BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kita
ketahui bahwa sebenarnya sejak dulu teknologi sudah ada atau manusia sudah
menggunakan teknologi. Seseorang menggunakan teknologi karena manusia berakal.
Dengan akalnya ia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih aman
dan sebagainya. Perkembangan teknologi terjadi karena seseorang menggunakan
akalnya dan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya.
Pada
satu sisi, perkembangan dunia iptek yang demikian mengagumkan itu memang telah
membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia.
Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup
besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis,
Demikian juga ditemukannya formulasi-formulasi baru kapasitas komputer, seolah
sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu
dan aktifitas manusia. Ringkas kata kemajuan iptek yang telah kita capai
sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan
kenyamanan bagi kehidupan umat manusia. Sumbangan iptek terhadap peradaban dan
kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula
menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa iptek mendatangkan malapetaka dan
kesengsaraan bagi manusia.
Kalaupun teknologi mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan
kehidupan, tidak berarti teknologi sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya
mampu menampilkan kenyataan . Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari
sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan. Tentu
saja iptek tidak mengenal moral kemanusiaan, oleh karena iptek tidak pernah
bisa menjadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah manusia.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud
dengan iptek?
2. Apakah dampak dari
iptek terhadap kehidupan manusia di berbagai bidang?
3. Bagaimana
peran islam dalam perkembangan iptek itu sendiri?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Iptek
Ilmu pengetahuan
(sains) adalah pengetahuan tentang gejala alam yang diperoleh melalui proses
yang disebut metode ilmiah (scientific method). Sedangkan teknologi adalah pengetahuan dan ketrampilan
yang merupakan penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Perkembangan iptek, adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk
memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek.
2.2 Dampak Iptek dalam Kehidupan Manusia di
Berbagai Bidang
Bagi
masyarakat sekarang, iptek sudah merupakan suatu religion. Pengembangan iptek
dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan
memuja iptek sebagai liberator yang akan membebaskan mereka dari
kungkungan kefanaan dunia. Iptek diyakini akan memberi umat manusia kesehatan
dan kebahagiaan. Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia
tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan
kenyataan bahwa iptek mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam
peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia terhenyak oleh dampak
negatif iptek terhadap kehidupan umat manusia.
Iptek
tidak mengenal moral kemanusiaan, oleh karena itu iptek tidak pernah bisa
mejadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah kemanusiaan. Dampak
positif dan dampak negatif dari perkembangan iptek dilihat dari berbagai
bidang:
1.
Bidang Informasi dan Komunikasi
Dalam
bidang informasi dan komunikasi telah terjadi kemajuan yang sangat pesat. Dari
kemajuan dapat kita rasakan dampak positifnya antara lain:
a.
Kita akan
lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru di bumi
bagian manapun melalui internet.
b. Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat
jauh hanya dengan melalui handphone.
c. Kita mendapatkan layanan bank yang dengan sangat mudah. Dan
lain-lain.
Disamping
keuntungan-keuntungan yang kita peroleh ternyata kemajuan kemajuan teknologi
tersebut dimanfaatkan juga untuk hal-hal yang negatif, antara lain:
a.
Pemanfaatan
jasa komunikasi oleh jaringan teroris. (Kompas)
b. Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di
internet yang bisa disalah gunakan pihak tertentu untuk tujuan tertentu.
c. Kerahasiaan alat tes semakin terancam melalui internet kita dapat
memperoleh informasi tentang tes psikologi, dan bahkan dapat memperoleh layanan
tes psikologi secara langsung dari internet.
d. Kecemasan teknologi. Selain itu ada kecemasan skala kecil akibat
teknologi komputer. Kerusakan komputer karena terserang virus, kehilangan
berbagai file penting dalam komputer inilah beberapa contoh stres yang terjadi
karena teknologi. Rusaknya modem internet karena disambar petir.
2.
Bidang Ekonomi dan
Industri
Dalam
bidang ekonomi iptek berkembang sangat pesat. Dari kemajuan teknologi dapat
kita rasakan manfaat positifnya antara lain:
1.
Pertumbuhan
ekonomi yang semakin tinggi.
2. Terjadinya industrialisasi.
3. Produktifitas dunia industri semakin meningkat.
Kemajuan iptek akan meningkatkan kemampuan produktivitas dunia
industri baik dari aspek teknologi industri maupun pada aspek jenis produksi.
Investasi dan reinvestasi yang berlangsung secara besar-besaran yang akan
semakin meningkatkan produktivitas dunia ekonomi. Di masa depan, dampak
perkembangan teknologi di dunia industri akan semakin penting. Tanda-tanda
telah menunjukkan bahwa akan segera muncul teknologi bisnis yang memungkinkan
konsumen secara individual melakukan kontak langsung dengan pabrik sehingga
pelayanan dapat dilaksanakan secara langsung dan selera individu dapat
dipenuhi, dan yang lebih penting konsumen tidak perlu pergi ke toko.
4. Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk
selalu menambah skill dan pengetahuan yang dimiliki. Kecenderungan perkembangan
teknologi dan ekonomi, akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja dan
kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan. Kualifikasi tenaga kerja dan jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan akan mengalami perubahan yang cepat. Akibatnya,
pendidikan yang diperlukan adalah pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja
yang mampu mentransformasikan pengetahuan dan skill sesuai dengan
tuntutan kebutuhan tenaga kerja yang berubah tersebut.
5. Di bidang kedokteran dan kemajauan ekonomi mampu menjadikan produk
kedokteran menjadi komoditi.
Meskipun
demikian ada pula dampak negatifnya antara lain: (1) Tterjadinya pengangguran
bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan yang
dibutuhkan. (2) Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era
globalisasi akan juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami
kemerosotan: konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas yang bermental “instant”.
3.
Bidang Sosial dan Budaya
Dampak
positif dari kemajuan iptek bisa kita lihat:
1.
Perbedaan
kepribadian pria dan wanita. Banyak pakar yang berpendapat bahwa kini semakin
besar porsi wanita yang memegang posisi sebagai pemimpin, baik dalam dunia
pemerintahan maupun dalam dunia bisnis. Bahkan perubahan perilaku ke arah
perilaku yang sebelumnya merupakan pekerjaan pria semakin menonjol. Data yang
tertulis dalam buku Megatrend for Women: From Liberation to Leadership yang
ditulis oleh Patricia Aburdene & John Naisbitt (1993) menunjukkan bahwa
peran wanita dalam kepemimpinan semakin membesar. Semakin banyak wanita yang
memasuki bidang politik, sebagai anggota parlemen, senator, gubernur, menteri,
dan berbagai jabatan penting lainnya.
2.
Meningkatnya
rasa percaya diri. Kemajuan ekonomi di negara-negara Asia melahirkan fenomena
yang menarik. Perkembangan dan kemajuan ekonomi telah meningkatkan rasa percaya
diri dan ketahanan diri sebagai suatu bangsa akan
semakin kokoh. Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat melecehkan
bangsa-bangsa Asia.
3.
Tekanan,
kompetisi yang tajam di berbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi
globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan pekerja keras.
Meskipun demikian kemajuan iptek akan berpengaruh negatif pada
aspek budaya:
1. Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di
kalangan remaja dan pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan
pada upaya pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian
warga masyarakat menjadi “kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani”.
2. Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin
meningkat, semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat,
seperti gotong royong dan tolong-menolong telah melemahkan kekuatan-kekuatan yang
berperan penting dalam menciptakan kesatuan sosial. Akibat lanjut bisa dilihat
bersama, kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja dan pelajar semakin
meningkat dalam berbagai bentuknya, seperti perkelahian, corat-coret,
pelanggaran lalu lintas sampai tindak kejahatan.
3. Pola interaksi antar manusia yang berubah.
Kehadiran komputer pada kebanyakan rumah
tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola interaksi keluarga.
Komputer yang disambungkan dengan telpon telah membuka peluang bagi siapa saja
untuk berhubungan dengan dunia luar. Program internet relay chatting (IRC),
internet, dan e-mail telah membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri.
Selain itu tersedianya berbagai warung internet (warnet) telah memberi peluang
kepada banyak orang yang tidak memiliki komputer dan saluran internet sendiri
untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Kini semakin banyak
orang yang menghabiskan waktunya sendirian dengan komputer. Melalui program
internet relay chatting (IRC) anak-anak bisa asyik mengobrol dengan teman dan
orang asing kapan saja.
4. Bidang Pendidikan
Iptek
mempunyai peran yang sangat penting dalam bidang pendidikan antara lain:
1.
Munculnya
media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat
pendidikan. Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya sumber ilmu
pengetahuan.
2.
Munculnya
metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam
proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-metode baru
yang membuat siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak, karena materi
tersebut dengan bantuan teknologi bisa dibuat abstrak.
3.
Sistem
pembelajaran tidak harus melalui tatap muka .
Dengan kemajuan teknologi proses pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa
juga menggunakan jasa pos internet dan lain-lain.
Disamping itu juga
muncul dampak negatif dalam proses pendidikan antara lain:
1. Kerahasiaan alat tes semakin terancam. Program tes inteligensi
seperti tes Raven, Differential Aptitudes Test dapat diakses melalui compact
disk.. Implikasi dari permasalahan ini adalah, tes psikologi yang ada akan
mudah sekali bocor, dan pengembangan tes psikologi harus berpacu dengan
kecepatan pembocoran melalui internet tersebut.
2. Penyalahgunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk
melakukan tindak kriminal. Kita tahu bahwa kemajuan di badang pendidikan juga
mencetak generasi yang berpengetahuan tinggi tetapi mempunyai moral yang
rendah. Contonya dengan ilmu komputer yang tingi maka orang akan berusaha
menerobos sistem perbankan dan lain-lain.
5. Bidang Politik
1. Timbulnya kelas menengah
baru. Pertumbuhan teknologi dan ekonomi di kawasan ini akan
mendorong munculnya kelas menengah baru. Kemampuan, keterampilan serta gaya
hidup mereka sudah tidak banyak berbeda dengan kelas menengah di negara-negera
Barat. Dapat diramalkan, kelas menengah baru ini akan menjadi pelopor untuk
menuntut kebebasan politik dan kebebasan berpendapat yang lebih besar.
2. Proses
regenerasi kepemimpinan. Sudah
barang tentu peralihan generasi kepemimpinan ini akan berdampak dalam gaya dan
substansi politik yang diterapkan.
3. Di bidang politik internasional, juga
terdapat kecenderungan tumbuh berkembangnya regionalisme. Kemajuan di bidang
teknologi komunikasi telah menghasilkan kesadaran regionalisme. Ditambah dengan
kemajuan di bidang teknologi transportasi telah menyebabkan meningkatnya
kesadaran tersebut. Kesadaran itu akan terwujud dalam bidang kerjasama ekonomi,
sehingga regionalisme akan melahirkan kekuatan ekonomi baru.
2.3 Peran Islam dalam Perkembangan Iptek
1. Aqidah Islam Sebagai Dasar
Iptek
Inilah peran
pertama yang dimainkan islam dalam iptek, yaitu aqidah islam harus dijadikan
basis segala konsep dan aplikasi iptek. Inilah paradigma islam sebagaimana yang
telah dibawa oleh Rasulullah Saw.
Paradigma islam
inilah yang seharusnya diadopsi oleh kaum muslimin saat ini. Bukan paradigma
sekuler seperti yang ada sekarang. Diakui atau tidak, kini umat islam telah
telah terjerumus dalam sikap membebek dan mengekor Barat dalam segala-galanya dalam
pandangan hidup, gaya hidup, termasuk dalam konsep ilmu pengetahuan.
Bercokolnya paradigma sekuler inilah yang bisa menjelaskan, mengapa di dalam
sistem pendidikan yang diikuti orang Islam, diajarkan sistem ekonomi kapitalis
yang paradigmatis serta tidak kenal halal haram. Eksistensi paradigma sekuler
itu menjelaskan pula mengapa tetap diajarkan konsep pengetahuan yang
bertentangan dengan keyakinan dan keimanan muslim. Misalnya Teori Darwin yang
dusta dan sekaligus bertolak belakang dengan Aqidah Islam.
Kekeliruan
paradigmatis ini harus dikoreksi. Ini tentu perlu perubahan fundamental dan
perombakan total. Dengan cara mengganti paradigma sekuler yang ada saat ini,
dengan paradigma islam yang memandang bahwa Aqidah Islam (bukan paham
sekularisme) yang seharusnya dijadikan basis bagi bangunan ilmu pengetahuan
manusia.
Namun di sini
perlu dipahami dengan seksama, bahwa ketika Aqidah Islam dijadikan landasan
iptek, bukan berarti konsep-konsep iptek harus bersumber dari al-Qur`an dan
al-Hadits, tapi maksudnya adalah konsep iptek harus distandardisasi benar
salahnya dengan tolok ukur al-Qur`an dan al-Hadits dan tidak boleh bertentangan
dengan keduanya (Al-Baghdadi, 1996: 12).
Jika
kita menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan iptek, bukan berarti bahwa ilmu astronomi,
geologi, agronomi, dan seterusnya, harus didasarkan pada ayat tertentu, atau
hadis tertentu. Kalau pun ada ayat atau hadis yang cocok dengan fakta sains,
itu adalah bukti keluasan ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu (lihat Qs.
an-Nisaa` [4]:126 dan Qs. ath-Thalaq [65]: 12), bukan berarti konsep iptek
harus bersumber pada ayat atau hadis tertentu. Misalnya saja dalam astronomi
ada ayat yang menjelaskan bahwa matahari sebagai pancaran cahaya dan panas (Qs.
Nuh [71]: 16), bahwa langit (bahan alam semesta) berasal dari asap (gas)
sedangkan galaksi-galaksi tercipta dari kondensasi (pemekatan) gas tersebut
(Qs. Fushshilat [41]: 11-12), dan seterusnya. Ada sekitar 750 ayat dalam
al-Qur`an yang semacam ini (Lihat Al-Baghdadi, 2005: 113). Ayat-ayat ini menunjukkan
betapa luasnya ilmu Allah sehingga meliputi segala sesuatu, dan menjadi tolok
ukur kesimpulan iptek, bukan berarti bahwa konsep iptek wajib didasarkan pada
ayat-ayat tertentu.
Jadi, yang dimaksud menjadikan Aqidah Islam
sebagai landasan iptek bukanlah bahwa konsep iptek wajib bersumber kepada
al-Qur`an dan al-Hadits, tapi yang dimaksud, bahwa iptek wajib berstandar pada
al-Qur`an dan al-Hadits. Ringkasnya, al-Qur`an dan al-Hadits adalah standar
(miqyas) iptek, dan bukannya sumber (mashdar) iptek. Artinya, apa pun konsep
iptek yang dikembangkan, harus sesuai dengan al-Qur`an dan al-Hadits, dan tidak
boleh bertentangan dengan al-Qur`an dan al-Hadits itu. Jika suatu konsep iptek
bertentangan dengan al-Qur`an dan al-Hadits, maka konsep itu berarti harus
ditolak. Misalnya saja Teori Darwin yang menyatakan bahwa manusia adalah hasil
evolusi dari organisme sederhana yang selama jutaan tahun berevolusi melalui
seleksi alam menjadi organisme yang lebih kompleks hingga menjadi manusia
modern sekarang. Berarti, manusia sekarang bukan keturunan manusia pertama,
Nabi Adam AS, tapi hasil dari evolusi organisme sederhana. Ini bertentangan
dengan firman Allah SWT yang menegaskan, Adam AS adalah manusia pertama, dan
bahwa seluruh manusia sekarang adalah keturunan Adam AS itu, bukan keturunan
makhluk lainnya sebagaimana fantasi Teori Darwin (Zallum, 2001). Firman Allah
SWT:
“(Dialah Tuhan) yang membuat segala
sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya, dan memulai penciptaan manusia dari
tanah, kemudian Dia menciptakan keturunannya dari sari pati air yang hina
(mani).” (Qs. as-Sajdah [32]: 7-8).
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.” (Qs. al-Hujuraat [49]: 13).
Implikasi lain
dari prinsip ini, yaitu al-Qur`an dan al-Hadits hanyalah standar iptek, dan
bukan sumber iptek, adalah bahwa umat Islam boleh mengambi iptek dari sumber
kaum non muslim (orang kafir). Dulu Nabi Saw menerapkan penggalian parit di
sekeliling Madinah, padahal strategi militer itu berasal dari tradisi kaum
Persia yang beragama Majusi. Dulu Nabi Saw juga pernah memerintahkan dua
sahabatnya memepelajari teknik persenjataan ke Yaman, padahal di Yaman dulu
penduduknya adalah Ahli Kitab (Kristen). Umar bin Khatab pernah mengambil
sistem administrasi dan pendataan Baitul Mal (Kas Negara), yang berasal dari
Romawi yang beragama Kristen. Jadi, selama tidak bertentangan dengan aqidah dan
syariah Islam, iptek dapat diadopsi dari kaum kafir.
2. Syariah Islam Sebagai Standar
Pemanfaatan Iptek
Peran kedua
islam dalam perkembangan iptek, adalah bahwa Syariah Islam harus dijadikan
standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam)
wajib dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga
bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah dihalalkan oleh
syariah Islam. Sedangkan iptek yang tidak boleh dimanfaatkan, adalah yang telah
diharamkan syariah Islam.
Keharusan tolok ukur syariah ini didasarkan
pada banyak ayat dan juga hadits yang mewajibkan umat Islam menyesuaikan
perbuatannya (termasuk menggunakan iptek) dengan ketentuan hukum Allah dan
Rasul-Nya. Antara lain firman Allah:
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada
hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu (Muhammad) sebagai
hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan…” (Qs. an-Nisaa` [4]: 65).
“Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah
kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya…” (Qs. al-A’raaf [7]: 3).
Sabda Rasulullah Saw:
“Barangsiapa yang melakukan perbuatan yang tidak ada perintah kami
atasnya, maka perbuatan itu tertolak.” [HR. Muslim].
Kontras dengan ini, adalah apa yang ada di
Barat sekarang dan juga negeri-negeri muslim yang bertaqlid dan mengikuti Barat
secara membabi buta. Standar pemanfaatan iptek menurut mereka adalah manfaat. Selama
sesuatu itu bermanfaat, yakni dapat memuaskan kebutuhan manusia, maka ia
dianggap benar dan absah untuk dilaksanakan. Meskipun itu diharamkan dalam ajaran
agama.
Keberadaan standar manfaat itulah yang dapat
menjelaskan, mengapa orang Barat mengaplikasikan iptek secara tidak bermoral,
tidak berperikemanusiaan, dan bertentangan dengan nilai agama. Misalnya
menggunakan bom atom untuk membunuh ratusan ribu manusia tak berdosa,
memanfaatkan bayi tabung tanpa melihat moralitas (misalnya meletakkan embrio
pada ibu pengganti), mengkloning manusia (berarti manusia bereproduksi secara
a-seksual, bukan seksual), mengekploitasi alam secara serakah walaupun
menimbulkan pencemaran yang berbahaya, dan seterusnya.
Karena itu, sudah saatnya standar manfaat
yang salah itu dikoreksi dan diganti dengan standar yang benar. Yaitu standar
yang bersumber dari pemilik segala ilmu yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu,
yang amat mengetahui mana yang secara hakiki bermanfaat bagi manusia, dan mana
yang secara hakiki berbahaya bagi manusia. Standar itu adalah segala perintah
dan larangan Allah SWT yang bentuknya secara praktis dan konkret adalah syariah
Islam.
Jika dua peran ini dapat dimainkan oleh umat
Islam dengan baik, insyaallah akan ada berbagai berkah dari Allah kepada umat
Islam dan juga seluruh umat manusia. Mari kita simak firman-Nya:
“Kalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa,
pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi,
tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya.” (Qs. al-A’raaf [7]: 96).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kemajuan teknologi
adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan
teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Perkembangan
teknologi memang sangat diperlukan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan
manfaat positif bagi kehidupan manusia, memberikan banyak kemudahan, serta
sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang
teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh
inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun manusia
tidak bisa menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa teknologi mendatangkan
berbagai efek negatif bagi manusia.
Untuk mencegah atau
mengurangi akibat negatif kemajuan teknologi, ada dua faktor yang harus
dipegang teguh, yaitu: (1) aqidah islam sebagai dasar iptek, (2) syariah islam
sebagai dasar pemanfaatan iptek.
DAFTAR PUSTAKA
Isyahbana, Iskandar. 1980. Teknologi dan Perkembangan.
Jakarta: Yayasan Idayu.
Ahmed, Shabir
dkk. 1999. Islam dan Ilmu Pengetahuan. Bangil: Al-Izzah.
Nabhani,
Taqiyuddin. 2001. Nizham Al-Islam. Tanpa Tempat Penerbit: Hizbut Tahrir.
Mawardi.
2007. Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar
(IAD-ISD-IBD). Bandung: CV Pustaka Setia.
Bakry,
Nurchalis dkk. 1996. Bioteknologi dan Al-Qur`an Referensi Dakwah Dai Modern.
Jakarta: Gema Insani Press.
Farghal,
Hasan. 1994. Pokok Pikiran Tentang Hubungan Ilmu Dengan Agama. Jakarta:
Media Da’wah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar