SYARAT, PERSIAPAN DAN AKHLAK
MENJADI SEORANG DA'I
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Islam masuk ke Indonesia
melalui jalan dakwah yang panjang yang dilakukan oleh para da’i dari bebeberapa
negara, seperti bangsa Arab dan Gujarat.
Dakwah Islam yang dilakukan para da’i di
masa awal-awal Islam masuk ke Indonesia
berhasil menaklukkan hati masyarakat Indonesia yang waktu itu menganut
agama kepercayaan, Hindu dan Budha. Keberhasilan para da’i di abad
ke-16-17 itu lebih banyak disebabkan
oleh cara dakwah mereka yang menunjukkkan hubungan yang dialogis, akomodatif,
dan adaptif terhadap masyarakat setempat. Inilah yang kemudian menyebabkan
Islam mudah diterima oleh masyarakat Indonesia.
Para da’i ketika
itu memainkan peran penting sebagai penyebar agama hingga pengayom masyarakat.
Sehingga hubungan antara da’i dengan masyarakatnya sangat dekat, tanpa sekat
yang menjauhkan antara keduanya. Hal inilah yang ditunjukkan oleh gerakan
dakwah yang dilakukan Walisongo dengan memasukkan unsur-unsur Islam ke dalam
budaya lokal untuk menarik simpati dari masyarakat. Walisongo menyebarkan Islam
di Indonesia tidak dengan menggunakan pendekatan halal-haram, melainkan
memberikan spirit dalam setiap upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat.
Sehingga Islam kemudian bercampur dengan kebiasaan-kebiasaan dan adat istiadat
masyarakat secara substansial. Tak pelak lagi, kondisi inilah yang kemudian
memudahkan penyebaran Islam ke segala dimensi kehidupan masyarakat.
Para da’i
memiliki basis yang kuat untuk memerankan sebagai mediasi bagi perubahan sosial
melalui aktivitas pemberdayaan (umat), seperti advokasi terhadap pelanggaran
hak-hak rakyat oleh negara. Contoh yang paling konkret adalah ketika KH. Basith
mengadvokasi petani tembakau di Guluk-Guluk, Madura. KH. Basith sebagai kyai
dan da’i mampu memainkan peran ganda; sebagai ahli agama sekaligus sebagai
pendamping masyarakat yang sedang mengalami problem sosial. Ini adalah bentuk
dari peran da’i sebagai agen perubahan sosial.
Peran ganda da’i; sebagai ahli agama dan pendamping masyarakat
sesungguhnya merupakan wujud dari pemahaman Islam yang sempurna (Islam Kaffah).
Sebab, selama ini para da’i lebih banyak difokuskan pada peran penyebaran Islam
ke masyarakat. Hal ini disebabkan oleh pemahaman Islam yang seringkali dipahami
hanya sebagai persoalan ibadah saja, yang pemaknaannya masih terbatas pada pola
hubungan hamba dengan Tuhan (vertikal). Sehingga penyebaran dakwah yang terjadi
di masyarakat lebih banyak menyoroti persoalan ibadah kepada Allah SWT secara
ekslusif, tanpa memaknainya secara luas. Padahal, Islam memiliki spirit pembebasan,
yang meniscayakan pola hubungan yang tidak saja vertikal kepada Tuhan, tetapi
juga pola hubungan yang horisontal terhadap sesama manusia. Sehingga Islam
sebagai agama memiliki tanggung jawab sosial agar masyarakat memiliki perilaku
sosial yang bertanggungjawab, transparan, dan berkeadilan.
Islam sebagai agama yang membebaskan semestinya mampu menjawab
problem-problem kemanusiaan, seperti ketidakadilan, penindasan,
kewenang-wenangan, dan kemiskinan yang
terjadi di tengah-tengah masyarakat. Sehingga Islam tidak kehilangan orientasi
horisontalnya dalam menjaga hubungan dengan sesama manusia. Belum lagi problem sosial tentang maraknya
praktik korupsi yang terjadi di masyarakat dan sistem penyelenggaraan negara
(birokrasi). Islam yang hanya memiliki orientasi vertikal merupakan karakter
Islam yang ekslusif dan tidak memiliki semangat perubahan. Padahal, sejak dari
awal, Islam didakwahkan memiliki orientasi kemanusiaan yang sangat kuat agar
terjadi keseimbangan sosial dalam masyarakat.
- Rumusan Masalah
- Apa saja persiapan seorang dai ?
- Syarat apa sajakah yang harus dimiliki seorang dai ?
- Bagaimana akhlak yang harus dimiliki seorang dai ?
- Tujuan Pembahasan
- Mengetahui apa saja persiapan seorang dai
- Mengetahui syarat-syarat yang harus dimiliki seorang dai
- Mengetahui bagaimana akhlak-akhlak seorang dai
BAB I
PEMBAHASAN
A. Syarat Seorang Da’i
Dakwah merupakan suatu proses yang dinamik. Ia sentiasa bergerak
seiring dengan perubahan persekitaran yang sentiasa berubah mengikut situasi
dan kesesuaiannya. Bagaimanapun ia masih mengekalkan satu arah tujuan yang
jelas iaitu membimbing umat manusia mengenali keesaan Allah dalam mengatur
kehidupan.
Oleh itu sesuai dengan kedinamikan ajaran Islam maka dakwah yang
didukung oleh para pendakwah harus mampu menangani arus perubahan yang begitu
drastik kini. Ini kerana kita sedang berhadapan dengan kehidupan yang serba
mencabar, era globalisasi.
Justru peranan para pendakwah begitu kritikal dan dunia begitu
mengharapkan kemunculan para pendakwah yang mampu mengajak umat kembali kepada
cara hidup yang betul dan lurus.
Sememangnya arus globalisasi tidak mampu disekat, ia memaksa umat
manusia untuk menyesuaikan diri dalam gaya
hidup yang jauh berbeza dari zaman dahulu. Ia menuntut para pendakwah untuk
memainkan peranan penting dalam usaha-usaha dakwah antaranya ialah
mempelbagaikan kaedah, memperbaiki pendekatan, memperkemaskan strategi dan
memperkasakan seluruh dimensi dakwah dengan lebih berkesan agar dapat
dinatijahkan dalam budaya hidup masyarakat global. Atau dalam lain perkataan
kita perlu `mengglobalisasikan dakwah’ sesuai dengan ajaran Islam yang bersifat
sejagat.
Para pendakwah
perlu memiliki kekuatan yang bersifat multidimensi dalam usaha mempertingkatkan
keupayaan dakwah supaya ia lebih berkesan dalam merencana strategi bagi
menangani cabaran semasa yang begitu kompleks di arus globalisasi.
Dibawah ini
merupakan beberapa dari syarat yang harus dimiliki seorang dai pada era
sekarang, diantaranya:
1.
Ikhlas dan Urgensinya
Suatu hal yang harus diperhatikan adalah dalam keberhasilan
da’wah adalah keihlasanhanya mengharap ridha ALLAH dan mengharap kebahagiaan
yang telah ALLAH janjikan untuk para wali dan hamba-hambanya yag bertaqwa.
Seorang Da’I tidak akan berhasil dalam da’wahnya kecuali
ihlas kepada ALLAH, baik dalam ucapan, perbuatan, maupun keinginanya serta
kemauanya. Sebab, berda’wah kepada ALLAH adalah suatu ibadah, dan suatu ibadah
itu baru benar jika syaratnya terpenuhi, yaitu ikhlas dan ittiba’ kepada Nabi.
Hal ini dikuatkan oleh Syaikh Al-Allamah As-sa’di beliau berkata:
“Semua ibadah pada dasarnya sama, baik ibadah batin
seperti cinta dan takut kepada ALLAH, mengharap dan tawakal kepadaNYA,
mencintai apa saja(perbuatan atau kepada seseorang).yang ALLAH cintai, dan
mengagungkan apa yang ALLAH agungkan maupun ibadah zhahir, seperti melaksanakan
amal-amal syariat, baik yag berhubungan dengan hak-hak ALLAH atau mahluk. Itu
semua harus didasari ikhlas karena ALLAH dan ittiba’ atau mencontoh Nabi .
Barang siapa yang bisa mengumpulkan kedua pokok itu , akan beruntung dan
bahagia. Sebaliknya, barang siapa yang kehilangan salah satu atau keduanya,
akan merugi.
Tidaklahada
sesuatu yang bisa memberi manfaat bagi
seorang hamba melainkan menjadikan ikhlas dan ittiba’ sebagai pendorong dalam
setiap yang dia kerjakan, yang dia tinggalkan dan dalam setiap ucapan dan
perbuatan. Ikhlas menjadi sifat sedangkan ittiba’ menjadi cermin baginya. Juga
terbebas dari keinginan-keinginan dan tujuan-tujuan yang tidak didasari ikhlas
semata-mata karena ALLAH.
Barang siapa yang melihat, memahami dengan benar,
mengamalkan, mengajarkan ayat-ayat Al-Quran, niscaya dia akan mengetahui tinggi
kedudukan ikhlas dalam agama islam dan besarnya pengaruh dalam berda’wah. ALLAH
menjadikan agama ini sebagai suatu keihlasan dan tidak ada agama tanpa keikhlasan
kepada ALLAH yang Mahatinggi dan Mahaluhur. ALLAH berfirman :
wr& ¬! ß`Ïe$!$# ßÈÏ9$sø:$# 4 úïÏ%©!$#ur (#räsªB$# ÆÏB ÿ¾ÏmÏRrß uä!$uÏ9÷rr& $tB öNèdßç6÷ètR wÎ) !$tRqç/Ìhs)ãÏ9 n<Î) «!$# #s"ø9ã ¨bÎ) ©!$# ãNä3øts óOßgoY÷t/ Îû $tB öNèd ÏmÏù cqàÿÎ=tGøs 3 ¨bÎ) ©!$# w Ïôgt ô`tB uqèd Ò>É»x. Ö$¤ÿ2 ÇÌÈ
Ingatlah, Hanya
kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). dan orang-orang yang
mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka
melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah. dengan sedekat- dekatnya". Sesungguhnya
Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih
padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan
sangat ingkar. (Az-Zumar: 3)
Amal perbuatan itu tidak dianggap sebagai amal shahih
kecuali amal tersebut bersih dan benar.Syaikh Al-Allamah Muhammad Al-Amin
berkata: Al-Quran yang agung telah benar-benar menjelaskan bahwa amal shalih
aadalah amal an yang harus memilki tiga perkara dengan sempurna. Kurang salah
satu saja , tidajk akan bermanfaat pada hari kiamat. Diantaranya adalah amalan
tersebut harus ikhlas karena ALLAH.
Keikhlasan tidak akan bisa terwujud kecuali dengan
menjauhkan diri dari segala sesuatu yang bisa merusaknya. Syaikh Al-Allamah
Hafizh Al-Hakami berkata: “ Ikhlas adalah membersihkan amal dari segala bentuk
kesyirikan dengan niat yang shalih.
Suatu amalan sekalipun benar belum tentu baik (diterima)
kecuali disertai niat ikhlas. Rasulullah mengabarkan bahwasanya baik atau
rusaknya amal perbuatan tergantung niat, begitu pula dengan bisa tidaknya
seorang hamba menikmati hasil perbuatanya , tergantung niat.Sudah dima’lumi
bahwa semua ibadah tidakl akan benar kecuali dibarengi dengan niat, dan
hendaklah tujuan yang terkandung dalam niatnya adalah semata-mata mengharap
wajah ALLAH pahalanya, ingin mendekatkan diri kepadanya dengan melaksanakan apa
yang diperintah ALLAH dan ALLAH cinta kepada hambanya.
Sesuatu yang amat ditekankan dan diwajibkan dan
ditekankan atas searang da’i adalah menggantungkan pahala dan ganjaran atas
da’wahnya kepada ALLAH semata. Dalam berda’wah ALLAH tidak menilai bagus
jeleknya, tidak pula keturunan dan kedudukanya. Da’wah dinilai dengan hati dan
kebaikanya dengan ketergantunganya kepada ALLAH, pahala yang dia harapkan dan
perasaan takut kepada siksaanNYA. Nabi Bersabda: “Sesungguhnya ALLAH tidak
melihat kepada bentuk tubuh dan wajah-wajah kalian, tetapi ALLAH melihat kepada
hati dan perbuatan kalian.
Dari penjelasan itu, nampak keterkaitan antara
pengertian “ikhlas” secara bahasa dari menurut istilah. Menurut perkataan mereka,
apabila sesuatu itu jernih dan terbebas dari sesuatu yang membuatnya keruh, itu
dinamakan “khalis” atau murni.
Sesungguhnya dakwah kepada ALLAH tidak akan membuahkan
hasil, baik di dunia maupun di akhirat sebelum terbebas dari riya’, sum’ah, dan
berbagai macam kebid’ahan yang menyimpang.
2. Berbekal ilmu Agama
Setelah mengetahui pentingnya ikhlas dalam berda’wah,
hal lain juga tidak kalah pentingnya adalh berbekal ilmu agama yang bersumber
dari Al-Quran dan As-Sunnah. Ilmu tersebut adalah buah dari keikhlasan. Dengan
ilmu seorang da’I mengetahui arah tujuan yang benar, sedangkan tanpa ilmu,
seorang da’I akan mendatangkan bahaya besar bagi agama dan umat. Apabila
seorang da’I tidak memiliki ilmu agama sedikitpun apa yang akan
dida’wahkan?Penyebaba seorang da’I salah dalam berdakwah dan jauh dari cahaya
Ilahi adalah kebodohan. Cahaya Ilahi disebut ALLAH dengan “Ruh”. Sebagaimana
dalam firman ALLAH :y
7Ï9ºxx.ur !$uZøym÷rr& y7øs9Î) %[nrâ ô`ÏiB $tRÌøBr& 4 $tB |MZä. Íôs? $tB Ü=»tGÅ3ø9$# wur ß`»yJM}$# `Å3»s9ur çm»oYù=yèy_ #YqçR Ïök¨X ¾ÏmÎ/ `tB âä!$t±®S ô`ÏB $tRÏ$t6Ïã 4 y7¯RÎ)ur üÏöktJs9 4n<Î) :ÞºuÅÀ 5OÉ)tGó¡B ÇÎËÈ
Dan
Demikianlah kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah kami.
sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula
mengetahui apakah iman itu, tetapi kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang
kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba kami.
dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.(52)
Allah telah
menjadikan hidupnya hati dan ruh serta kesemuaanya dengan ilmu yang diwariskan
Rasullah. Ilmu adalah santapan dan cahaya hati. Ilmu dapat menunjukkan dan
mengantarkan menuju kerighaan Ilahi. Imam Ibnu Qayyim telah membahas ayat-ayat
ini dengan sangat jelas dan syarat dengan hujjah-hujjah yang kuat dalam
memadukan antara hidup dan cahaya.
Beliau
berkata “Dengan memadukan antara dua pokok, yaitu kehidupan dan
cahaya,terbentuklah kekuatan, pendengaran, penglihatan, rasa malu, kesucian, keberanian,
dan kesabaran, dan semua akhlak-akhlak yang mulia, dan mencintai yang baik dan
membenci yang buruk. Sehingga manakala hatinya kuat, maka kuatlah sifat-sifat
padanya, seperti perkataan Ibnu Mas’ud :
Binasalah orang yang tidak punya hati yang bisa mengetahui yang bisa
mengetahui yang ma’ruf dan dan dia mengingkari yang munkar. Ada beberapa alasan yang menunjukkan
keagungan dan keutamaan ilmu agama, khususnya bagi seorang da’I, diantaranya:
·
Sesungguhnya
Allah memerintahkan Nabinya di awal pemerintahnya.Allah berfirman : “Bacalah dengan (menyebut) nama
Tuhanmu yang menciptakan.”(Al-Alaq 1)
·
Sesungguhnya
Allah mengumpulkan orang yang bodoh seperti orang yang buta yang tidak melihat
apa-apa.Dalilnya:(Ar-Ra’d:19).
Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah membeberkan tentag terperosoknya orang-orang karena
kebodohan dan jauhnya mereka dari jalannya orang-orag yang berilmu. Beliau
berkata: “Salah seorang dari mereka ada orang zhalim dan bodoh. Ceramahnya
bukan hanya tidak sesuai dengan ulama yunior sekalipun, bahkan lebih dari itu
malah seperti perkataan orang-orang awam yang tidak tahu apa-apa atau
pendongeng yang bodoh danorang-orang sesat. Tidak terdapat dalam perkataan
ucapan yang benar, tidak pula memberikan satu solusi sebagaimana layaknya para
ahli ilmu yang memiliki akal.
·
Sesungguhnya ALLAH memerintah
untuk kembali (bertanya) kapada para ulama agar dapat mengetahui dan
mengamalkan kebenaran.(An-Nahl:43)yang artinya : Maka bertanyalah kepada
orang yang mempunyai pengetahuan, jika kamu tidak mengetahui. Keumuman ayat
berisi pujian kepada orang-orang yang berilmu, lebih-lebih lagi ilmu tentang
kitabullah yang telah diturunkan. ALLAH memerintahkan kepada orang yang tidak
tahu untuk bertanya kepada mereka dalam berbagai hal. Intinya para ilmuwan
memiliki kewenangan dan kepercayaan dalam menjawab masalah yang tidak
diketahui. Dan ini sesuai dengan perintah Allah. Ayat tersebut juga menjelaskan
tentang bahaya kebodohan bagi seorang muslim, khususnya yang berkiprah dalam
lapangan dakwah. Orang bodoh jika berfatwa akan merusak umat.
·
Sesungguhnya Allah yang Maha
tinggi dan Maha luhur telah memberikan kedudukan yang sangat agung kepada para
ulama. Mereka adalah saksi ke-Maha Esaan Allah. Keridhaan Allah atas kesaksian
ini adalah bukti bahwa Allah memuliakan mereka.Kemuliaan ini disebabkan mereka
memiliki ilmu dan memberi petunjuk kepada umat manusia.
Dakwah Ilallah
memerlukan ilmu dan kecakapan. Sebab syarat yang harus dimiliki da’i adalah
memiliki ilmu. Allah berfirman tentang orang-orang yang berilmu :
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sÎ) @Ï% öNä3s9 (#qßs¡¡xÿs? Îû ħÎ=»yfyJø9$# (#qßs|¡øù$$sù Ëx|¡øÿt ª!$# öNä3s9 ( #sÎ)ur @Ï% (#râà±S$# (#râà±S$$sù Æìsùöt ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uy 4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ×Î7yz ÇÊÊÈ
Hai
orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah
dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.(A1-Mujadilah :11)
Dalil dan beberapa argumen ini mengharuskan
seorang da’I yang berkiprah dalam dunia dakwah untuk selalu membekali diri
dengan ilmu, dia akan mendapatkan keutamaan dari ilmu, karena dengan ilmu dia
mendapatkan keutamaan dari Allah,memperoleh derajat dan kehormatan.
Seorang da’I harus mengetahui mana yang harus
disyariatkan dan yang tidak disyariatkan, mampu membedakan sunnah dan bid’ah,
yang baik dan yang buruk, yang halal dan yang haram, syirik dan tauhid, karena
semua inti dan tujuan dari dakwah itu sendiri.
3. Lemah lembut dan sabar dalam berdakwah
Sabar termasuk sifat yang mulia yang Allah berikan
kepada hambanya yang bertaqwa di bawah pimpinan rasul dan rasul Allah.Sifat ini
juga sifat yang dimiliki penduduk surga. Sabar merupakan suatu kewajiban
berdasarkan kesepakatan ulama dalam menjalankan segala yang diwajibkan dan
meninggalkan segala nyang dilarang, termasuk dalam hal ini sabar dalam hal
menerima musibah dengan tidak mengeluh. Sabar meninggalkan ajakan jelek hawa
nafsunya . Allah menyebutkan sabar dalam kitabNYA sebanyak 90 tempat diiringi
dengan shalat, seperti firmaNYA :
(#qãZÏètFó$#ur Îö9¢Á9$$Î/ Ío4qn=¢Á9$#ur 4 $pk¨XÎ)ur
îouÎ7s3s9 wÎ) n?tã tûüÏèϱ»sø:$# ÇÍÎÈ
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya
yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'.(45)
Sabar adealah bagian yang terpenting yang harus dimiliki
da’i yang menginginkan keberhasilan dalam dakwahnya. Karena dalam menerima
dakwah, manusia itu sendiri berbeda pemahaman ditambah lagi banyaknya subhat
mereka banyak yang bisa mempengaruhi dalam menerima dakwah itu, dibutuhkan
kesabaran, tinggi bagi seorang da’i. Sabar memiliki pengaruh yang besar bagi
jiwa manusia.
Allah memberikan sabar dan lemah lembut agar manusia
tidak berkeluh kisah dan marah. Rasulullah adalah cermin kita yang mana beliau
sabar dalam berbagai macam keadaan. Tatkala disakiti dan dakwahnya
dihalang-halangi, seketika itu malaikat penjaga gunung menawarkan kepada beliau
untuk menjatukan gunung kepada orang-orang yang menyakiti beliau, tetapi Beliau
tidak mau, tetap sabar,berkat kesabaran dan kelembutan beliau inilah dakwah
islam bisa memancar diseluruh penjuru dunia. Alangkah hebat dan kuatnya
kesabaran beliau dalam menghadapi ujian, dan alangkah lembutnya Beliau dalam
mengemban misi dakwah islam.
Tak ada yang lebih memotivasi seorang da’I untuk bisa
bersabar kecuali keihlasan, keyakinan, dan keimananya kepada Allah . Dengan
kesabaran dan kelembutan pahala nya akan berlipat, pengaruhnya menguat, dan
keimananya bertambah. Selanjutnya ia berharap pahala Allah sebagai pengganti
dari semua musibah yang menimpanya dalam rangka dakwah.
Bukan sekadar kekuatan badan membuat seseorang mulia.
Sebab banyak binatang yang tentu lebih kuat dari pada manusia. Akan tetapi
kekuatan sebenarnya yang harus dimiliki
manusia utamanya seorang da’i adalah kekuatan menahan nafsu dengan menjauhkan
diri dari rasa dendam, amarah, dan emosi yang berlebih-lebihan.
Diantara pentingnya sabar bagi
da’i
ü Sabar tersebut menjadikan hamba-hamba Allah yang alim (berilmu) yang
menyelisihi jalanya orang-orang yang jahil (bodoh)
ü Sabar menyebabkan mendapatkan kebahagiaan, keberuntungan dan
keselamatan
ü Sabar menjadikan orang kuat menghadapi penderitaan dalam berdakwah
ü Allah akan memberikan buah kesabaran berupa surga, keberuntungan dan
derajat yang tinggi.
- Persiapan Seorang Da’i
Da'i membutuhkan bekal dan senjata yang
kuat untuk melaksanakan tugasnya. Bekal dan senjata itu
diantaranya:
1.
Pemahaman yang mendalam yang dibangun di atas keilmuan, sebelum seorang da'i
akan berbuat. Dan kefahamannya tentang agama itu berdiri di atas pengkajian
makna-makna dan hukum-hukum dalam Al-Quran, memahami Sunnah Nabi SAW, dan
pemahaman itu bertumpu di atas beberapa perkara penting di antaranya:
a. Pemahaman aqidah Islamiyah dengan pemahaman yang shahih/ benar,
dikuatkan oleh dalil-dalil dari Al-Quran, As-Sunnah, dan ijma' ulama ahlus
sunnah wal jama'ah.
b. Pemahaman da'i mengenai tujuannya dalam hidup ini dan posisinya
yang strategis di antara manusia.
c. Ketergantungannya dengan akhirat, dan
tidak mengejar kehidupan dunia yang banyak menjerumuskan ini.
2. Iman yang mendalam lagi berbuah, karena
cintanya kepada Allah, takut padaNya, penuh harapan padaNya, mengikuti jejak
Rasul SAW dalam segala perkara.
3.
Hubungan da'i dengan Allah Ta'ala dalam segala perkaranya, ketergantungannya,
tawakkalnya kepada Allah, minta pertolongan padaNya, ikhlas, dan jujur dalam
perkataan dan perbuatan lillaahi Ta'aalaa.
- PERSIAPAN ILMU
“ Senjata
pertama yang perlu dimiliki oleh setiap da’ie ialah persiapan ilmu”.
Secara keseluruhannya, setiap da’ie perlu memahami persoalan aqidah,
akhlak, hukum-hukum fiqh serta persoalan dakwah dan jihad yang mencakupi proses
pembentukan jamaah, pelaksanaan dakwah, proses mengambil alih kuasa
pemerintahan, penggubalan perlembagaan, pelaksanaan sistem pendidikan,
sosialisasi masyarakat, penguatkuasaan undang-undang dan konsep hubungan
antarabangsa Islam sebagaimana yang terkandung di dalam al-Quran, al-Sunnah dan
sejarah Islam.
Sekurang-kurangnya setiap da’ie berkewajipan mengetahui ajaran dan
system hidup Islam secara umum, pendekatan dakwah yang sesuai digunakan dalam
menghadapi masyarakat, perkembangan politik semasa.
Sebagai para pendokong PAS, setiap da’ie hendaklah memahami
penubuhan, perlembagaan, pengurusan dan pentadbiran PAS yang diperjuangkannya.
Demi kebebasan dakwah, setiap da’ie perlu mengetahui ilmu dan
selok-belok dakwah seperti uslub dakwah, sasaran dakwah, kandungan dakwah,
strategi dakwah, perancangan dakwah dan pengurusan dakwah.
Sebagai pelengkap kepada ilmu-ilmu di atas, seseorang da’ie juga
perlu menguasai beberapa bidang ilmu yang lain seperti bahasa Arab, ilmu
Usuluddin, Usul al-Fiqh, ilmu Maqasid al-Syariah, Fiqh al-Awlawiyat, al-Siyasah
al-Syar’iyyah serta sejarah pemerintahan dan pembinaan hukum Islam.
Kemantapan ilmu akan menjadikan para da’ie lebih berkemampuan dalam
memberikan gambaran yang jelas sama ada berkenaan asas-asas ajaran Islam dan
hukum-hukum Islam yang bersifat ilmiah dan semasa seperti tahaluf siyasi,
konsep negara Islam, kedudukan non-muslim di dalam negara Islam, hubungan
antarabangsa Islam dan lain-lain.
- PERSIAPAN MENTALITI
Di antara persiapan yang perlu dimiliki oleh setiap da’ie ialah
sifat bijaksana (fatanah) iaitu mempunyai daya berfikir yang tinggi dalam
mengembangkan fikrah dakwah, membahagikan tugasan, menyelesaikan
masalah,mengenalpasti kelemahan, mencari sasaran, membuat keputusan dan
mengambil peluang daripada sesuatu kesempata yang berkaitan dengan kepentingan
dakwah Islam yang diperjuangkannya.
Seseorang da’ie yang telah memiliki persiapan ilmu yang memadai,
mempunyai banyak pengalaman daripada usaha-usaha dakwahnya, bijaksana dalam
memupuk daya kepimpinannya secara langsung akan memiliki mentaliti yang tinggi
dalam mengenalpasti kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman, taktik dan strategi
yang berkesan dalam memimpim gerakan dakwah PAS ke arah mencapai visi, misi dan
objektif yang telah ditetapkan.
- PERSIAPAN JASMANI
Setiap da’ie berkewajipan menjagai kesihatan jasmani dengan cara
mengambil makanan dan minuman yang seimbang dan berkhasiat.
Lantaran itu, setiap da’ie berkewajipan menjauhkan diri daripada
melakukan sesuatu yang mendatangkan mudarat kepada dirinya seperti serap
meminum minuman yang manis, makan banyak dan merokok.
Setiap da’ie juga berkewajipan mempertingkatkan kekuatan dan
ketangkasan anggota jasmaninya melalui latihan-latihan yang tertentu seperti
bersenam, berenang, menembak dan mendaki gunung.
- PERSIAPAN ROHANI, AKHLAK DAN DAYA KEPIMPINAN
Di antara persiapan rohani yang perlu
dimiliki oleh para da’ie ialah meninggalkan perbuatan dosa dan maksiat,
mempertingkatkan kesucian jiwa dengan sifat wara’ dan amalan ketaatan, sabar
dalam menanggung ujian dakwah serta merindui keampunan dan keredhaan Allah.
Manakala akhlak pula perlu dipersiapkan
dengan cara membersihkannya daripada sifat marah dan keras hati, membiasakan
diri dengan sifat sabar dan pemaaf, menyucikannya dengan adab-adab yang mulia
dan mempertingkatkannya dengan mentauladani jejak langkah Rasulullah s.a.w.
Berhubung dengan persiapan daya kepimpinan
pula, setiap da’ie mestilah bijak mempelajari dan mengambil pengajaran daripada
setiap pengalaman dan daya kepimpinan orang lain.
Seseorang da’ie yang memiliki persediaan
di atas adalah diharapkan lebih berjaya dalam mempengaruhi masyarakat berbilang
kaum dan seterusya mencapai matlamat dakwah dan politik.
Langkah-langkah yang perlu
mulai ditempuh da'i:
1. Memulai untuk memperbaiki diri sendiri hingga menjadi panutan
yang baik.
2. Membentuk rumah tangga yang damai, agar menjadi rumah yang
benar-benar Islami dan imani.
3. Kemudian mengarahkan masyarakat dan menda'wahkan kebaikan,
memerangi keburukan dengan bijaksana dan menganjurkan keutamaan-keutamaan dan
akhlak mulia.
4. Kemudian menda'wahi non Muslim kepada manhaj/ jalan yang benar
dan syari'at Islam sehingga tidak ada fitnah, dan menjadikan agama itu seluruhnya
hanya milik Allah.
- Akhlak Da’i
Menurut bahasa akhlak adalah bentuk jamak dari khuluq
yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau khuluq. Akhlaq adalah
suatu kondisi atau sifat yang meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian.
Sedangkan akhlak yang yang harus dimiliki seorang da’I adalah akhlak yang baik
(segala tingkah laku yang baik).
Baik dalam bahasa arab disebut khair,sesuatu yang dapat
dikatakan baik apabila dapat dikatakan baik apabila ia memberikan kesenangan,
kepuasan, kenikmatan sesuai dengan yang diharapkan, dapat dinilai positif oleh
orang yan g menginginkanya. Baik disebut juga mustahab, yaitu amal atau
perbuatan yang disenangi.
Perbuatan baik merupakan akhlaqul karimah yang wajib
dikerjakan. Al- Ghozali menyebutkan, perbuatan dapat dikatakan baik karena
adanya pertimbangan akal yang mengambil keputusan secara mendesak, seperti
menyelamatkan orang-orang yang tenggelam atau orang-orang yang menderita
kecelakaan.
Dalam beberapa kamus ensiklopedia diperoleh pengertian
baik sebagai berikut:
·
Baik berarti sesuatu yang telah
mencapai kesempurnaan
·
Baik berarti sesuatu yang
menimbulkan rasa keharuan dalam kepuasan dan kesenangan
·
Baik berarti sesuatu yang
memiliki nilai kebenaran atau nilai yang diharapkan dan memberikan kepuasan
·
Baik berarti sesuatu yang
sesuai dengan keinginan
·
Sesuatu yang dikatakan baik,
bila ia mendatangkan rahmat, memberikan perasaan senang atau bahagia, bila ia
dihargai positif.
Seorang da’i harus memiliki akhlaqul karimah, karena ia
menjadi contoh, berda’wah dapat dilakukan dengan lisan, tulisan ataupun tinkah
laku yang baik, jika seorang da’i mengajak kebaikan kepada mad’u sedangkan
dirinya sendiri dalam kehidupan sehari-hari berakhlak jelek, maka ia akan
menjadi omongan orang lain, ajakannya menyeru kebaikan tidak akan dihiraukan,
sebelum seorang da’i berda’wah atau mengajak kebaikan kepada orang lain
haruslah dia memperbaiki dirinya sendiri.
Da'i harus menyandang akhlaq dan sifat-sifat yang mulia, yaitu
akhlaq Islam yang dibina oleh Al-Quran dan As-Sunnah. Dan da'i harus menjauhi
akhlaq yang sebaliknya, yang tidak sesuai dengan akhlaq Islam.
Dari seluruh rangkaian da'wah, maka juru
da'wah harus memiliki sifat:
1. Konsisten (istiqomah) dengan apa yang
dida'wahkannya, sesuai antara ucapan dan perbuatan.
2. Ikhlas lillahi Ta'ala dalam da'wahnya
3. Mengikuti Nabi SAW
4. Memiliki hujjah yang jelas nyata
5. Sabar dalam menanggung derita perjalanan da'wah
6. Jujur.
KESIMPULAN
Terjadinya banyak permasalahan ummat tak dapat dipungkiri bahwa hal
itu memiliki keterkaitan dengan para pendakwah yang berkualitas, adanya
berbagai permasalahan keummatan yang terjadi (yang nantinya akan kami uraikan
di point setelah ini) tak terlepas dari faktor para da’i yang mengemban tugas
mulia yaitu dakwah ilalloh. Sebelum menapaki kepada pembahasan lebih dalam akan
sebuah analisa sistem dakwah terhadap problematika ini, maka perlu kita ketahui
terlebih dahulu, apa dan bagaimanakah dakwah yang sesuai sunnah itu.
Dakwah mestilah
didasarkan dengan sifat ikhlas, yaitu mengikhlaskan segala hal dalam dakwah
hanya mengharapkan balasan dari Alloh subhanahu wa ta’ala
Hendaklah dakwah yang dilakukan diatas ilmu, ilmu yang dimaksud
disini ialah terbagi menjadi beberapa bagian :
1. Ilmu Agama, seorang da’i hendaklah berdakwah dengan hujjah dan bayan
yang haq keika mendakwahkan para mad’u. sebagaimana firman Alloh azza wa jalla
dalam QS. Yusuf : 108
2. Ilmu tentang keadaan orang yang didakwahkannya, sebagaimana yang
dilakukan oleh Rasululloh shalallahu ‘alaihi wa sallam ketika mengutus sahabat
Mu’adz bin Jabal Radhiyallohu ‘anhu. Rasululloh shalalahu ‘alaihi wa sallam
bersabda kepada Muadz “ Sesungguhnya engkau akan mendatangi suatu kaum dari
ahli kitab…” ( HR. Bukhari ).
3. Seseorang da’i hendaklah mengetahui ilmu tentang metode / manhaj
dalam berdakwah, yang dimaksud disini ialah manhaj dalam dakwah dalam
menyampaikan apa yang seharusnya terlebih dahulu didakwahkan dan apa yang
memang paling menjadi prioritas dalam berdakwah.
Bisnis lokal yang paling BOOMING:
BalasHapusTerbukti, hanya dlm waktu 174 hari, member telah lebih dari 377.158 orang
http://indoboclub.com/?ref=ekp31
Dahsyat!!
- Mari Meringankan Beban Orang tua Sediri
- INI GRATIS ~~~~~~~~~~~~~~
- Jika Anda Seorang Pelajar Saat Nya mencari Uang Sendiri
- Mempunyai 2 sistem utama: Plan GRATIS & Plan INVESTASI
- Withdrawal bisa ke PM, Bank Lokal, dan Pulsa
- Web semakin AMAN dengan HTTPS/SSL 256 bit
- Komunikasi langsung dgn Admin via SMS/Call/FB
- Invest minimal $0.5 via PM, EgoPay, Payza, & Bank Lokal
- Profit 2% x 100 hari + Profit extra
- Compound minimal $0.5
- WD INSTANT ke PM minimal $0.02 (cuma butuh waktu 3 detik)
- WD ke Bank Lokal minimal $20 (kurs $1 = Rp 9.700)
- WD dgn Pulsa HP dengan harga dibawah standar pasar
- Tersedia fitur IBC MOBILE, website versi HP
- Jika Ingin Lebih Jelass Lagi Kunjungi web saya Di
http://kesuksesantergantunganda.blogspot.com/
- Terima Kasih