BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dasar penyelenggaraan bimbingan konseling di
perguruan tinggi tidak hanya semata – mata terletak pada pada
ada atau tidak adanya landasan hukum (perundang-undangan) atau ketentuan dari
atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi para
mahasiswa yang selanjutnya disebut
konseli, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas
perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan
moral-spiritual).
Konseli
sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses berkembang atau
menjadi (on becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian.
Untuk mencapai kematangan tersebut, konseli memerlukan bimbingan karena mereka
masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya,
juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya.
Dengan
adanya masalah – masalah atau problem mahasiswa tersebut dalam makalah ini akan
membahas tentang konsep bimbingan dan konseling di perguruan tinggi, yang
kiranya akan berfungsi untuk mahasiswa.
B. Identifikasi Masalah
Banyaknya permasalahan yang dialami mahasiswa
untuk menyesuaikan dengan lingkungan dan menentukan / memilih mata kuliah apa
yang akan dipilihnya untuk memperlancar studinya. Sedangkan mahasiswa banyak
yang belum mengetahui bagaimana cara mengatasinya. Serta sejauh apakah ruang
lingkung bimbingan mahasiswa diperguruan tinggi.
C. Rumusan Masalah
Dari
latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah antara lain :
1.
Apa alasan diperlukan bimbingan konseling
diperguruan tinggi?
2.
Seperti apakah pengertian, fungsi dan tujuan
bimbingan mahasiswa?
3.
Seperti apakah pembimbing yang tepat bagi
mahasiswa?
4.
Sejauh manakah ruang lingkup bimbingan
mahasiswa?
5.
Bagaimana prosedur bimbingan mahasiswa?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Alasan
diperlukannya Bimbingan Konseling diperguruan Tinggi
Pemberian layanan bimbingan mahasiswa
tentunya bukan tanpa dasar ataupun alasan. Diantara problem yang sering
dihadapi mahasiswa baik dalam perkembangan studinya ataupun problem pribadi. Pada
dasarnya karakteristik utama dari studi pad tingkat ini adalah kemandirian baik
dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan pemilihan program studi ,
maupun dalam pengelolaan dirinya sebagai mahasiswa. Seorang mahasiswa telah
dipandang cukup dewasa dalam menentukan atau memilih program studi yang sesuai
dengan bakat, minat dan cita – citanya serta mengatur kehidupannya sendiri.
Studi dalam perguruan tinggi lebih ditekankan
kemandiriannya, jadi harus banyak belajar sendiri, tanpa diatur, dan diawasi
seperti di SMA. Dalam merealisasikan kemandirian tersebut pastinya ada kendala
– kendala yang mungkin dihadapi oleh para mahasiswa. Untuk mengatasi hambatan tersebut diperlukan
bimbingan dari para dosen yang dilakukan secara sistematik dan berpegang pada
prinsip “Turt Wuri Handayani”.
Problem atau permasalahan yang dihadapi oleh
para mahasiswa dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
a.
Problema
Akademik
Problema akademik merupakan hambatan yang dihadapi oleh mahasiswa dalam
memaksimalkan belajarnya. Beberapa problema studi yang biasanya dihadapi oleh
mahasiswa sebagai berikut:
1) Kesulitan
dalam memilih program studi / konsentrasi / pilihan mata kuliah yang sesuai
dengan kemampuan dan waktu yang tersedia.
2) Kesulitan
dalam mengatur waktu belajar disesuaikan dengan banyaknya tuntutan dan
aktivitas perkuliahan, serta kegiatan kemahasiswaan lainnya.
3) Kesulitan
dalam mendapatkan sumber belajar dan buku – buku sumber.
4) Kesulitan
dalam menyusun makalah, laporan, dan tugas akhir.
5) Kesulitan
dalam mempelajari buku – buku yang berbahasa asing khususnya bahasa arab dan
bahasa asing.
6) Kurang
motifasi atau semangat belajar. dll
b.
Problema
sosial pribadi
Problema sosial merupakan kesulitan yang
dihadapi mahasiswa dalam mengelola kehidupannya dan mneyesuaikan diri kehidupan
sosial baik di kampus maupun ditempat tinggalnya. Beberapa problema pribadi
yang biasanya dihadapi oleh para mahasiswa.
1) Kesulitan
ekonomi / biaya kuliah
2) Kesulitan
berkenaan dengan masalah pemondokan
3) Kelsulitan
menyesuaikan diri dengan teman sesame mahasiswa, baik di kampus maupun di
lingkungan tempat tinggal.
4) Kesulitan
menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitar tempat tinggal, khususnya mahasiswa
pendatang.
5) Kesulitan
karena masalah – masalah keluarga
6) Kesulitan
karena masala – masalah pribadi. dll
B. Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Bimbingan
Mahasiswa
a. Pengertian bimbingan mahasiswa
Bimbingan mahasiswa merupakan usaha untuk
membantu mahasiswa mengembangkan dirinya dan mengatasi problema – problema akademik
dan problema sosial – pribadi yang berpengaruh terhadap perkembangan akademik
mereka. Bimbingan mahasiswa ini meliputi
bimbingan akademik yang diberikan oleh dosen – dosen pembimbing akademik pada
tingkat jurusan / program.
b. Fungsi bimbingan mahasiswa
Bimbingan
mahasiswa mempunyai beberapa fungsi antara lain sebagai berikut:
1)
Pengenalan dan pemahaman yang lebih mendalam
tentang kondisi, potensi, dan karakteristik
mahasiswa.
2)
Membantu menyesuaikan diri dengan kehidupan
di perguruan tinggi.
3) Membantu
mengatasi problema – problema baik problema akademik maupun problema sosial –
pribadi yang dapat mempengaruhi perkembangan akademik mahasiswa.
c. Tujuan bimbingan mahasiswa
Tujuan diberikannya bimbingan, mahasiswa
diharapkan mampu dalam hal – hal berikut ini:
1) Mampu
sendiri memilih program studi / konsentrasi / pilihan mata kuliah yang sesuai
dengan bakat, minat dan cita – cita mereka.
2) Mmapu
menyelesaikan perkuliahan dan segala tuntutan perkuliahan tepat pada waktunya.
3) Memperoleh
prestasi belajar yang sesuai dengan kemampuan mereka.
4) Mempu
membina hubungan sosial dengan sesama mahasiswa dan dosen dengan baik.
5)
Memiliki sikap dan kesiapan professional
6) Memiliki
pandangan yang realities tentang diri dan lingkungannya.
C. Pembimbing
Agar mahasiswa dapat memperoleh bimbingan dengan tepat dengan
sesuai sifat dan problema yang beragam, baik jenis maupun kedalamannya,
dituntut adanya pelaksana bimbingan yang memiliki kualifikasi dengan jumlah
yang memadai serta penugasan yang jelas.
a.
Syarat
– syarat pembimbing
Bimbingan mahasiswa yang efisien dan efektif
akan berjalan dengan baik apabila didukung oleh pembimbing yang memiliki
kualitas, pengetahuan dan keahlian professional tentang bimbingan serta
psikologi pendidikan yang memadai. Dan syarat – syarat pembimbing dapat di
kelompokkan menjadi :
1) Syarat
kualitas Kepribadian dan dedikasi
Ø Bertaqwa
kepada Allah SWT
Ø Menunjukkan
keteladanan dalam hal yang baik
Ø Dapat
dipercaya, jujur, dan konsisten
Ø Memiliki
rasa kasih saying dan kepedulian kepada mahasiswa.
Ø Rela
dan tanpa pamrih dalam memberikan layanan bimbingan kepada mahasiswa
Ø Senantiasa
melengkapi diri dengan pengetahuan dan informasi yang berkaitan dengan
keperluan bimbingan. dll
2) Syarat
kualifikasi
Ø Pada
tingkat universitas, ada satu tim bimbingan dan konseling (BK) yang terdiri
atas para ahli bimbingan dan pihak – pihak terkait. Tim ini terdiri atas
seorang coordinator berpendidikan S3 BK dan berpangkat minimal lector (golongan
IV /b), dan sejumlah anggota tim yang sekaligus menjadi tim BK fakultas.
Ø Pada
tingkat fakultas / balai, minimal memiliki satu tim BK yang terdiri dari
seorang koordinator dengan pangkat lector (golongan IV/a) berpendidikan
Magister BK dan minimal seorang tenaga konselor dengan pangkat minimal lektor
(gol. III / d) berpendidikan Magister BK.
Ø Pada
tingkat jurusn / program studi, ada tim pembimbing akademik yang diketuai oleh
seorang sarjana pendidikan dengan pangkat minimal lektor (gol. III.d) dan telah
mendapat latihan khusus bidang BK, atau memiliki pendidikan sarjana BK yang
berperan sebagai konselor jurusan.
Ø Dosen
pembimbing akademik (DPA) sebagai anggota tim berpangkat minimal lektor (gol.
III/c).
b.
Rasio
pembimbing dengan mahasiswa
Untuk memungkinkan mahasiswa menerima dan
dosen member layanan serta bimbingan dengan baik, khususnya dalam bimbingan
akademik pada tingkat jurusan, rasio dosen pembimbing akademik (DPA) dengan
mahasiswa maksimal 1:20. Adapun rasio anggota tim BK (Konselor) dengan
mahasiswa disesuaikan dengan jumlah tenaga yang ada serta permasalahan yang
dihadapi.
c.
Tugas
serta kewajiban tim bimbingan dan konseling serta dosen pembimbing akademik
1) Tim
BK Universitas
Ø Mengoordinasikan
dan mengembangkan kegiatan BK bersama pimpinan unversitas dan fakultas.
Ø Mengembangkan
kebijakan yang berkaitan dengan pelaksanaan BK
Ø Mengoordinasikan
kegiatan BK dalam memberikan layanan kepada masyarakat luas.
Ø Melayani
kasus – kasus yang dirujuk oleh Tim BK
2) Tim
BK Fakultas
Ø Mengoordinasi
dan mengembangkan kegiatan BK bersama pimpinan fakultas bagi penyempurnaan
layanan BK di jurusan.
Ø Menangani
kasus – kasus yang relatif berat yang dirujkukan oleh Tim Dosen pembimbing
akademik/ tim BK unversitas / jurusan.
Ø Memberikan
rujukan penanganan kepada Pihak – pihak yang berwenang.
3) Konselor
Jurusan
Ø Bersama
ketua jurusan mengembangkan dan menyempurnakan layanan BK di jurusan.
Ø Mengoordinasikan
dosen pembimbing akademik dalam pelaksanaan layanan BK
Ø Menangani
kasus – kasus khusus
Ø Memberikan
rujukan penanganan kepada tim BK fakultas. dll
4) Dosen
Pembimbing Akademik
Ø Menyusun
program / jadwal layanan bimbingan akademik (studi bagi mahasiswa)
Ø Menetapkan
jadwal kerja bagi layanan individual mahasiswa.
Ø Memberikan
pertimbangan dan persertujuan pengambilan kontrak kredit semester.
Ø Memberikan
informasi tentang peraturan dan kententuan akademik. dll
D.
Ruang
Lingkup Bimbingan Mahasiswa
Sesuai dengan permasalahan yang sering
dialami oleh mahasiswa kegiatan bimbingan mahasiswa di lingkungan perguruan
tinggi mencakup berbagai jenis diantaranya:
a.
Bimbingan
Akademik
Bimbingan akademik dapat difokuskan ke dalam
upaya membantu mahasiswa dalam hal – hal sebagai berikut:
1) Penentuan
program studi tiap semester
Banyak mahasiswa yang kurang memahami tentang
jumlah sks yang boleh diambil dalam menentukan kontrak kredit. Oleh karena itu
mereka perlu dibantu dalam memahami hal-hal berikut:
Ø Hakikat,
tujuan, dan misi program / konsentrasi / pilihan mata kuliah yang dipilinya
dalam kaitannya dengan keseluruhan program studi yang dimasukinya.
Ø Struktur,
isi dan mekanisme pelaksanaan kurikulum program studi yang dipilihnya beserta
persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat mengikuti program studi yang hendak
ditempuhnya.
Ø Hakikat,
isi dan fungsi setiap mata kuliah yang membangun kurikulum program studi yang
dipilihnya beserta kaitannya dengan mata kuliah lain dalam pembentukkan
kemampuan profesionalnya. dll
Biasanya dalam kegiatan kontrak studi ini,
dosen pembimbing akademis berfungsi membantu mahasiswa untuk memilih dan
menentukan mata kuliah yang akan diambilnya atau layak ditempuhnya. Seperti
cotohnya mahasiswa ptogram S1 universitas /perguruan tinggi, misalnya:
Ø Mahasiswa
dengan IP < 2,00 dapat mengambil maksimal 18 SKS
Ø Mahasiswa
dengan IP lebih atau sama dengan 2,0 tetapi kurang dari 3,00 dapat mengambil
beban studi 18-20 SKS.
Ø Mahasiswa
dengan IP >3,00 dapat mengambil beban studi maksimal 21 SKS. dll
2) Penyelesaian
studi dalam setiap mata kuliah
Mahasiwa sering mengalami kendala –kendala
dan kesulitan dalam menyelesaikan tugas kuliah, metode beljar serta
menyesuaikan diri terhadap tuntutan lain yang terkait dengan mata kuliah yang
diikutinya. Maka mahasiswa seharusnya mendapatkan bimbingan untuk mengatasi hal
tersebut, antara lain:
Ø Mengikuti
perkuliahan dalam bentuk tatap muka secara penuh sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Ø Membuat
laporan bahasa topik, bab, atau buku yang relevan dengan mata kuliah.
Ø Menyusun
makalah tentang permasalahan yang relevan dengan mata kuliah. dll
3) Dorongan
penyelesaian tugas akhir.
Seringkali hambatan yang dihadapi mahasiswa
dalam menyelesaikan studi disebabkan oleh keterlambatan penyelesaian tugas
akhir. Hal ini disebabkan mereka kurang memiliki motif dan kemampuan membagi
waktu terhadap penyelesaian tugas akhirnya. Untuk itu para mahasiswa perlu
mendapatkan bimbingan antara lain:
Ø Membangkitkan
dan meningkatkan motivasi dalam penyusunan tugas akhir
Ø Merencanakan
dan mengatur waktu untuk menyelesaikan tugas akhir.
4) Penyelesaian
Praktik Lapangan
Biasanya, kegiatan PL merupakan ujung tombak
dari proses pembinaan professional. Melalui kegiatan PL diharapkan mahasiswa
benar-benar melaksanakan dan menghayati tugas-tugas, serta praktik profesinya.
Untuk itu mahasiswa perlu mendapat bimbingan dalam hal berikut:
Ø Menumbuhkan
motif dan kesiapan diri untuk terjun dan tampil sebagai tenaga professional
dalam bidangnya.
Ø Menumbuhkan
kesiapan dan kemampuan mandiri dalam penyelesaian tugas – tugas profesionalnya.
b.
Bimbingan
pengembangan sikap dan tanggung jawab professional
Pada mahasiswa kadag tampak sifat yang kurang
mendukung pengembangan sikap dan tanggung jawab professional. Maka dari itu
para mahasiswa perlu mendapat bimbingan dalam hal berikut:
1) Menumbuhkan
kesiapan diri untuk menjadi tenaga profesonal. Upaya ini dapat dilakukan dalam
kegiatan perkuliahan ataupun melalui kegiatan konsultasi dengan pembimbing
akademis. Dalam menumbuhkan kesiapan diri ini perlu pula dilakukan pembinaan
khusus dalam penampilan diri dan penampilan bidang profesinya.
2) Mengembangkan
wawasan bidang profesinya melalui berbagai kegiatan akademis.
c.
Bimbingan
penyesuaian sosial pribadi
Bimbingan
yang perlu didapatkan oleh mahasiswa berkenaan dengan masalah sosial pribadinya
yang sering dihadapi antara lain:
1) Penyesuaian
diri terhadap suasana kehiduan perguruan tinggi terutama untuk mahasiswa baru.
2) Pembinaan
dan pemeliharaan motif, serta gairah untuk belajar secara kreatif dan
produktif.
3) Menghindarkan
dan menyelesaikan konflik, baik dengan teman, dosen, maupun anggota keluarga
4) Penyesuaian
diri terhadap lingkungan tempat tinggal. dll
E.
Prosedur
Bimbingan Mahasiswa
a.
Tahap
– tahap bimbingan
Langkah permberian bantuan terdiri atas
beberapa tahap sebagai berikut:
1) Tahap pertama, bantuan awal bersamaan dengan
pemerolehan data melalui wawancara, pengamatan atau inventori serta orientasi
mahasiswa. Terutama mahasiswa baru terhadap program pendidikan dan pengajaran
yang diikutinya. Tahap bimbingan ini dilakukan pada tiap-tiap fakultas/ jurusan
dibawah koordinasi Pembantu Dekan I dan III, serta para ketua jurusan.
2) Tahap
kedua, bantuan bersifat kelompok yang
diberikan oleh seorang Dosen Pembimbing Akademis (DPA) yang akan membantu
mahasiswa bersangkutan selama mengikuti program pendidikan di lingkungan perguruan
tinggi (PT). Oleh karena DPA tidak
selalu menjadi pembimbing dalam penulisan tugas akhir. Setelah mahasiswa
mempunyai DPA, sebagian besar pembimbingan akademis diambil alih oleh DPA. DPA
bersama mahasiswa asuhannya merancang program kegiatan bimbingan yang
dijadwalkan bersama. Kegiatan ini merupakan kegiatan terjadwal yang perlu
dilakukan secara rtuin, minimal dua minggu sekali atau sesuai dengan keperluan
dan kesepakatan kelompok.
3) Tahap
ketiga, bimbingan perorangan yang dilakukan oleh DPA untuk membantu mahasiswa
mengenai masalah yang dihadapi sesuai dengan keperluannya. Pada tahapan ini
masalah yang ditangani lebih terpusat pada masalah sosial pribadi.
4) Tahap
keempat, apabila diperlukan, pada tahap ini mahasiswa memperoleh bimbingan
khusus dari konselor (tim BK), baik pada tingkat jurusan, fakultas, maupun
universitas. Bantuan ini diberikan apabila masalah yang di hadapi mahasiswa
merupakan persoalan yang khusus dan perlu ditangani secara khusus pula, sebagai
hasil rujukan dari DPA.
5) Tahap
kelima, bantuan rujukan keluar, apabila mahasiswa bersangkutan memerlukan
bantuan yang tidak dapat dipenuhi oleh DPA dan konselor (Tim BK) yang ada di
lingkungan perguruan tinggi.
b.
Mekanisme
layanan bimbingan
Mekanisme layanan bimbingan dapat diuraikan
sebagai berikut:
1) Seleksi
dan penerimaan siswa baru
2) Pemerolehan
data dan informasi hasil seleksi ataupun melalui wawancara, pengamatan, dan
inventori
3) Bimbingan
tahap I
a) Pembimbing
: Pembatu Dekan I / Pembantu Dekan III / ketua program / jurusan
b) Fokus
permasalahan : Peyesuaian akademis
c) Tujuan
Ø Orientasi
akademis, termasuk sistem dan program studi yang akan ditempuh mahasiswa
Ø Identifikasi
masalah umum mahasiswa
d) Peranan
Pembantu Dekan I bersama Dekan III
Ø Mengoordinasi
seluruh layanan bimbingan bagi mahasiswa
di tingkat fakultas.
Ø Bersama
ketua jurusan, memberikan orientasi akademis, terutama dalam sistem studi di lingkungan perguruan tinggi
Ø Mengidentifikasi
permasalahan umum yang dihadapi mahasiswa
Ø Bersama
– sama konselor, membantu mahasiswa menangani masalahnya yang tidak dapat
diselesaikan bersama DPA.
e) Peranan
Ketua Jurusan / Program Studi.
Ø Memberikan
orientasi akademis tentang program studi / jurusan yang dimasukinya
Ø Memberikan
pengarahan awal mengenai kegiatan akademis.
4) Bimbingan
tahap II dan III
a) Pembimbing
: Dosen pembimbing akademis yang telah ditetapkan oleh dekan
b) Fokus
permasalahan
Ø Permasalahan
akademis, terutama berkenaan dengan kegiatan sehari - hari
Ø Permasalahan
sosial pribadi yang berkaitan erat dengan kelancaran studi
c) Tujuan
Ø Membantu
mahasiswa dalam mengatasi persoalan akademis sehingga mereka dapat
menyelesaikan studinya dengan efisien dan efektif
Ø Membantu
mahasiswa dalam mengatasi masalah sosial pribadi yang mungkin menghambat
kelancaran studi.
d) Peranan
dosen pembimbing akademis
Ø Mengungkap
persoalan akademis yang dihadapi oleh setiap mahasiswa yang dibimbingnya
Ø Memberikan
bantuan dalam mengatasi masalah akademis
Ø Melakukan
rujukan kepada mahasiswa untuk mendapatkan bantuan atas masalah – masalah yang
tidak dapat diselesaikan dengan DPA.
Ø rujukan
kepada mahasiswa untuk mendapatkan bantuan atas masalah – masalah yang tidak
dapat diselesaikan dengan DPA
5) Bimbingan
tahan IV
a) Pembimbing
: Konselor fakultas atau pihak lain yang terkait di luar fakultas.
b) Fokus
permasalahan : masalah – masalah sosial pribadi yang tidak tertangani oleh DPA
c) Tujuan
: membantu mahasiswa mengatasi masalah sosial pribadi yang menghambat
kelancaran penyelesaian studinya.
d) Peranan
konselor
Ø Menrima
rujukan dari Dosen Pembimbing akademis
Ø Memberikan
bantuan kepada mahasiswa yang bersangkutan
Ø Memberikan
rujukan kepada mahasiswa untuk memperoleh bantuan dari pihak lain, jika
diperlukan.
c.
Teknik
– teknik bimbingan
Sejalan dengan mekanisme dan tahap bimbingan
tersebut, teknik – teknik berikut dapat dipilih untuk digunakan secara tepat.
1) Teknik
diskusi kelompok yang bersifat orientasi, mencakup diskusi tentang program
studi, kurikulum, personalia akademis, dan proses belajar mengajar yang
diterapkan dalam pelaksanaan program studi.
2) Teknik
diskusi kelompok yang bersifat bantuan, mencakup diskusi tentang permasalahan
belajar, social, dan pribadi.
3) Teknik
kegiatan kelompok lain, baik yang bersifat orientasi maupun bantuan
4) Konsultasi
perorangan untuk menangani
masalah–masalah akademis.
5) Konseling
perorangan untuk menangani masalah-masalah sosial pribadi.
6) Pembahasan
kasus, yaitu pembahasan mahasiswa dan permasalahannya bersama – sama dengan
personalia akademis lain untuk menemukan jalan keluar dalam membantu mahasiswa.
7) Rujukan
bagi mahasiswa yang menghadapi kesulitan sosial pribadi yang tidak dapat di
tangani oleh personalia akademis yang ada di fakultas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar