Sabtu, 04 Mei 2013

PERKEMBANGAN PADA MASA ANAK-ANAK DAN REMAJA



PERKEMBANGAN PADA MASA ANAK-ANAK DAN REMAJA
BAB I
PENDAHULUAN
I.1  Latar belakang
Istilah “perkembangan” (development) dalam psikologi merupakan sebuah konsep yang cukup rumit dan kompleks. Di dalamnya terkandung banyak dimensi, di antaranya : pertumbuhan, kematangan, dan perubahan.secara sederhana Seifert & Heffnung (1994) mendefinisikan perkembangan sebagai “long term changes in a person growth, feeling, patterns of thinking, social relationships, and motor skills.” Sementara itu, Chaplin (2002) mengartikan perkembangan sebagai :
  1. Perubahan yang bekesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir sampai mati.
  2. Pertumbuhan.
  3. Perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungsional.
  4. Kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak di pelajari.
Menurut Reni Akbar Hawadi (2001), “perkembangan secara luas menunjuk kepada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru. Dalam istilah perkembangan juga tercakup konsep usia, yang di awali dari saat pembuaahan dan berakhir dengan kematian.”
Menurut F.J. Monks, dkk, (2001), pengertian perkembangan menunjuk pada “suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat di ulang kembali. Perkembangan menunjuk kepada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat di ulang kembali.” Perkembangan juga dapat di artikan sebagai “proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pematangan, dan belajar.”
Santrock (1996), menjelaskan pengertian perkembangan sebagai berikut: “Development is the pattern of change that begins at conception and continues through the life span. Most development involves growth, althogh it includes decay (as in death and dying). The pattern of movement is complex because it is product of several processes – biological, cognitive, and socioemotional.”
Kesimpulan umum yang dapat di tarik dari beberapa definisi di atas adalah bahwa perkembangan tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang di miliki individu menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuhan, pematangan, dan belajar.
Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan yang baru yang berlangsung dari tahap aktivitas yang sederhana ke tahap yang lebih tinggi. Perkembangan itu bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui suatu bentuk / tahap ke bentuk/tahapberikutnya, yang kian hari kian bertambah maju, mulai dari masa pembuahan dan berakhir dengan kematian.
Ini menunjukan semenjak masa konsepsi sampai meniggal dunia, individu tidak pernah statis, melainkan senantiasa mengalami perubahan-perubahan yang bersifat progresif  dan berkesinambungan. Selama masa kanak-kanak sampai menginjak remaja misalnya, ia mengalami perkembangan dalam struktur fisik dan mental, jasmani dan rohani sebagai ciri-ciri dalam memasuli jenjang kedewasaan. Demikian seterusnya, perubahan-perubahan dari individu itu terus berlangsung tanpa henti, meskipun perkembanganya semakin hari semakin pelan, setelah ia mencapai titik puncaknya. Ini berarti dalam konsep perkembangan juga tercakup makna pembusukan (decay) – seperti kematian.
            Dengan mempelajari perkembangan tiap-tiap individu kita akan mengetahui kebutuhan tiap-tiap individu / fase, baik secara fisik, perseptual, kognitif, kepribadian-sosial, dan lain sebagainya.
I.2 Rumusan masalah.
  1. Latar belakang perlunya mempelajari perkembangan individu.
  2. Tugas perkembangan pada masa anak-anak.
  3. Tugas perkembangan pada masa remaja.









BAB II
PEMBAHASAN
II. 1 Latar belakang perlunya mempelajari perkembangan individu
            Dari semua Mamalia, manusia adalah yang paling imatur saat lahir, memerlukan periode belajar, perkembangan, dan interaksi yang lebih panjang sebelum dapat mencukupi dirinya sendiri. Pada umumnya, semakin kompleks sistem syaraf suatu organisme, semakin panjang waktu yang di perlukan untuk mencapai kematangan. Lemur (suatu primata primitif) dapat berjalaan sendiri tidak lama setelah lahir dan segera mampu mencari makanan; bayi kera tergantung pada induknya selama beberapa bulan, bayi chimpanzee selama beberapa tahun. Tetapi chimpanzee pun (salah satu kerabat dekat manusia) mampu hidup sendiri jauh lebih awal dibandingkan manusia yang lahir pada saat yang sama.
            Perkembangan tidak berakhir setelah seseorang mencapai kematangan fisik tetapi harus berjalan seumur hidup, dan ahli psikologi perkembangan mencoba menjelaskan dan menganalisis keteraturan perkembangan manusia sepanjang hidupnya. Mereka meneliti perkembangan fisik, seperti perubahan tinggi dan berat badan dan kecapaian kemampuan motorik; perkembangan perseptual, seperti perubahan dalam peglihatan dan pendengaran; perkembangan kognitif, seperti perubahan proses berfikir, memori, dan kemampuan berbahasa dan perkembangan kepribadian dan sosial , saperti perubahan konsep diri, identitas jenis, dan hubungan interpersonal. Sebagaian ahli psikologi perkembangan memfokuskan pada aspek perkembanga individualisasikan manusia dan membuat kita berbeda satu sama lain.
            Dengan mempelajari perkembangan tiap-tiap individu yanga berbeda , maka kita akan mengetahui kebutuhan tiap-tiap individu atau fase, baik secara fisik, perseptual, kognitif, kepribadian-sosial, dan lain sebagainya[1].
 II.2 Tugas-tugas perkembangan dalam masa bayi dan kanak-kanak awal.
Ø  Belajar berjalan
Ø  Belajar makan-mkanan padat.
Ø  Belajar mengendalika buang air kecil dan besar.
Ø  Belajar membeda-bedakan jenis kelamin dan menghargainya.
Ø  Memperoleh kesimbangan psiklogis.
Ø  Menyusun konsep-konsep sederhana tentang realita sosial da realita fisik.
Ø  Belajar menjalin hubungan secara emosional antara dirinya dengan orang tua, saudara-saudara dan orang lain.
Ø  Belajar membedakan antara hal yang benar dengan yang salah, dan mengembangkan “hati nurani”
II. 2.2. Tugas-tugas perkembangan masa kanak-kanak akhir.
Ø  Belajar tentang keterampilan fisik yan di perlukan dalam permainan yang ringan-ringan atau mudah.
Ø  Membentuk sikap-sikap sehat terhadap dirinya demi kepentingan organismenya yang sedang tumbuh.
Ø  Belajar untuk bergaul dan bermain dengan teman seusianya.
Ø  Belajar menyesuaikan diri dengan keadaan dirinya sebagai wanita atau pria.
Ø  Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.
Ø  Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Ø  Mengembangkan kata hati, moral, dan ukuran nilai-nilai.
Ø  Mengembangkan sikap-sikap dalam memandang kelompok-kelompok sosial dan lembaga masyarakat.
        II.1.3 Tugas-tugas perkembangan dalam masa remaja.
Ø  Menerima keadaan fisiknya dan menerima peranannya sebagai wanita atau pria.
Ø  Menjalin hubungan-hubungan baru dengan teman-teman sebaya baik sesama jenis maupun lain jenis kelamin.
Ø  Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tuanya dan orang-orang dewasa lain.
Ø  Memperoleh kepastian dalam hal kebebasan pengaturan ekonomis.
Ø  Memilih dan mempersiapkan diri ke arah suatu pekerjaan dan jabatan.
Ø  Mengembangkan keterampilan-keterampilan dan konsep-konsep intelektual yang diperlukan dalam hidup sebagai warga negara yang terpuji.
Ø  Menginginkan dan dapat berprilaku yang diperbolehkan masyarakat.
Ø  Mempersiapkan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga.
Ø  Menyusun nilai-nilai kata hatiyang sesuai dengan gambaran dunia, yang diperoleh dari ilmu pengetahuan yang memadai.

Tugas-tugas perkembangan remaja pada umumnya.
            Tugas-tugas perkembangan remaja pada umumnya yang secara teknis berbeda pengelompokannyadengan rumusan tersebut di atas, di kemukakan Karl C[2]. Garrison.ahli ini membagi tugas-tugas perkembangan dalam enam kelompok apabila dijelaskan artinya akan nampak sebagai berikut :
1. menerima keadaan jasmani.
            Pada periode pra remaja(periode pubertas) anak tumbuh demikian cepat mengarahkan pada bentuk oarang dewasa. Pertumbuhan ini dibarengi pula oleh perkembangan antara lain sikap dan citra diri. Mereka memiliki gambaran dri seakan-akan sebagai “model”   yang dikaguminya. Si puber putri sering mengimpikan Wajah cantik secantik bintang film yang dikaguminya sedangkan si puber pria sering mengkhayalkan diri sebagaimana pahlawan yang dikaguminya dalam cerita-cerita. Di antara teman-teman sebaya, Si Puber sering sekali saling membandingkan diri. Mereka umumnya khawatir, jika keadaan dirinya tidak sebagus/ seindah/ sekuat “model” yang dikaguminya atau teman-teman sebayanya. Dalm masa remaja, hal demikian itu diharapkan dikuranginya. Para remaja diharapkan dapat menerima keadaan diri sebagaimana adanya keadaan diri mereka sendiri, bukan khayalan dan impian. Mereka diharapkan memelihara keadaan jasmaninya, wajahnya, kekuatan/ kelembutan yang dimiliknya sendiri, serta memanfaatkannya secara efektif.
2 Memperoleh hubungan baru dan menantang lebih matang dengan teman-teman sebaya antara dua jenis kelamin.
            Akibat adanya kematangan seksual yang dicapai sejak awal masa remaja, para remaja mengadakan hubungan social terutama ditekankan pada hubungan (relasi) antara dua jenis kelamin, merupakan suatu kewajaran remaja saling mencari pasangan. Memang diharapkan remaja dapat mencari dan memperoleh teman-teman baru dan menjadi matang berhubungan dengan teman sebaya, lawan jenis, dalm kelompok-kelompok mereka. Sangat penting dalam hal ini, bahwa seorang remaja haruslah mendapat penerimaan dari kelompok teman sebaya lawan sejenis atau sama jenis agar ia memperoleh rasa dibutuhkan dan rasa berharga tanpa penerimaan teman sekelompok, maka membuka timbulnya gangguan-gangguan perkembangan psikis dan social remaja yang bersangkutan. Sebaliknya memang dicapainya kematangan fisik dan psikis, banyak mempengaruhi penerimaan teman-teman sekelompok remaja dalam pergaulannya. Remaja-remaja yang tidak diterima dalam kelompok teman sebaya lain jenis ataupun sama jenis, seringkali menyusun kelompok sendiri yang dikenal sebagai “genk” dengan perlakuan-perlakuan menganggu teman-teman lainnya.
3. Menerima keadaan sesuai jenis kelaminnya dan belajar hidup seperti kaumnya.
            Perbedaan secara fisik antara pria dan wanita nampak jelas sejak masa pubertas, dan perkembangan ini telah matang dalam masa dewasa. Seringkali terjadi ada remaja yang menyesali diri sebagai pria atau wanita, terutama jika bentuk tubuh mereka tidak memuaskannya. Dalam masa remaja ini diharapkan mereka menerima keadaan diri sebagai pria atau wanita dengan sifat dan tanggung jawab kaumnya masing-masing. Si Remaja pria tentu saja diharapkan bersifat maskulin, sedangkan remaja wanita diharapkan bersifat feminism. Tanggung jawab sebagaimana kaumnnya, haruslah dimiliki. Misalnya, adalah kewajaran jika remaja pria lebih banyak memikirkan soal pekerjaan disbanding wanita, sebagai kaum yang diharapkan sebagai kaum yang lebih bertanggung jawab, untuk itu, sebelum mereka memasuki hidup perkawinan.
4. Memperoleh kebebasan emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
            Tugas perkembangan penting yang dihadapkan bagi remaja adalah bebas dari ketergantungan emosional seperti pada masa kanak-kanak mereka. Pada masa kanak-kanak, anak sangat bergantung emosinya pada orang tua atau orang dewasa lain. Misalnya, anak ikut menangis jika melihat orang tua menangis. Anak-anak sangat sukar bekerja sendiri tanpa didampingi orang tua mereka karena mereka merasa tidak aman. Dalam masa remaja seseorang dituntut untuk tidak lagi mengalami perasaan bergantung semacam itu, sebab terbukti bahwa remaja yang selalu bergantung secara emosional, akan menemui berbagai kesukaran dalam masa dewasa. Dalam masa remaja, individu yang demikian itu tidak dapat menentukan rencana sendiri, tidak dapat membuat keputusan sendiri, dan tidak bertanggung jawab terhadap langkah-langkah atau pilihan yang ditempuhnya. Hal yang demikian ini tentu saja menimbulkan kesukaran-kesukaran baginya dalam masa dewasa.
5. Memperoleh Kesanggupan berdiri sendiri dalam hal-hal yang bersangkutan dengan ekonomi/ keuangan
            Kesanggupan berdiri sendiri dalam hal-hal yang berhubungan dengan ekonomi/ keuangan, merupakan satu di antara tugas perkembangna remaja yang penting, mengingat mereka akan kelak hidup sebagai orang dewasa. Ada dua pengertian pokok yang dikandung oleh perkembagan ini yaitu pertama, sehubungan dengan sumber keuangan atau pemasukan. Kedua, bersangkutan denagn pengelolaan keuangan dalam penggunaannya. Pengertian pertama, remaja diharapkan dapat belajar sedikit demi sedikit untuk terlepas dari bantuan ekonomis orang tua dengan mendapat pekerjaan (jangka pendek) dan mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja tetap pada masa depan (jangka panjang). Pengertian kedua, remaja diharapkan memilki keterampilan dalam pengaturan pengeluaran uang atau belanja, memilih prioritas dalam pembelanjaan serta mengatur penggunaan yang dibelinya.
6. Mendapatkan perangkat nilai-nilai hidup dan falsafah hidup.
            Penelitian terhadap remaja mengungkapkan bahwa ternyata remaja sangat tertarik pada persoalan yang menyangkut kehidupan dan falsafah hidup serta soal-soal keagamaan. Mereka ternyata tertarik pada tujuan-tujuan hidup, memusatkan perhatian pada standar-standar perilaku dirinya, keluarganya, dan orang lain. Para remaja memang diharapkan memiliki standar-standar pikir, sikap perasaan dan perilaku yang dapat menuntun mewarnai sebagai aspek kehidupannya dalam masa dewasa dan masa selanjutnya. Dengan kata lain, remaja memerlukan perangkat nilai dan falsafah hidup, jika remaja tidak memilki falsafah hidup (terutama yang diterapkan dalam perbuatan) maka mereka tidak memiliki “kemudi” atau kendali dalam hidupnya yang dapat membuatnya tidak memiliki kepastian diri. Remaja yang demikian itu akan mudah bingung terombang-ambing oleh situasi hidup yang demikian cepat berubah, yang kemudian menjadikannya manusia yang tidak berbahagia. Jika diteliti tugas-tugas perkembangan yang dikemukakan oleh Garrison di atas, nampak sekali agak beragam, dalam arti meliputi remaja yang meningkat remaja (termasuk anak dalam masa pubertas) serta remaja yang telah berada dalam ambang kedewasaan. Hal yang demikian itu dapat dipahami mengingat Garrison tidak membagi remaja atas remaja awal dan remaja akhir. Pembagian jelas masa kehidupan secara psikologis memang dihindarinya, yang mana berpangkal pada pendapatnya, menghindari meletakkan remaja dalam “tyrrany of the norm[3]. Namun begitu, banyak pula ahli yang membaginya atas remaja awal dan remaja akhir.


II.1.4 TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA AWAL
            Satu di antara ahli psikologis yang membagi masa remaja atas remaja awal dan remaja akhir adala William W.  Wattenberg. Ahli ini pernah merumuskan tugas-tugas perkembangan khusus pada masa remaja awal sebagai berikut:
1 Memilki kemampuan mengontrol diri sendiri seperi orang dewasa
            Bagi remaja, sejak masa remaja awal diharapkan dapat mengadakan pengontrolan diri sendiri (self control) atas perbuatan-perbuatannya. Tugas perkembagan yang pertama ini timbul karena remaja telah bertambah pekerjaannya/ perbuatan-perbuatan yang didapat di antara pekerjaan/ perbuaatan itu ada yang boleh dan ada yang tidak boleh dilakukannya. Untuk itu perlu adanya kontrol agar dirinya dapat berperilaku yang diterima oleh masyarakat lingkungannya. Usaha control diri remaja awal jika dilakukannya, dapat terjadi dia berhasil mengadakan control dan dapat pula bergaul. Sering pula terjadi, control diri tidak ada sama sekali sehingga menimbulkan persoalan serius akibat perbuatannya. Dapat pula terjadi adanya control diri yang terlalu keras sehinggs perbuatan-perbuatan sah pun tidak dilaksanakannya, remaja awal mengekang diri. Dalam hal ini individu yang melakukan control yang terlalu  keras ini baginya akan mudah terjadi persoalan-persoalan salah sesuai atau “mal-adjusted”.
2. Memperoleh kebebasan
            Memperoleh kebebasan merupakan satu di antara tugas perkembangan penting bagi remaja awal. Hal ini berarti remaja awal diharapkan belajar dan berlatih bebas membuat rencana, bebas membuat rencana alternative pilihan, bebas menentukan pilihan dan bebas membuat keputusan-keputusan sendiri, melaksanakan keputusannya itu serta bertanggung jawab sendiri atas keputusan dan pelaksanaan keputusaannya. Hal semacam itu diharapkan dapat dilakukan remaja awal secara bertahap-tahap sesuai dengan tingakat kematangan yang dicapainya dalam berbagai lapangan seperti, perencanaan dan pemilihan demi sekolah/ jurusan, lapangan pekerjaan, teman kencan dan sebagainya. Diharapkan remaja awal berangsur-angsur melepaskan diri dari ketergantungan orang tua atau orang dewasa dalam banyak hal.
3. Bergaul dengan teman lawan jenis
            Remaja awal sadar bahwa dirinya ada rasa simpati, rasa tertarik untuk selalu bersama dengan lawan jenisnya. Tapi mereka umumnya masih ada ragu, apakah dirinya juga membuat lawan jenisnya tertarik atau tidak. Mereka juga ada rasa malu untuk saling mendekat pada mulanya. Terdapat pula remaja yang sangat malu dan bimbang pada daya tarik dirinnya sendiri bagi lawan jenisnya sehingga sepanjang masa remaja awal tidak pernah mengalami kencan atau “dating”. Dalam masa remaja awal ini, sangat penting bagi remaja menjalani apa yang sering yang disebut “dating” atau kencan, ataupun “romance” atau pacaran. Untuk itu diperlukan ketrampilan-ketrmpilan dan “seni” tersendiri yang harus remaja miliki. Bagi banyak remaja, biasanya tidak mengalami kesuakaran seperti digambarkan di atas, sangat memerlukan bantuan pendidik dan pembimbingnya.
4 Mengembangkkan ketrampilan-ketrampilan baru
            Oleh karena dalam masa ini remaja mempersiapkan diri memasuki diri memasuki masa dewasa, maka mulai dalam masa remaja awal dan  sepanjang masa remaja, seseorang diharapkan berlatih dan mengembangkan berbagai ketrampilan-ketrampilan baru yang sesuai dengan tuntutan  hidup dan pergaulannya dalam masa dewasa kelak. Ketrampilan-ketrampilan baru itu tidak saja menyangkut apa yang dituntut dalam kerja dan jabatan kerja untuk memperoleh kebebasan ekonomis, melainkan juga bersangkutan dengan ketrampilan dalam keghidupan kelurga yang ringan dan pergaulan sodial yang biasa. Bagi remaja putrid misalnya, berlatih menerima tamu, bertamu yang layak, memasak, mengatur meja makan, mencuci dan sebaginya. Bagi remaja pria misalnya, berlatih membersihkan lantai, memberishkan kebun, dan halaman rumah dan semacamnya. Baik remaja putrid maupun remaja pria, di sekolah mereka dapat berlatih dan belajar berbagai ketrampilan yang berhubungan dengan pekerjaan dan jabatan kerja.
5. Memiliki citra diri yang realitis
            Dalam masa remaja awal, Si Remaja diharapkan dapat member penilaian terhadap keadaan dirinya secara apa adanya. Mereka diharapkan dapat mengukur atau menafsirkan apa-apa yang lebih dan kurang pada diri mereka, memelihara dan memfaatkannya secara positif. Demikian pula, remaja awal diharapkan telah dapat menilai atau mengukur hal-hal apa dalam dirinya yang disenangi dan tidak disenangi oleh teman-teman sepergaulannya. Remaja diharapkan memiliki gambaran diri secara realitistis tidak lagi atas dasar khayal (fantasi) tentang gambaran yang muluk-muluk seperti apa yang seringkali mereka alami pada masa pubertas atau masa kanak-kanak.




II.1.5 TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA DAN PELAKSANAANNYA
Latar Belakang, Arti dan Makna Tugas-Tugas Perkembangan
            Ada seperangkat hal yang diharapkan dimiliki oleh remaja dalam mempersiapkan diri memasuki alam kehidupan masa dewasa, agar remaja yang berangkutan memilki keutuhan pribadi dalam arti yang seluas-luasnya. Dari segi individu, apa yang diharapkan dimilikinya itu dikaitkan dengan perkembangan pikir, sikap dan perasaan, kemauan dan perlakuan nyata. Dari segi lingkungan, ada semacam “tuntutan” dari factor-faktor social, religius, serta nilai-nilai dan norma-norma yang hidup di dalamnya. Tuntutan itu “dikenakan” bagi individu sebagai bagian dari lingkungan itu juga.
            Secara ekstrim dicontohkan: misalnya, tentu tidak normal kalu  remaja yang masih digendong oleh orang tuanya. Tentu tidak layak pula jika remaja selalu bergantung (dependent) dan tidak dapat menangani sendiri “pekerjaan rumah” dari sekolahnya. ADalah tidak wajar jika remaja tidak dapat atau tidak mau bergaul dengan teman-teman sebayanya, demikian pula dengan pelaksanaan kewajiban hidup bersama dalam masyarakat, atau kehidupan beragama. Ringkasnya, remaja diharapkan dan dituntut untuk bersikap, berpikir dan berlaku yang sesuai atau cocok dengan tuntutan lingkungannya, serta eksistensinya sebagai remaja.
            Dengan berlatarbelakang pada adanya harapan atau tuntutan serta eksistensinya itu, kemudian remaja “memikul beban” tugas yang diharapkan dialaminya. Harapan tersebut disebut sebagai Tugas-Tugas Perkembagan. R.J. Havighurst[4], dalam suatu tugas yang timbul pada suatu periode atau masa tertentu dalam kehidupan seseorang.
            Arti tugas-tugas perkembangan, lebih lanjut dapat dikongkritkan sebagai berikut:
1.      Tugas-tugas perkembangan adalah petunjuk-petunjuk yang memungkinkan seseorang mengerti dan memahami apa yang diharapkan atau dituntut oleh masyarakat dan lingkungan lain terhadap seorang dalam usia-usia tertentu. Arti pertama ini mengandung makna: PErtama, dari segi orang dewasa, dapat mengetahui hal-hal apa yang harus diajarkan kepada anak sesuai dengan yang diharapkan oleh lingkungannya (khusus bagi masa kanak-kanak), dan mengetahui hal-hal bagaimana yang harus ditanamkan dan dikuatkan dalam membimbing seorang anak dalam masa pubertas dan masa remaja. Kedua, segi anak yang sadar menuju kedewasaannya, dapat mengetahui hal-hal apa dan bagaimana yang bagaimana yang harus dipelajari dan dikuasai dalam suatu masa kehidupan tertentu dalam mana dia berada , yang sesuai dengan tuntutan masyarakat dan lingkungannya yang lebih luas
2.      Tugas-tugas perkembangan merupakan petunjuk bagi seseorang tentang apa dan bagaimana yang diharapkan daripadanya pada masa yang akan dating, jika dia kelak telah mencapainya.Artikedua ini mengandung makna, dari segi pendidik, dapat mengetahui hal-hal bagaimana yang diharapkan dikuasaioleh anak didiknya (kelak dalam masa pubertas, masa remaja, masa dewasa dan masa tua) sehingga dapat hidup lebih “well-adjusted” kelak di kemudian hari. Dari segi warga didik (dalam masa pubertas, remaja) dapat memandang jauh ke depan sehingga mengetahui bahwa dalam masa dewasa dan masa tuanya kelak menuntut untuk dikuasainya sehingga kelak ia dapat hidup lebih “wll-adjusted”.
Beberapa ahli telah merumuskan tugas-tugas perkembangan itu antara lain Havighurst, Karl C. Garrison, William W. Wattenberg dan lain-lain dengan titik tekannya masing-masing.





















BAB III
ANALISIS MATERI
Perlunya mempelajari Perkembangan Individu adalah untuk mengamati gejala-gejala yang bersasngkutan erat dengan pertumbuhan atau potensi—potensi (kemampuan bawaan) dari tingkah laku yang sensitif (peka) terhadap rangsangan dari  lingkungan.
1.      Tugas perkembangan kanak-kanak dan remaja:
Seharusnya belajar menyesuaikan diri dengan keadaan dirinya sebagai wanita atau pria sudah ada sejak masa kanak-kanak awal. Karena mereka sudah bisa membeda-bedakan jenis kelamin, dan menghargainya.
            Secara umum, mengapa dalam buku Psiklogi Anak-anak dan psikologi remaja ini tidak disebutkan peran agama dalam tugas-tugas perkembangan pada masa anak-anak dan remaja? Seharusnya agama ikut mempengaruhi karena didalamnya terdapat nilai-nilai yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak-anak dan juga remaja.



























DAFTAR PUSTAKA
Desmita, Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006.
Mappiere, Andi, Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional, 1982.
Kartono, Kartini. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung: Mandar Maju. 1995.
Atkinson, Rita dkk, Pengantar Psikologi, Edisi Kesebelas, Jilid Satu, Batam: Interaksara.



[1] Rita L Kinson. Pengantar psikologi :122
[2] Karl. C. Garrrison ; op cit, hal 15-19
[3] Ibid halaman 26
[4] R.J. Havighurst; Human Development and Education, INew York Longmans, 1953.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar