Sabtu, 04 Mei 2013

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK



PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengertian tumbuh berbeda dengan pengertian berkembang seringkali orang mempersepsikan keduanya dengan pengertian yang sama. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada material sesuatu yang ada sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan.perubahan kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi besar, dari sedikit menjadi banyak dan sebagainya. Tetapi hal ini sebenarnya tidak berarti bahwa pertumbuhan ini itu hanya berlaku pada hal-hal yang bersifat kuantitatif, karena tidak semuanya material itu bersifat kuantitatif
Perkembangan merupakan suatu perubahan. Perubahan ini tidak bersifat kuantitatif melainkan kualitatif. perkembangan tidak ditekankan pada segi material melainkan pada segi fungsional, dari uraian ini dapat diartikan bahwa perkembangan adalah perubahan kualitatif dari fungsi-fungsi, dimana perubahan fungsi-fungsi disini disebabkan oleh adanya proses pertumbuhan material yang memungkinkan adanya fungsi itu dan disamping itu disebabkan karena perubahan tingkah laku hasil belajar. Dengan demikian kita boleh merumuskan pengertian perkembangan sebagai perubahan kualitatif dari setiap fungsi kepribadian akibat dari pertumbuhan dan belajar.
B. Rumusan Permasalahan
  1. Apa pengertian pertumbuhan dan perkembangan?
  2. Apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan?
  3. Bagaimana fase-fase perkembangan Individu ?












BAB II

PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pertumbuhan
            Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada material sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantatif ini dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi besar, dari sedikit menjadi banyak dan sebagainya. Tetapi hal ini sebenarnya tidak berarti bahwa pertumbuhan ini itu hanya berlaku pada hal-hal yang bersifat kuantitatif, karena tidak semuanya material itu kuantitatif. Material dapat terdiri dari bahan-bahan kuantitatif seperti atom, sel, kromosom, molekul dan lain-lain. Material dapat pula terdiri dari kualitatif seperti kesan, keinginan, ide, gagasan nilai dan lain sebagainya. Jadi material itu dapat terdiri dari kualita ataupun kuantita. Kenyataan inilah yang yang barangkali membuat orang mengalami kesulitan dalam membedakan antara pertumbuhan dan perkembangan. Salah satu kelengahan orang adalah menyebut pertumbuhan material kualitatif sebagai perkembangan.[1]
            Dari uraian diatas dapat kita rumuskan arti pertumbuhan pribadi sebagai perubahan kuantitatif pada material pribadi sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Material pribadi seperti seperti : sel, kromosom, butir darah, rambut, lemak tulang, tidak dapat dikatakan berkembang melainkan tumbuh. Begitu juga material pribadi  seperti ; kesan, keinginan, ide, pengetahuan, nilai selama tidak dihubungkan dengan fungsinya tidak dapat dikatakan berkembang, melainkan tumbuh.
            Peristiwa pertumbuhan pribadi manusia bertolak dari peristiwa awal hereditas. Manusia terbentuk dari material yang lemah. Material yang dimaksudkan adalah material genetik. Pertumbuhan genetik manusia tidak jauh berbeda dengan pertumbuhan genetik hewan, karena keduanya merupakan organisme, setiap organisme tumbuh dari keadaan sederhana dengan satu sel tunggal menjadi banyak sel dan membentuk organisme yang bersusunan sangat kompleks. Pertumbuhan pada masing-masing individu dalam segi proses terdapat hal umum yang sama, tetapi dalam hal-hal yang khusus belum tentu sama.
1.            Hukum-hukum pertumbuhan
  1. Pertumbuhan adalah kuantitatif serta kualitatif.
Pertumbuhan mencakup dua aspek perubahan, yaitu perubahan kuantitatif dan perubahan kualitatif. Perubahan kuantitatif mencakup " devision" dan perbanyakan kromosom, sel-sel, penambahan jumlah seperti gigi, rambut pembesaran material jasmaniah. Hal yang demikian yang dinamakan sebagai "tumbuh". Disamping itu ada perubahan kualitatif yang mencakup penyempurnaan struktur fisiologis' penyiapan fungsi-fungsi pada setiap bagian tubuh dan sebagainya, dan kejadian semacam itu yang di sebut " bertumbuh".[2]
      Antara tumbuh dan bertumbuh terdapat perbedaan peristiwa namun keduanya terjadi secara sambung menyambung dan saling menunjang. Dengan demikian dalam pertumbuhan terjadi dua proses yang hampir bersamaan, yaitu proses pertumbuhan sendiri dan proses pematangan. Pertumbuhan dapat diamati misal dengan adanya penambahan besar tubuh, sedang pematangan dapat ditandai dengan adanya perubahan struktur tubuh beserta fungsi-fungsinya.
  1. Pertumbuhan Merupakan Suatu Proses Yang Berkesinambungan Dan Teratur
Pertumbuhan merupakan peristiwa yang berkesinambungan, mulai dari keadaan sederhana sampai pada keadaan yang kompleks. Dimana manusia tumbuh terus menerus melalui urutan-urutan yang teratur di dalam organismenya, misal pertumbuhan bayi yang awalnya lemah kemudian tumbuh menjadi orang yang kuat yang terjadi secara berkesinambungan dan berurutan. Sehingga hal itu menunjukkan bahwa pertumbuhan merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan teratur dan tentu saja pertumbuhan perlu dibantu dengan kegiatan latihan atau belajar.
  1. Tempo Pertumbuhan Tidak Sama
Urutan pertumbuhan tidak bergerak dalam waktu yang konstan, disamping itu indikator-indikator kematangan tidak muncul dalam saat-saat yang teratur, adakalanya pertumbuhan berlangsung dengan cepat namun adakalanya pertumbuhan berlangsung lambat.

  1. Taraf perkembangan berbagai aspek petumbuhan berbeda-beda.
Tidak semua aspek pertumbuhan seperti fungsi jasmani, bahasa dan kapasitas intelektual berkembang dengan taraf yang sama dalam waktu yang sama.
  1. Kecepatan Serta Pola Pertumbuhan Dapat Dimodifikasi Oleh Kondisi-Kondisi Dari  Dalam Maupun Dari Luar.
Meskipun dorongan untuk tumbuh adalah kuat dan meskipun pola-pola pertumbuhan adalah sudah tertentu pada semua pihak, namun kecepatan dan pola pertumbuhan dapat berubah tergantung kepada lingkungan yang menunjang kebutuhan dasar individu. Kondisi internal seperti gizi, aktivitas, istirahat tekanan kejiwaan, dan lain sebagainya sangat menentukan kecepatan pertumbuhan serta keterlibatan potensi-potensi pertumbuhan pada individu.
Lingkungan dimana individu hidup sangat mempengaruhi kecepatan dan keterlibatan potensi-potensi pertumbuhan pada individu. Apabila kondisi lingkungan eksternal adalah positif, maka pertumbuhan akan lebih cepat dan keterlibatan potensi-potensi pertumbuhan akan semakin luas.
  1. Masing-Masing Individu Tumbuh Dengan Caranya Sendiri
Tidak semua individu mengalami pertumbuhan dengan cara yang sama, ini terbukti, bahwa beberapa ada yang tinggi, beberapa yang lain pendek, ada yang gemuk ada pula yang kurus dan sebagainya.
Keunikan pertumbuhan pada asing-masing individu antara lain disebabkan
1.                  perbadaan kondisi lingkungan internal
2.                  perbedaan kondisi lingkungan eksternal
3.                  perbedaan materi hereditas
4.                  perbedaan aktifitas
5.                  perbedaan kondisi fisiologis seperti cacat fisik
6.                  perbedaan usia
7.                  perbedaan jenis kelamin dan
8.                  perbedaan hasil belajar

  1. Pertumbuhan Adalah Kompleks Dan Semua Aspeknya Saling Berhubungan
Banyak kegagalan yang dialami oleh para ahli dalam menemukan hubungan timbal balik dalam pertumbuhan individu yang disebabkan karena pertumbuhan sendiri merupakan suatu proses yang kompleks, sedangkan bebagai aspek yang menunjang pertumbuhan itu saling berhubungan. Kita tidak mungkin mengenal anak secara fisik tanpa dibarengi dengan pengenalan tentang apa yang difikir dan dirasakan oleh anak.
2.      Aspek-Aspek Yang Mempengaruhi Pertumbuhan
            Pertumbuhan yang menyangkut perubahan material dan struktur fisiologis, sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek tertentu yang mana aspek-aspek tersebut saling berhubungan.
Adapun aspek-aspek yang mempengaruhi pertumbuhan meliputi:[3]
  1. Anak Sebagai Keseluruhan
Anak sebagai keseluruhan tumbuh oleh kondisi dan interaksi Dari setiap aspek kepribadian yang ia miliki. Intelek anak berhubungan dengan kesehatan jasmaninya, dimana kesehatan jasmaninya juga dipengaruhi oleh emosi-emosinya, sedangkan emosi-emosinya dipengaruhi dan seterusnya, yang intinya pertumbuhan anak, baik fisik, intelektual, maupun sosial sangat ditentukan oleh latar belakang keluarganya, latar belakang pribadinya dan aktivitas sehari-hari.
  1. Umur Mental Anak Mempengaruhi Pertumbuhannya
Umur mental akan mempengaruhi kapasitas mentalnya, dimana kapasitas mental anak menentukan prestasi belajarnya, hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang erat antara prestasi belajar dan pertumbuhan atau tingkat kematangan anak.
  1. Permasalahan Tingkah Laku Berhubungan Dengan Pola-Pola Pertumbuhan
Pertumbuhan menimbulkan situasi-situasi tertentu yang menimbulkan problem-problem tingkah laku. Anak-anak dengan berbagai tingkatan pertumbuhannya sering menimbulkan problem-problem kususnya nantinya dalam proses pengajaran.
  1. Penyesuaian pribadi dan social mencerminkan dinamika pertumbuhan.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada anak akibat pertumbuhan dan setelah dihadapkan dengan tantangan kultural masyarakat terutama harapan-harapan orang tua, guru-guru dan teman sebayanya tercermin didalam penyesuainnya didalam kehidupan sosialnya.
B.     Pengertian Perkembangan
Perkembangan merupakan suatu perubahan dan perubahan ini tidak bersifat kuantitatif melainkan kualitatif. Perkembangan tidak ditekankan pada segi material melainkan pada segi fungsional, dari uraian ini dapat diartikan bahwa perkembangan adalah perubahan kualitatif dari fungsi-fungsi. Perubahan fungsi-fungsi disini adalah disebabkan oleh adanya proses pertumbuhan material yang memungkinkan adanya fungsi itu dan disamping itu disebabkan karena perubahan tingkah laku hasil belajar. Dengan demikian kita boleh merumuskan pengertian perkembangan pribadi sebagai perubahan kualitatif dari setiap fungsi kepribadian akibat dari pertumbuhan dan belajar.
Fungsi-fungsi kepribadian manusia berhubungan dengan aspek jasmaniah dan aspek kejiwaan. Fungsi-fungsi kepribadian yang jasmaniah misalnya:
  1. Fungsi motorik pada bagian-bagian tubuh
  2. Fungsi sensoris pada alat-alat indra
  3. Fungsi neurotik pada sistem syaraf.
  4. Fungsi Seksual pada bagian tubuh-tubuh yang erotis.
  5. Fungsi Pernafasan pada alat pernafasan
  6. Fungsi Peredaran darah pada jantung
  7. Fungsi Pencernaan makanan pada alat pencernaan.
Sedang fungsi-fungsi kepribadian yang bersifat kejiwaan:
  1. Fungsi perhatian
  2. Fungsi pengamatan
  3. Fungsi tanggapan
  4. Fungsi ingatan
  5. Fungsi fantasi
  6. Fungsi pikiran
  7. Fungsi perasaan
  8. Fungsi kemampuan.
Setiap fungsi yang disebutkan diatas baik yang jasmaniah maupun yang kejiwaan dapat mengalami perubahan yang tidak secara kuantitatif melainkan lebih bersifat kualitatif.
1.      Prinsip Perkembangan
Ciri perkembangan menunjukkan gejala yang relatif teratur sehingga terjadinya pola perkembangan sistematik, atas dasar hal tersebut para ahli merumuskan dalam bentuk prinsip-prinsip perkembangan antara lain:[4]
  1. Perkembangan merupakan fungsi jasmaniah dan kejiwaan yang berlangsung dalam proses satu kesatuan yang menyeluruh.
  2. Setiap individu mempunyai kecepatan perkembangan.
  3. Perkembangan seseorang, baik secara keseluruhan maupun setiap aspek tidak konstan melainkan berirama.
  4. Proses perkembangan berlangsung secara berkesinambungan.
  5. Antara aspek perkembangan yang satu dengan aspek perkembangan yang lain saling berkaitan secara signifikan.
  6. Perkembangan berlangsung dari pola yang bersifat umum ke khusus.
  7. Perkembangan dipengaruhi hereditas dan lingkungan.
  8. Memiliki fungsi kepribadian yang bersifat jasmaniah
2.      Hukum Perkembangan
Hukum perkembangan dalam kepribadian dalam perkembangan meliputi:
a.                               Perkembangan bersifat kualitatif.
b.                              Perkembangan sangat dipengaruhi oleh proses dari hasil belajar.
c.                               Usia ikut mempengaruhi perkembangan.
d.      Masing-masing individu mempunyai tempo perkembangan yang berbeda beda.
e.       Dalam keseluruhan periode perkembangan.
f.       Setiap spesies perkembangan individu mengikuti pola umum yang sama.
g.      Perkembangan dipengaruhi lingkungan pendidikan, untuk itu harus melakukan usah-usaha seperti menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, memotivasi kegiatan anak untuk belajar dan membimbing perkembangan anak kearah perkembangan yang optimal..
3.      Faktor – Faktor Yang mempengaruhi Perkembangan
            Dalam mempelajari perkembangan manusia diperlukan adanya perhatian khusus seperti;[5]
  1. Proses pematangan, khususnya pematangan kognitif
  2. Proses belajar
  3. Pembawaan atau bakat
Adapun mengenai faktor – faktor yanga mempengaruhi perkembangan siswa para ahli berbeda pendapat. Untuk lebih jelasnya, berikut ini penyusun paparkan aliran-aliran yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan siswa yaitu;
  1. Aliran Nativisme
Nativisme (Nativisme) adalah sebuah doktrin filosofis yang berpengaruh besar tehadap pemikir psikologis. Tokoh utama aliran ini bernama Arthur Schopenhuer (1788-1860) seorang filosof Jeman. Penganut aliran ini berkeyakinan bahwa perkembangan menusia itu ditentukan oleh pembawaannya sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa. Sebagai contoh, jika sepasang orang tua ahli musik, maka anak-anak yang mereka lahirkan akan menjadi pemusik pula. Harimau hanya akan melahirkan harimau tak akan melahirkan domba, pembawaan dan bakat orang tua selalu berpengaruh mutlak terhadap perkembangan kehidupan anak–anaknya. Diantara ahli yang dipandang sebagai natives adalah Noam A. Chonsky seorang ahli linguistik yang sangat terkenal menganggap bahwa perkembangan penguasaan bahasa pada manusia tidak dapat dijelaskan semata – mata oleh proses belajar, tetapi juga yang lebih penting oleh adanya ”Biological Predisposition” (kecenderungan biologis) yang dibawa sejak lahir.
  1. Aliran Empirisisme
Aliran empirisme (Empiricism) dengan tokoh utama John Lock (1632 - 1704). Doktrin aliran ini yang sangat popular adalah “Tabula Rasa” sebuah istilah bahasa latin yang berarti batu tulis kosong atau lembaran kosong (blank Slate atau Blank Tablet). Doktrin ini menekankan arti penting pengalaman, lingkungan, dan pendidikan dalam arti perkembangan mnausia itu, semata – mata tergantung pada pengalaman pendidikannya, sedangkan bakat pembawaan sejak lahir di anggap tidak ada pengaruhnya, Dalam hal ini, para penganut empirisisme menganggap bahwa setiap anak lahir seperti tabula rasa, dalam keadaan kosong, tidak punya kemampuan dan bakat apa-apa.
  1. Aliran Konvergensi
Aliran Konvergensi (Convergence) marupakan gabungan antara aliran empirisme dan aliran Nativisme. Aliran ini, menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Tokoh utama aliran ini, adalah Louis Wiliam Stern (1871 -  1938) Seorang filosof dan psikolog jerman. Dalam menetapkan faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia dan para ahli yang mengikutinya tidak hanya berpegang pada lingkungan atau pengalaman, juga tidak berpegang pada pembawaan saja, tetapi berpegang pada kedua faktor yang sama pentingnya itu. Faktor pembawaan tidak berarti apa-apa jika tanpa factor pengalaman. Demikian pula sebaliknya, faktor pengalaman tanpa faktor pengalaman tidak mampu mengembangkan manusia yang sesuai dengan harapan.
Berdasarkan uraian mengenai aliran-aliran doktrin filosofis yang berhubungan dengan proses perkembangan diatas, penyusun berkesimpulan bahwa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil perkembangan siswa pada dasarnya terdiri atas dua macam:
1)      Faktor Intern
Faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri.
2)      Faktor Eksternal
Hal–hal yang datang atau ada di luar diri siswa yang meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman interaksi siswa tersebut dengan lingkungannya.
C.    Fase-fase perkembangan manusia
Fase-fase perkembangan meliputi:[6]
1.                                                                        Perkembangan Fase Bayi dan Kanak – kanak
            Masa Bayi (Infancy atau Baby Hood) berlangsung sejak seorang individu manusia dilahirkan dari rahim ibunya sampia berusia sekitar 1 tahun. Sedangkan masa kanak-kanak (Early child hood) adalah masa perkembangan berikutnya yakni dari usia antara 5 atau 6 tahun. Perkembangan biologis pada masa ini berjalan pesat, akan tetapi secara sosiologis ia masih terikat oleh lingkungan keluarganya. Oleh karena itu, fungsionalisasi lingkungan keluarga pada fase ini penting sekali untuk mempersiapkan anak terjun kedalam lingkungan yang lebih luas terutama lingkungan sekolah.
a.                                     Perkembangan fase anak – anak
Masa anak – anak (Late child hood) berlangsung antara usia 6-12 tahun dengan ciri -ciri sebagai berikut:
1)      Memiliki dorongan untuk keluar dari rumah dan memasuki kelompok sebaya (Peer Grop)
2)      Keadaan fisik yang memungkinkan anak memasuki dunia permainan dan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan jasmani
3)      Memiliki dorongan mental untuk memasuki dunia konsep, logika, simbol, dan komunikasi yang luas
b.                                    Perkembangan Fase Remaja
Masa Remaja (Adoles cance) menurut ahli psikologi terdiri atas sub-sub perkembangan sebagai berikut
1)      Sub Perkembangan Prepuber selama kurang lebih 2 tahun selama masa puber
2)      Sub Perkembangan Puber selama 3,5 sampai 3 setengah tahun
3)      Sub perkembangan Post puber, yakni saat perkembangan biologis sudah lambat tetapi masih terus berlangsung pada bagian-bagian organ tertentu.
Proses perkembangan pada masa ini, lazimnya berlangsung kurang lebih selama 11 tahun,mulai usia 12 – 21 pada wanita dan 13 – 22 tahun pada pria. Perkembangan pada masa ini terkenal penuh dengan persoalan dan kesukaran. Hal ini di karenakan pada fase ini, individu berada di persimpangan jalan antara anak – anak dan dewasa. Dengan demikian dapat di pastikan sesuatu yang berada pada masa transisi  hampir pasti menimbulkan gejolak, benturan dan goncangan yang kadang – kadang dapat mengakibatkan sangat buruk dan fatal.
c.                                     Perkembangan Dewasa
Masa dewasa awal (Early adulthood) merupakan fase perkembangan saat seseorang mulai masa dewasa, yakni usia 21 – 40 tahun. Sebelum memasuki masa ini, seseorang terlebih dahulu memasuki masa ambang dewasa (late adolescance) atau masa masa remaja akhir yang lazimnya berlangsung 21 atau 22 tahun. Namun, menurut pengamat para ahli, pada masa post puber proses perkembangan organ–organ jasmaniah tertentu, terus berlangsung meskipun sangat lamban hingga 24 tahun.
d.                                    Perkembangan Setengah Baya
Masa setengah baya (middle age) merupakan masa yang berlangsung antara 40 sampai 60 tahun. Pada kalangan tertentu, pada pria dan wanita yang sudah pada usia 40 tahun ke atas sering dijuluki sebagai orang yang sedang mengalami masa pubertas kedua.Dikalangan kaum wanita biasanya tampak gejala depresi, cepat tersinggung, cemas dan khawatir kehilangan kasih sayang anak-anaknya yang sudah mulai beranjak dewasa. Selain itu, wanita setengah baya juga acap kali merasa cemas akan kehilangan suami karena monopous yang pada umumnya diiringi timbulnya tanda – tanda garis ketuaan pada bagian tertentu pada tubuhnya.
e.                                     Perkembangan Fase setelah Tua
Masa Tua (old age) fase terahir kehidupan manusia. Masa berlangsung antara usia 60 tahun sampai menghembuskan nafas terahir. Mereka yang sudah menginjak masa 60 tahun keatas dalam psikologi disebut sensescence (masa tua) pada umumnya ditandai perubahan kemampuan motorik yang semakin merosot, yang diantaranya  menurunnya kekuatan otot-otot tangan dan otot-otot yang menyangkut seluruh tubuh. Oleh karena itu biasanya orang tua sering merasa lelah, dan untuk mengembalikan kelelahannya cenderung lebih lama daripada ketika masa mudanya.
Sigmund freud menekankan bahwa kehidupan pribadi manusia pada dasarnya adalah libido seksualitas. pembentukan pribadi seseorang terjadi dari lahir sampai usia 20 tahun. Freud mengemukakan adanya enam tahapan perkembangan fisiologis manusia yakni sebagai berikut:[7]
1)      Tahap oral (umur 0 sampai sekitar satu tahun) dalam tahap ini, mulut bayi merupakan daerah utama dari aktifitas yang dinamis pada manusia.
2)      Tahap anal (antara umur 1 sampai 3 tahun) dalam tahap ini, dorongan dan aktifitas gerak individu lebih banyak terpusat pada fungsi pembuangan kotoran.
3)      Tahap falish ( antara umur 3-5 tahun) dalam tahap ini alat kelamin merupakan daerah perhatian yang penting dalam pendorong aktivitas.
4)      Tahap latent ( antara umur 5 tahun sampai 12-13 tahun) dalam tahap ini dorongan aktivitas dan pertumbuhan cenderung bertahan dan istirahat dalam arti tidak meningkatkan kecepatan pertumbuhan.
5)      Tahap puberitas (antara umur 12-13 tahun sampai 20 tahun) Dalam tahap ini, dorongan aktif kembali, kelenjar endokrin tumbuh cepat dan berfungsi mempercepat pertumbuhan kearah kematangan.
6)      Tahap general (setelah umur 20 tahun dan seterusnya ) Dalam tahap ini, pertumbuhan general merupakan dorongan penting bagi tingkah laku seseorang.
Freud secara menyeluruh kurang menjelaskan mengenai pertumbuhan dan perkembangan secara persosiologi, tetapi dalam perkembangan individu ia lebih menjurus kepada sudut pandang seksualitas. Gesel dan Amtruda mengungkapkan tahapan secara berurutan tentang perkembangan fisiologi manusia dari awal prenatal sampai umur 5 tahun sebagai berikut.[8]
1)      Tahap konsepsi (1minggu setelah pembuahan) dalam tahap ini sperma memasuki ovum dan dalam proses pertumbuhan terjadi pula pengorganisasian sel germinal.
2)      Tahap embrionik (1-8 minggu) setelah ovum dimasuki oleh saraf dari ibu, terjadilah sistem saraf terjadi pula pembentukan fungsi preunel.
3)      Tahap fetal (2-2,5 bulan) terjadi pembentukan fungsi informasi dan komunikasi dengan sensivitas oral.
4)      Tahap perluasan fetal (2,5-3,5 bulan) dalam tahap ini terjadi perluasan pembentukan fungsi vital dengan perkembangannya system saraf dan jaringan otak.
5)      Tahap perkembangan reflek (3,5 -4 bulan) fungsi reflek mulai berkembang
6)      Tahap perkembangan alat pernapasan (4-4,5 bulan) dalam tahap ini terjadi perkembangan fungsi pernapasan pada bayi prenatal.
7)      Tahap perkembangan fungsi tangan (4,5 bulan s.d. 5 bulan) tangan dan jari-jari bayi mulai bergerak.
8)      Tahap perkembangan fungsi leher ( 5 bulan sampai 6 bulan) dalam tahap ini, terjadi percepatan gerakan dan refleks pada leher.
9)      Tahap perkembangan fungsi otonomik ( 6 bulan sampai bayi lahir) dengan semakin lengkapnya pertumbuhan material tubuh bayi, dalam tahap ini berkembanglah fungsi otonomi dengan pengendalian fisokimiawi.
10)  Tahap kelahiran ( umur 0 sampai 1 bulan) dalam tahap ini, perkembangan fungsi-fungsi vegetatif menjadi sangat pesat.
11)  Tahap perkembangan fungsi penglihatan (umur 1 bulan), bayi mulai dapat melihat benda-benda di alam sekitarnya dan hal ini akan berlangsung sampai umur 4 bulan.
12)  Tahap keseimbangan kepala (4-7 bulan) dalam tahap ini gerakan kepala semakin seimbang.
13)  Tahap perkembangan fungsi tangan (7 - 10 bulan) dalam tahap ini gerakan tangan anak semakin terarah dan semakin kuat sehingga bayi dapat memegang dan menangkap sesuatu dengan tangannya.
14)  Tahap perkembangan fungsi otot dan anggota badan ( 10 bulan - 1 tahun) dalam tahap ini anak mengalami perkembangan berangsur-angsur dalam, duduk, merayap dan merangkak.
15)  Tahap perkembangan fungsi kaki (1-1,5 tahun) anak mulai dapat berdiri dan berjalan.
16)  Tahap perkembngan fungsi verbal (1,5-2 tahun) anak mulai dapat menirukan dan mengucapkan kata-kata dan pernyataan singkat.
17)  Tahap perkembangan toilet ( 2-3 tahun) anak dapat mulai belajar kencing dan buang air besar tanpa bantuan orang lain.
18)  Tahap perkembngan fungsi bicara (3-4 tahun) anak mulai berbicara secara jelas dan berarti.
19)  Tahap belajar matematik (4-5 tahun) anak mulai belajar matematik sederhana.
20)  Tahap sosialitas (5-7 tahun) anak mulai dapat belajar bergaul dengan teman-teman sebayanya.
21)  Tahap intelektual ( 7-12 tahun) fungsi ingatan imajinasi dan pikiran pada anak mulai berkembang anak mulai mengenal secara objektif. Dan mulai berpikir kritis.
22)  Tahap pubertas (12-17 tahun) pertumbuhan dan perkembangan fungsi kelenjar endokrin terutama kelenjar sel germinal sangat mempengaruhi perkembangan tingkah laku manusia.
23)  Tahap pematangan fisiologis ( antara 17-20 tahun keatas) pertumbuhan fisik anak menuju tahap pematangan fisiologis, semua jasmaniahnya berkembang menjadi seimbang.
Menurut Jean Jacques Rousseau perkembangan fungsi dan kapasitas kejiwaan manusia berlangsung dalam lima tahap sebagai berikut.
1)      Tahap masa perkembangan masa bayi (sejak lahir-2 tahun) dalam tahap ini, perkembamngan pribadi didominasi oleh perasaan. Perasaan senang ataupun tidak senang menguasai diri bayi, sangat dipengaruhi oleh perasaan. Perasan ini tumbuh dengan sendirinnya, melainkan berkembang sebagai akibat dari adannya reaksi bayi terhadap stimulus lingkungannya.
2)      Tahap perkembangan masa kanak-kanak (2-12 tahun), dalam tahap ini, perkembangan pribadi anak di mulai dengan semakin berkembangnya fungsi indra anak untuk mengadakan pengamatan. Perkembangan fungsi ini memperkuat fungsi pengamatan pada anak, bahwa dapat dikatakan bahwa perkermbangan setiap aspek kejiwaan anak pada masa ini sangat di dominasi  oleh pengamatan.
3)      Tahap perkembangan pada masa preadolesen (12-15 tahun) tahap ini ditandai perkembangan fungsi penalaran intelektual pada anak sangat didominansi dengan pertumbuhan system saraf serta fungsi pikirannya anak mulai kritis dalam menangapi suatu ide atau pengetahuan dari orang lain.
4)      Perkembangan pada masa adolesen (15-20 tahun) dalam tahap perkembangan ini kualitas kehidupan manusia diwarnai oleh dorongan seksual yang kuat berhubung dengan berkembangnya keinginan dan emosi yang dominan dalam pribadi manusia maka dalam, masa ini sering mengalami guncangan serta ketegangan dalam jiwa.
5)      Masa pematangan diri diatas umur (20 tahun keatas ) dalam tahap ini perkembangan fungsi kahendak mulai dominan orang mulai dapat membedakan adannya tiga macam tujuan hidup pribadi yaitu pemuasan keinginan pribadi, pemuasan keinginan kelompok, pemuasan keinginan masyarakat, dengan kemampuan ini manusia tumbuh berkembang menuju kematangan untuk hidup berdiri sendiri dan bertanggung jawab.
Menurut Oswald Kroch secara umum terdapat dua keguncangan selama perkembangan pri badi yaitu masa perkembangan anak.
1)      Umur 3/4 tahun dimana anak mulai menemukan "akunya".
2)      Usia Pubertas dimana anak laki-laki mulai umur 12 tahun sedangkan anak perempuan lebih awal yakni mulai umur 10 tahun.
Masa kegoncangan tersebut oleh Oswal Kroch di sebut Trotzperiods. Tahapan utama perkembangan pribadi secara pribadi adalah sebagai berikut:
1)      Masa kanak-kanak awal, yakni perkembangan sejak lahir sampai masa Trotz pertama.
2)      Masa bersekolah yakni setelah masa Trostz yang kedua
3)      Masa kematangan yakni masa Trotz kedua sampai akhir masa remaja.
Dari beberapa pendapat termasuk yang menguraikan pertumbuhan atau perkembangan fIsiologis masa prenatal dapat dikemulakan disini tahap-tahap perkembangan secara luas yang meliputi tahap-tahap sebagai berikut:.
1)      Kematangsn Prenatal (2,5-9 bulan "bukan prenatal" ).
2)      Perkembangan vital (sejak lahir -2 tahun)
3)      Tahap perkembangan ingatan (2 -3 tahun)
4)      Tahap perkembangan kekuatan dan imajinasi (3 -4 tahun).
5)      Tahap perkembangan Pengamatan (4-6 tahun)
6)      Tahap perkembangan Intelektual (6 -12 tahun).
7)      Tahap perkembangan Praremaja (13 -16 tahun).
8)      Tahap perkembangan Remaja (16 -20 tahun).
9)      Tahap perkembangan Dewasa 













KESIMPULAN

Pertumbuhan diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada suatu material sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Yang dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi besar, dari sedikit menjadi banyak dan sebagainya.
Perkembangan merupakan suatu perubahan yang tidak bersifat kuantitatif melainkan kualitatif. Atau dapat diartikan perkembangan adalah perubahan kualitatif dari fungsi-fungsi, yang disebabkan oleh adanya proses pertumbuhan material yang memungkinkan adanya fungsi itu serta disebabkan karena perubahan tingkah laku hasil belajar. Dengan demikian kita boleh merumuskan pengertian perkembangan sebagai perubahan kualitatif dari setiap fungsi kepribadian akibat dari pertumbuhan dan belajar.
Mengenai beberapa penjelasan rentang usia serta ciri-ciri dalam fase- fase pertumbuhan dan perkembangan para tokoh memiliki beberapa perbedaan dalam hal menyebutkan ciri-ciri pada fase-fase tersebut. Tapi secara umum intinya mempunyai persepsi yang sama dimana pada hakekatnya antara pertumbuhan dan perkembangan berjalan secara seimbang dan saling memiliki kaitan yang tak terpisahkan.






















DAFTAR PUSTAKA

Muhibbin Syah, M.Ed Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru,
Bandung: Rosdakarya. 2000

Elizabeth B.Hurlock Psikilogi perkembangan Jakarta, Erlangga Edisi kelima.2001

H. Djali, Psikologi pendidikan, Jakarta: PT.Bumi aksara. 2007

Abdul wahid dan Mustaqim Psikologi pendidikan Jakarta: Rineka Cipta.1991


[1]Abdul wahid dan Mustaqim Psikologi pendidikan Jakarta; Rineka cipta,1991
[2] Ibid hlm 27
[3] Ibid hlm 30
[4] H, Djali, Psikologi pendidikan, Jakarta: PT.Bumi aksara 2007
[5] Syah Muhibuddin,m.ed Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru Bandung:PT. Remaja Rosda karya.2000
[6] ibid hlm 50
[7] ibid hlm 22
[8] ibid hlm 23

Tidak ada komentar:

Posting Komentar