Sabtu, 04 Mei 2013

PERTUMBUHAN FISIK DAN INTELEK ANAK



PERTUMBUHAN FISIK DAN INTELEK ANAK
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar belakang
Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat mengagumkan. Semua organ itu terbentuk pada priode prenatal (dalam kandungan). Berkaitan dengan perkembangan fisik ini, kuhlen dan Thompson mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek yaitu:1) sistem saraf yang mempengaruhi sistem kecerdasan dan emosi. 2) otot-otot yang mempengaruhi kemampuan motorik. 3) kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru, pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan. 4). Struktur fisik atau tubuh. Aspek fisiologis lainnya yang sangat penting bagi kehidupan manusia adalah otak (brain). Otak dapat dikatakan sebagai pusat atau sentral
perkembangan dan fungsi kemanusiaan
Dan perkembangan intelek sering juga dikenal didunia psikologi maupun pendidikan dengan istilah perkembangan kognitif manusia merupakan proses psikologis yang didalamnya melibatkan proses memperoleh, menyusun, dan menggunakan pengetahuan, serta kegiatan mental seperti berfikir, menimbang, mengamati, mengingat, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan memecahkan persoalan yang berlangsung melalui interaksi dengan lingkungan.

B.  Rumusan Masalah
1.      Jelaskan pengertian fisik dan perkembangan intelek anak  ?
2.      Jelaskan apa yang dimaksud dengan pertumbuhan fisik internal dan eksternal ?
3.      Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelek anak ?






BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan fisik adalah suatu proses pertumbuhan fisiologis yang bersifat progresif dan kontinu dan berlangsung dalam priode tertentu. Perubahan ini bersifat kuantitatif dan berkisar hanya pada aspek-aspek fisik individu. Oleh sebab itu secara terminologis, sebenarnya tanpa adanya tambahan fisik pun, hanya  dengan istilah pertumbuhan saja, sedah bermakna perubahan pada aspek-aspek fisiologis.
Pertumbuhan itu meliputi perubahan progresif yang bersifat internal maupun eksternal. Perubahan internal antara lain, meliputi perubahan ukuran alat pencernaan makanan, bertambah besar, berat jantung dan paru-paru, serta bertambah sempurnanya sistem kelenjar endoktrin atau kelamin dan berbagai jaringan tubuh. Adapun perubahan eksternal bertambahnya tinggi badan, bertambahnya lingkar tubuh, perbandingan ukuran panjang dan lebar tubuh, ukuran besarnya organ sex dan munculnya atau tumbuhnya kelamin sekunder.

B.     Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik
Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi fisik individu yaitu sebagai berikut:
1.      Faktor Internal (pembawaan)
faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam individu. termasuk kedalam faktor internal ini adalah sebagai berikut
a. sifat jasmaniyah yang diwariskan dari orangtuanya
anak yang ayah dan ibunya bertubuh tinggi cenderung lebih lekas menjadi tinggi dari pada anak yang berasal dari orang tua yang bertubuh pendek.
b. kematangan
pertumbuhan fisik seolah-olah seperti yang sudah direncanakan oleh factor kematanagan. Meskipun anak itu diberi makanan yang bergizi tinggi, tapi kalau saat kematangan belum sampai, pertumbuhan akan tertunda. Misalnya, anak berumur tiga bulan diberi makanan yang cukup bergizi supaya pertumbuhan otot kakinya berkembang sehingga mampu untuk berjalan. Dan  ini tidak mungkin berhasil sebelum mencapai umur lebuh dari sepuluh bulan.
c. status sosial ekonomi
kehidupan sosial yang dipengaruhi oleh kondisi atau status sosial ekonomi keluarga.
2. Faktor Eksternal (lingkungan)
Faktor eksternal ialah faktor yang berasal dari luar diri anak, yaitu:
a. kesehatan
anak yang sering sakit-sakitan maka pertumbuhan fisiknya akan terhambat
b. makanan
anak yang kurang gizi pertumbuhannya akan terhambat, sebaliknya yang cukup gizi pertumbuhannya pesat.
c. stimulasi lingkungan
individu yang tubuhnya sering dilatih untuk meningkatkan percepatan pertumbuhannya akan berbeda dengan yang tidak pernah mendapat latihan.terjadi hal demikian, pertumbuhan awal remajanya akan terhambat dan tidak tercapai berat tubuh yang seharusnya.

C.     Keragaman Perubahan Proporsi Tubuh
Perubahan proporsi tubuh itu terjadi karena ada beberapa pengaruh yakni[1]:
*      Pengaruh Keluarga
Pengaruh keluarga meliputi factor keturunan maupun factor lingkungan. Karena factor keturunan, seorang anak dapat lebih tinggi atau panjang dari pada anak lainnya. Jika ayah dan ibu atau kakeknya tinggi dan panjang. Factor lingkungan akan membantu menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi keturunan yang dibawa anak. Pada setiap tahapan usia, lingkungan lebih banyak pengaruhnya terhadap berat tubuh daripada tinggi tubuh.
*      Pengaruh Gizi
Anak-anak yang memperoleh gizi yang cukup biasanya akan lebih tinggi tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai masa remaja disbanding dengan mereka yang memperoleh gizi buruk. Lingkungan dapat memberikan pengaruh bagi remaja. Sehingga menghambat atau mempercepat potensi untuk pertumbuhan dimasa remaja.
*      Gangguan Emosional
Anak yang sering mengalami gangguan emosional akan mengalami dan terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan, dan ini akan membawa akibat berkurangnya pembentukan hormone pertumbuhan di kelenjar pituitary.bila terjadi hal demikian, pertumbuhan awal remajanya akan terhambat dan tidak tercapai berat tubuh yang seharusnya.
*      jenis kelamin
anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih lebih berat dari pada anak perempun, kecuali pada usia antara 12 dan 15 tahun. Anak perempuan biasanya akan sedikit lebih tinggi dan lebih berat dari pada anak laki-laki. Terjadinya perbedaan berat dan tinggi tubuh ini karena bentuk tulang dan otot anak laki-laki memeng berbeda dari anak perempuan.
*      Status social dan ekonomi
Anak-anak yang berasal dari keluarga dari status ekonami rendah, cendrung lebh kecil dari pada anak yang berasal dari keluarga yang status ekonominya tinggi.keluarga yang kaya akan memenuhi kebutuhan primer anak-anaknya, sebaliknya keluarga miskin tidak akan dapat memenuhi 9 kebutuhan primernya secara memadai.
*      Kesehatan
Anak-anak yang sehat dan jarang sakit biasanya akan memiliki tubuh yang lebih berat dari pada akan yang sering sakit-sakitan. Kurangnya perawatan kesehatan akan menyebabkan anak muah terserang penyakit. Cara makan yang salah dalam arti makan tampa aturan atau tanpa memperhatikan keseimbangan gizi dan vitamin juga dapat menyebabkan tubuh menjadi midah sakit.
*      Pengaruh bentuk tubuh
Bentuk tubuh mesamorf, ektomorf, atu endomorf akan mempengaruhi besar kecilnya tubuh anak. Misalnya, anak yang bentuk tubuhnya mesamorf akan lebih besar dari pada yang endomorf atau yang ektomorf, karena memang mereka lebih gemuk dan berat. Perubahan psikologis dapat terjadi antara lain sebagai akibat dari perubahan-perubahan fisik. Diantara perubahan-perubahan fisik itu, yang terbesar pengaruhya pada perkembangan jiwa remaja adalah perubahah tubuh (badan menjadi semakin besar, panjang dan tinggi), mulai berfungsi alat-alat reproduksi, dan tumbuhnya tanda-tanda kelami sekunder.

D.    Pengertian Intelek
Istilah intelek berarti kekuatan mental yang menyebabkan manusia dapat berfikir aktivitas yang berkenaan dengan proses berfikir atau kecakapan yang tinggi untuk berfikir. Menurut kamus Webster New World Dictionary of the American language, istilah intelek[2], berarti:
a.       Kecakapan untuk berfikir, mengamati atau mengerti; kecakapan untuk mengamati hubungan-hubungan, perbedaan-perbedaan dan sebagainya.
b.      Kecakapan mental yang besar, sangat intelligence.
c.       Pikiran atau inteligensi.
E.     Tahapan Perkembangan Intelek
Jean Piaget membagi perkembangan intelek atau kognitif menjadi empat tahapan sebagai berikut:
1        Tahapan Sensori-Motoris
Tahap ini dialami pada usia 0-2 tahun.  Pada tahap ini, anak berada dalam suatu masa pertumbuhan yang ditandai oleh kecendrungan-kecendrungan sensori-motoris yang sangat jelas. Segala perbuatan merupakan perwujudan dari proses pematangan aspek sensori-motoris tersebut.
Menurut john piaget, pada tahap itu interaksi anak dengan lingkungannya, termasuk orang tuanya, terutama dilakukan melalui perasaan dan otot-ototnya. Dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya, anak mengembangkan kemampuannya untuk mempersepsi, melakukan sentuhan-sentuhan, melakukan berbagai gerakan, dan secara perlahan-lahan belajar mengkoordinasikan tindakan-tindakannya.
2.      Tahap Prao prasional
Tahap ini berlangsung pada usia 2-7 tahun. Tahap ini disebut tahap intuisi sebab perkembangan kognitifnya memperlihatkan kecenderungan yang ditandai oleh suasana intuitif.  Artinya, semua perbuatan rasionalnya tidak didukung oleh pemikiran tetapi oleh unsur perasaan, kecenderungan alamiah, sikap-sikap yang diperoleh dari orang bermakna dan lingkungan sekitarnya.
Pada tahap ini, menurut piaget, anak sangat bersikap indrosentris sehingga sering mengalami masalah dalam berinteraksi dengan lingkungannya, termasuk dengan orang tuanya dalam berinteraksi dengan orang lain, anak cenderung sulit untuk dapat memahami pandangan orang lain dan lebih banyak mengetamakan padangannya sendiri. Dalam berinteraksi dengan lingkungannya, ia juga masih sulit untuk membaca kesempatan atau kemungkinan-kemungkinan karena masih punya anggapan bahwa hanya ada satu kebenaran atau peristiwa dalam situasi.
Pada tahap ini, anak tidak selalu ditentukan oleh pengamatan inderawi saja, tetapi juga pada intuisi. Anak mampu menyimpan kata-kata serta menggunakannya, terutama yang berhubungan erat dengan kebutuhan mereka. Pada masa ini anak siap untuk belajar bahasa, membaca dan menyanyi. Ketika kita menggunakan bahasa yang benar untuk berbicara pada anak akan mempunyai akibat sangat baik pada perkembangan bahasa mereka. Cara belajar yang memegang peran pada tahap ini ialah intuisi. Intuisi membebaskan mereka dari berbicara semuanya tanpa menghiraukan pengalaman kongkrit dan paksaan dari luarsering kita lihat anak berbicara sendiri dengan benda-benda yang ada disekitarnya misalnya pohon, anjing, kucing dan kodok dan sebagainya. Yang menurut mereka benda-benda tersebut dapat mendengar dan berbicar. Peristiwa semacam ini baik untuk melatih diri anak menggunakn kekayaan bahasanya. Piaget menyebut tahap ini sebagai collective monologue, pembicara yang egosentries yang sedikit hubungan dengan orang lain.
3.      Tahap operasional konkrit
Tahap ini berlangsung antara 7-11 tahun, pada tahap ini anak mulai menyesuiakan diri dengan realitas kongkrit dan sudah mulai berkembang rasa ingan tahunya. Menurut piaget pada tahap ini, interaksinya dengan lingkungan termasuk dengan orang tuanya, sudah semakin berkembang dengan baik karena ego sentrisnya semakin berkurang. Anak sudah dapat mengamati, menimbang, mengevaluasi, dan menjelaskan pikiran-pikiran orang lain dalam car-cara yang kurang ego sentries dan lebih objektif.
Pada tahap ini anak juga sudah mulai memahami hubungan fungsional karena mereka sudah menguji coba suatu permasalahan. Cara berfikir anak yang masih bersifat kongkrit menyebabkan mereka belum mampu menangkap yang abstrak atau melakukan abstraksi tentang sesuatu yang kongkrit. Disini sering terjadi kesulitan antara orang tua dan guru. Misalnya, orang tua ingin menolong anak mengerjakan PR, tetapi memakai cara yang berbeda dengan cara yang dicapai oleh guru sehingga anak tidak setuju. Sementara anak sering kali anak lebih percaya terhadap apa yang dikatakan oleh gurunya ketimbang orang tuanya. Akibatnya, kedua cara tersebut baik yang diberikan oleh guru maupun orang tuanya sama-sama tidak dimegerti oleh anak.
4.      Tahap operasional formal
Tahap ini dialami anak pada usia 11 tahun keatas. Pada masa ini anak telah mampu mewujudkan suatu keseluruhan dalam pekerjaannya yang merupakan hasil dari berfikir logis. Aspek perasaan dan moralnya telah berkembang sehingga dapat mendikung penyelesaian tugas-tugasnya.
Tahap ini menurut piaget, interaksinya dengan lingkungan sudah amat luas menjangkau banyak teman sebayanya dan bahkan berusaha untuk dapat berinteraksi dengan orang dewasa. Karena pada tahap ini anak sudah mulai mampu mengembangkan pikiran formalnya, mereka juga mulai mampu mencapai logikan dan rasio serta dapat menggunakan abstraksi. Arti simbolik dan kiasan dapat mereka mengerti. Melibatkan mereka dalam suatu kegiatan akan lebih mwemberikan akibat yang positif bagi perkembangan kognitifnya. Misalnya, menulis puisi, menulis cerpen dan sejenisnya..
F.      Karakteristik Perkembangan Intelek
Dalam  hal ini piaget membagi empat tahapan perkembangan intelektual, yaitu:
a) Tahapan Sensori-Motoris. b) Tahap Prao prasional . c) Tahap operasional konkrit. d)Tahap operasional formal. Setiap tahapan memiliki karakteristik tersendiri sebagai perwujudan kemampuan intelek individu sesuai dengan tahap perkembangannya.
Adapun karakteristik setiap tahapan perkembangan intelek tersebut adalah sebagai berikut:
1. Karakteristik sensoris-Motoris
Tahap sensoris-motoris ditandai dengan karakteristikyang menonjol sebagai berikut
a.       segala tindakannya masih bersifat naluriyah.
b.      Aktifitas pengalaman didasarkan yang terutama pada pengalaman indra
c.       Individu baru mampu melihat dan meresapi pengalaman, tetapi belum mampu untuk mengategorikan pengalaman.
d.      Individu mulai belajar menangani objek-objek konkrit melalui sekema-sekema tahapan sensori-motorisnya.
Sebagai upaya memperjelas karakteristik ini, piaget merinci kembali  tahap sensori-motoris kedalam enam fase dan setiap fase memiliki karakteristik tersendiri.
1).  Fase pertama (0-1 bulan) memiliki karakteristik sebagai berikut
a). individu mampu bereaksi secara reflek.
b) individu mampu nenggerak-gerakan anggota badan meskipun belum terkeordinir.
c). individu mampu mengasimilasi dan mengakomodasikan berbagai pesan yang diterima dari lingkungannya.
2) fase kedua (1-4 bulan) memiliki karakteristik bahwa individu mampu memperluas skema yang dimilikinya berdasrkan hereditas.
3). Fase ketiga (4-8 bulan) memiliki karakteristik bahwa individu mulai dapat memahami hubungan antar perlakuannya terhadap benda dengan akibat yang terjadi pada benda itu.
4). fase keempat (8-12 bulan) memiliki karakteristik sebagai berikut
Ø  Individu mampu memahami dahwa benda tentap ada meskipun untk sementara waktu hilang dan akan muncul lagi di waktu lain.
Ø  Individu mulai mampu mencoba sesuatu.
Ø  Individu mampu menentukan tujuan kegiatan tanpa tergantung kepada orangtua
5). Fase kelima (12-18 bulan) memiliki Karakteristik sebagai berikut:
Ø  Individu mulai mampu untik meniru.
Ø  Individu mampu untuk melakukan berbagai percobaan terhadap lingkungannya secara lebih lancer
6) fase keenam (18-24 bulan) memiliki karakteristik sebagai berikut”
Ø  Individu mulai mampu untuk mengigat dan berpikir.
Ø  Individu mampu untuk berpikir dengan menggunakan symbol-simbol bahasa sederhana.
Ø  Individu mampu berpikir untuk memecahka masalah sederhana sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Ø  Individu mampu untuk memahami diri sendiri sebagai individu yang sedang berkembang.
2.  Karakteristik Tahap Praoperasional
Tahap praoperasioanal ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai berikut:
Ø  Individu telah mengombinasikan dan mentranformasikan berbagai informasi .
Ø  Individi telah telah mampu mengemukakan alas an-alasan dalam menyatakan ide-ide.
Ø  Individu telah mengerti adanya hubungan sebab akibat dalam suatu peristiwa konkret, meskipun logika hubungan sebab akibat belum tepat.
Ø  Cara berpikir individu bersifat egosentris yang ditandai oleh tingkah laku:
a.       Berpikir imajinatif,
b.      Berbahasa egosentris,
c.       Memiliki aku yang tinggi,
d.      Menampakkan dorongan ingin tahu yang tinggi, dan
e.       Perkembangan bahasa mulai pesat.
3.  Karakteristik Tahap Operasional Konkret
Tahap Operasional Konkret ditandai dengan karakteristik menonjol bahwa segala sesuatu dipahami sebagaimana yang tampak saja atau sebagaimana kenyataan yang mereka alami.  Jadi berpikir individu belum menengkap yang abstrak meskipun cara berpikirnya sudah tampak sistematis dan logis.  Dalam memahami konsep, individu sangat terikat kepada proses mengalami sendiri.  Artinya, mudah memahami konsep kalau pengertian konsep itu dapat diamati atau melakukan sesuatu yang berkaitan dengan konsep tersebut.
4.  Karakteristik Tahap Operasional Formal
Tahap operasional  formal ditandai dengan karakteristik yang menonjol sebagai berikut:
Ø  Individu dapat mencapai logika dan rasio serta dapat menggunakan abstraksi.
Ø  Individu mulai mampu berpikir logis dengan objek-objek yang abstrak.
Ø  Individu mulai mampu memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat hipotesis.
Ø  Individu bahkan mulai mampu membuat perkiraan (Forecasting) dimasa depan.
Ø  Individu mulai mampu untuk mengintropeksi diri sendiri sehingga kesadaran diri sendiri tercapapai.
Ø  Individu mulai mampu membayangkan peranan-peranan yang akan diperankan sebagai orang dewasa.
Ø  Individu mulai mampu untuk menyadari diri mempertahankan kepentingan masyarakat di lingkungannya dan seseorang dalam masyarakat tersebut.
OTAK
Salah satu perkembangan fisik yang paling penting selama masa awal anak-anak ialah perkembangan otak dan sistem syaraf yang berkelanjutan.meskipun otak bertumbuh pada masa awal anak-anak, namun otak tidak bertumbuh sepesat pada masa bayi.ketika anak-anak mencapai usia 3 tahun, ukuran otaknya adalah ¾ orang dewasa. Pada usia 5 tahun, otaknya mencapai sekiatar 9/10 oran dewasa.
Otak dan kepala bertumbuh lebih pesat dari pada bagian tubuh lain manupun. Bagian atas yakni kepala, mata dan otak berkembang tumbuh lebih pesatdari pada bagian bawah, seperti rahang pada usia 5 tahun, ketika otak mencapai 90 % berat otak orang dewasa, berat total anak eusia 5 tahun hanya sekitar 1/3 dari beratnya pada saat anak mencapai massa dewasa.
Beberapa pertambahan ukuran otak disebabkan oleh pertambahan jumlah dan ukuran yrat syaraf dan berujung di dalam dan diantara daerah-daerah otak.ujung-ujung urat syaraf itu terus tumbuh setidak-tidaknya sampai masa remaja. Beberapa pertumbuhan otak juga disebabkan oleh pertambahan myelination(suatu proses dimana sel-sel urat syaraf di tutup dan disekatdengan satu lapisan sel-sel lemak) proses ini memilikidampak meningkatkan kecepatan informasi yang berjalan melalui sistem urat syaraf.
Bertambah matangnya otak, dikombinasikan dengan peluang-peluang untuk mengalami suatu dunia yang makin luas, menyumbang besar bagi lahirnya kemampuan-kemampuan kognitif anak. Perhatikanlah seorang anak yang sedang belajar membaca dan diminta oleh guru untuk membaaca keras-keras  dikelas. Masukan dari mata anak ditransmisikan ke otak anak, kemudian melalui banyak sistem otak, yang menerjamahkan (mempeoses) pola-pola hitam ban putih kedalam kode-kode huruf, kata-kata dan asosiasinya
perkembangan motorik
Ø  Keterampilan motorik kasar
Pada usia 3 tahun,masih suka akan gerakan sederhana seperti berjingkrak-jingkrak, melompat, dan berlari kesana kemari, hanya demi kegiatan itu sendiri. Mereka bangga memperlihatkan betapa mereka dapat berlari melewati suatu ruangan dan melompat sejauh 6 inci. Kegiatan lari dan lompat itu yidak akan memenangjkan meali emas olimpiade, tetpi bagi anak seusia tiga tahun kegiatan merupakan suatu sumber kebanggaan dan prestasi.
Pada usia 4 tahun, anak-anak masih suka jenis gerakan yang sama, tetapi mereka lebih berani mengambil resiko. Pada usia 5 tahun anak-anak lebih berani mengambil resiko dibangdingkan ketika mereka berusia 4 tahun.anak usia 5 tahun yang percaya diri melakukan ketangkasan yang mengerikan seperti memenjat suatu obyek. Anak usia 5 tahun berlari kencang dan suka berlomba bersama teman sebayanya dan orang tuanya.
Ø  Keterampilan motorik halus
Pada usia 3 tahun, kemampuan anak-ank masih timbul dari kemampuan untuk menempatkan dan memegang benda-benda.anak usia 3 tahun secara mengejutkan dapat membangun menara tinggi yang terbuat dari balok. Ketika pada usia 3 tahun bermain sengan sehelai papan atau suatu teka teki menyusun potongan-potongan gambar, mereka agak kasar dalam menempatkan potongan-potongan itu.
Pada usia 4 tahunkoordinasi motorik anak-anak telah semakin meningkat dan menjadi telah tepat. Kadan-kadang anak seusia 4 tahun sulit membangun menara tinggi dari balok karena ingin menempatkan setiap balok secara sempurna, mereka mungkin tidak puas atas balok-balok yang disusun. 
G.  Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Intelek
Perkembangan intelek sebenarnya dipengaruhi oleh oleh dua factor utama,  yaitu hereditas dan lingkungan.  Pengaruah kedua factor ini pada kenyataannya tidak terpisah secara sendiri-sendiri melainkan seringkali merupakan resultan dari interaksi keduanya.  Pengaruh faktor hereditas dan lingkungan terhadap perkembangan intelektual itu dapat dijelaskan sebagai berikut[3]:
1.  Faktor Hereditas
Semenjak dalam kandungan, anak telah memiliki sifat-sifat yang menentukan daya kerja intelektualnya.  Secara potensial juga anak telah membawa kemungkinan, apakah akan menjadi kemampuan berpikir setaraf normal, diatas normal, atau dibawah norma.  Namun, potensi ini tidak akan berkembang atau terwujud secara optimal apabila lingkungan tidak memberi kesempatan untuk berkembang.  Oleh karena itu, peranan lingkungan sangat menentukan perkembangan intelektual anak.
2.  Faktor Lingkungan
Ada dua unsur lingkungan yang sangat penting peranannya dalam memengaruhi perkembangan intelek anak, yaitu keluarga dan sekolah.
H.  Membantu Perkembangan Intelektual Dan Implikasinya Bagi Pendidikan
Menurut Cony Semiawan , penciptaan kondisi lingkungan yang kondusif  bagi pengembangan kemampuan intelektual anak yang didalamnya menyangkut keamanan psikologis dan kebebasan psikologis merupakan factor yang sangat penting.  Kondisi psikologis yang perlu diciptakan agar peserta didik merasa aman secara psikologis sehingga mampu mengembangkan kemampuan intelektualnya adalah sebagai berikut:
  • Pendidikan menerima peserta didik secara positif sebagaimana adanya tanpa  syarat. Artinya, apapun keberadaan peserta didik dengan segala dan kelemahannya harus diterima dengan baik, serta memberi kepercayaan pada nya bahwa pada dasarnya setiap peserta didik memiliki kemampuan intelektual yang di kembangkan secra maksimal.
  • Pendidik menciptakan suasana dimana peserta didik tidak merasa terlalu dinilai oleh orang lain. Memberi penilaian terhadap peserta didik dengan berlebihan dapat dirasakan sebagai ancaman sehingga menimbulkan kebutuhan akan pertahanan diri. Memeng kenyataannya, pemberian penilaian tidak dapat dihindarkan dalam situasi sekolah, tetapi paling tidak harus diupayakan agar penilaian tidak mencemaskan peserta didik, melainkan menjadi sarana yang dapat mengembangkan sikap kompetitif secara sehat.
  • Pendidik memberikan pengertian dalam arti dapat memehami pemikiran, perasaan, dan prilaku peserta didik; dapat menempatka diri dalam situasi peserta didik; serta melihat sesuatu dari sudut pandang mereka (empathy). Dalam suasana seperti ini, peserta didik merasa aman untuk mengembangkan dan mengemukakan pemikiran atau ide-idenya.
  • Menerima remaja secara positif sebagaimana adanya tanpa syarat (unconditional positive regard). Artinya, apapun adanya remaja itu dengan segala kekuatan dan kelemahannya harus direrima dengan baik, serta memberi kepercayaan bahwa pada dasarnya setiap remaja memiliki kemampuan intelektual yang dapat dikembangkan secara maksimal.
  • Memehami pemikiran, perasaan, dan perilaku remaja; menempatkan diri dalam situasi remaja; sertamelihat sesuatu dari sudut pandang mereka (empathy). Dalam suasana seperti ini remaja akan merasa aman untuk mengembangkan dan mengemukakan pemikiran atau ide-idenya.
  • Memberikan suasana psikologis yang aman bagi remaja untuk mengemukakan pikiran-pikirannya sehingga terbiasa berani mengembangkan pemikirannya sendiri. Disini berusaha menciptakan keterbukaan (openness), kehangatan (warmness), dan kekonkretan (concreteness).

BAB III
 ANALISIS

Dari pemaparan diatas dapat kita ketahui bahwa pertumbuhan fisik yang terjadi pada anak usia itu sangatlah banyak dipengaruhi oleh lingkungan disekitar dan perubahan yang terjadi dalam dirinya, sehingga pada saat-saat itu seorang anak harus banyak perhatian yang diberikan kepada mereka, agar perkembangannya tumbuh dengan normal dan sesuai dengan urutan-urutan yang berlaku dalam pertumbuhan fisiknya. Serta orang tua harus memperhatikan porsi makanan seorang anak agar tidak terjadi pertumbuhan yang fatal terhadap mereka.
Dan dalam hal inteleknya orangtua itu harus memperhatikan cara berfikir seorang anak, agar mereka dapat mengembangkan fikiran nya secara bebas dengan begitu orangtua membantu mereka dalam belajar untuk menceritakan sesuatu.
Jadi peran orang tua dan lingkungan sekitar sangatlah penting dalam pertumbuhan fisik dan perkembangan intelek anak agar kemampuan menggunakan otaknya berjalan dengan baik. Jadi sebagai orang tua kita harus menghindarkan mereka dari lingkungan yang membahayakan pertumbuhan fisik dan inteleknya.














BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Pertumbuhan fisik adalah suatu proses pertumbuhan fisiologis yang bersifat progresif dan kontinu dan berlangsung dalam periode tertentu.
Pertumbuhan fisik terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni:
1.  Faktor internal (pembawaan), yang berasal dari dalam dirinya yang meliputi, sifat jasmaniyah yang diwariskan dari orangtuanya dan kematangan.
2.  Faktor eksternal (lingkungan), yang berasal dari lingkungan yang ada disekitarnya yang meliputi, kesehatan, makanan, dan stimulasi lingkungan itu sendiri.
Ada beberapa pengaruh yang terjadi terhadap perkembangan intelektual yaitu:
1.  Faktor Hereditas adalah sifat-sifat yang menentukan daya kerja intelektualnya.  Secara potensial juga anak telah membawa kemungkinan, apakah akan menjadi kemampuan berpikir setaraf normal, diatas normal, atau dibawah norma. 
2.  Faktor Lingkungan
Ada dua unsur lingkungan yang sangat penting peranannya dalam memengaruhi perkembangan intelek anak, yaitu keluarga dan sekolah.













DAFTAR PUSTAKA

  • M.M, Fatimah Enung.  Dra.  2006.  Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik).  Bandung: CV Pustaka Setia.
  • Hurlock, E. B. 1989.  Perkembangan Anak.  (Terjemahan).  Jilid 2.  Jakarta: Erlangga.
  • Ali M.  Dr.Prof. dan Asrori M.  Dr.  Prof.  2004.  Psikologi Remaja.  Jakarta: PT Bumi Aksara.
  •  Kartono, Kartini.  1990.  Psikologi Anak (Psikologi Perkembamgan).  Bandung: CV Mandar.







[1] Dra. Enung Fatimah, M.M. Psikologi perkembangan. Hlm 54
[2] Dra. Enung Fatimah, M.M. Psikologi perkembangan. Hlm 60
[3] Dra. Enung Fatimah, M.M. Psikologi perkembangan. Hlm 65

Tidak ada komentar:

Posting Komentar