Sabtu, 04 Mei 2013

SYARAT, PERSIAPAN DAN AKHLAK MENJADI SEORANG DA'I



SYARAT, PERSIAPAN DAN AKHLAK MENJADI SEORANG DA'I

BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Islam masuk ke Indonesia melalui jalan dakwah yang panjang yang dilakukan oleh para da’i dari bebeberapa negara, seperti bangsa Arab dan Gujarat. Dakwah Islam yang dilakukan para da’i di  masa awal-awal Islam masuk ke Indonesia berhasil menaklukkan hati masyarakat Indonesia yang waktu itu menganut agama kepercayaan, Hindu dan Budha. Keberhasilan para da’i di abad ke-16-17  itu lebih banyak disebabkan oleh cara dakwah mereka yang menunjukkkan hubungan yang dialogis, akomodatif, dan adaptif terhadap masyarakat setempat. Inilah yang kemudian menyebabkan Islam mudah diterima oleh masyarakat Indonesia.
Para da’i ketika itu memainkan peran penting sebagai penyebar agama hingga pengayom masyarakat. Sehingga hubungan antara da’i dengan masyarakatnya sangat dekat, tanpa sekat yang menjauhkan antara keduanya. Hal inilah yang ditunjukkan oleh gerakan dakwah yang dilakukan Walisongo dengan memasukkan unsur-unsur Islam ke dalam budaya lokal untuk menarik simpati dari masyarakat. Walisongo menyebarkan Islam di Indonesia tidak dengan menggunakan pendekatan halal-haram, melainkan memberikan spirit dalam setiap upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat. Sehingga Islam kemudian bercampur dengan kebiasaan-kebiasaan dan adat istiadat masyarakat secara substansial. Tak pelak lagi, kondisi inilah yang kemudian memudahkan penyebaran Islam ke segala dimensi kehidupan masyarakat.
Para da’i memiliki basis yang kuat untuk memerankan sebagai mediasi bagi perubahan sosial melalui aktivitas pemberdayaan (umat), seperti advokasi terhadap pelanggaran hak-hak rakyat oleh negara. Contoh yang paling konkret adalah ketika KH. Basith mengadvokasi petani tembakau di Guluk-Guluk, Madura. KH. Basith sebagai kyai dan da’i mampu memainkan peran ganda; sebagai ahli agama sekaligus sebagai pendamping masyarakat yang sedang mengalami problem sosial. Ini adalah bentuk dari peran da’i sebagai agen perubahan sosial.
Peran ganda da’i; sebagai ahli agama dan pendamping masyarakat sesungguhnya merupakan wujud dari pemahaman Islam yang sempurna (Islam Kaffah). Sebab, selama ini para da’i lebih banyak difokuskan pada peran penyebaran Islam ke masyarakat. Hal ini disebabkan oleh pemahaman Islam yang seringkali dipahami hanya sebagai persoalan ibadah saja, yang pemaknaannya masih terbatas pada pola hubungan hamba dengan Tuhan (vertikal). Sehingga penyebaran dakwah yang terjadi di masyarakat lebih banyak menyoroti persoalan ibadah kepada Allah SWT secara ekslusif, tanpa memaknainya secara luas. Padahal, Islam memiliki spirit pembebasan, yang meniscayakan pola hubungan yang tidak saja vertikal kepada Tuhan, tetapi juga pola hubungan yang horisontal terhadap sesama manusia. Sehingga Islam sebagai agama memiliki tanggung jawab sosial agar masyarakat memiliki perilaku sosial yang bertanggungjawab, transparan, dan berkeadilan.
Islam sebagai agama yang membebaskan semestinya mampu menjawab problem-problem kemanusiaan, seperti ketidakadilan, penindasan, kewenang-wenangan, dan kemiskinan  yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Sehingga Islam tidak kehilangan orientasi horisontalnya dalam menjaga hubungan dengan sesama manusia. Belum lagi problem sosial tentang maraknya praktik korupsi yang terjadi di masyarakat dan sistem penyelenggaraan negara (birokrasi). Islam yang hanya memiliki orientasi vertikal merupakan karakter Islam yang ekslusif dan tidak memiliki semangat perubahan. Padahal, sejak dari awal, Islam didakwahkan memiliki orientasi kemanusiaan yang sangat kuat agar terjadi keseimbangan sosial dalam masyarakat.

  1. Rumusan Masalah
    1. Apa saja persiapan seorang dai ?
    2. Syarat apa sajakah yang harus dimiliki seorang dai ?
    3. Bagaimana akhlak yang harus dimiliki seorang dai ?

  1. Tujuan Pembahasan
    1. Mengetahui apa saja persiapan seorang dai
    2. Mengetahui syarat-syarat yang harus dimiliki seorang dai
    3. Mengetahui bagaimana akhlak-akhlak seorang dai


BAB I
PEMBAHASAN

A.    Syarat Seorang Da’i
Dakwah merupakan suatu proses yang dinamik. Ia sentiasa bergerak seiring dengan perubahan persekitaran yang sentiasa berubah mengikut situasi dan kesesuaiannya. Bagaimanapun ia masih mengekalkan satu arah tujuan yang jelas iaitu membimbing umat manusia mengenali keesaan Allah dalam mengatur kehidupan.
Oleh itu sesuai dengan kedinamikan ajaran Islam maka dakwah yang didukung oleh para pendakwah harus mampu menangani arus perubahan yang begitu drastik kini. Ini kerana kita sedang berhadapan dengan kehidupan yang serba mencabar, era globalisasi.
Justru peranan para pendakwah begitu kritikal dan dunia begitu mengharapkan kemunculan para pendakwah yang mampu mengajak umat kembali kepada cara hidup yang betul dan lurus.
Sememangnya arus globalisasi tidak mampu disekat, ia memaksa umat manusia untuk menyesuaikan diri dalam gaya hidup yang jauh berbeza dari zaman dahulu. Ia menuntut para pendakwah untuk memainkan peranan penting dalam usaha-usaha dakwah antaranya ialah mempelbagaikan kaedah, memperbaiki pendekatan, memperkemaskan strategi dan memperkasakan seluruh dimensi dakwah dengan lebih berkesan agar dapat dinatijahkan dalam budaya hidup masyarakat global. Atau dalam lain perkataan kita perlu `mengglobalisasikan dakwah’ sesuai dengan ajaran Islam yang bersifat sejagat.
Para pendakwah perlu memiliki kekuatan yang bersifat multidimensi dalam usaha mempertingkatkan keupayaan dakwah supaya ia lebih berkesan dalam merencana strategi bagi menangani cabaran semasa yang begitu kompleks di arus globalisasi.
      Dibawah ini merupakan beberapa dari syarat yang harus dimiliki seorang dai pada era sekarang, diantaranya:
1.      Ikhlas dan Urgensinya
Suatu hal yang harus diperhatikan adalah dalam keberhasilan da’wah adalah keihlasanhanya mengharap ridha ALLAH dan mengharap kebahagiaan yang telah ALLAH janjikan untuk para wali dan hamba-hambanya yag bertaqwa.
Seorang Da’I tidak akan berhasil dalam da’wahnya kecuali ihlas kepada ALLAH, baik dalam ucapan, perbuatan, maupun keinginanya serta kemauanya. Sebab, berda’wah kepada ALLAH adalah suatu ibadah, dan suatu ibadah itu baru benar jika syaratnya terpenuhi, yaitu ikhlas dan ittiba’ kepada Nabi. Hal ini dikuatkan oleh Syaikh Al-Allamah As-sa’di beliau berkata:
“Semua ibadah pada dasarnya sama, baik ibadah batin seperti cinta dan takut kepada ALLAH, mengharap dan tawakal kepadaNYA, mencintai apa saja(perbuatan atau kepada seseorang).yang ALLAH cintai, dan mengagungkan apa yang ALLAH agungkan maupun ibadah zhahir, seperti melaksanakan amal-amal syariat, baik yag berhubungan dengan hak-hak ALLAH atau mahluk. Itu semua harus didasari ikhlas karena ALLAH dan ittiba’ atau mencontoh Nabi . Barang siapa yang bisa mengumpulkan kedua pokok itu , akan beruntung dan bahagia. Sebaliknya, barang siapa yang kehilangan salah satu atau keduanya, akan merugi.
 Tidaklahada sesuatu yang bisa memberi  manfaat bagi seorang hamba melainkan menjadikan ikhlas dan ittiba’ sebagai pendorong dalam setiap yang dia kerjakan, yang dia tinggalkan dan dalam setiap ucapan dan perbuatan. Ikhlas menjadi sifat sedangkan ittiba’ menjadi cermin baginya. Juga terbebas dari keinginan-keinginan dan tujuan-tujuan yang tidak didasari ikhlas semata-mata karena ALLAH.
Barang siapa yang melihat, memahami dengan benar, mengamalkan, mengajarkan ayat-ayat Al-Quran, niscaya dia akan mengetahui tinggi kedudukan ikhlas dalam agama islam dan besarnya pengaruh dalam berda’wah. ALLAH menjadikan agama ini sebagai suatu keihlasan dan tidak ada agama tanpa keikhlasan kepada ALLAH yang Mahatinggi dan Mahaluhur. ALLAH berfirman :
Ÿwr& ¬! ß`ƒÏe$!$# ßÈÏ9$sƒø:$# 4 šúïÏ%©!$#ur (#räsƒªB$# ÆÏB ÿ¾ÏmÏRrߊ uä!$uŠÏ9÷rr& $tB öNèdßç6÷ètR žwÎ) !$tRqç/Ìhs)ãÏ9 n<Î) «!$# #s"ø9ã ¨bÎ) ©!$# ãNä3øts óOßgoY÷t/ Îû $tB öNèd ÏmÏù šcqàÿÎ=tGøƒs 3 ¨bÎ) ©!$# Ÿw Ïôgtƒ ô`tB uqèd Ò>É»x. Ö$¤ÿŸ2 ÇÌÈ  
  Ingatlah, Hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah.  dengan sedekat- dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. (Az-Zumar: 3)
Amal perbuatan itu tidak dianggap sebagai amal shahih kecuali amal tersebut bersih dan benar.Syaikh Al-Allamah Muhammad Al-Amin berkata: Al-Quran yang agung telah benar-benar menjelaskan bahwa amal shalih aadalah amal an yang harus memilki tiga perkara dengan sempurna. Kurang salah satu saja , tidajk akan bermanfaat pada hari kiamat. Diantaranya adalah amalan tersebut harus ikhlas karena ALLAH.
Keikhlasan tidak akan bisa terwujud kecuali dengan menjauhkan diri dari segala sesuatu yang bisa merusaknya. Syaikh Al-Allamah Hafizh Al-Hakami berkata: “ Ikhlas adalah membersihkan amal dari segala bentuk kesyirikan dengan niat yang shalih.
Suatu amalan sekalipun benar belum tentu baik (diterima) kecuali disertai niat ikhlas. Rasulullah mengabarkan bahwasanya baik atau rusaknya amal perbuatan tergantung niat, begitu pula dengan bisa tidaknya seorang hamba menikmati hasil perbuatanya , tergantung niat.Sudah dima’lumi bahwa semua ibadah tidakl akan benar kecuali dibarengi dengan niat, dan hendaklah tujuan yang terkandung dalam niatnya adalah semata-mata mengharap wajah ALLAH pahalanya, ingin mendekatkan diri kepadanya dengan melaksanakan apa yang diperintah ALLAH dan ALLAH cinta kepada hambanya.
Sesuatu yang amat ditekankan dan diwajibkan dan ditekankan atas searang da’i adalah menggantungkan pahala dan ganjaran atas da’wahnya kepada ALLAH semata. Dalam berda’wah ALLAH tidak menilai bagus jeleknya, tidak pula keturunan dan kedudukanya. Da’wah dinilai dengan hati dan kebaikanya dengan ketergantunganya kepada ALLAH, pahala yang dia harapkan dan perasaan takut kepada siksaanNYA. Nabi Bersabda: “Sesungguhnya ALLAH tidak melihat kepada bentuk tubuh dan wajah-wajah kalian, tetapi ALLAH melihat kepada hati dan perbuatan kalian.
Dari penjelasan itu, nampak keterkaitan antara pengertian “ikhlas” secara bahasa dari menurut istilah. Menurut perkataan mereka, apabila sesuatu itu jernih dan terbebas dari sesuatu yang membuatnya keruh, itu dinamakan “khalis” atau murni.
Sesungguhnya dakwah kepada ALLAH tidak akan membuahkan hasil, baik di dunia maupun di akhirat sebelum terbebas dari riya’, sum’ah, dan berbagai macam kebid’ahan yang menyimpang.

2. Berbekal ilmu Agama
Setelah mengetahui pentingnya ikhlas dalam berda’wah, hal lain juga tidak kalah pentingnya adalh berbekal ilmu agama yang bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah. Ilmu tersebut adalah buah dari keikhlasan. Dengan ilmu seorang da’I mengetahui arah tujuan yang benar, sedangkan tanpa ilmu, seorang da’I akan mendatangkan bahaya besar bagi agama dan umat. Apabila seorang da’I tidak memiliki ilmu agama sedikitpun apa yang akan dida’wahkan?Penyebaba seorang da’I salah dalam berdakwah dan jauh dari cahaya Ilahi adalah kebodohan. Cahaya Ilahi disebut ALLAH dengan “Ruh”. Sebagaimana dalam firman ALLAH :y
7Ï9ºxx.ur !$uZøym÷rr& y7øs9Î) %[nrâ ô`ÏiB $tR̍øBr& 4 $tB |MZä. Íôs? $tB Ü=»tGÅ3ø9$# Ÿwur ß`»yJƒM}$# `Å3»s9ur çm»oYù=yèy_ #YqçR Ïök¨X ¾ÏmÎ/ `tB âä!$t±®S ô`ÏB $tRÏŠ$t6Ïã 4 y7¯RÎ)ur üÏöktJs9 4n<Î) :ÞºuŽÅÀ 5OŠÉ)tGó¡B ÇÎËÈ
Dan Demikianlah kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.(52)
Allah telah menjadikan hidupnya hati dan ruh serta kesemuaanya dengan ilmu yang diwariskan Rasullah. Ilmu adalah santapan dan cahaya hati. Ilmu dapat menunjukkan dan mengantarkan menuju kerighaan Ilahi. Imam Ibnu Qayyim telah membahas ayat-ayat ini dengan sangat jelas dan syarat dengan hujjah-hujjah yang kuat dalam memadukan antara hidup dan cahaya.
      Beliau berkata “Dengan memadukan antara dua pokok, yaitu kehidupan dan cahaya,terbentuklah kekuatan, pendengaran, penglihatan, rasa malu, kesucian, keberanian, dan kesabaran, dan semua akhlak-akhlak yang mulia, dan mencintai yang baik dan membenci yang buruk. Sehingga manakala hatinya kuat, maka kuatlah sifat-sifat padanya, seperti perkataan Ibnu Mas’ud :  Binasalah orang yang tidak punya hati yang bisa mengetahui yang bisa mengetahui yang ma’ruf dan dan dia mengingkari yang munkar. Ada beberapa alasan yang menunjukkan keagungan dan keutamaan ilmu agama, khususnya bagi seorang da’I, diantaranya:
·             Sesungguhnya Allah memerintahkan Nabinya di awal pemerintahnya.Allah  berfirman : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.”(Al-Alaq 1)
·            Sesungguhnya Allah mengumpulkan orang yang bodoh seperti orang yang buta yang tidak melihat apa-apa.Dalilnya:(Ar-Ra’d:19).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah membeberkan tentag terperosoknya orang-orang karena kebodohan dan jauhnya mereka dari jalannya orang-orag yang berilmu. Beliau berkata: “Salah seorang dari mereka ada orang zhalim dan bodoh. Ceramahnya bukan hanya tidak sesuai dengan ulama yunior sekalipun, bahkan lebih dari itu malah seperti perkataan orang-orang awam yang tidak tahu apa-apa atau pendongeng yang bodoh danorang-orang sesat. Tidak terdapat dalam perkataan ucapan yang benar, tidak pula memberikan satu solusi sebagaimana layaknya para ahli ilmu yang memiliki akal.
·   Sesungguhnya ALLAH memerintah untuk kembali (bertanya) kapada para ulama agar dapat mengetahui dan mengamalkan kebenaran.(An-Nahl:43)yang artinya : Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan, jika kamu tidak mengetahui. Keumuman ayat berisi pujian kepada orang-orang yang berilmu, lebih-lebih lagi ilmu tentang kitabullah yang telah diturunkan. ALLAH memerintahkan kepada orang yang tidak tahu untuk bertanya kepada mereka dalam berbagai hal. Intinya para ilmuwan memiliki kewenangan dan kepercayaan dalam menjawab masalah yang tidak diketahui. Dan ini sesuai dengan perintah Allah. Ayat tersebut juga menjelaskan tentang bahaya kebodohan bagi seorang muslim, khususnya yang berkiprah dalam lapangan dakwah. Orang bodoh jika berfatwa akan merusak umat.
·   Sesungguhnya Allah yang Maha tinggi dan Maha luhur telah memberikan kedudukan yang sangat agung kepada para ulama. Mereka adalah saksi ke-Maha Esaan Allah. Keridhaan Allah atas kesaksian ini adalah bukti bahwa Allah memuliakan mereka.Kemuliaan ini disebabkan mereka memiliki ilmu dan memberi petunjuk kepada umat manusia.
 Dakwah Ilallah memerlukan ilmu dan kecakapan. Sebab syarat yang harus dimiliki da’i adalah memiliki ilmu. Allah berfirman tentang orang-orang yang berilmu :
 $pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sŒÎ) Ÿ@ŠÏ% öNä3s9 (#qßs¡¡xÿs? Îû ħÎ=»yfyJø9$# (#qßs|¡øù$$sù Ëx|¡øÿtƒ ª!$# öNä3s9 ( #sŒÎ)ur Ÿ@ŠÏ% (#râà±S$# (#râà±S$$sù Æìsùötƒ ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uyŠ 4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ׎Î7yz ÇÊÊÈ    
   Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.(A1-Mujadilah :11)
      Dalil dan beberapa argumen ini mengharuskan seorang da’I yang berkiprah dalam dunia dakwah untuk selalu membekali diri dengan ilmu, dia akan mendapatkan keutamaan dari ilmu, karena dengan ilmu dia mendapatkan keutamaan dari Allah,memperoleh derajat dan kehormatan.
Seorang da’I harus mengetahui mana yang harus disyariatkan dan yang tidak disyariatkan, mampu membedakan sunnah dan bid’ah, yang baik dan yang buruk, yang halal dan yang haram, syirik dan tauhid, karena semua inti dan tujuan dari dakwah itu sendiri.

3. Lemah lembut dan sabar dalam berdakwah
Sabar termasuk sifat yang mulia yang Allah berikan kepada hambanya yang bertaqwa di bawah pimpinan rasul dan rasul Allah.Sifat ini juga sifat yang dimiliki penduduk surga. Sabar merupakan suatu kewajiban berdasarkan kesepakatan ulama dalam menjalankan segala yang diwajibkan dan meninggalkan segala nyang dilarang, termasuk dalam hal ini sabar dalam hal menerima musibah dengan tidak mengeluh. Sabar meninggalkan ajakan jelek hawa nafsunya . Allah menyebutkan sabar dalam kitabNYA sebanyak 90 tempat diiringi dengan shalat, seperti firmaNYA :
 (#qãZŠÏètFó$#ur ÎŽö9¢Á9$$Î/ Ío4qn=¢Á9$#ur 4 $pk¨XÎ)ur îouŽÎ7s3s9 žwÎ) n?tã tûüÏèϱ»sƒø:$# ÇÍÎÈ       
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'.(45)
Sabar adealah bagian yang terpenting yang harus dimiliki da’i yang menginginkan keberhasilan dalam dakwahnya. Karena dalam menerima dakwah, manusia itu sendiri berbeda pemahaman ditambah lagi banyaknya subhat mereka banyak yang bisa mempengaruhi dalam menerima dakwah itu, dibutuhkan kesabaran, tinggi bagi seorang da’i. Sabar memiliki pengaruh yang besar bagi jiwa manusia.
Allah memberikan sabar dan lemah lembut agar manusia tidak berkeluh kisah dan marah. Rasulullah adalah cermin kita yang mana beliau sabar dalam berbagai macam keadaan. Tatkala disakiti dan dakwahnya dihalang-halangi, seketika itu malaikat penjaga gunung menawarkan kepada beliau untuk menjatukan gunung kepada orang-orang yang menyakiti beliau, tetapi Beliau tidak mau, tetap sabar,berkat kesabaran dan kelembutan beliau inilah dakwah islam bisa memancar diseluruh penjuru dunia. Alangkah hebat dan kuatnya kesabaran beliau dalam menghadapi ujian, dan alangkah lembutnya Beliau dalam mengemban misi dakwah islam.
Tak ada yang lebih memotivasi seorang da’I untuk bisa bersabar kecuali keihlasan, keyakinan, dan keimananya kepada Allah . Dengan kesabaran dan kelembutan pahala nya akan berlipat, pengaruhnya menguat, dan keimananya bertambah. Selanjutnya ia berharap pahala Allah sebagai pengganti dari semua musibah yang menimpanya dalam rangka dakwah.
Bukan sekadar kekuatan badan membuat seseorang mulia. Sebab banyak binatang yang tentu lebih kuat dari pada manusia. Akan tetapi kekuatan  sebenarnya yang harus dimiliki manusia utamanya seorang da’i adalah kekuatan menahan nafsu dengan menjauhkan diri dari rasa dendam, amarah, dan emosi yang berlebih-lebihan.
Diantara pentingnya sabar bagi da’i 
ü  Sabar tersebut menjadikan hamba-hamba Allah yang alim (berilmu) yang menyelisihi jalanya orang-orang yang jahil (bodoh)
ü  Sabar menyebabkan mendapatkan kebahagiaan, keberuntungan dan keselamatan
ü  Sabar menjadikan orang kuat menghadapi penderitaan dalam berdakwah
ü  Allah akan memberikan buah kesabaran berupa surga, keberuntungan dan derajat yang tinggi.

  1. Persiapan Seorang Da’i
Da'i membutuhkan bekal dan senjata yang kuat untuk melaksanakan tugasnya. Bekal dan senjata itu diantaranya:
1. Pemahaman yang mendalam yang dibangun di atas keilmuan, sebelum seorang da'i akan berbuat. Dan kefahamannya tentang agama itu berdiri di atas pengkajian makna-makna dan hukum-hukum dalam Al-Quran, memahami Sunnah Nabi SAW, dan pemahaman itu bertumpu di atas beberapa perkara penting di antaranya:
a. Pemahaman aqidah Islamiyah dengan pemahaman yang shahih/ benar, dikuatkan oleh dalil-dalil dari Al-Quran, As-Sunnah, dan ijma' ulama ahlus sunnah wal jama'ah.
b. Pemahaman da'i mengenai tujuannya dalam hidup ini dan posisinya yang strategis di antara manusia.
c. Ketergantungannya dengan akhirat, dan tidak mengejar kehidupan dunia yang banyak menjerumuskan ini.
2. Iman yang mendalam lagi berbuah, karena cintanya kepada Allah, takut padaNya, penuh harapan padaNya, mengikuti jejak Rasul SAW dalam segala perkara.
3. Hubungan da'i dengan Allah Ta'ala dalam segala perkaranya, ketergantungannya, tawakkalnya kepada Allah, minta pertolongan padaNya, ikhlas, dan jujur dalam perkataan dan perbuatan lillaahi Ta'aalaa.
  • PERSIAPAN ILMU
“ Senjata pertama yang perlu dimiliki oleh setiap da’ie ialah persiapan ilmu”.
Secara keseluruhannya, setiap da’ie perlu memahami persoalan aqidah, akhlak, hukum-hukum fiqh serta persoalan dakwah dan jihad yang mencakupi proses pembentukan jamaah, pelaksanaan dakwah, proses mengambil alih kuasa pemerintahan, penggubalan perlembagaan, pelaksanaan sistem pendidikan, sosialisasi masyarakat, penguatkuasaan undang-undang dan konsep hubungan antarabangsa Islam sebagaimana yang terkandung di dalam al-Quran, al-Sunnah dan sejarah Islam.
Sekurang-kurangnya setiap da’ie berkewajipan mengetahui ajaran dan system hidup Islam secara umum, pendekatan dakwah yang sesuai digunakan dalam menghadapi masyarakat, perkembangan politik semasa.
Sebagai para pendokong PAS, setiap da’ie hendaklah memahami penubuhan, perlembagaan, pengurusan dan pentadbiran PAS yang diperjuangkannya.
Demi kebebasan dakwah, setiap da’ie perlu mengetahui ilmu dan selok-belok dakwah seperti uslub dakwah, sasaran dakwah, kandungan dakwah, strategi dakwah, perancangan dakwah dan pengurusan dakwah.
Sebagai pelengkap kepada ilmu-ilmu di atas, seseorang da’ie juga perlu menguasai beberapa bidang ilmu yang lain seperti bahasa Arab, ilmu Usuluddin, Usul al-Fiqh, ilmu Maqasid al-Syariah, Fiqh al-Awlawiyat, al-Siyasah al-Syar’iyyah serta sejarah pemerintahan dan pembinaan hukum Islam.
Kemantapan ilmu akan menjadikan para da’ie lebih berkemampuan dalam memberikan gambaran yang jelas sama ada berkenaan asas-asas ajaran Islam dan hukum-hukum Islam yang bersifat ilmiah dan semasa seperti tahaluf siyasi, konsep negara Islam, kedudukan non-muslim di dalam negara Islam, hubungan antarabangsa Islam dan lain-lain.
  • PERSIAPAN MENTALITI
Di antara persiapan yang perlu dimiliki oleh setiap da’ie ialah sifat bijaksana (fatanah) iaitu mempunyai daya berfikir yang tinggi dalam mengembangkan fikrah dakwah, membahagikan tugasan, menyelesaikan masalah,mengenalpasti kelemahan, mencari sasaran, membuat keputusan dan mengambil peluang daripada sesuatu kesempata yang berkaitan dengan kepentingan dakwah Islam yang diperjuangkannya.
Seseorang da’ie yang telah memiliki persiapan ilmu yang memadai, mempunyai banyak pengalaman daripada usaha-usaha dakwahnya, bijaksana dalam memupuk daya kepimpinannya secara langsung akan memiliki mentaliti yang tinggi dalam mengenalpasti kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman, taktik dan strategi yang berkesan dalam memimpim gerakan dakwah PAS ke arah mencapai visi, misi dan objektif yang telah ditetapkan.
  • PERSIAPAN JASMANI
Setiap da’ie berkewajipan menjagai kesihatan jasmani dengan cara mengambil makanan dan minuman yang seimbang dan berkhasiat.
Lantaran itu, setiap da’ie berkewajipan menjauhkan diri daripada melakukan sesuatu yang mendatangkan mudarat kepada dirinya seperti serap meminum minuman yang manis, makan banyak dan merokok.
Setiap da’ie juga berkewajipan mempertingkatkan kekuatan dan ketangkasan anggota jasmaninya melalui latihan-latihan yang tertentu seperti bersenam, berenang, menembak dan mendaki gunung.


  • PERSIAPAN ROHANI, AKHLAK DAN DAYA KEPIMPINAN
Di antara persiapan rohani yang perlu dimiliki oleh para da’ie ialah meninggalkan perbuatan dosa dan maksiat, mempertingkatkan kesucian jiwa dengan sifat wara’ dan amalan ketaatan, sabar dalam menanggung ujian dakwah serta merindui keampunan dan keredhaan Allah.
Manakala akhlak pula perlu dipersiapkan dengan cara membersihkannya daripada sifat marah dan keras hati, membiasakan diri dengan sifat sabar dan pemaaf, menyucikannya dengan adab-adab yang mulia dan mempertingkatkannya dengan mentauladani jejak langkah Rasulullah s.a.w.
Berhubung dengan persiapan daya kepimpinan pula, setiap da’ie mestilah bijak mempelajari dan mengambil pengajaran daripada setiap pengalaman dan daya kepimpinan orang lain.
Seseorang da’ie yang memiliki persediaan di atas adalah diharapkan lebih berjaya dalam mempengaruhi masyarakat berbilang kaum dan seterusya mencapai matlamat dakwah dan politik.


Langkah-langkah yang perlu mulai ditempuh da'i:
1. Memulai untuk memperbaiki diri sendiri hingga menjadi panutan yang baik.
2. Membentuk rumah tangga yang damai, agar menjadi rumah yang benar-benar Islami dan imani.
3. Kemudian mengarahkan masyarakat dan menda'wahkan kebaikan, memerangi keburukan dengan bijaksana dan menganjurkan keutamaan-keutamaan dan akhlak mulia.
4. Kemudian menda'wahi non Muslim kepada manhaj/ jalan yang benar dan syari'at Islam sehingga tidak ada fitnah, dan menjadikan agama itu seluruhnya hanya milik Allah.




  1. Akhlak Da’i
Menurut bahasa akhlak adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau khuluq. Akhlaq adalah suatu kondisi atau sifat yang meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian. Sedangkan akhlak yang yang harus dimiliki seorang da’I adalah akhlak yang baik (segala tingkah laku yang baik).
Baik dalam bahasa arab disebut khair,sesuatu yang dapat dikatakan baik apabila dapat dikatakan baik apabila ia memberikan kesenangan, kepuasan, kenikmatan sesuai dengan yang diharapkan, dapat dinilai positif oleh orang yan g menginginkanya. Baik disebut juga mustahab, yaitu amal atau perbuatan yang disenangi.
Perbuatan baik merupakan akhlaqul karimah yang wajib dikerjakan. Al- Ghozali menyebutkan, perbuatan dapat dikatakan baik karena adanya pertimbangan akal yang mengambil keputusan secara mendesak, seperti menyelamatkan orang-orang yang tenggelam atau orang-orang yang menderita kecelakaan.
Dalam beberapa kamus ensiklopedia diperoleh pengertian baik sebagai berikut:
·         Baik berarti sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan
·         Baik berarti sesuatu yang menimbulkan rasa keharuan dalam kepuasan dan kesenangan
·         Baik berarti sesuatu yang memiliki nilai kebenaran atau nilai yang diharapkan dan memberikan kepuasan
·         Baik berarti sesuatu yang sesuai dengan keinginan
·         Sesuatu yang dikatakan baik, bila ia mendatangkan rahmat, memberikan perasaan senang atau bahagia, bila ia dihargai positif.
Seorang da’i harus memiliki akhlaqul karimah, karena ia menjadi contoh, berda’wah dapat dilakukan dengan lisan, tulisan ataupun tinkah laku yang baik, jika seorang da’i mengajak kebaikan kepada mad’u sedangkan dirinya sendiri dalam kehidupan sehari-hari berakhlak jelek, maka ia akan menjadi omongan orang lain, ajakannya menyeru kebaikan tidak akan dihiraukan, sebelum seorang da’i berda’wah atau mengajak kebaikan kepada orang lain haruslah dia memperbaiki dirinya sendiri.



Da'i harus menyandang akhlaq dan sifat-sifat yang mulia, yaitu akhlaq Islam yang dibina oleh Al-Quran dan As-Sunnah. Dan da'i harus menjauhi akhlaq yang sebaliknya, yang tidak sesuai dengan akhlaq Islam.
Dari seluruh rangkaian da'wah, maka juru da'wah harus memiliki sifat:
1. Konsisten (istiqomah) dengan apa yang dida'wahkannya, sesuai antara ucapan dan perbuatan.
2. Ikhlas lillahi Ta'ala dalam da'wahnya
3. Mengikuti Nabi SAW
4. Memiliki hujjah yang jelas nyata
5. Sabar dalam menanggung derita perjalanan da'wah
6. Jujur.




















KESIMPULAN

Terjadinya banyak permasalahan ummat tak dapat dipungkiri bahwa hal itu memiliki keterkaitan dengan para pendakwah yang berkualitas, adanya berbagai permasalahan keummatan yang terjadi (yang nantinya akan kami uraikan di point setelah ini) tak terlepas dari faktor para da’i yang mengemban tugas mulia yaitu dakwah ilalloh. Sebelum menapaki kepada pembahasan lebih dalam akan sebuah analisa sistem dakwah terhadap problematika ini, maka perlu kita ketahui terlebih dahulu, apa dan bagaimanakah dakwah yang sesuai sunnah itu.
            Dakwah mestilah didasarkan dengan sifat ikhlas, yaitu mengikhlaskan segala hal dalam dakwah hanya mengharapkan balasan dari Alloh subhanahu wa  ta’ala
Hendaklah dakwah yang dilakukan diatas ilmu, ilmu yang dimaksud disini ialah terbagi menjadi beberapa bagian :
   1. Ilmu Agama, seorang da’i hendaklah berdakwah dengan hujjah dan bayan yang haq keika mendakwahkan para mad’u. sebagaimana firman Alloh azza wa jalla dalam QS. Yusuf : 108
   2. Ilmu tentang keadaan orang yang didakwahkannya, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasululloh shalallahu ‘alaihi wa sallam ketika mengutus sahabat Mu’adz bin Jabal Radhiyallohu ‘anhu. Rasululloh shalalahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Muadz “ Sesungguhnya engkau akan mendatangi suatu kaum dari ahli kitab…” ( HR. Bukhari ).
   3. Seseorang da’i hendaklah mengetahui ilmu tentang metode / manhaj dalam berdakwah, yang dimaksud disini ialah manhaj dalam dakwah dalam menyampaikan apa yang seharusnya terlebih dahulu didakwahkan dan apa yang memang paling menjadi prioritas dalam berdakwah.

1 komentar:

  1. Bisnis lokal yang paling BOOMING:
    Terbukti, hanya dlm waktu 174 hari, member telah lebih dari 377.158 orang

    http://indoboclub.com/?ref=ekp31

    Dahsyat!!
    - Mari Meringankan Beban Orang tua Sediri
    - INI GRATIS ~~~~~~~~~~~~~~
    - Jika Anda Seorang Pelajar Saat Nya mencari Uang Sendiri
    - Mempunyai 2 sistem utama: Plan GRATIS & Plan INVESTASI
    - Withdrawal bisa ke PM, Bank Lokal, dan Pulsa
    - Web semakin AMAN dengan HTTPS/SSL 256 bit
    - Komunikasi langsung dgn Admin via SMS/Call/FB
    - Invest minimal $0.5 via PM, EgoPay, Payza, & Bank Lokal
    - Profit 2% x 100 hari + Profit extra
    - Compound minimal $0.5
    - WD INSTANT ke PM minimal $0.02 (cuma butuh waktu 3 detik)
    - WD ke Bank Lokal minimal $20 (kurs $1 = Rp 9.700)
    - WD dgn Pulsa HP dengan harga dibawah standar pasar
    - Tersedia fitur IBC MOBILE, website versi HP
    - Jika Ingin Lebih Jelass Lagi Kunjungi web saya Di
    http://kesuksesantergantunganda.blogspot.com/
    - Terima Kasih

    BalasHapus