PERTUMBUHAN FISIK DAN INTELEK ANAK
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Fisik atau tubuh manusia
merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat mengagumkan. Semua organ itu
terbentuk pada priode prenatal (dalam kandungan). Berkaitan dengan perkembangan
fisik ini, kuhlen dan Thompson mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi
empat aspek yaitu:1) sistem saraf yang mempengaruhi sistem kecerdasan dan
emosi. 2) otot-otot yang mempengaruhi kemampuan motorik. 3) kelenjar endokrin,
yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru, pada usia remaja
berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan. 4). Struktur fisik
atau tubuh. Aspek fisiologis lainnya yang sangat penting bagi kehidupan manusia
adalah otak (brain). Otak dapat dikatakan sebagai pusat atau sentral
perkembangan dan fungsi kemanusiaan
Dan perkembangan intelek
sering juga dikenal didunia psikologi maupun pendidikan dengan istilah
perkembangan kognitif manusia merupakan proses psikologis yang didalamnya
melibatkan proses memperoleh, menyusun, dan menggunakan pengetahuan, serta
kegiatan mental seperti berfikir, menimbang, mengamati, mengingat,
menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan memecahkan persoalan yang
berlangsung melalui interaksi dengan lingkungan.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian fisik dan perkembangan
intelek anak ?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan
pertumbuhan fisik internal dan eksternal ?
3. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan intelek anak ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pertumbuhan
Fisik
Pertumbuhan fisik adalah suatu
proses pertumbuhan fisiologis yang bersifat progresif dan kontinu dan
berlangsung dalam priode tertentu. Perubahan ini bersifat kuantitatif dan
berkisar hanya pada aspek-aspek fisik individu. Oleh sebab itu secara
terminologis, sebenarnya tanpa adanya tambahan fisik pun, hanya dengan istilah pertumbuhan saja, sedah
bermakna perubahan pada aspek-aspek fisiologis.
Pertumbuhan itu meliputi
perubahan progresif yang bersifat internal maupun eksternal. Perubahan internal
antara lain, meliputi perubahan ukuran alat pencernaan makanan, bertambah
besar, berat jantung dan paru-paru, serta bertambah sempurnanya sistem kelenjar
endoktrin atau kelamin dan berbagai jaringan tubuh. Adapun perubahan eksternal
bertambahnya tinggi badan, bertambahnya lingkar tubuh, perbandingan ukuran
panjang dan lebar tubuh, ukuran besarnya organ sex dan munculnya atau tumbuhnya
kelamin sekunder.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Fisik
Ada sejumlah faktor yang
mempengaruhi fisik individu yaitu sebagai berikut:
1.
Faktor Internal (pembawaan)
faktor internal
adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam individu. termasuk kedalam faktor
internal ini adalah sebagai berikut
a. sifat jasmaniyah yang
diwariskan dari orangtuanya
anak yang ayah dan ibunya
bertubuh tinggi cenderung lebih lekas menjadi tinggi dari pada anak yang
berasal dari orang tua yang bertubuh pendek.
b. kematangan
pertumbuhan fisik seolah-olah
seperti yang sudah direncanakan oleh factor kematanagan. Meskipun anak itu
diberi makanan yang bergizi tinggi, tapi kalau saat kematangan belum sampai,
pertumbuhan akan tertunda. Misalnya, anak berumur tiga bulan diberi makanan
yang cukup bergizi supaya pertumbuhan otot kakinya berkembang sehingga mampu
untuk berjalan. Dan ini tidak mungkin
berhasil sebelum mencapai umur lebuh dari sepuluh bulan.
c. status sosial ekonomi
kehidupan sosial yang
dipengaruhi oleh kondisi atau status sosial ekonomi keluarga.
2. Faktor Eksternal (lingkungan)
Faktor eksternal ialah faktor
yang berasal dari luar diri anak, yaitu:
a. kesehatan
anak yang sering sakit-sakitan
maka pertumbuhan fisiknya akan terhambat
b. makanan
anak yang kurang gizi
pertumbuhannya akan terhambat, sebaliknya yang cukup gizi pertumbuhannya pesat.
c. stimulasi lingkungan
individu yang tubuhnya sering
dilatih untuk meningkatkan percepatan pertumbuhannya akan berbeda dengan yang
tidak pernah mendapat latihan.terjadi hal demikian, pertumbuhan awal remajanya
akan terhambat dan tidak tercapai berat tubuh yang seharusnya.
C.
Keragaman Perubahan
Proporsi Tubuh
Perubahan proporsi tubuh itu terjadi karena ada beberapa
pengaruh yakni[1]:
Pengaruh Keluarga
Pengaruh keluarga meliputi factor keturunan maupun
factor lingkungan. Karena factor keturunan, seorang anak dapat lebih tinggi
atau panjang dari pada anak lainnya. Jika ayah dan ibu atau kakeknya tinggi dan
panjang. Factor lingkungan akan membantu menentukan tercapai tidaknya
perwujudan potensi keturunan yang dibawa anak. Pada setiap tahapan usia,
lingkungan lebih banyak pengaruhnya terhadap berat tubuh daripada tinggi tubuh.
Pengaruh Gizi
Anak-anak yang memperoleh gizi yang cukup biasanya akan
lebih tinggi tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai masa remaja disbanding
dengan mereka yang memperoleh gizi buruk. Lingkungan dapat memberikan pengaruh
bagi remaja. Sehingga menghambat atau mempercepat potensi untuk pertumbuhan
dimasa remaja.
Gangguan Emosional
Anak yang sering mengalami gangguan emosional akan mengalami dan
terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan, dan ini akan membawa akibat
berkurangnya pembentukan hormone pertumbuhan di kelenjar pituitary.bila terjadi
hal demikian, pertumbuhan awal remajanya akan terhambat dan tidak tercapai
berat tubuh yang seharusnya.
jenis kelamin
anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih lebih berat dari
pada anak perempun, kecuali pada usia antara 12 dan 15 tahun. Anak perempuan
biasanya akan sedikit lebih tinggi dan lebih berat dari pada anak laki-laki.
Terjadinya perbedaan berat dan tinggi tubuh ini karena bentuk tulang dan otot
anak laki-laki memeng berbeda dari anak perempuan.
Status social dan ekonomi
Anak-anak yang berasal dari keluarga dari status ekonami rendah,
cendrung lebh kecil dari pada anak yang berasal dari keluarga yang status
ekonominya tinggi.keluarga yang kaya akan memenuhi kebutuhan primer
anak-anaknya, sebaliknya keluarga miskin tidak akan dapat memenuhi 9 kebutuhan
primernya secara memadai.
Kesehatan
Anak-anak yang sehat dan jarang sakit biasanya akan
memiliki tubuh yang lebih berat dari pada akan yang sering sakit-sakitan. Kurangnya
perawatan kesehatan akan menyebabkan anak muah terserang penyakit. Cara makan
yang salah dalam arti makan tampa aturan atau tanpa memperhatikan keseimbangan
gizi dan vitamin juga dapat menyebabkan tubuh menjadi midah sakit.
Pengaruh bentuk tubuh
Bentuk tubuh mesamorf, ektomorf, atu endomorf akan
mempengaruhi besar kecilnya tubuh anak. Misalnya, anak yang bentuk tubuhnya
mesamorf akan lebih besar dari pada yang endomorf atau yang ektomorf, karena
memang mereka lebih gemuk dan berat. Perubahan psikologis dapat terjadi antara
lain sebagai akibat dari perubahan-perubahan fisik. Diantara
perubahan-perubahan fisik itu, yang terbesar pengaruhya pada perkembangan jiwa
remaja adalah perubahah tubuh (badan menjadi semakin besar, panjang dan
tinggi), mulai berfungsi alat-alat reproduksi, dan tumbuhnya tanda-tanda kelami
sekunder.
D.
Pengertian Intelek
Istilah intelek berarti kekuatan
mental yang menyebabkan manusia dapat berfikir aktivitas yang berkenaan dengan
proses berfikir atau kecakapan yang tinggi untuk berfikir. Menurut kamus
Webster New World Dictionary of the American language, istilah intelek[2],
berarti:
a.
Kecakapan untuk berfikir,
mengamati atau mengerti; kecakapan untuk mengamati hubungan-hubungan,
perbedaan-perbedaan dan sebagainya.
b. Kecakapan mental yang besar, sangat
intelligence.
c.
Pikiran atau inteligensi.
E.
Tahapan Perkembangan
Intelek
Jean Piaget membagi perkembangan
intelek atau kognitif menjadi empat tahapan sebagai berikut:
1
Tahapan Sensori-Motoris
Tahap ini dialami pada usia 0-2
tahun. Pada tahap ini, anak berada dalam
suatu masa pertumbuhan yang ditandai oleh kecendrungan-kecendrungan
sensori-motoris yang sangat jelas. Segala perbuatan merupakan perwujudan dari
proses pematangan aspek sensori-motoris tersebut.
Menurut john piaget, pada tahap itu interaksi
anak dengan lingkungannya, termasuk orang tuanya, terutama dilakukan melalui
perasaan dan otot-ototnya. Dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya, anak
mengembangkan kemampuannya untuk mempersepsi, melakukan sentuhan-sentuhan,
melakukan berbagai gerakan, dan secara perlahan-lahan belajar mengkoordinasikan
tindakan-tindakannya.
2.
Tahap Prao prasional
Tahap ini berlangsung pada usia 2-7
tahun. Tahap ini disebut tahap intuisi sebab perkembangan kognitifnya
memperlihatkan kecenderungan yang ditandai oleh suasana intuitif. Artinya, semua perbuatan rasionalnya tidak
didukung oleh pemikiran tetapi oleh unsur perasaan, kecenderungan alamiah,
sikap-sikap yang diperoleh dari orang bermakna dan lingkungan sekitarnya.
Pada tahap ini, menurut piaget, anak
sangat bersikap indrosentris sehingga sering mengalami masalah dalam
berinteraksi dengan lingkungannya, termasuk dengan orang tuanya dalam
berinteraksi dengan orang lain, anak cenderung sulit untuk dapat memahami
pandangan orang lain dan lebih banyak mengetamakan padangannya sendiri. Dalam
berinteraksi dengan lingkungannya, ia juga masih sulit untuk membaca kesempatan
atau kemungkinan-kemungkinan karena masih punya anggapan bahwa hanya ada satu
kebenaran atau peristiwa dalam situasi.
Pada tahap ini, anak tidak selalu
ditentukan oleh pengamatan inderawi saja, tetapi juga pada intuisi. Anak mampu
menyimpan kata-kata serta menggunakannya, terutama yang berhubungan erat dengan
kebutuhan mereka. Pada masa ini anak siap untuk belajar bahasa, membaca dan
menyanyi. Ketika kita menggunakan bahasa yang benar untuk berbicara pada anak
akan mempunyai akibat sangat baik pada perkembangan bahasa mereka. Cara belajar
yang memegang peran pada tahap ini ialah intuisi. Intuisi membebaskan mereka
dari berbicara semuanya tanpa menghiraukan pengalaman kongkrit dan paksaan dari
luarsering kita lihat anak berbicara sendiri dengan benda-benda yang ada
disekitarnya misalnya pohon, anjing, kucing dan kodok dan sebagainya. Yang menurut mereka benda-benda tersebut
dapat mendengar dan berbicar. Peristiwa semacam ini baik untuk melatih diri
anak menggunakn kekayaan bahasanya. Piaget menyebut
tahap ini sebagai collective monologue, pembicara yang egosentries yang sedikit
hubungan dengan orang lain.
3.
Tahap operasional
konkrit
Tahap ini berlangsung antara 7-11
tahun, pada tahap ini anak mulai menyesuiakan diri dengan realitas kongkrit dan
sudah mulai berkembang rasa ingan tahunya. Menurut piaget pada tahap ini,
interaksinya dengan lingkungan termasuk dengan orang tuanya, sudah semakin
berkembang dengan baik karena ego sentrisnya semakin berkurang. Anak sudah
dapat mengamati, menimbang, mengevaluasi, dan menjelaskan pikiran-pikiran orang
lain dalam car-cara yang kurang ego sentries dan lebih objektif.
Pada tahap ini anak juga sudah mulai
memahami hubungan fungsional karena mereka sudah menguji coba suatu
permasalahan. Cara berfikir anak yang masih bersifat kongkrit menyebabkan
mereka belum mampu menangkap yang abstrak atau melakukan abstraksi tentang
sesuatu yang kongkrit. Disini sering terjadi kesulitan antara orang tua dan
guru. Misalnya, orang tua ingin menolong anak mengerjakan PR, tetapi memakai
cara yang berbeda dengan cara yang dicapai oleh guru sehingga anak tidak
setuju. Sementara anak sering kali anak lebih percaya terhadap apa yang dikatakan
oleh gurunya ketimbang orang tuanya. Akibatnya, kedua cara tersebut baik yang
diberikan oleh guru maupun orang tuanya sama-sama tidak dimegerti oleh anak.
4.
Tahap operasional formal
Tahap ini dialami anak pada usia 11
tahun keatas. Pada masa ini anak telah mampu mewujudkan suatu keseluruhan dalam
pekerjaannya yang merupakan hasil dari berfikir logis. Aspek perasaan dan
moralnya telah berkembang sehingga dapat mendikung penyelesaian tugas-tugasnya.
Tahap ini menurut piaget,
interaksinya dengan lingkungan sudah amat luas menjangkau banyak teman
sebayanya dan bahkan berusaha untuk dapat berinteraksi dengan orang dewasa.
Karena pada tahap ini anak sudah mulai mampu mengembangkan pikiran formalnya,
mereka juga mulai mampu mencapai logikan dan rasio serta dapat menggunakan
abstraksi. Arti simbolik dan kiasan dapat mereka mengerti. Melibatkan mereka
dalam suatu kegiatan akan lebih mwemberikan akibat yang positif bagi
perkembangan kognitifnya. Misalnya, menulis puisi, menulis cerpen dan
sejenisnya..
F.
Karakteristik
Perkembangan Intelek
Dalam
hal ini piaget membagi empat tahapan perkembangan intelektual, yaitu:
a) Tahapan Sensori-Motoris. b) Tahap
Prao prasional . c) Tahap operasional konkrit. d)Tahap operasional formal.
Setiap tahapan memiliki karakteristik tersendiri sebagai perwujudan kemampuan
intelek individu sesuai dengan tahap perkembangannya.
Adapun
karakteristik setiap tahapan perkembangan intelek tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Karakteristik
sensoris-Motoris
Tahap
sensoris-motoris ditandai dengan karakteristikyang menonjol sebagai berikut
a.
segala tindakannya masih
bersifat naluriyah.
b.
Aktifitas pengalaman didasarkan
yang terutama pada pengalaman indra
c. Individu baru mampu melihat dan meresapi
pengalaman, tetapi belum mampu untuk mengategorikan pengalaman.
d. Individu mulai belajar menangani
objek-objek konkrit melalui sekema-sekema tahapan sensori-motorisnya.
Sebagai
upaya memperjelas karakteristik ini, piaget merinci kembali tahap sensori-motoris kedalam enam fase dan
setiap fase memiliki karakteristik tersendiri.
1). Fase pertama (0-1 bulan) memiliki
karakteristik sebagai berikut
a). individu mampu bereaksi secara reflek.
b)
individu mampu nenggerak-gerakan anggota badan meskipun belum terkeordinir.
c).
individu mampu mengasimilasi dan mengakomodasikan berbagai pesan yang diterima
dari lingkungannya.
2) fase
kedua (1-4 bulan) memiliki karakteristik bahwa individu mampu memperluas skema
yang dimilikinya berdasrkan hereditas.
3). Fase
ketiga (4-8 bulan) memiliki karakteristik bahwa individu mulai dapat memahami
hubungan antar perlakuannya terhadap benda dengan akibat yang terjadi pada
benda itu.
4). fase keempat (8-12 bulan)
memiliki karakteristik sebagai berikut
Ø Individu mampu memahami dahwa benda tentap
ada meskipun untk sementara waktu hilang dan akan muncul lagi di waktu lain.
Ø Individu mulai mampu mencoba sesuatu.
Ø Individu mampu menentukan tujuan kegiatan
tanpa tergantung kepada orangtua
5). Fase kelima (12-18 bulan)
memiliki Karakteristik sebagai berikut:
Ø Individu mulai mampu untik meniru.
Ø Individu mampu untuk melakukan berbagai percobaan terhadap
lingkungannya secara lebih lancer
6) fase keenam (18-24 bulan)
memiliki karakteristik sebagai berikut”
Ø Individu mulai mampu untuk mengigat dan berpikir.
Ø Individu mampu untuk berpikir dengan
menggunakan symbol-simbol bahasa sederhana.
Ø Individu mampu berpikir untuk memecahka
masalah sederhana sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Ø Individu mampu untuk memahami diri sendiri
sebagai individu yang sedang berkembang.
2. Karakteristik Tahap Praoperasional
Tahap
praoperasioanal ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai berikut:
Ø Individu telah mengombinasikan dan
mentranformasikan berbagai informasi .
Ø Individi telah telah mampu mengemukakan
alas an-alasan dalam menyatakan ide-ide.
Ø Individu telah mengerti adanya hubungan
sebab akibat dalam suatu peristiwa konkret, meskipun logika hubungan sebab
akibat belum tepat.
Ø Cara berpikir individu bersifat egosentris yang ditandai oleh
tingkah laku:
a.
Berpikir imajinatif,
b.
Berbahasa egosentris,
c.
Memiliki aku yang tinggi,
d.
Menampakkan dorongan ingin tahu
yang tinggi, dan
e.
Perkembangan bahasa mulai
pesat.
3. Karakteristik
Tahap Operasional Konkret
Tahap Operasional Konkret ditandai
dengan karakteristik menonjol bahwa segala sesuatu dipahami sebagaimana yang
tampak saja atau sebagaimana kenyataan yang mereka alami. Jadi berpikir individu belum menengkap yang
abstrak meskipun cara berpikirnya sudah tampak sistematis dan logis. Dalam memahami konsep, individu sangat terikat kepada proses mengalami
sendiri. Artinya, mudah memahami konsep
kalau pengertian konsep itu dapat diamati atau melakukan sesuatu yang berkaitan
dengan konsep tersebut.
4. Karakteristik Tahap Operasional Formal
Tahap
operasional formal ditandai dengan
karakteristik yang menonjol sebagai berikut:
Ø Individu dapat mencapai logika dan rasio serta dapat menggunakan
abstraksi.
Ø Individu mulai mampu berpikir logis dengan objek-objek yang abstrak.
Ø Individu mulai mampu memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat
hipotesis.
Ø Individu bahkan mulai mampu membuat perkiraan (Forecasting) dimasa
depan.
Ø Individu mulai mampu untuk mengintropeksi diri sendiri sehingga
kesadaran diri sendiri tercapapai.
Ø Individu mulai mampu membayangkan peranan-peranan yang akan
diperankan sebagai orang dewasa.
Ø Individu mulai mampu untuk menyadari diri mempertahankan kepentingan
masyarakat di lingkungannya dan seseorang dalam masyarakat tersebut.
OTAK
Salah satu perkembangan fisik yang paling penting selama
masa awal anak-anak ialah perkembangan otak dan sistem syaraf yang berkelanjutan.meskipun
otak bertumbuh pada masa awal anak-anak, namun otak tidak bertumbuh sepesat
pada masa bayi.ketika anak-anak mencapai usia 3 tahun, ukuran otaknya adalah ¾
orang dewasa. Pada usia 5 tahun, otaknya mencapai sekiatar 9/10 oran dewasa.
Otak dan kepala bertumbuh lebih pesat dari pada bagian
tubuh lain manupun. Bagian atas yakni kepala, mata dan otak berkembang tumbuh
lebih pesatdari pada bagian bawah, seperti rahang pada usia 5 tahun, ketika
otak mencapai 90 % berat otak orang dewasa, berat total anak eusia 5 tahun
hanya sekitar 1/3 dari beratnya pada saat anak mencapai massa dewasa.
Beberapa pertambahan ukuran otak disebabkan oleh
pertambahan jumlah dan ukuran yrat syaraf dan berujung di dalam dan diantara
daerah-daerah otak.ujung-ujung urat syaraf itu terus tumbuh setidak-tidaknya
sampai masa remaja. Beberapa pertumbuhan otak juga disebabkan oleh pertambahan myelination(suatu
proses dimana sel-sel urat syaraf di tutup dan disekatdengan satu lapisan
sel-sel lemak) proses ini memilikidampak meningkatkan kecepatan informasi yang
berjalan melalui sistem urat syaraf.
Bertambah matangnya otak, dikombinasikan dengan
peluang-peluang untuk mengalami suatu dunia yang makin luas, menyumbang besar
bagi lahirnya kemampuan-kemampuan kognitif anak. Perhatikanlah seorang anak
yang sedang belajar membaca dan diminta oleh guru untuk membaaca
keras-keras dikelas. Masukan dari mata
anak ditransmisikan ke otak anak, kemudian melalui banyak sistem otak, yang
menerjamahkan (mempeoses) pola-pola hitam ban putih kedalam kode-kode huruf,
kata-kata dan asosiasinya
perkembangan motorik
Ø Keterampilan motorik kasar
Pada usia 3 tahun,masih suka akan gerakan sederhana
seperti berjingkrak-jingkrak, melompat, dan berlari kesana kemari, hanya demi
kegiatan itu sendiri. Mereka bangga memperlihatkan betapa mereka dapat berlari
melewati suatu ruangan dan melompat sejauh 6 inci. Kegiatan lari dan lompat itu
yidak akan memenangjkan meali emas olimpiade, tetpi bagi anak seusia tiga tahun
kegiatan merupakan suatu sumber kebanggaan dan prestasi.
Pada usia 4 tahun, anak-anak masih suka jenis gerakan
yang sama, tetapi mereka lebih berani mengambil resiko. Pada usia 5 tahun
anak-anak lebih berani mengambil resiko dibangdingkan ketika mereka berusia 4
tahun.anak usia 5 tahun yang percaya diri melakukan ketangkasan yang mengerikan
seperti memenjat suatu obyek. Anak usia 5 tahun berlari kencang dan suka berlomba bersama teman sebayanya
dan orang tuanya.
Ø Keterampilan motorik halus
Pada usia 3 tahun, kemampuan anak-ank masih timbul dari
kemampuan untuk menempatkan dan memegang benda-benda.anak usia 3 tahun secara
mengejutkan dapat membangun menara tinggi yang terbuat dari balok. Ketika pada
usia 3 tahun bermain sengan sehelai papan atau suatu teka teki menyusun
potongan-potongan gambar, mereka agak kasar dalam menempatkan potongan-potongan
itu.
Pada usia 4 tahunkoordinasi motorik anak-anak telah
semakin meningkat dan menjadi telah tepat. Kadan-kadang anak seusia 4 tahun
sulit membangun menara tinggi dari balok karena ingin menempatkan setiap balok
secara sempurna, mereka mungkin tidak puas atas balok-balok yang disusun.
G. Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Perkembangan Intelek
Perkembangan
intelek sebenarnya dipengaruhi oleh oleh dua factor utama, yaitu hereditas dan lingkungan. Pengaruah kedua factor ini pada kenyataannya
tidak terpisah secara sendiri-sendiri melainkan seringkali merupakan resultan
dari interaksi keduanya. Pengaruh faktor
hereditas dan lingkungan terhadap perkembangan intelektual itu dapat dijelaskan
sebagai berikut[3]:
1. Faktor Hereditas
Semenjak
dalam kandungan, anak telah memiliki sifat-sifat yang menentukan daya kerja
intelektualnya. Secara potensial juga
anak telah membawa kemungkinan, apakah akan menjadi kemampuan berpikir setaraf
normal, diatas normal, atau dibawah norma.
Namun, potensi ini tidak akan berkembang atau terwujud secara optimal
apabila lingkungan tidak memberi kesempatan untuk berkembang. Oleh karena itu, peranan lingkungan sangat
menentukan perkembangan intelektual anak.
2. Faktor Lingkungan
Ada dua unsur
lingkungan yang sangat penting peranannya dalam memengaruhi perkembangan
intelek anak, yaitu keluarga dan sekolah.
H.
Membantu Perkembangan Intelektual Dan Implikasinya Bagi Pendidikan
Menurut
Cony Semiawan , penciptaan kondisi lingkungan yang kondusif bagi pengembangan kemampuan intelektual anak
yang didalamnya menyangkut keamanan psikologis dan kebebasan psikologis
merupakan factor yang sangat penting.
Kondisi psikologis yang perlu diciptakan agar peserta didik merasa aman
secara psikologis sehingga mampu mengembangkan kemampuan intelektualnya adalah
sebagai berikut:
- Pendidikan menerima peserta didik secara positif sebagaimana adanya tanpa syarat. Artinya, apapun keberadaan peserta didik dengan segala dan kelemahannya harus diterima dengan baik, serta memberi kepercayaan pada nya bahwa pada dasarnya setiap peserta didik memiliki kemampuan intelektual yang di kembangkan secra maksimal.
- Pendidik menciptakan suasana dimana peserta didik tidak merasa terlalu dinilai oleh orang lain. Memberi penilaian terhadap peserta didik dengan berlebihan dapat dirasakan sebagai ancaman sehingga menimbulkan kebutuhan akan pertahanan diri. Memeng kenyataannya, pemberian penilaian tidak dapat dihindarkan dalam situasi sekolah, tetapi paling tidak harus diupayakan agar penilaian tidak mencemaskan peserta didik, melainkan menjadi sarana yang dapat mengembangkan sikap kompetitif secara sehat.
- Pendidik memberikan pengertian dalam arti dapat memehami pemikiran, perasaan, dan prilaku peserta didik; dapat menempatka diri dalam situasi peserta didik; serta melihat sesuatu dari sudut pandang mereka (empathy). Dalam suasana seperti ini, peserta didik merasa aman untuk mengembangkan dan mengemukakan pemikiran atau ide-idenya.
- Menerima remaja secara positif sebagaimana adanya tanpa syarat (unconditional positive regard). Artinya, apapun adanya remaja itu dengan segala kekuatan dan kelemahannya harus direrima dengan baik, serta memberi kepercayaan bahwa pada dasarnya setiap remaja memiliki kemampuan intelektual yang dapat dikembangkan secara maksimal.
- Memehami pemikiran, perasaan, dan perilaku remaja; menempatkan diri dalam situasi remaja; sertamelihat sesuatu dari sudut pandang mereka (empathy). Dalam suasana seperti ini remaja akan merasa aman untuk mengembangkan dan mengemukakan pemikiran atau ide-idenya.
- Memberikan suasana psikologis yang aman bagi remaja untuk mengemukakan pikiran-pikirannya sehingga terbiasa berani mengembangkan pemikirannya sendiri. Disini berusaha menciptakan keterbukaan (openness), kehangatan (warmness), dan kekonkretan (concreteness).
BAB III
ANALISIS
Dari pemaparan diatas dapat kita ketahui bahwa
pertumbuhan fisik yang terjadi pada anak usia itu sangatlah banyak dipengaruhi
oleh lingkungan disekitar dan perubahan yang terjadi dalam dirinya, sehingga pada
saat-saat itu seorang anak harus banyak perhatian yang diberikan kepada mereka,
agar perkembangannya tumbuh dengan normal dan sesuai dengan urutan-urutan yang
berlaku dalam pertumbuhan fisiknya. Serta orang tua harus memperhatikan porsi
makanan seorang anak agar tidak terjadi pertumbuhan yang fatal terhadap mereka.
Dan dalam hal inteleknya orangtua itu harus
memperhatikan cara berfikir seorang anak, agar mereka dapat mengembangkan
fikiran nya secara bebas dengan begitu orangtua membantu mereka dalam belajar untuk
menceritakan sesuatu.
Jadi peran orang tua dan lingkungan sekitar sangatlah
penting dalam pertumbuhan fisik dan perkembangan intelek anak agar kemampuan
menggunakan otaknya berjalan dengan baik. Jadi sebagai orang tua kita harus
menghindarkan mereka dari lingkungan yang membahayakan pertumbuhan fisik dan
inteleknya.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Pertumbuhan fisik adalah suatu proses pertumbuhan
fisiologis yang bersifat progresif dan kontinu dan berlangsung dalam periode
tertentu.
Pertumbuhan fisik terjadi
karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni:
1. Faktor internal
(pembawaan), yang berasal dari dalam dirinya yang meliputi, sifat jasmaniyah
yang diwariskan dari orangtuanya dan kematangan.
2. Faktor eksternal
(lingkungan), yang berasal dari lingkungan yang ada disekitarnya yang meliputi,
kesehatan, makanan, dan stimulasi lingkungan itu sendiri.
Ada beberapa pengaruh yang
terjadi terhadap perkembangan intelektual yaitu:
1. Faktor
Hereditas adalah sifat-sifat yang menentukan daya kerja intelektualnya. Secara potensial juga anak telah membawa
kemungkinan, apakah akan menjadi kemampuan berpikir setaraf normal, diatas
normal, atau dibawah norma.
2. Faktor
Lingkungan
Ada dua unsur lingkungan yang sangat penting
peranannya dalam memengaruhi perkembangan intelek anak, yaitu keluarga dan
sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
- M.M, Fatimah Enung. Dra. 2006. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik). Bandung: CV Pustaka Setia.
- Hurlock, E. B. 1989. Perkembangan Anak. (Terjemahan). Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
- Ali M. Dr.Prof. dan Asrori M. Dr. Prof. 2004. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Bumi Aksara.
- Kartono, Kartini. 1990. Psikologi Anak (Psikologi Perkembamgan). Bandung: CV Mandar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar