Selasa, 18 September 2012

Pendidikan Islam dan IPTEK (Kapita Selekta Pendidikan)


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dunia dewasa ini mengalami kemajuan yang tak terbendung diseluruh sektor kehidupan. Tak terkecuali bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang biasa kita kenal dengan istilah “iptek”. Dikalangan generasi muda, ada semacam perkataan bagi mereka yang menguasai dan tidak menguasai iptek. Mereka yang kurang menguasai teknologi dengan baik harus berbesar hati mendapat julukan “gaptek” dan “jadul”. Julukan ini sebetulnya menjadi biasa tatkala kita tidak menanggapinya dengan serius, tetapi akan menjadi motivasi besar jika kita renungkan lebih dalam karena penguasaan teknologi dizaman yang sudah serba canggih ini sangat dibutuhkan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di satu sisi memang berdampak positif, yakni dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai sarana modern industri, komunikasi, transportasi, terbukti amat bermanfaat. Tapi di sisi lain, tak jarang iptek juga berdampak negatif karena merugikan dan membahayakan kehidupan dan martabat manusia.
Disinilah, hubungan pendidikan islam sebagai pedoman hidup menjadi sangat penting untuk ditengok kembali, agar hal yang demikian tidak terjadi lagi dimasa mendatang. Dalam penyusunan makalah ini kami mempunyai beberapa tujuan, diantaranya adalah pemenuhan tugas mata kuliah kapita selekta pendidikan islam, untuk memahami hubungan pendidikan islam dengan iptek, untuk lebih mengetahui peran pendidikan islam dalam perkembangan teknologi, dan untuk mengetahui pandangan islam terhadap iptek.



B.     Rumusan Masalah
Uraian diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut?
1.      Apakah definisi pendidikan Islam dan IPTEK?
2.      Apa sajakah dampak yang disebabkan oleh kemajuan IPTEK?
3.      Bagaimana respon pendidikan Islam dalam menghadapi dampak IPTEK?
4.      Adakah program pendidikan Islam yang aspiratif terhadap kemajuan IPTEK?


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Pendidikan Islam dan Tujuan Pendidikan Islam
Menurut Drs. Ahmad D. Marimba, yaitu bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran islam. Sedangkan menurut Athiyah Al Abrasy, pendidikan islam adalah mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya, pola pikirnya teratur dengan rapi, perasaan halus, profesional dalam bekerja dan manis tutur sapanya.
Jadi definisi pedidikan Islam adalah, pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan dalam diri manusia, tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu didalam tatanan penciptaan, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan tempat tuhan yang tepat didalam tatanan wujud dan kepribadian.
Sedangkan Pendidikan Islam memiliki dua dimensi tujuan, yaitu tujuan vertikal dan tujuan horizontal:
1.       Tujuan vetikal
Tujuan pendidikan islam secara vertikal adalah untuk mendekatkan diri dan menggapai ridho Allah SWT. Pendekatan vertikal ini diarahkan pada penyadaran diri manusia sebagai hamba Allah SWT. Yang diciptakan untuk beribadah hanya kepadaNya. Sebagaimana dalam Al Quran surat Adz- Dzariyat ayat 56. Yang artinya “ Ini (Muhammad) salah seorang pemberi peringatan diantara para pemberi peringatan yang terdahulu”
2.       Tujuan horizontal
 Sedangkan  tujuan horizontal merupakan penyadaran diri manusia sebagai khalifah di bumi merupakan tujuan pendidikan islam yang berdimensi horisontal secara global. Sebagaimana dalam firman Allah dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 30, yang artinya “ Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi” mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah disana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.[1]

B.     Definisi Iptek
Iptek merupakan singkatan dari dua materi yaitu ilmu pengetahuan dan teknologi. Keduanya menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan karena saling mendukung satu sama lain. Teknologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang berkembang secara mandiri, menciptakan dunia tersendiri. Akan tetapi teknologi tidak mungkin berkembang tanpa didasari ilmu pengetahuan yang kokoh. Maka tekologi dan ilmu pengetahuan menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Menurut Iskandar Alisyahbana (1980), teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur, dam lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradaban sebenarnya telah ada teknologi, meskipun istilah teknologi belum digunakan.
Istilah teknologi berasal dari techne atau cara dan logos atau pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapa diartikan pengetahuan tentang cara. Sedangkan pengertian teknologi sendiri adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera dan otak manusia.
4 (empat) nilai luhur pembangunan IPTEK nasional untuk mendayagunakan IPTEK diperlukan nilai-nilai luhur agar dapat dipertanggung jawabkan, yaitu:[2]
1.        Accountable, penerapan Iptek harus dapat dipertanggungjawabkan baiksecara moral, lingkungan, finansial, bahkan dampak politis
2.       Visionary, pembangunan Iptek memberikan solusi strategis dan jangkapanjang, tetapi taktis dimasa kini, tidak bersifat sektoral dan tidak hanyamemberi implikasi terbatas.
3.       Innovative, asal katanya adalah “innovere” yang artinya temuan baru yangbermanfaat. Nilai luhur pembangunan IPTEK artinya adalah berorientasi padasegala sesuatu yang baru, dan memberikan apresiasi tinggi terhadap upayauntuk memproduksi inovasi baru dalam upaya inovatif untuk meningkatkanproduktifitas.
4.       Excellence, keseluruhan tahapan pembangunan Iptek mulai dari fase inisiasi,perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi, implikasi pada bangsa harusbaik, yang terbaik atau berusaha menuju yang terbaik.Pesatnya kemajuan Iptek memerlukan penguasaan, pemanfaatan, dan kemajuan Iptek untuk memperkuat posisi daya saing Indonesia dalam kehidupan global

C.    Dampak IPTEK
Dalam perkembangan Iptek tentunya memiliki dua dampak yang tidak dapat dipungkiri antara lain:
1.      Dampak Positif
Dampak sosial dari kemajuan teknologi komunikasi tentu memiliki dampak yang positif yang biasa digunakan atau dimanfaatkan untuk tujuan pendidikan. menurut Marwah Daud Ibrahim memandang potensi perubahan sosial yang mendasar yang terjadi dalam masyarakat sebagai akibat dari kemajuan teknologi dan komunikasi.[3]
a.       Dengan kemajuan teknologi komunikasi kemungkinan orang bisa terbuka dan menerima perubahan yang baik.
b.      Dengan kemajuan teknologi komunikasi diharapkan menumbuhkan semangat ukuwah Islamiyah dan solidaritas sosial semakin meningkat.
c.       Dengan kemajuan teknologi komunikasi diharapkan setiap individu memiliki SDM yang berkualitas.
2.      Dampak Negatif
Kemajuan iptek yang telah memberikan begitu banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan manusia, dan pengembangan iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja iptek sebagai penyelamat yang akan membebaskan mereka dari berbagai kesulitan. Iptek diyakini akan memberikan umat manusia kebahagiaan. Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkir, namun manusia juga tidak bisa menipu dirinya sendiri akan kenyataan bahwa iptek mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia.
Manusia telah meninggalkan esensi dari iptek itu sendiri bahwasanya iptek merupakan pengembangan dari keimanan. Yaitu ketaatan kita kepada sang khaliq yang memerintahkan manusia untuk mencari ilmu.seharusnya iptek dikembangkan, manusia itu jadi mampu meningkatkan keimanan kepada Allah SWT. Dengan memanfaatkannya sebaik mungkin. Manusia harus mengendalikan dan mengarahkan perkembangan iptek kepada jalur yang digariskan Allah SWT. Akan tetapi realita yang ada ternyata perkembangan iptek membuat manusia lepas dari jalan-Nya, bahkan dikendalikan oleh penemuan manusia itu sendiri. Kelemahan - kelemahan itu lah yang menimbulkan dampak-dampak negatif, diantaranya:[4]
a.       Meningkatkan aksi terorisme yang memanfaatkan kemudahan akses komunikasi dan perakitan senjata atau bom.
b.      Penggunaan informasi dan situs tertentu, seperti pornografi.
c.       Terjadinya pegangguran bagi tenaga kerja yang tidak memiliki kualifikasi yang sesuai.
d.      Penyalahgunaan pengetahuan.

D.    Pendidikan Islam dalam Menghadapi Dampak Iptek
Pendidikan merupakan proses budaya yang berlangsung menurut paradigma dan tata nilai tertentu, serta dalam kerangka kebudayaan dan peradaban tertentu. Karena pendidikan menyangkut manusia dan nilai, nilai dalam aneka wujudnya dan unsurnya, dengan informasi yang berkadar nilai selaku sarana dan wahana nilai, serta energi dan materi yang selaku sumberdaya bagi sarana dan wahana nilai. Pendidikan adalah proses alih nilai, secara tersaring, terkendali dan terarah, dari lingkungan budaya kepada peserta didik, serta penyerapan dan pemantapan nilai-nilai yang membentuk identitas budaya pada diri peserta didik itu.
Pendidikan Islam merupakan pengembangan pikiran, penataan sosial, perilaku, pengaturan emosional, hubungan peranan manusia dengan dunia ini, serta bagaimana manusia mampu memanfaatkan dunia, sehingga mampu meraih tujuan hidup.
Kemajuan-kemajuan yang dicapai dalam bertekhnologi, banyak mengantarkan perubahan besar terhadap manusia. Perubahan-perubahan tersebut dapat berdampak positif maupun negatif. Dr. A.M. Saifudin berpendapat bahwa ilmu pengetahuan yang berkembang saat ini harus di islamisasikan dari penjajah Barat. Ilmu pengetahuan yang dipahamkan dan disebarkan ke seluruh dunia oleh peradaban Barat dengan sudut pandang, metode, cara pikir, dan sistem penerapan yang tidak Islami, ilmu pengetahuan yang membabi buta tanpa nilai.
Materi pendidikan islam diharapkan mampu mengembalikan manusia ke ditrahnya, sehingga manusia dapat melaksanakan perannya sebagai khalifah dalam kontek luas di bumi ini dengan baik.
Menurut Prof. A. Qodry Azizy (2004:81),[5] tiga komponen yang dimiliki oleh pendidikan islam yang sebagai kunci dalam mengendalikan dan mengembalikan iptek ke posisi semula, yaitu:
1.    Amar Ma’ruf
Pendidikan islam memperkenalkan konsep pengembangan amar ma’ruf. Tidak hanya kaitannya dalam pergaulan sosial saja, akan tetapi amar ma’ruf ini dimaknai juga sebagai pengembangan diri dan iptek secara positif. Jadi apapun yang dihasilkan oleh umat islam harus memiliki nilai manfaat bagi seluruh umat. Dan pemanfaatan iptek harus mengarah kepada hal yang benar dan yang diridhoi oleh Allah SWT.
2.    Nahi Munkar
Pendidikan islam juga mengarahkan manusia untukmembedakan dan memilih kebenaran. Andaikan ada penyalahgunaan iptek, maka pendidikan islam mengharuskan umat islam untuk menghindarinya dan memperbaiki serta mencegah penyalahgunaannya kembali.
3.    Iman Kepada Allah SWT
Poin ketiga ini menjadi poin utama dan dasar dalam pendidikan islam. Karena dengan iman kepada Allah maka umat islam akan mampu menghadapi dampak negatif dari iptek yang akan datang.
Iman kepada Allah akan menghadirkan rasa takut melakukan maksiat, dan rasa malu melakukan kerusakan di bumi. Sebesar apapun dampak negatif iptek, umat islam akan mampu membentengi diri melalui peningkatan keimanaan yang terus-menerus.

E.     Rencana Program Pendidikan Islam yang Aspiratif terhadap Iptek
Program pendidikan Islam perlu dijabarkan sesuai dengan identitas Al-Qur'an  dan sunnah Nabi yang berorientasi kepada hubungan 3 arah, yaitu :
1.      Berorientasi ke arah Tuhan pencipta alam semesta
2.      Berorientasi ke arah hubungan dengan sesama manusia
3.      Berorientasi ke arah bagaimana pola hubungan manusia
Orientasi hubungan dengan alam sekitar dan diri manusia sendiri menjadi dasar pengembangan IPTEK, sedangkan orientasi hubungan dengan Tuhan menjadi dasar pengembangan sikap dedikasi dan moralitas yang menjiwai pengembangan IPTEK, dan orientasi hubungan dengan sesama manusia menjadi dasar pengembangan hidup bermasyarakat yang berpolakan atas kesinambungan, keserasian dan keselarasan dengan nilai-nilai moralitas yang menentramkan jiwa.
Maka posisi umat Islam sat ini sekurang-kurangnya harus mampu memilih dan menangkal teklnologi dan ilmu yang berdampak positif atau negatif. Langka selanjutnya retransfer melalui terobosan-terobosan yang bersifat kreatif, seperti melalui lembaga-lembaga pemerintah dan swasta yang bertugas melakukan penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi tepat guna. Juga lembaga-lembaga riset dan pengembangan di perguruan tinggi didorong menjadi pusat pengembangan IPTEK secara efektif dan efisien dengan penyediaan fasilitas dan dana yang memadai kebutuhan.
Pada akhirnya strategi pendidikan Islam dalam mengantisipasi kemajuan IPTEK modern adalah terletak pada kemampuan mengkonfigurasikan sistem nilai Islami yang akomodatif terhadap aspirasi umat Islam untuk berpacu dalam kompetisi IPTEK di satu pihak, dan kemampuan psikologis pedagogis yang berdaya kreatif untuk mentransfer IPTEK modern itu sendiri, dilain pihak. Inilah program minimal pendidikan Islam yang perlu kita rencanakan dan laksanakan saat ini.





BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Ilmu pengetahuan dan teknologi dizaman yang sudah serba canggih ini sangat dibutuhkan. Teknologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang berkembang secara mandiri. Teknologi tidak mungkin berkembang tanpa didasari ilmu pengetahuan yang kokoh. Maka dari itu teknologi dan ilmu pengetahuan menjadi kesatuan yang tak terpisahkan.
Iptek memiliki dampak positif dan negatif dalam perkembangannya di kehidupan kita sehari-hari. Dampak positifnya diantaranya adalah dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Sedangkan diantara dampak negatifnya adalah, meningkatkan aksi terorisme; penggunaan informasi dan situs tertentu; terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang kurang berkualifikasi; penyalah gunaan pengetahuan
Maka dari itu, peran pendidikan islam dalam perkembangan iptek antara lain, aqidah islam sebagai dasar pengembangan iptek; dan syariah islam sebagai standar pemanfaatan iptek. Karena pendidikan islam memiliki tiga komponen untuk mengendalikan dan mengembangkan iptek. Yaitu: Amar ma’ruf; Nahi mungkar; dan Iman kepada Allah SWT.



DAFTAR PUSTAKA

Drs. Hawi, Akmal. Kapita Selekta Pendidikan Islam. IAIN Raden Fatah Press.
Drs. Hasbullah. Kapita Selekta Pendidikan Islam. 1996 PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Departemen Agama, Al-quranul Karim dan terjemahannya


[1] Departemen Agama, Al-quranul Karim dan terjemahannya
[2] http://www.scribd.com/doc/22500851/Peranan-Iptek-Dalam-Pendidikan
[3] Drs. Akmal Hawi. Kapita Selekta Pendidikan Islam. IAIN Raden Fatah Press. h.141
[4] Drs. Hasbullah. Kapita Selekta Pendidikan Islam. 1996 PT Raja Grafindo Persada: jakarta. h. 17

2 komentar:

  1. makasih membantu sekali utk menjadikan saya lebih tahu apa yg namanya pendidikan islam dan iptek

    BalasHapus
  2. iki Yusuf Kasbun tah ??.
    Heh Bun Kasbun ... iki kuliahmu nak endi ??.

    BalasHapus