatif melainkan kualitatif. Perkembangan tidak
ditekankan pada segi material melainkan pada segi fungsional, dari uraian ini
dapat diartikan bahwa perkembangan adalah perubahan kualitatif dari
fungsi-fungsi. Perubahan fungsi-fungsi disini adalah disebabkan oleh adanya
proses pertumbuhan material yang memungkinkan adanya fungsi itu dan disamping
itu disebabkan karena perubahan tingkah laku hasil belajar. Dengan demikian
kita boleh merumuskan pengertian perkembangan pribadi sebagai perubahan
kualitatif dari setiap fungsi kepribadian akibat dari pertumbuhan dan belajar.
Fungsi-fungsi kepribadian manusia berhubungan dengan
aspek jasmaniah dan aspek kejiwaan. Fungsi-fungsi kepribadian yang jasmaniah
misalnya:
- Fungsi motorik pada bagian-bagian tubuh
- Fungsi sensoris pada alat-alat indra
- Fungsi neurotik pada sistem syaraf.
- Fungsi Seksual pada bagian tubuh-tubuh yang erotis.
- Fungsi Pernafasan pada alat pernafasan
- Fungsi Peredaran darah pada jantung
- Fungsi Pencernaan makanan pada alat pencernaan.
Sedang fungsi-fungsi kepribadian yang bersifat kejiwaan:
- Fungsi perhatian
- Fungsi pengamatan
- Fungsi tanggapan
- Fungsi ingatan
- Fungsi fantasi
- Fungsi pikiran
- Fungsi perasaan
- Fungsi kemampuan.
Setiap fungsi yang disebutkan diatas baik yang
jasmaniah maupun yang kejiwaan dapat mengalami perubahan yang tidak secara
kuantitatif melainkan lebih bersifat kualitatif.
1.
Prinsip Perkembangan
Ciri perkembangan
menunjukkan gejala yang relatif teratur sehingga terjadinya pola perkembangan
sistematik, atas dasar hal tersebut para ahli merumuskan dalam bentuk
prinsip-prinsip perkembangan antara lain:[4]
- Perkembangan merupakan fungsi jasmaniah dan kejiwaan yang berlangsung dalam proses satu kesatuan yang menyeluruh.
- Setiap individu mempunyai kecepatan perkembangan.
- Perkembangan seseorang, baik secara keseluruhan maupun setiap aspek tidak konstan melainkan berirama.
- Proses perkembangan berlangsung secara berkesinambungan.
- Antara aspek perkembangan yang satu dengan aspek perkembangan yang lain saling berkaitan secara signifikan.
- Perkembangan berlangsung dari pola yang bersifat umum ke khusus.
- Perkembangan dipengaruhi hereditas dan lingkungan.
- Memiliki fungsi kepribadian yang bersifat jasmaniah
2.
Hukum Perkembangan
Hukum perkembangan dalam kepribadian dalam perkembangan meliputi:
a.
Perkembangan bersifat kualitatif.
b.
Perkembangan sangat dipengaruhi
oleh proses dari hasil belajar.
c.
Usia ikut mempengaruhi
perkembangan.
d.
Masing-masing individu
mempunyai tempo perkembangan yang berbeda beda.
e.
Dalam keseluruhan periode
perkembangan.
f.
Setiap spesies perkembangan
individu mengikuti pola umum yang sama.
g.
Perkembangan dipengaruhi
lingkungan pendidikan, untuk itu harus melakukan usah-usaha seperti menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif, memotivasi kegiatan anak untuk belajar dan
membimbing perkembangan anak kearah perkembangan yang optimal..
3.
Faktor – Faktor Yang
mempengaruhi Perkembangan
Dalam
mempelajari perkembangan manusia diperlukan adanya perhatian khusus seperti;[5]
- Proses pematangan, khususnya pematangan kognitif
- Proses belajar
- Pembawaan atau bakat
Adapun mengenai faktor – faktor yanga mempengaruhi
perkembangan siswa para ahli berbeda pendapat. Untuk lebih jelasnya, berikut
ini penyusun paparkan aliran-aliran yang berhubungan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan siswa yaitu;
- Aliran Nativisme
Nativisme (Nativisme)
adalah sebuah doktrin filosofis yang berpengaruh besar tehadap pemikir
psikologis. Tokoh utama aliran ini bernama Arthur Schopenhuer (1788-1860)
seorang filosof Jeman. Penganut aliran ini berkeyakinan bahwa perkembangan
menusia itu ditentukan oleh pembawaannya sedangkan pengalaman dan pendidikan
tidak berpengaruh apa-apa. Sebagai contoh, jika sepasang orang tua ahli musik,
maka anak-anak yang mereka lahirkan akan menjadi pemusik pula. Harimau hanya
akan melahirkan harimau tak akan melahirkan domba, pembawaan dan bakat orang
tua selalu berpengaruh mutlak terhadap perkembangan kehidupan anak–anaknya.
Diantara ahli yang dipandang sebagai natives adalah Noam A. Chonsky seorang
ahli linguistik yang sangat terkenal menganggap bahwa perkembangan penguasaan
bahasa pada manusia tidak dapat dijelaskan semata – mata oleh proses belajar,
tetapi juga yang lebih penting oleh adanya ”Biological Predisposition”
(kecenderungan biologis) yang dibawa sejak lahir.
- Aliran Empirisisme
Aliran empirisme (Empiricism)
dengan tokoh utama John Lock (1632 - 1704). Doktrin aliran ini yang
sangat popular adalah “Tabula Rasa” sebuah istilah bahasa latin yang
berarti batu tulis kosong atau lembaran kosong (blank Slate atau Blank
Tablet). Doktrin ini menekankan arti penting pengalaman, lingkungan, dan
pendidikan dalam arti perkembangan mnausia itu, semata – mata tergantung pada
pengalaman pendidikannya, sedangkan bakat pembawaan sejak lahir di anggap tidak
ada pengaruhnya, Dalam hal ini, para penganut empirisisme menganggap bahwa
setiap anak lahir seperti tabula rasa, dalam keadaan kosong, tidak punya
kemampuan dan bakat apa-apa.
- Aliran Konvergensi
Aliran Konvergensi (Convergence)
marupakan gabungan antara aliran empirisme dan aliran Nativisme. Aliran ini, menggabungkan
arti penting hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor yang
berpengaruh dalam perkembangan manusia. Tokoh utama aliran ini, adalah Louis
Wiliam Stern (1871 - 1938) Seorang filosof
dan psikolog jerman. Dalam menetapkan faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia
dan para ahli yang mengikutinya tidak hanya berpegang pada lingkungan atau
pengalaman, juga tidak berpegang pada pembawaan saja, tetapi berpegang pada
kedua faktor yang sama pentingnya itu. Faktor pembawaan tidak berarti apa-apa
jika tanpa factor pengalaman. Demikian pula sebaliknya, faktor pengalaman tanpa
faktor pengalaman tidak mampu mengembangkan manusia yang sesuai dengan harapan.
Berdasarkan uraian mengenai
aliran-aliran doktrin filosofis yang berhubungan dengan proses
perkembangan diatas, penyusun berkesimpulan bahwa faktor yang mempengaruhi
tinggi rendahnya hasil perkembangan siswa pada dasarnya terdiri atas dua macam:
1)
Faktor Intern
Faktor yang ada dalam diri
siswa itu sendiri yang meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang
turut mengembangkan dirinya sendiri.
2)
Faktor Eksternal
Hal–hal yang datang atau ada
di luar diri siswa yang meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan
pengalaman interaksi siswa tersebut dengan lingkungannya.
C.
Fase-fase perkembangan
manusia
Fase-fase perkembangan meliputi:[6]
1.
Perkembangan Fase Bayi dan
Kanak – kanak
Masa
Bayi (Infancy atau Baby Hood) berlangsung sejak seorang individu manusia
dilahirkan dari rahim ibunya sampia berusia sekitar 1 tahun. Sedangkan masa
kanak-kanak (Early child hood) adalah masa perkembangan berikutnya yakni
dari usia antara 5 atau 6 tahun. Perkembangan biologis pada masa ini berjalan
pesat, akan tetapi secara sosiologis ia masih terikat oleh lingkungan
keluarganya. Oleh karena itu, fungsionalisasi lingkungan keluarga pada fase ini
penting sekali untuk mempersiapkan anak terjun kedalam lingkungan yang lebih
luas terutama lingkungan sekolah.
a.
Perkembangan fase anak – anak
Masa anak – anak (Late
child hood) berlangsung antara usia 6-12 tahun dengan ciri -ciri sebagai
berikut:
1)
Memiliki dorongan untuk keluar
dari rumah dan memasuki kelompok sebaya (Peer Grop)
2)
Keadaan fisik yang memungkinkan
anak memasuki dunia permainan dan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan
jasmani
3)
Memiliki dorongan mental untuk
memasuki dunia konsep, logika, simbol, dan komunikasi yang luas
b.
Perkembangan Fase Remaja
Masa Remaja (Adoles cance)
menurut ahli psikologi terdiri atas sub-sub perkembangan sebagai berikut
1) Sub Perkembangan Prepuber selama kurang lebih 2 tahun selama
masa puber
2) Sub Perkembangan Puber selama 3,5 sampai 3 setengah tahun
3) Sub perkembangan Post puber, yakni saat perkembangan biologis
sudah lambat tetapi masih terus berlangsung pada bagian-bagian organ tertentu.
Proses perkembangan pada
masa ini, lazimnya berlangsung kurang lebih selama 11 tahun,mulai usia 12 – 21
pada wanita dan 13 – 22 tahun pada pria. Perkembangan pada masa ini terkenal
penuh dengan persoalan dan kesukaran. Hal ini di karenakan pada fase ini,
individu berada di persimpangan jalan antara anak – anak dan dewasa. Dengan
demikian dapat di pastikan sesuatu yang berada pada masa transisi hampir pasti menimbulkan gejolak, benturan
dan goncangan yang kadang – kadang dapat mengakibatkan sangat buruk dan fatal.
c.
Perkembangan Dewasa
Masa dewasa awal (Early
adulthood) merupakan fase perkembangan saat seseorang mulai masa dewasa, yakni
usia 21 – 40 tahun. Sebelum memasuki masa ini, seseorang terlebih dahulu
memasuki masa ambang dewasa (late adolescance) atau masa masa remaja
akhir yang lazimnya berlangsung 21 atau 22 tahun. Namun, menurut pengamat para
ahli, pada masa post puber proses perkembangan organ–organ jasmaniah
tertentu, terus berlangsung meskipun sangat lamban hingga 24 tahun.
d.
Perkembangan Setengah Baya
Masa setengah baya (middle
age) merupakan masa yang berlangsung antara 40 sampai 60 tahun. Pada
kalangan tertentu, pada pria dan wanita yang sudah pada usia 40 tahun ke atas
sering dijuluki sebagai orang yang sedang mengalami masa pubertas kedua.Dikalangan
kaum wanita biasanya tampak gejala depresi, cepat tersinggung, cemas dan
khawatir kehilangan kasih sayang anak-anaknya yang sudah mulai beranjak dewasa.
Selain itu, wanita setengah baya juga acap kali merasa cemas akan kehilangan
suami karena monopous yang pada umumnya diiringi timbulnya tanda – tanda
garis ketuaan pada bagian tertentu pada tubuhnya.
e.
Perkembangan Fase setelah Tua
Masa Tua (old age) fase
terahir kehidupan manusia. Masa berlangsung antara usia 60 tahun sampai
menghembuskan nafas terahir. Mereka yang sudah menginjak masa 60 tahun keatas
dalam psikologi disebut sensescence (masa tua) pada umumnya ditandai
perubahan kemampuan motorik yang semakin merosot, yang diantaranya menurunnya kekuatan otot-otot tangan dan
otot-otot yang menyangkut seluruh tubuh. Oleh karena itu biasanya orang tua
sering merasa lelah, dan untuk mengembalikan kelelahannya cenderung lebih lama
daripada ketika masa mudanya.
Sigmund freud menekankan
bahwa kehidupan pribadi manusia pada dasarnya adalah libido seksualitas.
pembentukan pribadi seseorang terjadi dari lahir sampai usia 20 tahun. Freud
mengemukakan adanya enam tahapan perkembangan fisiologis manusia yakni sebagai
berikut:[7]
1)
Tahap oral (umur 0
sampai sekitar satu tahun) dalam tahap ini, mulut bayi merupakan daerah utama
dari aktifitas yang dinamis pada manusia.
2)
Tahap anal (antara umur
1 sampai 3 tahun) dalam tahap ini, dorongan dan aktifitas gerak individu lebih
banyak terpusat pada fungsi pembuangan kotoran.
3)
Tahap falish ( antara
umur 3-5 tahun) dalam tahap ini alat kelamin merupakan daerah perhatian yang
penting dalam pendorong aktivitas.
4)
Tahap latent ( antara
umur 5 tahun sampai 12-13 tahun) dalam tahap ini dorongan aktivitas dan
pertumbuhan cenderung bertahan dan istirahat dalam arti tidak meningkatkan
kecepatan pertumbuhan.
5)
Tahap puberitas (antara
umur 12-13 tahun sampai 20 tahun) Dalam tahap ini, dorongan aktif kembali,
kelenjar endokrin tumbuh cepat dan berfungsi mempercepat pertumbuhan
kearah kematangan.
6)
Tahap general (setelah
umur 20 tahun dan seterusnya ) Dalam tahap ini, pertumbuhan general merupakan
dorongan penting bagi tingkah laku seseorang.
Freud secara menyeluruh
kurang menjelaskan mengenai pertumbuhan dan perkembangan secara persosiologi,
tetapi dalam perkembangan individu ia lebih menjurus kepada sudut pandang seksualitas.
Gesel dan Amtruda mengungkapkan tahapan secara berurutan tentang perkembangan
fisiologi manusia dari awal prenatal sampai umur 5 tahun sebagai berikut.[8]
1)
Tahap konsepsi (1minggu
setelah pembuahan) dalam tahap ini sperma memasuki ovum dan dalam
proses pertumbuhan terjadi pula pengorganisasian sel germinal.
2)
Tahap embrionik (1-8
minggu) setelah ovum dimasuki oleh saraf dari ibu, terjadilah sistem
saraf terjadi pula pembentukan fungsi preunel.
3)
Tahap fetal (2-2,5
bulan) terjadi pembentukan fungsi informasi dan komunikasi dengan sensivitas
oral.
4)
Tahap perluasan fetal
(2,5-3,5 bulan) dalam tahap ini terjadi perluasan pembentukan fungsi vital
dengan perkembangannya system saraf dan jaringan otak.
5)
Tahap perkembangan
reflek (3,5 -4 bulan) fungsi reflek mulai berkembang
6)
Tahap perkembangan alat
pernapasan (4-4,5 bulan) dalam tahap ini terjadi perkembangan fungsi
pernapasan pada bayi prenatal.
7)
Tahap perkembangan
fungsi tangan (4,5 bulan s.d. 5 bulan) tangan dan jari-jari bayi mulai
bergerak.
8)
Tahap perkembangan
fungsi leher ( 5 bulan sampai 6 bulan) dalam tahap ini, terjadi percepatan
gerakan dan refleks pada leher.
9)
Tahap perkembangan
fungsi otonomik ( 6 bulan sampai bayi lahir) dengan semakin lengkapnya pertumbuhan
material tubuh bayi, dalam tahap ini berkembanglah fungsi otonomi dengan
pengendalian fisokimiawi.
10)
Tahap kelahiran (
umur 0 sampai 1 bulan) dalam tahap ini, perkembangan fungsi-fungsi vegetatif
menjadi sangat pesat.
11)
Tahap perkembangan
fungsi penglihatan (umur 1 bulan), bayi mulai dapat melihat benda-benda di
alam sekitarnya dan hal ini akan berlangsung sampai umur 4 bulan.
12)
Tahap keseimbangan
kepala (4-7 bulan) dalam tahap ini gerakan kepala semakin seimbang.
13)
Tahap perkembangan
fungsi tangan (7 - 10 bulan) dalam tahap ini gerakan tangan anak semakin
terarah dan semakin kuat sehingga bayi dapat memegang dan menangkap sesuatu
dengan tangannya.
14)
Tahap perkembangan
fungsi otot dan anggota badan ( 10 bulan - 1 tahun) dalam tahap ini anak
mengalami perkembangan berangsur-angsur dalam, duduk, merayap dan merangkak.
15)
Tahap perkembangan
fungsi kaki (1-1,5 tahun) anak mulai dapat berdiri dan berjalan.
16)
Tahap perkembngan fungsi
verbal (1,5-2 tahun) anak mulai dapat menirukan dan mengucapkan kata-kata
dan pernyataan singkat.
17)
Tahap perkembangan
toilet ( 2-3 tahun) anak dapat mulai belajar kencing dan buang air besar
tanpa bantuan orang lain.
18)
Tahap perkembngan fungsi
bicara (3-4 tahun) anak mulai berbicara secara jelas dan berarti.
19)
Tahap belajar matematik
(4-5 tahun) anak mulai belajar matematik sederhana.
20)
Tahap sosialitas (5-7
tahun) anak mulai dapat belajar bergaul dengan teman-teman sebayanya.
21)
Tahap intelektual (
7-12 tahun) fungsi ingatan imajinasi dan pikiran pada anak mulai berkembang
anak mulai mengenal secara objektif. Dan mulai berpikir kritis.
22)
Tahap pubertas
(12-17 tahun) pertumbuhan dan perkembangan fungsi kelenjar endokrin
terutama kelenjar sel germinal sangat mempengaruhi perkembangan tingkah
laku manusia.
23)
Tahap pematangan
fisiologis ( antara 17-20 tahun keatas) pertumbuhan fisik anak menuju tahap
pematangan fisiologis, semua jasmaniahnya berkembang menjadi seimbang.
Menurut Jean Jacques
Rousseau perkembangan fungsi dan kapasitas kejiwaan manusia berlangsung dalam
lima tahap sebagai berikut.
1)
Tahap masa perkembangan masa
bayi (sejak lahir-2 tahun) dalam tahap ini, perkembamngan pribadi didominasi
oleh perasaan. Perasaan senang ataupun tidak senang menguasai diri bayi, sangat
dipengaruhi oleh perasaan. Perasan ini tumbuh dengan sendirinnya, melainkan
berkembang sebagai akibat dari adannya reaksi bayi terhadap stimulus
lingkungannya.
2)
Tahap perkembangan masa kanak-kanak
(2-12 tahun), dalam tahap ini, perkembangan pribadi anak di mulai dengan
semakin berkembangnya fungsi indra anak untuk mengadakan pengamatan.
Perkembangan fungsi ini memperkuat fungsi pengamatan pada anak, bahwa dapat
dikatakan bahwa perkermbangan setiap aspek kejiwaan anak pada masa ini sangat
di dominasi oleh pengamatan.
3)
Tahap perkembangan pada masa preadolesen
(12-15 tahun) tahap ini ditandai perkembangan fungsi penalaran intelektual pada
anak sangat didominansi dengan pertumbuhan system saraf serta fungsi pikirannya
anak mulai kritis dalam menangapi suatu ide atau pengetahuan dari orang lain.
4)
Perkembangan pada masa adolesen
(15-20 tahun) dalam tahap perkembangan ini kualitas kehidupan manusia
diwarnai oleh dorongan seksual yang kuat berhubung dengan berkembangnya
keinginan dan emosi yang dominan dalam pribadi manusia maka dalam, masa ini
sering mengalami guncangan serta ketegangan dalam jiwa.
5)
Masa pematangan diri
diatas umur (20 tahun keatas ) dalam tahap ini perkembangan fungsi kahendak
mulai dominan orang mulai dapat membedakan adannya tiga macam tujuan hidup pribadi
yaitu pemuasan keinginan pribadi, pemuasan keinginan kelompok, pemuasan
keinginan masyarakat, dengan kemampuan ini manusia tumbuh berkembang menuju
kematangan untuk hidup berdiri sendiri dan bertanggung jawab.
Menurut Oswald Kroch secara
umum terdapat dua keguncangan selama perkembangan pri badi yaitu masa
perkembangan anak.
1)
Umur 3/4 tahun dimana anak
mulai menemukan "akunya".
2)
Usia Pubertas dimana
anak laki-laki mulai umur 12 tahun sedangkan anak perempuan lebih awal yakni mulai
umur 10 tahun.
Masa kegoncangan tersebut
oleh Oswal Kroch di sebut Trotzperiods. Tahapan utama perkembangan
pribadi secara pribadi adalah sebagai berikut:
1)
Masa kanak-kanak awal, yakni
perkembangan sejak lahir sampai masa Trotz pertama.
2)
Masa bersekolah yakni setelah
masa Trostz yang kedua
3)
Masa kematangan yakni masa Trotz
kedua sampai akhir masa remaja.
Dari beberapa pendapat
termasuk yang menguraikan pertumbuhan atau perkembangan fIsiologis masa prenatal
dapat dikemulakan disini tahap-tahap perkembangan secara luas yang meliputi
tahap-tahap sebagai berikut:.
1)
Kematangsn Prenatal
(2,5-9 bulan "bukan prenatal" ).
2)
Perkembangan vital (sejak
lahir -2 tahun)
3)
Tahap perkembangan ingatan (2
-3 tahun)
4)
Tahap perkembangan kekuatan dan
imajinasi (3 -4 tahun).
5)
Tahap perkembangan Pengamatan (4-6
tahun)
6)
Tahap perkembangan Intelektual (6
-12 tahun).
7)
Tahap perkembangan Praremaja
(13 -16 tahun).
8)
Tahap perkembangan Remaja (16 -20
tahun).
9)
Tahap perkembangan Dewasa
KESIMPULAN
Pertumbuhan diartikan sebagai perubahan kuantitatif
pada suatu material sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Yang dapat
berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi ada, dari kecil
menjadi besar, dari sedikit menjadi banyak dan sebagainya.
Perkembangan merupakan suatu perubahan yang tidak
bersifat kuantitatif melainkan kualitatif. Atau dapat diartikan perkembangan
adalah perubahan kualitatif dari fungsi-fungsi, yang disebabkan oleh adanya
proses pertumbuhan material yang memungkinkan adanya fungsi itu serta disebabkan
karena perubahan tingkah laku hasil belajar. Dengan demikian kita boleh
merumuskan pengertian perkembangan sebagai perubahan kualitatif dari setiap
fungsi kepribadian akibat dari pertumbuhan dan belajar.
Mengenai beberapa penjelasan rentang usia serta
ciri-ciri dalam fase- fase pertumbuhan dan perkembangan para tokoh memiliki
beberapa perbedaan dalam hal menyebutkan ciri-ciri pada fase-fase tersebut.
Tapi secara umum intinya mempunyai persepsi yang sama dimana pada hakekatnya
antara pertumbuhan dan perkembangan berjalan secara seimbang dan saling
memiliki kaitan yang tak terpisahkan.
DAFTAR PUSTAKA
Muhibbin Syah, M.Ed Psikologi pendidikan dengan
pendekatan baru,
Bandung: Rosdakarya. 2000
Elizabeth B.Hurlock Psikilogi perkembangan
Jakarta, Erlangga Edisi kelima.2001
H. Djali,
Psikologi pendidikan, Jakarta: PT.Bumi aksara. 2007
Abdul wahid
dan Mustaqim Psikologi pendidikan Jakarta: Rineka Cipta.1991
Tidak ada komentar:
Posting Komentar